Anda di halaman 1dari 2

DED PENGENDALI BANJIR SUNGAI

PAMUSIAN KOTA TARAKAN

Eksisting DAS Pamusian (Upstream)

LATAR BELAKANG PEKERJAAN


Penanggulangan banjir di DAS Pamusian,
wilayah DAS Pamusian merupakan daerah
flood plain yang berkembang menjadi
kawasan tergarap dari hulu-hilir, sistem
pengendalian banjir yang ada belum
ditunjang oleh sarana pengendalian banjir
yang lain, upaya peningkatan infrastruktur
kota
guna
menunjang
peningkatan
pertumbuhan kota dari segala sektor,
menjaga dan mendukung usaha konservasi
lahan didaerah perkotaan (kebersihan,
stabilitas kehidupan dan lingkungan hidup).

Eksisting DAS Pamusian (Midlestream)

Maksud adalah : merencanakan sistem


pengendali banjir yang menyeluruh, selaras
dengan perencanaan dan pengembangan
fisik perkotaan (perencanaan subsektor lain).
Tujuan adalah : memberikan hasil design
bangunan sistem penanggulangan banjir
yang optimal, sehingga penanganan masalah
banjir dapat ditangani dengan efektif dan
efisien, menyusun rencana pelaksanaan
(action plan) penanganan banjir di DAS
Pamusian sehingga dapat dilaksanakan
secara bertahap oleh pihak terkait.

Eksisting DAS Pamusian (Downstream)

Peta DAS Pamusian


LOKASI PEKERJAAN

KEMENTERIAN PEKERJAAN
UMUM
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER
DAYA AIR
BWS KALIMANTAN III KALTIM
PERENCANAAN DAN PROGRAM

Kawasan DAS Pamusian yang tepatnya


terletak di Kecamatan Tarakan Timur.

ANALISA HIDROLOGI
Dalam perencanaan sistem pengendali
banjir digunakan kriteria design banjir
rencana kala ulang 2, 5, dan 10 tahun.
Sesuai dengan kriteria design pengendalian
banjir, banjir rancangan yang digunakan
untuk normalisasi sungai adalah Q10tahun
sebesar 110.039 m3/detik.
Tahapan Perencanaan Teknis Sistem
Pengendalian Banjir
1. Menganalisa kapasitas saluran/sungai
eksisting terhadap debit rencana.
2. Memetakan
daerah
genangan
berdasarkan hasil simulasi model sungai
eksisting.
3. Merencanakan
sistem
pengendalian
banjir sesuai dengan karakteristik banjir
dan wilayah.
4. Mensimulasikan model sungai/saluran
dengan dimensi sesuai hasil design.
5. Mensimulasikan bangunan penunjang
sistem pengendalian
banjir sesuai
dengan hasil design.
6. Penanggulangan
banjir
dengan
pendekatan non struktural.
7. Penyusunan sistem pengendalian banjir
yang terpadu.

Tipe pasang surut di DAS Pamusian yaitu


semidiurnal dengan periode pasang surut
12 jam.
Tinggi air pasang tertinggi pada elevasi
+3,5 dpl.

Berdasarkan dari hasil analisa maka konsep


pengendalian banjir yang paling optimal
untuk diterapkan yaitu :
1. Normalisasi
sungai-sungai
di
DAS
Pamusian dengan data sebagai berikut :

KONSTRUKSI NORMALISASI SUNGAI

KONSTRUKSI POLDER SUNGAI KERAMAT


DAN SUNGAI TENGUYUN
2. Sistem polder yang dibagi dalam dua
kawasan yaitu :
a. DATA TEKNIS POLDER TENGUYUN
Kolam Retensi : luas tampungan total
2,8 Ha, volume tampungan total 88.000
m3
Kolam Sedimen : kedalaman 3 m, luas
tampungan total 0,49 Ha, volume
tampungan total 12.500 m3
Pelimpah Outlet : lebar 1 m sebanyak 2
buah
Pintu : lebar pintu 1 x 1,5 m dan tipe
pintu baja sorong
Pompa : tipe pompa submersible,
kapasitas pompa 1000 ltr/dtk sebanyak
2 buah, generator 650 kVa, power 350
volt/3 phase/50 Hz
b. DATA TEKNIS POLDER KERAMAT
Kolam Retensi : luas tampungan total 3
Ha, volume tampungan total 90.000 m3
Kolam Sedimen : kedalaman 3 m, luas
tampungan total 0,7 Ha, volume
tampungan total 17.500 m3
Pelimpah Outlet : lebar 1 m sebanyak 2
buah
Pintu : lebar pintu 1 x 1,5 m dan tipe
pintu baja sorong
Pompa : tipe pompa submersible,
kapasitas pompa 1000 ltr/dtk sebanyak
3 buah, generator 650 kVa, power 350

FLOOD MANAGEMENT ACTION PLAN


1. Merelokasi penduduk yang bermukim di
daerah banjir yang dinilai daerah tersebut
memiliki resiko kerusakan akibat banjir
cukup besar.
2. Memetakan daerah/kawasan banjir dan
menetapkan kawasan banjir tersebut
sebagai
daerah
larangan
untuk
pemukiman atau lahan garapan.
3. Memberikan
rekomendasi
ketinggian
lantai rumah sesuai dengan peil banjir

Anda mungkin juga menyukai