Yusiska W. I.
Fajar S. I. F.
Dea Saufika N.
Atika Sugiarto
Alifa Rizka A.
Mega Aini R.
Pembimbing:
Amalia dr.,
SalimSp.P (K)
Dr. Reviono,
Windhy M.
Berlian Adji P. W.
endahuluan
Pneumonia merupakan
infeksi akut di parenkim
paru-paru
penyakit infeksi
saluran napas
bawah menempati
urutan ke-2
sebagai penyebab
kematian di
Indonesia.
Mikrobiologi :Klebsiela
pneumoniae45,18%,
Streptococcus pneumoniae14,04%
Streptococcus viridians 9,21%,
Staphylococcus aureus 9%,
Pseudomonas aeruginosa 8,56%,
Streptococcus hemolyticus 7,89%,
Enterobacter 5,26%,
Pseudomonas spp 0,9%.
TUJUAN
Anatomi Paru
Pneumonia
Fisiologi Paru
Tahap I
Fase
inspirasi
Fase
ekspirasi
Tahap II
Proses
difusi
Definisi
oleh
Etiologi
Patofisiologi
Dalam
keadaan
sehat,
tidak
terjadi
pertumbuhan
mikroorganisme di paru. Keadaan ini disebabkan oleh
mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi ketidakseimbangan
antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit.
Inokulasi langsung
Patofisiologi
Diagnosis
Gambaran klinis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologis
Pemeriksaan laboratorium
Batuk-batuk bertambah
Diagnosis (2)
Penilaian derajat
keparahan
penyakit,
menggunakan
system skor
menurut hasil
penelitian
Pneumonia
Patient Outcome
Research Team
(PORT)
Diagnosis (3)
Menurut ATS kriteria pneumonia berat bila dijumpai 'salah satu atau
lebih' kriteria di bawah ini:
Kriteria minor
Kriteria mayor
Diagnosis (4)
Diagnosis (5)
Diagnosis (6)
Pneumonia atipik
Diagnosis (7)
Diagnosis Banding
Infark paru
Immobilisasi lama
Flebitis
Ca paru
PNEUMONIA
TB PARU
Bersih / menghilang
setelah 3 4 bulan
atau lebih
Pemeriksaan Penunjang
Lab Darah
Bilirubin serum
Radiologis
PENATALAKSANAAN
besar
sebagai
penyebab
PENATALAKSANAAN (2)
Penatalaksanaan pneumonia komunitas
a.
2.
b.
Pengobatan suportif/simtomatik
Bila panas tinggi perlu di kompres atau minum obat penurun panas
2.
Pengobatan suportif/simtomatik
PENATALAKSANAAN (3)
c.
Pengobatan suportif/simtomatik
2.
3.
PENATALAKSANAAN (4)
PENATALAKSANAAN (5)
Makrolid baru
roksitromisin
: azitromisin, klaritromisin,
Fluorokuinolon repirasi
: levofloksasin, moksifloksasin
PENATALAKSANAAN (6)
Hemodinamik stabil
Suhu 37,8 C
PENATALAKSANAAN (7)
Lama pengobatan
Lama pemberian anntibiotik (iv/oral) minimal 5 hari dan tidak demam 4872 jam. Sebelum terapi diberikan pasien dalam keadaan sebagai berikut:
Lama pengobatan pada umumnya 7-10 hari pada pasien yang menunjukkan
respons dalam 72 jam pertama. Lama pemberian antibiotic dapat
diperpanjang bila:
Komplikasi
Efusi pleura
Empiema
Abses paru
Pneumothoraks
Gagal napas
Sepsis
Prognosis
Prognosis (2)
Penentuan prognosis menurut IDSA dan British Thoracic Society (BTS)
BAB II
STATUS
PASIEN
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Identitas Pasien
Nama Pasien
: Ny S
Usia
: 58 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Agama
: Islam
Alamat
: Surakarta
Tanggal Masuk : 6 November 2015
Tanggal Pemeriksaan : 6 November 2015
No. RM
: 012770xx
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Keluhan Utama
Sesak nafas
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi dengan keluhan sesak 3
hari, mengi (+), sesak dipengaruhi cuaca atau debu, memberat dengan
aktivitas. Pasien riwayat sesak 2 tahun ini tapi jarang kambuh. Pasien
mengeluh batuk 5 hari ini, dahak (+), putih kental, batuk darah (-), nyeri
dada (-).
Demam (+) 3 hari, demam sumer-sumer (-), mual muntah (-),
nafsu makan biasa, penurunan berat badan (-), keringat malam (-), BAB
dan BAK tak ada kelainan.
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Mata : konjungtiva
pucat -/sklera ikterik -/Mulut : stomatitis (-),
sianosis (-) bibir pecahpecah (-) Pharynx
Hiperemis (-)
Leher : JVP tidak
KGB tidak membesar
Thoraks: Retraksi (+),
venektasi (-).
Abdomen
Dinding perut sejajar
dinding dada, Bising
Usus (+) N, timpani,
supel, Nyeri Tekan (-)
oedem (-/-)
Akral dingin (-/-)
Clubbing finger (-/-)
Anamnesis
Px Fisik
Laboratorium darah:
Hemoglobin
: 17,6
Hematokrit : 54
Leukosit
: 14,2
Trombosit : 440
Eritrosit
: 5,72
MCV
: 94,4
MCH
: 30,8
MCHC
: 32,6
RDW
: 12,5
MPV
: 8,0
PDW
: 16
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Eosinofil
: 4,70
Basofil
: 0,40
Neutrofil
: 56,90
Limfosit
: 33,30
Monosit
: 4,70
Golongan darah
:O
GDS
SGOT
SGPT
Albumin
Creatinin
Ureum
PT
APTT
INR
: 13,8
: 22,5
: 1,130
: 128
: 42
: 58
: 4,6
: 0,7
: 35
Tata
Laksana
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Diagnosis
Tata
Laksana
RESUME
Pasien datang ke IGD RSUD Dr. Moewardi dengan keluhan
sesak 3 hari, mengi (+), sesak dipengaruhi cuaca atau debu,
memberat dengan aktivitas. Pasien riwayat sesak 2 tahun ini
tapi jarang kambuh. Pasien mengeluh batuk 5 hari ini, dahak
(+), putih kental, batuk darah (-), nyeri dada (-).
Demam (+) 3 hari, demam sumer-sumer (-), mual muntah
(-), nafsu makan biasa, penurunan berat badan (-), keringat
malam (-), BAB dan BAK tak ada kelainan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/100
mmHg, RR 31 x/menit, nadi 92x/menit, suhu 38,4oC per aksiler,
saturasi O2 95% dengan O2 4 lpm. Pada pemeriksaan lapang
paru anterior maupun posterior didapatkan permukaan dada kiri
= kanan, pengembangan dada kiri = kanan, fremitus taktil kiri
= kanan, perkusi sonor di kedua lapang paru, auskultasi
didapatkan SDV +/+, wheezing (+/+), dan RBH (+/+) di lapang
paru kanan kiri.
Pada pemeriksaan analisa gas darah didapatkan PO2
menurun (68,0), dan total CO2 meningkat (27,7). Pada
pemeriksaan radiologis foto thoraks tampak infiltrat dan
Anamnesis
Px Fisik
Px
Penunjang
Resume
Diagnosis
Tata
Laksana
DIAGNOSIS
Pneumonia komuniti KR III
Asma akut sedang pada asma persisten ringan
pada asma terkontrol sebagian
Terapi
- O2 4-5 lpm nasal
- Nebulizer berotec : atrovent= 1 : 0,25 per 8
jam
- IVFD NaCl 0,9% 20 tpm + aminofilin 240 mg
- Injeksi metilprednisolon 62,5 mg
- Injeksi ceftriaxone 2gr/24 jam
Plan
APE harian
Sputum Mo/G/K/R
Spirometri jika stabil
Konsul jantung
FOLLOW UP
PASIEN
TANGGAL 7 NOVEMBER
2015 (DPH 1)
S : sesak (+), batuk (+), mual (+)
O : keadaan umum : sakit sedang, komposmentis
Tanda vital :
TD : 160/120 mmhg
Nadi
: 92 kali/ menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
RR : 26x/menit
Suhu
: 38C per aksiler
Sio2 : 95% dengan O2 4 liter permenit.
Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-), spider
naevi (-)
Kepala : mesocephal, luka (-), atrofi otot (-), rambut rontok (-)
Mata : conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor
(3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga : deformitas (-/-),darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil t1-t1, faring hiperemis (-),
stomatitis (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
Leher : simetris, trakhea ditengah, jvp tidak meningkat, pembesaran kgb (-), nyeri
tekan (-), benjolan (-)
Thoraks : retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: BJ I dan II intensitas normal, reguler, bising
(-)
Paru anterior
Paru posterior
Inspeksi statis
: simetris, dinding dada kiri = kanan
Simetris, dinding dada kiri = kanan
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri = kanan
Pengembangan dada kiri = kanan
Palpasi
: fremitus raba kiri = kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Fremitus raba kiri = kanan
Auskultasi
: SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (+/-)
Sonor/sonor
SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (+/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi
: peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas
Akral dingin oedem
Diagnosis
Pneumonia komuniti KR III
asma akut sedang pada asma persisten ringan terkontrol sebagian
Terapi
O2 4-5 lpm
Nebulizer per 6 jam
IVFD nacl 0,9% 20 tpm
Injeksi ceftriaxon 2 gram/24 jam
Injeksi methyl prednisolon 62,5 gram/12 jam
Injeksi ranitidin 50 mg / 12 jam
N acetyl cistein 3x200 mg
Azitromicyn 1x500gram
Paracetamol 3x500 mg p.R.N
Plan
Sputum mo/G/K/R
Spirometri jika stabil
Konsul jantung
LABORATORIUM
Hasil Pemeriksaan Analisis Gas Darah Tanggal 7 November 2015
TANGGAL 8 NOVEMBER
2015 (DPH 2)
S : sesak (+), batuk (+)
O : keadaan umum : sakit sedang, kompos mentis
Tanda vital :
TD
: 160/100 mmhg
Nadi
: 88 kali/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
RR
: 24 kali/menit
Suhu
: 37,8C per aksiler
Sio2 : 95% dengan O2 4 liter permenit
Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-), spider naevi
(-)
Kepala : mesocephal, luka (-), atrofi otot (-), rambut rontok (-)
Mata : conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3
mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga : deformitas (-/-),darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring hiperemis (-),
stomatitis (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
Leher : simetris, trakhea ditengah, JVP tidak meningkat, pembesaran KGB (-), nyeri
tekan (-), benjolan (-)
Thoraks : retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: BJ I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
Paru anterior
Inspeksi statis
: simetris, dinding dada kiri = kanan
Paru posterior
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri = kanan
Simetris, dinding dada kiri = kanan
Palpasi
: fremitus raba kiri = kanan
Pengembangan dada kiri = kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Fremitus raba kiri = kanan
Auskultasi
: SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (+/-)
Sonor/sonor
Abdomen
SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (+/Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi
: peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
Akral dingin
oedem
Diagnosis
Pneumonia komuniti KR III
asma akut sedang pada asma persisten ringan terkontrol sebagian
Terapi
O2 4-5 lpm
Nebulizer per 4 jam
IVFD nacl 0,9% 20 tpm + aminofilin 1 ampul
Injeksi ceftriaxon 2 gram/24 jam
Injeksi methyl prednisolon 62,5 gram/12 jam
Injeksi ranitidin 50 mg / 12 jam
N acetyl cistein 3x200 mg
Azitromicyn 1x500gram
Paracetamol 3x500 mg
PLAN
SPUTUM MO/G/K/R
KONSUL JANTUNG
SPIROMETRI
LABORATORIUM
TANGGAL 9 NOVEMBER
2015 (DPH 3)
S : sesak (+) menurun, batuk (+) menurun, blood streak (-)
O : keadaan umum : sakit sedang, komposmentis
Tanda vital :
TD
: 190/100 mmhg
Nadi
: 84 kali/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
RR
: 22 kali/menit
suhu
: 37,3C per aksiler
Sio2 : 98% dengan O2 3 liter permenit
Kulit : warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-), spider
naevi (-)
Kepala : mesocephal, luka (-), atrofi otot (-), rambut rontok (-)
Mata : conjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil isokor (3
mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
Telinga : deformitas (-/-),darah (-/-), sekret (-/-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil t1-t1, faring hiperemis (-),
stomatitis (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
Leher : simetris, trakhea ditengah, jvp tidak meningkat, pembesaran kgb (-), nyeri
tekan (-), benjolan (-)
Thoraks : retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: BJ I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
Paru anterior
Inspeksi statis
: simetris, dinding dada kiri = Paru
kananposterior
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri = kanan
Simetris, dinding dada kiri = kanan
Palpasi
: fremitus raba kiri = kanan
Pengembangan dada kiri = kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Fremitus raba kiri = kanan
Auskultasi
: SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (-/-)
Sonor/sonor
Abdomen
SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (-/Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi
: peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
Akral dingin
oedem
Diagnosis
Pneumonia komuniti KR III perbaikan
Asma akut sedang pada asma persisten ringan terkontrol sebagian
Terapi
O2 3 lpm
Diet TKTP 1700 kalori
IVFD nacl 0,9% 20 tpm + 240 mg aminofilin
Nebulizer fenoterol : ipratropium = 1 : 0,25 bromide per 6 jam
Injeksi ceftriaxon 2 gram/24 jam
Injeksi methyl prednisolon 62,5 gram/12 jam
Injeksi ranitidin 50 mg / 12 jam
Azitromicyn 1x500gram
KSR 2x1 tablet
PLAN
CEK DARAH RUTIN ULANG
SPIROMETRI JIKA STABIL
TUNGGU HASIL SPUTUM MO/G/K/R
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi
: konfigurasi jantung kesan tidak
melebar
Auskultasi: BJ I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-)
Paru anterior
Inspeksi statis : simetris, dinding dada kiri =
kanan
Inspeksi dinamis
: pengembangan dada kiri =
kanan
Palpasi
: fremitus raba kiri = kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi: peristaltik (+) normal
Perkusi
: timpani
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba
Paru posterior
Simetris, dinding dada kiri = kanan
Pengembangan dada kiri = kanan
Fremitus raba kiri = kanan
Sonor/sonor
SDV (+/+),wheezing (+/+),RBK (-/-)
Ekstremitas
Akral dingin
oedem
Diagnosis
Pneumonia komuniti KR III perbaikan
Asma akut sedang pada asma persisten ringan terkontrol sebagian
Masalah: hipokalemia, hiperglikemia
Terapi
O2 3 lpm
Diet TKTP 1700 kalori
IVFD nacl 0,9% 20 tpm + 240 mg aminofilin
Nebulizer fenoterol : ipratropium = 1 : 0,25 bromide per 6 jam
Injeksi ceftriaxon 2 gram/24 jam
Injeksi methyl prednisolon 62,5 gram/12 jam
Injeksi ranitidin 50 mg / 12 jam
Azitromicyn 1x500gram
KSR 2x1 tablet
Codein 3x10 mg
Laboratorium:
Hasil pemeriksaan sputum mo/K/G/R tanggal 10
november 2015
Pengecatan gram: ditemukan kuman gram positif dan
gram negatif batang, leukosit 0-3/LPB, epithel 0-3/LPB
Pengecatan BTA dari sputum, pagi: negative
Organisme: no growth
Plan:
Spirometri jika stabil
Cek GDP, G2PP, hba1c
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: BJ I dan II intensitas normal, reguler, bising (-)
Paru anterior
Inspeksi statis
: simetris, dinding dada kiri = Paru
kananposterior
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri = kanan
Simetris, dinding dada kiri = kanan
Palpasi
: fremitus raba kiri = kanan
Pengembangan dada kiri = kanan
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: SDV (+/+),wheezing (-/-),RBK (-/-)Fremitus raba kiri = kanan
Sonor/sonor
Abdomen
SDV (+/+),wheezing (-/-),RBK (-/-)
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi
: peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas
Akral dingin
oedem
Diagnosis
Pneumonia komuniti KR III perbaikan
Asma akut sedang pada asma persisten ringan terkontrol sebagian
Masalah: hipokalemia, hiperglikemia
Terapi
O2 3 lpm
Diet TKTP 1700 kalori
IVFD nacl 0,9% 20 tpm + 240 mg aminofilin
Nebulizer fenoterol : ipratropium = 1 : 0,25 bromide per 6 jam
Injeksi ceftriaxon 2 gram/24 jam
Injeksi methyl prednisolon 62,5 gram/12 jam
Injeksi ranitidin 50 mg / 12 jam
Azitromicyn 1x500gram
KSR 2x1 tablet
Codein 3x 10 mg
PLAN:
CEK DR, SGOT/SGPT, UREUM/CREATININ, GDP, G2PP
SPIROMETRI
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : konfigurasi jantung kesan tidak
melebar
Auskultasi: BJ I dan II intensitas normal, reguler,
bising (-)
Paru posterior
Paru anterior
Inspeksi statis
: simetris, dinding dada kiri = Simetris, dinding dada kiri = kanan
Pengembangan dada kiri = kanan
kanan
Inspeksi dinamis : pengembangan dada kiri = Fremitus raba kiri = kanan
kanan
Sonor/sonor
Palpasi
: fremitus raba kiri = kanan
SDV (+/+),wheezing (-/-),RBK (-/-)
Perkusi
: sonor/sonor
Auskultasi
: SDV (+/+),wheezing (-/-),RBK (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada
Auskultasi
: peristaltik (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba
Ekstremitas
Akral dingin
oedem
Diagnosis
Pneumonia komuniti KR III perbaikan
Asma akut sedang pada asma persisten ringan terkontrol sebagian
Masalah: hipokalemia, hiperglikemia
Terapi
O2 3 lpm
Diet TKTP 1700 kalori
IVFD nacl 0,9% 20 tpm + 240 mg aminofilin
Nebulizer fenoterol : ipratropium = 1 : 0,25 bromide per 6 jam
Injeksi ceftriaxon 2 gram/24 jam
Injeksi methyl prednisolon 62,5 gram/12 jam
Injeksi ranitidin 50 mg / 12 jam
Azitromicyn 1x500gram
KSR 2x1 tablet
Codein 3x 10 mg
PEMERIKSAAN SPIROMETRI
PLAN:
CEK DR, GDP, G2PP, HBA1C
ANALISIS KASUS
Keluhan
Utama
Sesak Napas
Keluhan
Penyerta
Demam
Suhu 38.4oC
Demam menunjukkan
adanya suatu proses
inflamasi akut
Batuk
KU/VS
Kedaan Umum
Kesadaran pasien
composmentis
Vital Sign
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nilai
Umur
58-10= 48
20
30x/mnt
Suhu tubuh > 35oC
15
JUMLAH
83
Simpulan
Saran
Terima Kasih