Anda di halaman 1dari 17

Nofri Juwanda

1248201042

Anti Jamur
Infeksi yang disebabkan oleh jamur disebut

mikosis.
Infeksi jamur secara umum dibedakan
menjadi infeksi jamur sistemik dan topikal
(dermatofit dan mukokutan)
Antijamur
untuk
infeksi
sistemik
:
amfoterisin
B,
flusitosin,
grup
azol
(ketokonazol,flukonazol, itrakonazol), kalium
iodida
Antijamur
untuk
infeksi
topikal
:
griseofulvin, imidazol, tolnaftat, nistatin,
kandisidin, asam salisilat, asam undesilinat,
haloprogin, natamisin.

Amfoterisin B
Merupakan

hasil
fermentasi
dari
Streptomyces nodosus
Menyerang sel yang sedang tumbuh
dan sel matang
Bersifat fungistatik atau fungisidal
tergantung dosis.
Efektif
menghambat
Histoplasma
capsulatum, Cryptococcus neoformans,
Candida,
Blastomyces
dermatiditis,
Aspergillus.

Amfoterisin B
Mekanism kerja : berikatan kuat dengan

ergosterol yang terdapat pada membran


sel
jamur,
sehingga
menyebabkan
kebocoran dari membran sel, dan
akhirnya lisis.
Farmakokinetik : sangat sedikit diserap
melalui saluran cerna diberikan secara
IV, distribusi ke cairan pleura, peritoneal,
sinovial dan akuosa, CSS, cairan amnion.
Ekskresi melalui ginjal sangat lambat.

Amfoterisin B
Indikasi

: mikosis sistemik seperti


koksidioidomikosis, parakoksidiomikosis,
aspergilosis, kandidiosis, blastomikosis,
histoplasmosis.
Efek samping : demam dan menggigil,
gangguan ginjal, hipotensi, anemia,
efek neurologik, tromboflebitis.
Penderita yang diobati amfoterisin B
harus dirawat di rumah sakit, karena
diperlukan pengamatan yang ketat
selama pemberian obat.

Amfoterisin B
Sediaan : injeksi dalam vial yang
mengandung 50 mg, dilarutkan
dalam 10 ml aquadest diencerkan
dengan dextrose 5 % = 0,1 mg/ml
larutan.
Dosis : 0,3 0,5 mg / kg BB

Flusitosin
Spektrum antijamur sempit
Efektif untuk kriptokokosis, kandidiosis,

kromomikosis, aspergilosis.
Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke
dalam sel jamur dengan bantuan sitosin
deaminase dan dalam sitoplasma akan
bergabung
dengan
RNA
setelah
mengalami
deaminasi
menjadi
5fluorourasil. Sintesis protein sel jamur
terganggu akibat penghambatan langsung
sintesis DNA oleh metabolit 5fu.

Flusitosin
Farmakokinetik : diserap dengan cepat

dan baik melalui sal.cerna, distribusi ke


seluruh tubuh, ekskresi oleh ginjal.
Indikasi : kromoblastomikosis, meningitis
(kombinasi dengan amfoterisin B)
Efek samping : toksisitas hematologik,
gangguan hati, gangguan sal.cerna
Sediaan : kapsul 250 dan 500 mg.
Dosis : 50 150 mg/kgBB sehari dibagi
dalam 4 dosis, lakukan penyesuaian
dosis pada penderita insufisiensi ginjal.

Ketokonazol
Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis,

Cryptococcus, H. capsulatum, Aspergillus.


Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P450 untuk menghambat demetilasi lanosterol
menjadi
ergosterol
yang
penting
untuk
membran jamur.
Farmakokinetik : diserap baik melalui sal.
Cerna, distribusi urin, kel.lemak,air ludah, kulit,
tendon, cairan sinovial. Ekskresi melalui
empedu, sebagian kecil ke urin.
Indikasi :histoplasmosis paru, tulang, sendi dan
jaringan lemak, kriptokokosis, kandidosis.

Ketokonazol
Efek samping : gangguan sal cerna,

efek endokrin (ginekomastia, pe


libido, impotensi, ketidakteraturan
menstruasi)
Kontra
indikasi
:
tidak
boleh
diberikan
bersamaan
dengan
amfoterisin B

Flukonazol
Efek

samping endokrin lebih kecil


dibanding ketokonazol
Mekanisme kerja : menghambat sintesis
ergosterol membran sel jamur.
Farmakokinetik : diberikan oral dan IV,
absorpsi baik, ekskresi melalui ginjal.
Efk samping : lebih kecil dibanding
ketokonazol,
mual,
muntah,
kulit
kemerahan, teratogenik.

Itrakonazol
Obat pilihan untuk blastomikosis
Efektif untuk aspergilosis, kandedimia,

koksidioidomikosis, kriptokokosis.
Mekanisme kerja sama dengan azol lain
Farmakokinetik : absorpsi baik melalui
oral, ekskresi melalui ginjal.
Efek samping : mual, muntah, kulit
kemerahan, hipokalemia, hipertensi,
edema dan sakit kepala.

Griseofulvin
Jamur yang menyebabkan infeksi jamur

superfisial disebut dermatofit.


Mekanisme kerja : obat ini masuk ke
dalam sel jamur, berinteraksi dengan
mikrotubulus dalam jamur dan merusak
serat mitotik dan menghambat mitosis
Farmakokinetik : absorpsi baik bila
diberikan bersama makanan berlemak
tinggi,distribusi baik ke jaringan yang
terkena infeksi, inducer P-450, ekskresi
melalui ginjal.

Griseofulvin
Efek samping : efek samping berat

jarang
terjadi,
hepatotoksik,
teratogenik.
Sediaan : tablet berisi mikrokristal
125 mg dan 500 mg, suspensi 125
mg/ml.

Nistatin
Merupakan antibiotik polien.
Mekanisme
kerja : berikatan

dengan ergosterol pada membran


jamur, permeabilitas meningkat,
sel jamur mati.
Indikasi : kandidiasis kulit, selaput
lendir, dan saluran cerna.
Efek samping : jarang ditemukan,
mual, muntah, diare ringan

Mikonazol dan obat


topikal lain
Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif

secara topikal jarang digunakan


parenteral.
Efek samping : iritasi, rasa terbakar.
Mekanisme kerja, spektrum, distribusi
sama dengan ketokonazol.
Sediaan : Mikonazol krim 2 %, gel 2 %,
klotrimazol krim 1 %.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai