Anda di halaman 1dari 168

mm

:DAFTAR
^Obat
:ESENSIAL
Z ASIONAL
- 2013

KEMENTERIAN KE5EHATAN
REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KATA SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN
DAN ALAT KESEHATAN

Obat esensial merupakan obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi,
yang diupayakan tersedia pada fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
fungsi dan tingkatnya.
Pencapaian MDGs tidak mungkin diwujudkan tanpa tersedianya akses yang
memadai terhadap obat esensial, terutama untuk obat yang digunakan dalam
program kesehatan gizi, kesehatan ibu dan anak,serta pengendalian penyakit
misalnya, penurunan angka kematian tbu menjadi 102 per 100.000 kelahiran
hidup sesuai target MDGs, membutuhkan akses terhadap obat esensial
dalam upaya pertolongan persalinan ibu. Yang dimaksud dengan akses
disini berarti terjaminnya ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan
obat beserta aspek keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu, sehingga upaya
pelayanan kesehatan dapat berjalan secara optimal.
Kementerian Kesehatan memasukkan aspek ketersediaan obat esensial
dan penggunaan obat secara rasional sebagai salah satu isu dalam
Reformasi Kesehatan Masyarakat dan menjadi salah satu strategi dalam
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014. Hal ini telah
diamanahkan dalam Kebijakan Obat Nasional tahun 2006 dan Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, maka perlu disusun dan ditetapkan daftar
obat yang secara esensial harus tersedia bagi kepentingan masyarakat,
yaitu Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN). DOEN yang disusun untuk
seluruh strata pelayanan kesehatan, merupakan perangkat manajerial utama
untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Selain menjadi
acuan dalam pengadaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan, DOEN juga
menjadi acuan dasar untuk penyusunan pedoman, kebijakan, dan daftar
obat lain, termasuk daftar obat yang akan digunakan sebagai standar wajib
di pelayanan kesehatan era Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yaitu
Formularium Nasional.

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 iii


MEMTERI KESEHATAN
REPUBLtK INDONESIA

Obat yang dicantumkan dalam DOEN 2013 terjamin ketersediaan dan


keterjangkauannya. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam
penerapan DOEN di fasilitas pelayanan kesehatan dimana pelayanan
kesehatan kedepan akan sangat tergantung kepada obat esensial ini.
DOEN direvisi setiap 2(dua)tahun sesuai dengan amanah Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, terakhir dilakukan pada tahun
2011. Revisi DOEN dilaksanakan oleh Komlte Naslona! Penyusunan DOEN
yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan.
Dengan DOEN tahun 2013 ini diharapkan upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan,jaminan ketersediaan obat esensial yang aman, bermanfaat serta
bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup, keterjangkauan serta akses
obat, terutama obat esensial, bagi seluruh masyarakat yang merupakan
tanggung jawab pemerintah seperti diamanatkan dalam Kebijakan Obat
Nasional (KONAS) dan Undang-Undang tentang Kesehatan, dapat
terlaksana dengan baik.
Kepada Komite Nasional Penyusunan DOEN 2013, kontributor serta semua
pihak terkait yang telah memberikan kontribusi, saran dan masukan secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan DOEN 2013 ini, kami
sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Besar harapan kami bahwa DOEN 2013 ini dapat diterapkan dan bermanfaat
bagi semua pihak terkait. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberkati upaya kita dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Amin.

DIREKTUR JENDERAL
BINA PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

ttd

Dra. Maura Linda Sitanggang, PhD


NIP. 1958 0503 198303 2 001

Daflar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBLtK INDONESIA

DAFTARISI

Kata Sambutan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Mat Kesehatan iii
Daftar Isi v
Keputusan Menteri Kesehatan Rl Nomor312/MENKES/SK/IX/2013 tentang
Daftar Obat Esensial Nasional 2013 vi
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013 31
BAB III DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013 UNTUK PUSKESMAS 67
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Keputusan Menteri Kesehatan Rl No. 184/MENKES/SKA//2013 97
tanggal 2 Mel 2013 tentang Komite Nasional Penyusunan Daftar
Obat Esensial Nasional(DOEN)2013
Lampiran 2
Daftar obat dalam DOEN 2013 yang mengalami perubahan 105
Lampiran 3
Daftar Kontributor 111

Lampiran 4
Formulir Pernyataan Kesediaan Tim Ahli dan Konsultan 117
Lampiran 5
Formulir Pemyataan Bebas Konflik Kepentingan Tim Ahli dan Konsultan 119
Lampiran 6
Formulir Rekapitulasi Usulan Revisi DOEN 2013 121
Indeks Kelas Terapi 123
Indeks Nama Obat 131

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 I V


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013

TENTANG

DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAMA ESA
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa daiam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan


dan untuk menjamin ketersediaan obat yang lebih merata dan
terjangkau oleh masyarakat perlu disusun Daftar Obat Esensial
Nasional;
b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional 2011 yang ditetapkan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 2500/MENKES/
SK/XII/2011 hams disempumakan dan disesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
farmasi dan kedokteran, pola penyakit,serta program kesehatan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam humf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Kesehatan tentang Daftar Obat Esensial Nasional 2013;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4431);
3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4437)sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

Daftar Obat Esensial Nasional 20U vii


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5062);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Mat Kesehatan(Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 138,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3781);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
9. Peraturan Pemerintah Nomor51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5044);
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 142);
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/ll1/2006
tentang Kebijakan Obat Nasional;

Dafiar Obat Esensia! Xtixioinil JOIJ


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

12.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/


Menkes/068/1/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah;
13.Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/
VIII/2010 tentang Organlsasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 585), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG DAFTAR


OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013.
KESATU Daftar Obat Esensial Nasional 2013, yang selanjutnya disebut
DOEN 2013 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
KEDUA Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus
menerus di semua fasilitas pelayanan kesehatan.
KETIGA Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 2500/Menkes/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat
Esensial Nasional 2011 dicabutdan dinyatakan tidak berlaku.
KEEMPAT Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 3 September 2013

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

ttd

NAFSIAH MBOl

Daftar Obat Esensial Nasional 2013


BAB I

PENDAHULUAN

H - 51
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
NOMOR 312/MENKES/SK/IX/2013
TENTANG DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL2013

DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL(DOEN)2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum

Konsep Obat Esensial di Indonesia mulai diperkenalkan dengan dikeluarkannya


Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) yang pertama pada tahun 1980, dan
dengan terbitnya Kebijakan Obat Nasional pada tahun 1983. Selanjutnya untuk
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran
dan farmasi, serta perubahan pola penyakit, DOEN direvisi secara berkala
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
maka DOEN akan direvisi setiap 2(dua) tahun sekali. DOEN yang terbit pada
tahun 2013 ini merupakan revisi daii DOEN 2011.
Pada tahun 2007, Organisasi Kesehatan Dunia ■ World Health Organization
(WHO) telah melaksanakan program Good Governance on Medicines(GGM)
tahap pertama di Indonesia dengan melakukan survey tentang proses
transparansi 5 (lima) fungsi kefarmasian. Salah satunya adalah proses seleksi
DOEN, yang dari segi proses transparansi dinilai kurang memadai. Dari
pertemuan peringatan 30th Essential Medicine List WHO di Srilanka (2007),
diberikan tekanan kembali pentingnya transparansi proses seleksi baik dari tim
ahli yang melakukan revisi, proses revisi, dan metoda revisi yang harus semakin

Daftar Obat Esensial S'astonal 201i


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

mengandaikan Evidence Based Medicine (EBM), dan pentingnya pernyataan


bebas conflict ofinterest dari para anggota tim ahli.
Mengingat beberapa hal tersebut, maka sejak tahun 2008 revisi DOEN mulai
dirintis ke arah perbaikan tersebut. Beberapa perbaikan yang telah dilakukan
dalam proses penyusunan DOEN 2011 dan 2013, antara lain;
1. Pemilihan tim ahli dan konsultan telah melalui proses seleksi yang cukup
ketat, termasuk penilaian terhadap kemungkinan konflik kepentingan.
Anggota Tim Ahli dan Konsultan hams menandatangani pernyataan bebas
konflik kepentingan {conflict of interest}. Hasil rapat pembahasan teknis
tidak akan dibicarakan kembali di luar fomm dengan pihak manapun
(confidential).
2. Dalam proses penyusunan DOEN ini pengelola program di lingkungan
Kementerian Kesehatan telah terlibat secara aktif, mengingat pentingnya
peran DOEN dalam penyediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendukung pelaksanaan program. Untuk itu obat yang digunakan dalam
program yang telah memenuhi kriteria obat esensial dicantumkan dalam
DOEN.

3. Selain pendapat dan pengalaman para ahli, pemanfaatan data bukti ilmiah
terkini {evidence based medicine) sangat diutamakan.
4. Revisi bersifat menyelumh dalam arti mengkaji seluruh obat dan bentuk
formulasinya dalam DOEN sebelumnya, termasuk catatan-catatan yang
sudah tidak sesuai lagi.
5. Adanya transparansi dalam keselumhan proses penyusunan, termasuk
prosedur pelaksanaan dan kriteria pemilihan obat. Bentuk transparansi juga
ditunjukkan dengan adanya penjelasan tentang beberapa alasan mengapa
suatu obat peiiu dikeluarkan dan ditambahkan, ataupun adanya perubahan
bentuk sediaan dan kekuatan.
6. Daftar obat esensial WHO edisi terakhir juga dijadikan sebagai acuan
pertimbangan dalam proses pemilihan obat. Tidak semua obat yang
tercantum dalam WHO Essentiai Medicines List(EML) dimasukkan dalam
DOEN.

Daftar Obat Esensial Nasional 201.1


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

7. Ketersediaan obat menjadi kendala utama dalam penerapan DOEN di


fasilitas kesehatan. Sehingga dalam proses pembahasan, ketersediaan obat
di pasaran menjadi salah satu pertlmbangan suatu obat dimasukkan dalam
DOEN. Untuk selanjutnya draft akhtr DOEN 2013 dllakukan pengecekan
ulang ke data obat yang terdaftar di BPOM.

B. Obat Esenslal Naslonal

Obat Esensial adalati obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk pelayanan
kesehatan, mencakup upaya diagnosis, profilaksis, terapi dan rehabilitasi, yang
diupayakan tersedia di fasilitas kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya.

1. Pemilihan Obat Esensial

a. Kriteria Pemilihan Obat Esensial

Pemilihan obat Esensial didasarkan atas kriteria berikut:

1) Memiliki rasio manfaat-resiko {benefit-risk ratio) yang paling


menguntungkan penderita.
2) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas.
3) Praktis dalam penyimpanan dan pengangkutan.
4) Praktis dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan
dengan tenaga, sarana, dan fasilitas kesehatan.
5) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan penerimaan oleh
penderita.
6) Memiliki rasio manfaat-biaya {benefit-cost ratio) yang tertinggi
berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung.
7) Bila terdapat lebih dari satu pilihan yang memiliki efek terapi yang
serupa, pilihan dijatuhkan pada;
- Obat yang sifatnya paling banyak diketahui berdasarkan data
ilmiah;
- Obat dengan sifat farmakokinetik yang diketahui paling
menguntungkan:

Daflar Ohat Esensial Nasional 2013 3


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

- Obat yang stabilitasnya lebih baik;


- Mudah diperoleh;
- Obat yang telah dikenal.
8) Obat jadi kombinasi tetap, hams memenuhi kriteria berikut:
- Obat hanya bermanfaat bagi penderita dalam bentuk kombinasi
tetap;
- Kombinasi tetap hams menunjukkan khasiat dan keamanan
yang lebih tinggi daripada masing-masing komponen;
- Perbandingan dosis komponen kombinasi tetap mempakan
perbandingan yang tepat untuk sebagian besar penderita yang
memerlukan kombinasi tersebut;
- Kombinasi tetap hams meningkatkan rasio manfaat-biaya
(benefit-cost ratio);
- Untuk antibiotik kombinasi tetap hams dapat mencegah atau
mengurangi terjadinya resistensi dan efek merugikan lainnya.

b. Kriteria Penambahan dan Pengurangan


1) Dalam hal penambahan obat bam perlu dipertimbangkan untuk
menghapusobatdengan indikasi yang sama yang tidaklagi mempakan
pilihan, kecuali ada alasan kuat untuk mempertahankannya.
2) Obat program diusulkan oleh pengelola program dan akan dinilai
sesuai kriteria pemilihan obat esensial.
3) Dalam pelaksanaan revisi seluruh obat yang ada dalam DOEN edisi
sebelumnya dikaji oleh Komite Nasional (Komnas) Penyusunan
DOEN, hal ini memungkinkan untuk mengeluarkan obat-obat yang
dianggap sudah tidak efektif lagi atau sudah ada pengganti yang
lebih baik.

4) Untuk obat yang sulit diperoleh di pasaran, tetapi esensial, maka


akan tetap dicantumkan dalam DOEN. Selanjutnya diupayakan
Pemerintah untuk menjamin ketersediaannya.

Daftar Oha!Esensial Xasionat 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

5) Obat yang barn diusulkan harus memiliki bukti ilmiah terkini


(evidence based medicine), telah jelas efikasi dan keamanan, serta
^ keterjangkauan harganya. Dalam hal ini obat yang telah tersedia
dalam nama generik menjadi prioritas pemilihan.

c. Petunjuk Tingkat Pembuktian dan Rekomendasi


M Tingkat pembuktian dan rekomendasi diambil dari US Agency forHeaith
Care Policy and Research, sebagai berikut:
TINGKAT PEMBUKTIAN (STATEMENTS OFEViDENCE)
la Fakta diperoleh dari meta analisis uji klinik acak dengan kontrol.
lb Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu uji klinik acak
^ dengan kontrol.
Ila Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi dengan
^ kontrol, tanpa acak, yang dirancang dengan baik.
lib Fakta diperoleh dari sekurang-kurangnya satu studi quasi-
^ eksperimental jenis lain yang dirancang dengan baik.
III Fakta diperoleh dari studi deskriptif yang dirancang dengan baik,
a«i seperti studi komparatif, studi korelasi, dan studi kasus.
IV Fakta yang diperoleh dari laporan atau opini Komite Ahli dan/atau
Ml pengalaman klinik dari pakar yang disegani.

2. Penerapan Konsep Obat Esensial


Obat esensial adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan dalam pelayanan
kesehatan. Jika dalam pelayanan kesehatan diperlukan obat di luar DOEN,
dapat disusun dalam Formularium (RS) atau Daftar obat terbatas lain
(Daftar Obat PKD, DPHO Askes).
Penerapan Konsep Obat Esensial dilakukan melalui DOEN, Pedoman
Pengobatan, Formularium Rumah Sakit, Daftar obat terbatas lain dan
* Informatorium Obat Nasional Indonesia yang merupakan komponen saling
terkait untuk mencapai peningkatan ketersediaan dan suplai obat serta
kerasionalan penggunaan obat.

Daftar Ohal Esensial Nasional 2013 5


MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

a. Daftar Obat Esensial Nasional


Daftar Obat Esensial Nasional(DOEN)merupakan daftaryang berisikan
obat terpilih yang paling dibutuhkan dan diupayakan tersedia di unit
pelayanan kesehatan sesuai dengan fungsi dan tingkatnya. DOEN
merupakan standar nasional minimal untuk pelayanan kesehatan.
Penerapan DOEN dimaksudkan untuk meningkatkan ketepatan,
keamanan, kerasionalan penggunaan dan pengelolaan obat yang
sekaligus meningkatkan daya guna dan hasil guna biaya yang tersedia
sebagai salah satu langkah untuk memperluas, memeratakan dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Penerapan DOEN harus dilaksanakan secara konsisten dan terus
menerus di semua unit pelayanan kesehatan.
Bentuk sediaan dan kekuatan sediaan yang tercantum dalam DOEN
adalah mengikat. Besar kemasan yang diadakan untuk masing-masing
unit pelayanan kesehatan didasarkan pada efisiensi pengadaan dan
distribusinya dikaitkan dengan penggunaan.

b. Pedoman Pengobatan
Pedoman Pengobatan disusun secara sistematik untuk membantu
dokter dalam menegakkan diagnosis dan pengobatan yang optimal
untuk suatu penyakit tertentu. Pedoman Pengobatan disusun untuk
setiap tingkat unit pelayanan kesehatan, seperti Pedoman Pengobatan
Dasar di Puskesmas dan Pedoman Diagnosis dan Terapi di Rumah
Sakit. Pedoman Pengobatan memuat informasi penyakit, terutama
penyakit yang umum terjadi dan keluhan-keluhannya serta informasi
tentang obatnya meliputi kekuatan, dosis dan lama pengobatan.

0. Formularium Rumah Sakit

Formularium Rumah Sakit merupakan daftar obat yang disepakati beserta


informasinya yang harus diterapkan di rumah sakit. Formularium Rumah
Sakit disusun oleh Panitia Farmasi dan Terapi(PFT)/Komite Farmasi dan
Terapi(KFT)rumah sakit berdasarkan DOEN dan disempumakan dengan
mempertimbangkan obat lain yang terbukti secara ilmiah dibutuhkan

Daftar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

untuk pelayanan di rumah sakit tersebut. Penyusunan Formularium


Rumah Sakit juga mengacu pada pedoman pengobatan yang berlaku.
Penerapan Formularium Rumah Sakit harus selalu dipantau. Hasil
pemantauan dipakai untuk pelaksanaan evaluasi dan revisi agar sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran.
d. Formularium Speslallstik
Formularium Spesiallstik merupakan suatu buku yang berisi informasi
lengkap obat-obat yang paling dibutuhkan oleh dokter spesialis bidang
tertentu, untuk pengelolaan pasien dengan Indikasi penyakit tertentu.
Formularium Spesialistik disusun untuk meningkatkan ketaatan para
dokter spesialis rumah sakit terhadap Formularium Rumah Sakit yang
selama ini masih sangat rendah. Bidang spesialisasi tertentu bisa saja
mempunyai banyak subspesialisasi, misalnya bidang spesialisasi Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan, merupakan bidang spesialisasi
yang mempunyai banyak subspesialisasi,sehinggadapat disusun daftar
obat esensial khusus untuk Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
Penyusunan Formularium Spesialistik melibatkan baik asosiasi profesi
dokter spesialis terkait maupun masing-masing subspesialisasinya.
Dengan keikutsertaan serta peran aktif para spesialis diharapkan para
spesialis tersebut merasa memiliki sehingga penggunaan obat rasional
dapat diterapkan dengan baik.

e. Informatorium Obat Naslonal Indonesia

Informatorium Obat Nasional Indonesia berisi informasi obat


yang beredar dan disajikan secara ringkas dan sangat relevan
dengan kebutuhan dokter, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya.
Informatorium Obat Nasional Indonesia diterbitkan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan untuk menjamin objektivitas,
kelengkapan dan tidak menyesatkan. informasi obat yang disajikan
meliputi indikasi, efek samping, dosis, cara penggunaan dan informasi
lain yang penting bagi penderita. Pengembangan Informatorium Obat
Nasional Indonesia dilakukan berdasarkan bukti yang didukung secara
ilmiah yang berkaitan dengan kemanfaatan dan penggunaan obat.

Daftar Ohat Esensial Nasional 2015 I 7


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3. Pengelolaan dan Penggunaan Obat


Untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional, penggunaan obat
esensial pada fasilitas pelayanan kesehatan selain hams disesuaikan
dengan pedoman pengobatan yang telah ditetapkan, juga sangat berkaitan
dengan pengelolaan obat.
Pengelolaan obat yang efektif diperlukan untuk menjamin ketersediaan obat
dengan jenis dan jumlah yang tepat dan memenuhi standar mutu. Aspek
yang penting dalam pengelolaan obat meliputi antara lain:
- Pembatasan jumlah dan jenis obat berdasarkan Daftar Obat Esensial
menggunakan nama generik, dengan perencanaan yang tepat.
Pengadaan dalam jumlah besar (bulk purchasing).
- Pembelian yang transparan dan kompetitif.
- Sistem audit dan pelaporan dari kinerja pengelolaan.
Penerapan Peraturan Pemerintah NomorSSTahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota membawa implikasi terhadap
organisasi kesehatan di provinsi, kabupaten maupun kota. Demikian
pula halnya dengan organisasi pengelolaan obat, masing-masing daerah
Kabupaten/Kota mempunyai stmktur organisasi dan kebijakan sendiri
dalam pengelolaan obat. Dimana hal ini membuka berbagai peluang terjadi
perbedaan yang sangat mendasar di masing-masing Kabupaten/Kota
dalam melaksanakan pengelolaan obat.
Siklus distribusi obat dimulai pada saat produk obat keluar dari pabrik
atau distributor, dan berakhir pada saat laporan konsumsi obat diserahkan
kepada unit pengadaan. Distribusi obat yang efektif harus memiliki desain
sistem dan manajemen yang baik dengan cara antara lain: menjaga suplai
obat tetap konstan, mempertahankan mutu obat yang baik selama proses
distribusi, meminimalkan obat yang tidak terpakai karena rusak atau
kadaluwarsa dengan perencanaan yang tepat sesuai kebutuhan masing-
masing daerah, memiliki catatan penyimpanan yang akurat, rasionalisasi
depo obat dan pemberian informasi untuk memperkirakan kebutuhan obat.

Dtifiar OIhii Kscmial Sasional 201.i


MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

Dengan adanya desenlralisasi diharapkan Kabupaten/Kota maupun


Provinsi dapat mencukupi kebutuhan obatnya masing-masing. Pemerintah
pusat dalam hal ini Kementerian Kesehatan hanya memback-up manakala
Kabupaten/Kota maupun Provinsi tidak dapat memenuhi kebutuhannya.
DOEN merupakan dasar untuk perencanaan dan pengadaan obat baik di
tingkat daerah (Kabupaten/Kota/Provinsi) maupun di tingkat pusat.
Untuk pengelolaan dan penggunaan obat khusus (spesialistik) dalam
mengatasi keadaan tertentu, pemerintah c.q. Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Mat Kesehatan, Kementerian Kesehatan dapat
memasukkannya melalui jalur khusus (Spedal Access Scheme) sesuai
dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1379.A/Menkes/SK/XI/ 2002
atau perubahannya.

4. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)


KIE mengenai obat esensial merupakan suatu prasyarat untuk mendorong
penggunaan obat dan penulisan resep yang rasional oleh tenaga kesehatan.
KIE kepada tenaga kesehatan dan masyarakat dalam rangka peningkatan
penggunaan obat yang rasional perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara
terus-menerus melalui jalur berikut:
a. Instansi pemerintah/swasta.
b. Organisasi profesi yang terkait.
c. Kurikulum pendidikan tenaga kesehatan.
d. Jalur lain yang memungkinkan.

5. Penelitian dan Pengembangan


Penelitian dan pengembangan dilakukan untuk menunjang proses
penyusunan dan penyempumaan DOEN. Penelitian dan pengembangan
tersebut dilaksanakan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan dalam bidang kedokteran, farmasi, epidemiologi,
dan pendidikan. Hasil penelitian dan pengembangan digunakan sebagai
masukan dalam proses revisi dan penyempumaan DOEN secara berkala.

Dajiar Ohat Esensiat Sasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

6. Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk menunjang keberhasilan
penerapan DOEN melalui mekanisme pemantauan dan evaluasi keluaran
dan dampak penerapan DOEN yang sekaligus dapat mengidentifikasi
permasaiahan potensial dan strategi penanggulangan yang efektif.
Hal ini dapat dicapai melalui koordinasi, supervisi, pemantauan dan
evaluasi penerapan DOEN oleh Kementerian Kesehatan. Pemantauan dan
evaluasi tersebutdilaksanakan secara berjenjang sesuai dengan fungsi dan
tingkatnya.

7. Revisi DOEN

DOEN perlu direvisi dan disempumakan secara berkala. Revisi tidak hanya
untuk menyesuaikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, tetapi juga untuk
kepraktisan dalam penggunaan dan penyerahan yang disesuaikan dengan
tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan yang ada.
Penyempumaan DOEN dilakukan secara terus menerus dengan usulan
mated dad fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, dan penelitian
kesehatan, baik pemerintah maupun swasta,disampaikan kepada Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Mat Kesehatan, Kementerian Kesehatan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
revisi DOEN dilaksanakan secara pedodik setiap 2(dua)tahun.

8. Jaga Mutu
Jaga mutu obat menyeluruh yang meliputi tahap pengembangan produk,
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), monitoring mutu obat pada
rantai distribusi dan penggunaannya, merupakan elemen penting dalam
penerapan konsep obat esensial.
9. Reslstensi Antlblotik

Resistensi antibiotik makin meningkat terutama pada antibiotik esensial


lini pertama, yang relatif murah harganya. Keadaan ini dinilai sangat
membahayakan, karena pada akhimya dunia kesehatan akan kehilangan
antibiotik yang masih peka dan potensial untuk memerangi penyakit-penyakit

Dafuir Obat E.wiisial Nasiona!2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

infeksi yang bam muncul (emerging)maupm muncul kembali (reemerging).


Penyebabnya karena penggunaan antibiotik yang tidak rasional, baik oleh
tenaga kesehatan maupun penderita.
Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik diperlukan upaya upaya:
a. Menyelenggarakan surveilans pola resistensi mikroba sehingga
diperoleh pola resisten bakteii terhadap antibiotik.
b. Menyelenggarakan surveilans pola penggunaan antibiotik.
Penyelenggara surveilans pola penggunaan antibiotik adalah institusi
penelitian dan mmah sakit, Puskesmas, Dinas Kesehatan serta institusi
kesehatan, pendidikan dan lembaga penelitian lain.
c. Mengendalikan penggunaan antibiotik oleh petugas kesehatan
dengan cara memberlakukan kebijakan penulisan resep antibiotik
secara bertahap sesuai dengan keadaan penderita dan penyakit yang
dideritanya, dengan pilihan mulai dari antibiotik lini pertama, kedua,
ketiga dan antibiotik yang sangat dibatasi penggunaannya.
d. Menyelenggarakan komunikasi, informasi dan edukasi kepada semua
pihak yang menggunakan antibiotik baik petugas kesehatan maupun
penderita atau masyarakat luas tentang cara menggunakan antibiotik
secara rasional dan bahaya yang ditimbulkan akibat penggunaan
antibiotik yang tidak rasional.

10. Obat Sumbangan


Sumbangan atau donasi obat dari suatu negara, lembaga swasta
intemasional atau lembaga donor internasional dapat menunjang
pelayanan kesehatan masyarakat suatu negara yang membutuhkan. Dalam
pelaksanaannya, donasi obat hams memenuhi persyaratan seperti yang
tercantum dalam Pedoman WHO untuk Sumbangan Obat(WHO Guidelines
for Drug Donation 2010). Pelayanan kesehatan yang digunakan hams
memenuhi pedoman/standar yang berlaku. Pedoman tersebut mencakup
ketentuan-ketentuan tentang pemilihan obat, mutu obat dan masa berlaku
obat, pengemasan dan pemberian label, informasi dan pengelolaan.
Empat prinsip utama obat donasi adalah;

Daflar Obat Esensia! Nasional 2013 11


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

a. Donasi obat harus memberikan manfaat maksimal bagi negara


penerima.
b. Memahami kebutuhan dan menghormati otoritas negara penerima.
c. Tidak menggunakan standar ganda bagi mutu obat yang didonasikan.
d. Adanya komunikasi yang efektif antara negara donor dan penerima.
Obat sumbangan yang diterima sebaiknya sesuai dengan DOEN. Agar
penyediaan obat dan perbekalan kesehatan dapat membantu pelaksanaan
kesehatan, maka jenis obat dan perbekalan kesehatan harus sesuai dengan
pola penyakit di Indonesia.
Untuk obat yang belum terdaftar di Indonesia maka pemasukan obat
bantuan harus melalui mekanisme jalur khusus {Special Access Scheme)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
C. Terminologi
1. Isi dan Format DOEN

a. DOEN Rumah Sakit sama dengan DOEN untuk seluruh fasilitas


pelayanan kesehatan.
b. Satu jenis obat dapat dipergunakan dalam beberapa bentuk sediaan
dan satu bentuk sediaan dapat terdiri dari beberapa jenis kekuatan.
c. Dalam DOEN, obat dikelompokkan berdasarkan kelas, subkelas dan
kadang-kadang sub-subkelas terapi. Dalam setiap subkelas atau sub-
subkelas terapi obat disusun berdasarkan abjad nama obat.

2. Tata Nama

a. Nama obat dituliskan sesuai dengan Farmakope Indonesia edisi


terakhir. Jika tidak ada dalam Farmakope Indonesia maka digunakan
Intemational Nonproprietary Names (INN) (nama generik) yang
diterbitkan WHO.

b. Obat yang sudah lazim digunakan dan tidak mempunyai nama INN
(generik) ditulis dengan nama lazim, misalnya: garam oralit.

Daflar Oluii Esmskil Nasional 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

c. Obat kombinasi yang tidak mempunyai nama /A/A/(generik)diberi nama


yang disepakati sebagai nama generik untuk kombinasi dan dituliskan
masing-masing komponen zat berkhasiatnya disertai kekuatan masing-
masing komponen.
Untuk beberapa hal yang dianggap perlu nama sinonim, dituliskan di
antara tanda kurung.

3. Pengertian dan Singkatan

a. Pengertian
1) Bentuk sediaan
Bentuk sediaan adalah bentuk obat sesuai proses pembuatan obat
tersebut dalam bentuk seperti yang akan digunakan, misalnya
tablet salut enterik, injeksi intravena dan sebagainya.
2) Kekuatan sediaan
Kekuatan sediaan adalah kadar zat berkhasiat dalam sediaan obat
jadi, misalnya: isoniazid tablet 100 mg, kuinin tablet 250 mg.
b. Lain-lain

1) Penulisan informasi pada kolom catatan dimaksudkan untuk obat-


obat dengan pemakaian sebagai berikut:
a) diperlukan pemantauan terhadap kemungkinan timbulnya efek
samping;
b) pembatasan indikasi;
c) terbatas untuk kasus-kasus tertentu;
d) diperlukan monitoring ketat atau pertimbangan medis;
e) diperlukan perhatian terhadap sifat/cara kerja obat;
f) diperlukan cara atau perlakuan khusus;
g) diperlukan fasilitas tertentu;
h) dikombinasikan dengan obat lain;

Dajiar Obat Lsensiul Nasional 201i 13


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

i) di daerah-daerah tertentu (daerah endemis);


j) pemakaian sesuai program dibidang kesehatan.
2) Penulisan istilah teknis alau kata-kata bahasa asing digunakan
huruf miring.
3) Daftar obat nasional merupakan daftar obat yang digunakan untuk
rumah sakit.

4) Daftar obat untuk Puskesmas diberikan dalam kertas berwarna


merah.

c. Singkatan
btl botol

FDC Fixed Dose Combination

ih intialasi

inj injeksi
inj dim minyak injeksi dalam minyak
inj i.a. injeksi intraarteri - '
-

inj infiltr injeksi tnfiltrasi


inj i.k. injeksi intrakutan
inj i.m. injeksi intramuskular -

inj i.t injeksi intratekal ■-I

inj i.v. injeksi intravena


inj p.v. injeksi paravertebral
inj s.k. injeksi subkutan
kapl kaplet
kaps kapsul
kaps dalam minyak kapsul dalam minyak
kaps lunak kapsul lunak

141 Dajiar Obat Esemuil Mosional 201J


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

vm
KDT Kombinasi Dosis Tetap
lar larutan
w
lar rektal larutan rektal

lar infus larutan infus

Serb serbuk

Serb inj serbuk injeksi


Serb inj i.v. serbuk injeksi intravena
Serb kering serbuk kering
sir sirup
sir kering sirup kering
sup supositoria
susp suspensi
tab tablet

aw tab salut enterik tablet salut enterik

tab scored tablet dengan tanda belah


ER extended release

RR regular release
SR sustained release

tab vagina tablet vaginal


TB Tuberkulosis

tts tetes

tts mata tetes mata

tts telinga tetes telinga

DdfUir Obal EsensUi! Nasionat 201S


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

D. Proses Pembaharuan Revis


Pembahasan bukan hanya dari usulan yang masuk,tetapi mengkaji seluruh obat
dalam DOEN 2011. Hal ini dilakukan mengingat perkembangan ilmu kedokteran
yang belum tertampung di dalamnya. Hal Ini terlihat dari berbagai pembatasan
yang berlaku > 10 (sepuluh) tahun yang lalu, sekarang ini sudah bukan lagi
pembatasan, contchnya penggunaan obat kanker.
Tim ahli dan konsultan bekerja bersama dalam pembahasan yang dibagi dalam
beberapa kali pembahasan berdasarkan kelas terapi. Konsultan memberikan
masukan dan saran yang dibutuhkan kepada tim ahli sesuai dengan kompetensi.
Selain informasi dari konsultan dan tim ahli, sekretariat mendukung dengan
informasi dari berbagai sumber referensi. Dari proses ini, meski informasi EBM
belum sepenuhnya berlaku, namun pembahasan bukan hanya berdasarkan
pembuktian tingkat ke-4 yaitu pendapat ahli semata.
Pemahaman konsep DOEN, mulai disosialisasikan kembali. Rupanya
pemahaman konsep obat esensial mulai luntur dan penjelasan tentang hal
ini sangat dihargai. Beberapa perumpamaan muncul untuk mempermudah
pengertian atau konsep Obat Esensial. Obat esensial adalah lantai bukan
langit-langit, diterjemahkan dari: Essential Medicine is a floor not a ceiling
(WHO IRS 946). Obat esensial adalah kebutuhan minimal dalam pelayanan
kesehatan, dimana suatu obat adalah esensial jika anda tidak dapat berbuat
tanpa obattersebut {You can't do iv/f/iouf//). Dengan pemahaman ini, persoalan
yang muncul kemudian yaitu masalah perbedaan persepsi dan pengertian obat
program. Perbedaan persepsi Obat Esensial dan obat program akan berakibat
pada proses pengadaan obat, baik dari program maupun oleh Pelayanan
Kesehatan Dasar (PKD). Untuk mengatasi hal ini telah disepakati, akan
dilakukan sosialisasi dan perlu kebijakan khusus dari Kementerian Kesehatan
terkait dengan Obat Esensial dan obat program.
Dalam proses revisi, sejak awal telah direncanakan akan memberikan perhatian
pada obat untuk anak. Kebijakan ini dimaksudkan agar selaras dengan kebijakan
global,dimana Indonesia konsisten memperjuangkan penurunan angka kematian
bayi dan anak, sesuai dengan target capaian MDG's (Millenium Development
Goals). Keterlibatan 3 orang dokter spesialis anak, memberikan kontribusi cukup
untuk hal ini. Demikian pula keterlibatan Direktorat Bina Kesehatan Anak, dan
direktorat lain yang sangat intensif.

16 Dajiar Ohat Esensial ,\'asii)nal 201.i


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK tNOONESIA

1. Proses revisi

Proses revisi DOEN 2013 dimulai pada tahun 2012 dengan mengirimkan
surat kepada institusi pelayanan kesehatan (rumah sakil tipe A, B, C.
puskesmas) pemerintah maupun beberapa swasta terpilih, Dinas Kesehatan
Propinsi/Kabupaten/Kcta, unit pengelola program pengobatan di lingkungan
Kementerian Kesehatan dan organisasi profesi. Setelah 2 bulan pengiriman,
dari sejumlah 830 instansi yang diberikan surat, 44 instansi memberikan
jawaban. Meskipun dalam surat permintaan telah diberitahukan bahwa
pengusul harus memberikan data pendukung (bukti ilmiah) dan alasan,
namun hanya 5 usulan yang memberikan data pendukung. Tim ahli dan
konsultan disepakati tidak dapat memberikan usulan nama obat baru
kecuali bentuk sediaan yang paling bermanfaat.
Data obat yang telah diregistrasi dan sediaan yang beredar diperoleh dari
Badan POM.

Tata cara ini merupakan acuan dalam pelaksanaan revisi DOEN sejak
tahun 2008 yang sangat diperlukan dalam terwujudnya proses transparansi
dan akuntabilitas. Acuan ini berisi kepanitiaan, penetapan kriteria proses
rekruitmen anggota tim ahli dan konsultan penyusunan DOEN, tugas
dan kewajiban anggota tim ahli dan konsultan, proses revisi, jenis dan
penyelenggaraan rapat pembahasan dan cara penyebarluasan DOEN.

2. Kepanitiaan

a. Organisasi
1) Struktur organisasi berbentuk Komite Nasional Penyusunan
Daftar Obat Esensial Nasional(Komnas Penyusunan DOEN)yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, terdiri dari:
a) Tim Ahli;
b) Tim Konsultan:
c) Tim Pelaksana; dan
d) Sekretariat.

Daftar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2) Keanggotaan Komnas Penyusunan DOEN bersifat tetap


sampai terbentuk Komite pada revisi DOEN berikutnya. Komnas
Penyusunan DOEN disahkan melalui SK Menkes dengan
mencantumkan tugas-tugasnya.
3) Nama anggota tim ahli dan konsultan yang terpilih disusun sesuai
abjad ditulis tanpa gelar, hanya dibedakan bidang keahliannya.
4) Tidak semua kelas terapi membutuhkan ahli yang hams tercantum
dalam Komnas Penyusunan DOEN.
5) Jika diperlukan, dapat diundang ahli di bidang spesialisasi tertentu
untuk menjadi narasumber yang memberikan pandangannya
daiam proses revisi tetapi tidak termasuk daiam tim ahii dan
konsultan serta tidak ikut serta dalam pengambiian keputusan.
6) Tugas tim ahli dan konsultan tercantum dalam SK sebagai berikut;
a) Tim ahli bertugas melakukan evaluasi obat dalam DOEN 2011
dan meniiai usulan obat yang akan dimasukkan dan/atau
dikeluarkan dari/ke dalam DOEN 2013.

b) Konsultan bertugas memberikan masukan teknis/ilmlah yang


diperlukan tim ahli.
c) Tim ahii dan konsultan bersama-sama memberikan dukungan
teknis/iimiah kepada Kementerian Kesehatan melalui
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Mat Kesehatan
dalam penerapan DOEN secara Nasional serta membantu
Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian dalam penerapan
kebijakan DOEN.
7} Tim Pelaksana adalah wakil dari direktorat di lingkungan
Kementerian Kesehatan yang mempunyai program pengobatan/
pengadaan obat.
8) Sekretariat adalah Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian,
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Mat Kesehatan,
Kementerian Kesehatan.

Daftar Ohat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

b. Proses pemilihan anggota Tim Ahil dan Konsultan


1) Persyaratan anggota Tim Ahil dan Konsultan:
a) Memiliki integiitas dan standar profesional tinggi.
b) Anggota tim ahil dan konsultan adalah klinikus dari berbagai
bidang spesialisasl, farmakologi (klinik), dokter gigi, apoteker,
dokter umum/puskesmas dan dokter keluarga.
c) Demi memperoleh tim atili yang profesional dan tidak berpihak,
maka yang bersangkutan tidak mewakili asosiasi profesi,
departemen/bagian di rumah sakit, atau jabatan lain yang
potensial menimbulkan konflik kepentingan.
d) Menyatakan kesediaan secara tertulis.
e) Bersedia menandatangani pemyataan bebas konflik
kepentingan. Namun,orang yang memiliki konflik kepentingan
masih dapat dipertimbangkan oleh tim menjadi anggota tim
ahli, bila dinilai oleti panitia dapat menjaga integritasnya.
Jika memiliki konflik kepentingan terhadap obat tertentu
yang sedang dibatias, maka yang bersangkutan diminta
untuk meninggalkan ruangan rapat, dan kembali setelah obat
tersebut selesai dibahas. Namun hal ini belum pemati terjadi
selama proses pembahasan.

2) Proses rekrutmen anggota Tim Ahli dan Konsultan


a) Sekretariat menyampaikan permintaan kesediaan tertulis dari
yang bersangkutan, yang dilakukan 2 (dua) bulan sebelum
rapat perdana.
b) Yang bersangkutan menyatakan kesediaan tertulis 1 (satu)
minggu setelah mendapat surat permintaan tersebut di atas,
disertai pemyataan bebas konflik kepentingan.

Daftar Obat Esensia! Nasiona!201i


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3. Cara revisi DOEN

a. Pengusulan
Proses revisi diawali dengan pengiriman surat permintaan usulan
tertulis kepada unit pelayanan kesehatan (RS Pendidikan, RS Khusus,
RS Propinsi, RS TNl-POLRI, RS Swasta terpilih, RS Kabupaten terpilih,
Puskesmas Rawat Inap), Dinas Kesehatan Propinsi/Kabupaten/Kota,
puskesmas dan pengelola program {direktorat terkait di lingkungan
Kemkes). Surat permintaan dikirim ke Sekretariat 3(tiga) bulan sebelum
rapat perdana.

b. Kompilasi usulan
Sekretariat melakukan kompilasi usulan yang masuk dan dikelompokkan
sesuai dengan kelas terapi. Dilakukan dalam waktu 1 (satu) bulan
setelah tanggal batas usulan masuk.
c. Mater! revisi

Materi revisi adalah matriks yang menyandingkan Daftar Obat Esensial


WHO edisi tahun 2011, DOEN 2011 dan hasil kompilasi usulan. Materi
revisi diserahkan kepada tim ahli 1 (satu) minggu sebelum rapat
pembahasan teknis.
d. Kriteria pembahasan
Usulan obat yang dibahas diutamakan usulan yang disertai alasan dan
bukti ilmiah {evidence) yang lengkap. Ketersediaan di pasaran juga
menjadi pertimbangan utama suatu obat akan dicantumkan dalam daftar.
e. Cara pembahasan materi revisi
1) Revisi dilakukan dengan mengkaji usulan yang masuk dan
keseluruhan obat yang telah tercantum dalam DOEN sebelumnya
(2011). Hasil pembahasan adalah menerima atau menolak usulan
atau mengeluarkan obat yang telah tercantum dalam DOEN
sebelumnya berdasarkan permintaan atau pendapat dari anggota
tim ahli dan konsultan. Obat dikeluarkan dapat berdasarkan
ketersediaan di pasaran, alasan keamanan atau efikasinya.

20 Daftar Ohat Escnxial Xasional 201J


ISSW

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2) Jenis rapat pembahasan


a) Rapat Perdana berisi tentang:
(1) Penjelasan tentang pengertian obat esensial (batasan,
kriteria, jumlah obat esensial yang ideal dalam DOEN dan
Iain-Iain).
(2) Implementasi DOEN (kaitan dengan obat program, acuan
pengadaan obat PKD, DPHO-ASKES dan Iain-Iain).
(3) Tata cara revisi DOEN.
(4) Tata cara dan kesepakatan dalam rapat pembahasan
teknis dan rapat pleno.
(5) Kriteria pemilihan obat esencial.
(6) Peserta rapat: tim ahli, konsultan, pengelola program,
pelaksana.
b) Rapat-rapat pembahasan teknis
(1) Mempakan rapat-rapat pembahasan materi revisi.
(2) Rapat pembahasan teknis hams dihadiri oleh ahli yang
terkait dengan kelas terapi yang akan dibahas.
(3) Membahas usulan penambahan/pengurangan obat
esensial dari unit pelayanan kesehatan (kompilasi usulan
dari berbagai institusi pelayanan kesehatan dan DOEN
2011 disediakan oleh pelaksana).
(4) Mencermati secara khusus obat yang diusulkan di
luar daftar obat esensial WHO terakhir yang harus
dipertimbangkan secara seksama.
(5) Usulan memasukkan suplemen makanan dan herbal ke
dalam DOEN tidak akan dipertimbangkan.
(6) Apabila tim ahli tidak dapat mengambil keputusan pada
suatu masalah, maka dapat mengundang narasumber di
luar tim ahli.

Daftar Obat Esensial Xasional 2013 21


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

(7) Peserta rapat:


- Tim Ahli

- Tim Konsultan
Tim Pelaksana

- Narasumber terkait.
(8) Hasil rapat pembahasan teknis adalah draft yang akan
disampaikan dalam rapat pleno.
c) Rapat Pleno
(1) Berfungsi untuk menyepakati, mengesahkan dan
mensosialisasikan draff DOEN 2013.
(2) Pimpinan sidang adalah ketua tim ahli.
(3) Pengesahan draft DOEN menjadi DOEN revisi baru,
dtlakukan oleh Dirjen Bina Kefarmasian dan Mat
Kesehatan Kementerian Kesehatan atau yang mewakili.
(4) Hasil pengesahan rapat pleno tidak dapat diubah selain
revisi redaksional.
(5) Peserta rapat pleno selain mereka yang berfungsi sebagai
pengambil keputusan di institusi masing-masing juga
diharapkan berperan aktif dalam penyebarluasan DOEN.
(6) Peserta rapat pleno adalah
Peserta rapat perdana
- Peserta rapat pembahasan teknis
- RS Propinsi terpilih dan rumah sakit lain yang
memberi usuian revisi

- Dinas Kesehatan Propinsi terpilih


- Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terpilih yang
memberikan usuian

22 Dafuir Ohtii EsensUt! Xnsional 201i


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

- Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM)


- Organisasi profesi (IDI, IDAI, PAPDI, lAI, PDGI,POGI,
IKABI, PERHATI-KL, PERHOMPEDIN. PERDOSKI,
PERDAMI)
- Industri farmasi BUMN.

Penjelasan perubahan Obat


Perubahan obat dalam DOEN 2013 baik nama generik atau formulasinya,
berdasarkan kelas terapi antara lain sebagai berikut:
1. Analgesik, Antipiretik, Antlinflamasi Nonsteroid, Antipirai
1.2 Analgesik Non-narkotik
Usulan agar parasetamol tab ICQ mg dikeluarkan daii DOEN
disetujui, mengingat sediaan sirup untuk anak telah tersedia,
serta untuk menghindari pemberian parasetamol dalam bentuk
puyer.

3. Antialergi dan Obat untuk Anafilaksis


Usulan untuk menambahkan setirizin sirup 5 mg/ml dalam kelas terapi
ini diterima, mengingat dalam kelas terapi ini belum ada antialergi
dalam sediaan sirup.

4. Antidot dan Obat Lain untuk Keracunan


4.1 Khusus

Usulan natrium bikarbonat inj i.v. 8,4 % diterima, mengingat


sediaan ini diperlukan khususnya di ICU untuk penatalaksanaan
pasien asidosis metabolik, gagal ginjal, dan sepsis.
5. Antiepilepsi-Antikonvulsi
Karbamazepin sediaan tablet kunyah 100 mg dikeluarkan dari DOEN
2011 karena sediaan ini tidak tersedia lagi di pasaran.
Magnesium sulfat injeksi yang dalam DOEN 2011 hanya dilndikasikan

Daftar Obat Esensial Ntisional 2013 '23


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

untuk ekiampsia,dalam DOEN 2013 pembatasan ini dihapus mengingat


magnesium sulfat juga bermanfaat untuk beberapa indikasi lain yang
memerlukan obat ini.

6. Antiinfeksl

6.2.1 Beta laktam

Sefadroksi! sediaan kapsul 500 mg dan simp 125 mg/5


ml diterima dalam DOEN 2013 mengingat perkembangan
resistensi bakteii terhadap antibiotik golongan penisilin di
rumah sakit.

Sefiksim tablet 100 mg diterima untuk pasien rumah sakit yang


memerlukan switch terapi dari antibiotik sediaan injeksi ke
sediaan tablet sefalosporin generasi ke 3.

6.2.2.3 Sulfa-Trimetoprim
Kotrimoksazol simp 240 mg/5 ml diterima sebagai pengganti
kotrimoksazol DOEN II (pediatrik) kombinasi yang komponen
dosisnya lebih kecil dan hanya tersedia dalam sediaan tablet.

6.2.2.7. Penggunaan Khusus


Metronidazol simp 125 mg/5 ml diterima karena sediaan ini
dibutuhkan untuk anak yang menderita infeksi yang disebabkan
oleh amoeba.

6.5.1. Antlamuba dan Antigiardiasis


Diloksanid tablet 500 mg dikeluarkan karena tidak tersedia lagi
di pasaran.

6.5.2.2 Untuk pengobatan


Antimalaria DOEN kombinasi dikeluarkan dari daftar karena
masalah resistensi terhadap sediaan tersebut.

24 I Daftar Obat Esensial Nasiona! 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

8. Antineoplastik, Immunosupresan dan Terapi Paliatif


8.1 Hormon dan Antihormon

Metilprednisolon tablet 16 mg diterima karena adanya kebutuhan


untuk terapi steroid dosis tinggi di rumah sakit.
Anastrozol tablet 1 mg diterima mengingat obat ini diperlukan
untuk terapi lini pertama kanker payudara lokal lanjut atau
metastase pada wanita post menopause dengan reseptor
hormon positif

8.2 Sitotoksik

Sitarabin serbuk injeksi 500 mg/vial ditambahkan dalam DOEN


2013 karena khususnya untuk penatalaksanaan leukemia akut
dan limfoma maligna.

12. DIagnostik

12.1. Bahan Kontras Radiologi


Meglumin natrium amidotrizoat injeksi 76 % diganti dengan
amidotrizoat 370 lodin mg/mL.
Natrium iopodat kapsul 500 mg dikeluarkan dari DOEN 2011
karena alasan safety.

14. Obat dan Bahan untuk Gig! dan Mulut


14.5. PreparatLain
Spons gelatin dengan sediaan cubicles 1x1x1 cm dikeluarkan
karena penggunaannya sudah semakin terbatas dan dapat
digantikan dengan kapas steril.
Paper point dimasukkan dalam DOEN 2013 karena bahan
ini hams tersedia bersama dengan gutta percha yang sudah
tersedia di DOEN 2011.

Daftar Obat Esensial Nimonal 2013 I 25


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

17. Obat Kardiovaskuler

17.1 Antiangina
Amiodipin tablet 5 mg yang dalam DOEN 2011 diterima dan
dimasukkan dalam kelas terapi antiangina, pada DOEN 2013
obat ini dimasukkan dalam kelas terapi antihipertensi.

17.3 Antihipertensi
Amiodipin tablet 10 mg dimasukkan dalam DOEN 2013 untuk
melengkapi sediaan dengan kekuatan 5 mg yang sudah ada.
Nikardipin injeksi 10 mg dimasukkan dalam DOEN 2013 untuk
indikasi hipertensi kritis.
Valsatran tablet 80 mg dimasukkan dalam DOEN 2013 untuk
melengkapi kelas terapi antihipertensi dari golongan angiotensin
II reseptor bloker.

17.6 ObatGagalJantung
Karvedilol tablet 6,25 mg dimasukkan dalam DOEN 2013 untuk
indikasi gagal jantung mengingat profil efikasi dan keamanannya
yang baik.

17.8 Antihiperiipidemia
Fenofibrat tablet 100 mg dimasukkan dalam DOEN 2013 untuk
menurunkan kadar trigliserid yang ekstrim tinggi (500-1500 mg/
dL).

18. Obat Topikai untuk Kuiit

18.2 Antibakteri

Kloramfenikol salep kulit diterima masuk dalam DOEN 2013


karena merupakan antibiotik sediaan topikai yang diperiukan
untuk infeksi bakteri superfisia! pada kulit.

26 I Daftar Obat Esensia! Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK tNDONESIA

18.3 Antifungi
Ketokonazol krim 2 % dimasukkan dalam DOEN 2013 sebagai
antifungi topikal yang efektif untuk mengatasi infeksi jamur
superfisial pada kulit.

18.4 Antllnflamasi dan Antipruritik


Mometason furoat krim 0,1% dimasukkan dalam DOEN 2013
sebagai kortikosteroid potensi sedang yang aman digunakan
untuk anak > 2 tahun.

21. Obat untuk Mata

21.2 Antimikroba

Cksitetrasiklin salep mata 1% dikeluarkan daii DOEN 2011


karena tidak lagi digunakan untuk infeksi superfisial pada mata.
23. Psikofarmaka

23.4 Antipsikosis
Trifluoperazin sediaan tablet 5 mg dimasukkan dalam DOEN
2013 untuk penatalaksanaan schizophrenia.
Klozapin tablet 50 mg dikeluarkan daii DOEN 2011 karena
sediaan dengan kekuatan tersebut tidak tersedia di pasaran dan
digantikan dengan tablet 25 mg.

25. Obat untuk Saluran Cerna

25.2 Antiemetik

Domperidon tablet 10 mg dimasukkan dalam DOEN 2013


sebagai antiemetik yang relatif aman.
Ondansentron tablet 4 mg dimasukkan dalam DOEN 2013
sebagai antiemetik pasca penggunaan kemoterapi dan radiasi.

Daftar Obat Esensial National 2013 i 27


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

25.5 Obat untuk Diare

Zinc tablet 20 mg yang dalam DOEN 2011 disebutkan "hanya


sebagai tambatian pada pemberian oralit untuk baiita diare",
dalam DOEN 2013 mengalami perubatian redaksional menjadi
"tiarus diberikan bersama oralit dan lama pemberian 10 hari".

26. Obat untuk Saluran Napas


26.2 Antitusif

Dekstrometorfan tablet 15 mg dan sirup 10 mg/ml dikeluarkan


dari DOEN 2011 karena selain aktiir-akhir ini dilaporkan adanya
peningkatan penyalahgunaan juga tidak didukung oleh bukti
ilmiah yang memadai sebagai antitusif.
26.3 Ekspektoran
Asetilsistein kapsul 200 mg dimasukkan dalam DOEN 2013
sebagai ekspektoran yang khususnya bermanfaat pada PPOK
(Penyakit Paru Obstruksi Kronis).

27. Obat yang Mempengaruhi SIstem Imun


27.1 Serum dan Imunoglubulin
Serum Antidifteri (A.D.S) injeksi i.m. 10.000 Ul/vial dikeluarkan
dari DOEN 2011 karena tidak tersedia lagi di pasaran.
Vaksin hepatitis B dan vaksin jerap Difteri Tetanus Pertusif
(DTP) yang pada DOEN 2011 tersedia dalam bentuk terpisah,
dalam DOEN 2013 diganti menjadi vaksin comtx)(uniject) yang
mengandung DTP dan hepatitis B.
29. Vitamin dan Mineral

lodium kapsul lunak 200 mg dikeluarkan dari DOEN 2011 karena


pemberian iodium telah dicakup dalam program garam beriodium.
Fitomenadion injeksi i.m. 10 mg/ml yang semula dikelompokkan dalam
kelas terapi vitamin & mineral, dalam DOEN 2013 dimasukkan ke dalam

28 I Daftar Oltal Esensia! Nasioiuil 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

kelas terapi obat yang mempengaruhi koagulasi. Dalam kelompok ini


ditambahkan juga fitomenadion i.m. 2 mg/ml.
E. Penyebarluasan DOEN 2013
Dalam rangka penerapan konsep obat esensial dalam sistem pelayanan
kesehatan dl seluruh Indonesia, maka DOEN 2013 hams disebarluaskan ke
seluruh pemangku kepentingan {stakeholdei) yang terkait dengan ketersediaan
obat maupun penggunaannya di fasilitas kesehatan. DOEN 2013 perlu
disosialisaikan kepada pihak produsen untuk menjamin ketersediaannya di
pasaran,disamping sosialisasi kepada pengambil kebijakan untuk penyediaannya
dan kepada pengguna (fasilitas kesehatan), serta kepada penulis resep (dokter)
untuk meningkatkan peresepan obat secara rasional.
Penyebarluasan dilakukan dengan distribusi dalam bentuk edaran Surat
Keputusan Menteri Kesehatan maupun buku dan dipublikasikan melalui media
elektronik.

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 I 29


I! i: I! II li I! i: I.: t: ii i: i! ii i? i: ii i; ii ii i I'l
BAB li

DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013


( I rv i 1 ( I 1 1 (: f ! I ; 1 1 t i 1 1 ( I f ; I ! I : I j (! i i I
v%\
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB II
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
1.ANALGESIK,ANTtPIRETIK.ANTIINFLAMASINONSTEROID,ANTIPIRAI
1.1 ANALGESIK NARKOTIK

fentanyl inj i.m./l.v. 0,05 mg/mL Penggunaan perlu


diperketat
kodein tab 10 mg
tab 20 mg
morfin tab 10 mg
tabs/? 10 mg
inj i.m./s.k./i.v. 10 mg/mL
petidin inj i.m./s.k./i.v. lambat 50
mg/mL(HCI)
sufentanil inj i.v. 5 mcg/mL

1.2 ANALGESIK NON-NARKOTIK


ibuprofen tab 200 mg
tab 400 mg
sir 100 mg/5 mL
ketoprofen sup 100 mg Hanya untuk pasien
pasca operasi
natrium diklofenak tab 25 mg
tab 50 mg
parasetamoi tab 500 mg
sir 120 mg/5 mL
tts 60 mg/0,6 mL

Daftar Obat Esensial Nasional 20IS


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)
l.lANTtPIRAI
alopurinol tab 100 mg Tidak diberikan saat
tab 300 mg serangan akut
kolkisin tab 500 meg
2. ANESTETIK
2.1 ANESTETIK LOKAL
bupivakain inj p.v. 5 mg/mL Khusus untuk
inj 0,5% (HCI)+ glukosa analgesia spinal
bupivakain Heavy
8%

etil klorida semprot 100 mL


lidokain inj 5% + glukosa 5% Khusus untuk
analgesia spinal
inj infiltr 2%
gel 2%
semprot 10%
2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN
halotan ih

isofluran iti
ketamin inji.v. 50 mg/mL
inj i.v. 100 mg/mL
nitrogen oksida ih, gas dalam tabung
okslgen ih, gas dalam tabung
propofol inj i.v., bolus 1%
Serb inj i.v., bolus 500 mg/
tiopental
amp(garam Na)
2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF
atropin inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL

321 Daftar Obal Esetisial Nasiona!2013


-

MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
-
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
diazepam inj i.v./i.m. 5 mg/mL
midazolam inj i.v. 1 mg/mL
inj i.v. 5 mg/mL
3. ANTIALERGI dan OBATuntukANAFILAKSiS
deksametason inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin inj i.v./i.m. 10 mg/mL(HCI)
epinefrin (adrenalin) inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin tab 4 mg
ioratadin tablOmg
setirizln sir 5 mg/5 mL
mm 4. ANTIDOT dan OBAT UIN untuk KERACUNAN
4.1 KHUSUS
M atropin inj 0,25 mg/mL
kalsium glukonat inj 10%(100 mg/mL)
mm
nalokson inj 0,4 mg/mL
natrium bikarbonat tab 500 mg
mm
inj i.v. 8,4 %
natrium tiosulfat inj i.v. 25%
mmi protamin sulfat inj i.m. 10 mg/mL
4.2 UMUM
m» karbon aktif tab
magnesium sulfat Serb

mm 5.ANTIEPILEPSi-ANTIKONVULSI
diazepam inj i.v. 5 mg/mL
mm lar rektal 5 mg/2,5 mL
lar rektal 10 mg/2,5mL

Daftar Obat Esensial Nasional 201i 133


**

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPi
(Bentuk Sediaan dan CATATAN -
NARAAGENERIK
Kekuatan)
fenitoin kaps 50 mg
kaps100 mg
inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg - -

lab 100 mg
karbamazepin tab 200 mg
sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat inj i.v. 20%
inj i.v. 40% - -

valproat tab 250 mg mm


tab 500 mg - -

sir 250 mg/5 ml


6. ANTIINFEKSI
mm
6.1 ANTELMINTIK

6.1.1 Antelmintik Intestinal


mm
albendazol tab 400 mg
mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg
sir 50 mg/mL
pirantel pamoat tab scored 250 mg
susp 125 mg/5 ml
prazlkuantei tab 300 mg —

tab 600 mg
6.1.2 Antifilaria
dietilkarbamazin tab 100 mg

341 Daflar Ohal Esensial Naxioiuil 201J


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(BentukSediaandan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
6.1.3 Antisistosoma
prazikuantel tab 600 mg - Hanya untuk daerah
Sulawesi Tengali.
- Ktiususdi
Kalimantan Selatan
untuk pengobatan
Fasciolopsis buski.
6^ ANTIBAKTERI
6.2.1 Betalaktam
amoksisilin tab scored 500 mg
sir kering 125 mg/5 mL
ampisilin Serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial
Serb inj i.v. 1000 mg/vial
benzatin penisilin inji.m. 1,2jutaUI/mL
inj i.m. 2,4juta UI/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V) tab 250 mg
tab 500 mg
Serb inj i.m. 1 juta UI/viaL
prokain benzilpenisilin
Serb inj i.m. 3 juta UI/viaL
sefadroksi! kaps 500 mg
sir 125 mg/5 ml
sefazolin Serb inj 1 g/vial Digunakan pada
prorilaksis bedati untuk
mencegati teijadinya
infeksi luka operasi

sefiksim tab 100 mg


seftriakson Serb inj 1 g/vial

Daftar Ohat Esensial Nasional 201S 135


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)
6.2.2 Antibakteri Lain

6.2.2.1 Tetrasiklln

doksisiklin kaps100 mg
oksitetrasiklin inj i.m. 250 mg/3 mL(HCI)
inj i.m. 50 mg/mL(HCI)
tetrasiklln kaps 250 mg (HCI)
kaps 500 mg (HCI)
6.2.2.2 Kloramfenikoi

kloramfenikol kaps 250 mg


susp 125 mg/5 mL
6.2.2.3 Sulfa-Trimetoprim
kotrimoksazol kombinasi tiap SUSP
5 ml:
sulfametoksazol 200 mg
trimetoprim 40 mg

kotrimoksazol 1 (dewasa) tab


kombinasi:
sulfametoksazol 400 mg
trimetoprim 80 mg

6.2.2.4 Makrolld

eritromisin kaps 250 mg


sir kering 200 mg/5 ml
6.2.2.5 Aminogllkosida
gentamisin inj 10 mg/mL
inj 40 mg/mL

361 Daftar Obal Esensial Nasiona!2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULAS!
KEUSTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
6.2.2.6 Kuinolon

siprofloksasin tab scored 500 mg - TIdak sebagai pilihan


utama untuk Infeksi
kuman gram positif
- Tidak digunakan
untuk pasien < 18
tahun

6.2.2.7 Lain-lain

metronidazol tab 250 mg


tab 500 mg
sir 125 mg/5mL
sup 500 mg
lar infus 5 mg/mL
vankomisin Serb inj 500 mg/vial Life saving pada
infeksi MRSA

6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS

6.3.1 Antilepra
dapson tab scored 100 mg
klofazimin, micmnized kaps dalam minyak 100 mg
rifampisin kaps 300 mg Hanya untuk lepra
6.3.2 Antitubei1(ulosis
isoniazid tab 100 mg Untuk profilaksis TB
pada anak dan HIV/
tab 300 mg AIDS
streptomisin Serb inj 1000 mg/vlai Penggunaan sesuai
dengan program TB
Nasional

Daftar Obat Esensial Nasional 20U 137


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULAS!
KEUSTERAPI (Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMA6ENERIK
Kekuatan)

kombinasi untuk dewasa:


Paduan dalam bentuk dosis Bentuk sediaan dan
tetap(KDT/FDC) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 150 mg dengan program TB
isoniasid tab 75 mg Nasional
pirazinamid tab 400 mg
etambutol tab 275 mg

kombinasi untuk dewasa;


Paduan dalam bentuk dosis Bentuk sediaan dan
tetap(KDT/FDC) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 150 mg dengan program TB
isoniasid tab 150 mg Nasional

kombinasi untuk anak;


Paduan dalam bentuk dosis Bentuk sediaan dan
tetap(KDT/FDC) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 75 mg dengan program TB
isoniasid tab 50 mg Nasional
pirazinamid tab 150 mg

kombinasi untuk anak:


Paduan dalam bentuk dosis Bentuk sediaan dan
tetap(KDT/FDC) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 75 mg dengan program TB
isoniasid tab 50 mg Nasional

381 Dafiar Obat Esensial Sasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMA6ENERIK
Kekuatan)

kombinasi untuk dewasa;


(Paduan dalam bentuk Bentuk sediaan dan
Kombipak) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 450 mg dengan program TB
isortiasid tat) 300 mg Nasional
pirazinamid tab 500 mg
etambutol tab 250 mg dan 500 mg

kombinasi untuk anak;


(Paduan dalam bentuk Bentuk sediaan dan
Kombipak) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 75 mg dengan program TB
isoniasid tab 100 mg Nasional
pirazinamid tab 200 mg
kombinasi untuk anak;
(Paduan dalam bentuk Bentuk sediaan dan
kombipak) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 75 mg dengan program TB
isoniasid tab 100 mg Nasional

6.3.3 Antiseptik Saluran Kemih


metenamin mandelat tab salut enterik 500 mg
(tieksamin mandelat)

6.4 ANTIFUNGi

6.4.1 Antifungi, sistemik


amfoterisin B inj. i.v. 50mg/10 mL
flukonazol kaps 50 mg
kaps 150 mg
inj 2 mg/mL

Dafuir Obal Esensial Nasional 2013


u
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab scored 250 mg
ketokonazol tab 200 mg
nistatin tab salut 500.000 UI/mL

susp 100.000 UI/mL


6.5 ANTIPROTOZOA

6.5.1 Antiamuba dan Antigiardiasis


tab 250 mg
metronidazol
tab 500 mg
6.5.2 Antimalaria

6.5.2.1 Untuk Pencegahan


doksisiklin kaps100mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
artemether Inj 80 mg/ml
artesunat inj i.v./l.m. 60 mg/ml
kombinasi(kombipak); tab
artesunat tab 50 mg
amodiakuin tab 200 mg
kuinin tab 200 mg
tab 222 mg
tab 250 mg
Hanya untuk malaria
inj i.v. 25%
yanq berat
primakuin tab 15 mg

401 Dafiar Ohal Esensial Nastonal 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELASTERAPI
CATATAN
NAMA GENERiK

6.6 ANTIVIRUS

6.6.1 Antiherpes
asiklovir tab scored 20Q mg
tab scorerf400 mg
6.6.2. Antiretroviral

6.6.2.1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor(NRTI


kombinasi: tab
zidovudin 300 mg
lamivudin 150 mg
lamivudin (3TC) tab 150 mg
sfavudin tab 30 mg
zidovudin 1 tab 300 mg
6.6.2.2 Ron Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor(NNRTI)
efavirens tab 600 mg
nevirapin tab 200 mg
6.6.2.3 Profease/n/i/b/for

kombinasi:
Iopinavir200 mg
ritonavir (LPV/r)50 mg
7. ANTIMIGREN

7.1 PROFILAKSIS

propranolol tab 10 mg

7.2 SERANGANAKUT

Da/tar Ohal Enenxiol Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMA6ENERIK
Kekuatan)
8. ANTINEOPLASTIK,IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPIPAUATIF
8.1 HORMON DAN ANTIHORMON
anastrozol tab 1 mg
deksametason tab 0,5 mg
tab 4 mg
inj 5 mg
medroksi progesterone asetat tab 250 mg
inj 200 mg/mL
metilprednisolon tab 4 mg
tab 16 mg
tamoksifen tab 20 mg
testosterone kaps lunak 40 mg
8.2. IMUNOSUPRESAN
azatioprin tab 50 mg
metotreksat tab 2,5 mg
siklosporin kaps lunak 25 mg
inj 50 mg/mL
8.3 SITOTOKSIK
asparaginase Serb inj 10.000 Ul/vial
bleomisin Serb inj 15 mg/amp
busulfan tab salut 2 mg
dakarbazin Serb inj 100 mg/vial
daktinomisin inj i.v. 0.5 mg/vial
daunorubisin Serb inj 20 mg/vial
doksorubisin Serb inj i.v. 10 mg/vial
Serb inj i.v. 50 mg/vial

421 Daftar Ohal Esensia! Nasiona!2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI
CATATAN
NAMAGENERIK

dosetaksel inj 20 mg/0,5 mL


inj 80 mg/2 mL
etoposid kaps 100 mg
inj 20 mg/mL
uorourasi inj 250 mg/mL
inj 500 mg/5 mL
hidroksi urea kaps 500 mg
Serb inj 500 mg
Serb inj 1000 mg/vial
klorambusii
melfalan Marus disimpan pada
suhu 2-8°C.
merkaptopurin tab 50 mg
melotreksat tab 2,5 mg
serb inj 50 mg/2 mL
serb inj i.v./i.m,/i.t. 5 mg/vial
paklitaksel inj 30 mg/5 mL
siklofosfamid tab salut 50 mg
serb inj i.v, 200 mg
serb inj i.v. 500 mg
serb inj i.v. 1000 mg
sisplatin serb inj 10 mg
serb inj 50 mg
sitarabin serb inj i.m./i.v./s.k. 100 mg
serb inj 500 mg/vial
vinblastin serb inj 10 mg/mL
-

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan -
NAMAGENERiK
Kekuatan)
vinkristin Serb inj i.v. 1 mg - Tidakboleti
diberikan secara
intratekal
- Harus disimpan -

pada suliu 2-8°C


8.4 LAIN-LAIN
tab 15mg
kalsium folinat (leukovorin, Ca)
inj 3 mg/mL
mesna inj 100 mg/mL
9. ANTIPARKINSON
tab
Antiparkinson, kombinasi;
benserazid 25 mg
levodopa 100 mg

triheksifenidil tab 2 mg
10. OBATyangMEMPENGARUHIDARAH
10.1 ANTIANEMI
asam folat tab 0,4 mg mm

tab 1 mg
ferro sulfat tab saiut 300 mg mm

sir15mg/5mL
sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 meg

10.2 OBATyang MEMPENGARUHIKOAGULASI


fitomenadion tab salut 10 mg
(vitamin K1) - Dosis untuk bayi
inj i.m. 2 mg/mL
baru lafiir 1 mg
- Dosis untuk bayi
premature 0,5 mg

44 Daflar Ohat Esensial Nasiona!20IS


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
heparin, Na ini i.v./s.k. 5000 UI/mL
protamin sulfat inj lOmg/mL
warfarin tab 2 mg
10.3 INTOKSIKASIZATBESI

deferoksamin mesilat Serb inj 500 mg

11. PRODUK DARAH dan PENGGANTIPUSMA

11.1 PRODUK DARAH


faktor VIII (konsentrat) Serb inj 250 Ul/vial + Untuk haemofiliaA
pelarut 5 mL
faktor IX kompleks Serb inj 500 Ul/vial + Untuk haemofilia B
pelarut 10 mL
Serb inj 1000 Ul/vial +
pelarut 25 ml
11.2 PENGGANTIPLASMA dan PLASMA EKSPANDER

fraksi protein plasma lar infus 5%

hydroxy ethyl starch lar infus 6%

pengganti plasma lar infus - Peiiu sarana dan


kombinasi; keahlian khusus
poligelin (ekivalen dengan • Variasi kombinasi
0,63 g nitrogen) 17,5 g sediaan yang
natrium klorida4,25g beredar di pasaran
kalium klorida 0,19 g dapat digunakan
kalsium (terikat pada
polipeptida) 0,125 g

Dafiar Obal Esensial Nasional 2013 45


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI
(Bentuk Sedlaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
12. DIAGNOSTIK
12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI
amidotrizoat 370 mg/mL
barium suifat Serb 92 g/100 ml
SUSP 2,2%
SUSP 55%
SUSP 65%
gadodiamid inj287 mg/10mL
ioheksol inj 140- 3501 mg/mL
iopamidol inj 200-370 1 mg/mL
12.2 TES FUNGS!
12.2.1 Ginial
natrium aminohipurat inj i.v. 200 mg/mL
12.2.2 Mata
fluoresein tts mata 2,5 mg/mL
inj 10%
12.3 TES KULIT

tuberkuiin protein purified


inj i.k. 1:10
derivative

13. ANTISEPTIKdan DISINFEKTAN


13.1 ANTISEPTIK
hidrogen peroksida cairan 3% - Disimpan dalam
botol kedap udara,
terlindung dari
cahaya
kiorheksidin iar15% Untuk diencerkan bila
akan digunakan

Da/tar Obat Esensiat Nasionat 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERiK
Kekuatan)
povidon iodin larlOO mg/mL
13.2 DISINFEKTAN
etanol 70% cairan 70%
kalsium hipoklorit Serb

paraformaldehid lar buffer 10 %

14. OBAT dan BAHAN untuk GIGI dan MULUT

14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURANAKAR GIGI


eugenol cairan
formokresol cairan

gulta percha dan paper points 15 mm-40 mm


45 mm -80 mm

kalsium hidroksida bubuk, pasta

klorfenol kamfer mentol cairan


(CHKM)
kiorheksidin lar 0,2%
natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% Untuk diencerkan

pasta pengisi saluran akar pasta

14.2ANTIFUNGI OROFARINGEAL
nistatin SUSP 100.000 UI/mL
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
fluor kapl 1 mg
sediaan topikal
14.4 BAHAN TUMPAT

bahan tumpatan sementara lar, Serb

Daftar Ohat Esensial Nasional 2013 47


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
glass ionomerART(Atraumatic Serb
Restorative Treatment) lar

cocoa butter5 g
komposit resin set

14.5 PREPARAT LAINNYA

Anestetik lokai gig! kombinasi ; inj 2 ml


lldokainHCI 2%
epinefrin 1:80.000
kertas wama penanda
articulating paper
oklusi
etil klorida semprot btl 100 mL
lidokain Inj 2% (HCI)
pasta 5%(HCI)
semprot 15%(HCI)
pasta devitalisasi pasta
(non arsen)

surgical ginggival pack pasta

15. DIURETIK
amilorid tab 5 mg
furosemid tab 40 mg
inj i.v./i.m. 10 mg/mL
hldroklortiazid tab 12,5 mg
tab 25 mg
manitol lar infus 20%
spironoiakton tab 25 mg
tab 100 mg

481 Daftar Ohat Esensial Nastonal 20ti


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
-

FORMULAS!
KELASTERAPi
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
16. HORMON,OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPTIK
—t
16.1 HORMON ANTIDIURETIK
desmopresin tab 0,1 mg
(am

tab 0,2 mg
(am vasopresin inj i.m./s.k. 20 UI/mL
16.2 ANWIABETES
(^
16.2.1 Antidiabetes, Oral
glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg
glipizid tab 5 mg
melformin tab 500 mg

«■» 16.2.2 Antidiabetes, Parenteral


insulin intermediate inj 100 UI/mL
(ma
insulin regular inj 100 UI/mL

(am 16.3 HORMON KELAMIN dan OBATyang MEMPENGARUHIFERTILITAS


16.3.1 Androgen
((am testosteron inj 250 mg/mL
16.3.2 Estrogen
(am
estrogen terkonjugasi tab 0,625 mg

etinilestradiol tab 0,05 mg


am
tab 0,5 mg

16.3.3 Progestogen
hidroksi progesteron inj 125 mg/mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
noretisteron tab 5 mg
16.3.4 Kontraseptik
16.3.4.1 Kontraseptik, Oral
kombinasi ; pll
levonorgeslrel 150 meg
etinilestradiol 30 meg
16.3.4.2 Kontraseptik, Parenteral

medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg

16.3.4.3 Kontraseptik, AKDR(IUD)


copper T set/buah

16.3.4.4 Kontraseptik, Implan


levonorgeslrel implan 2 rods 75 mg (3-4
tahun)
16.3.5 Lain-lain
klomifen sitrat tab 50 mg
16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROID

ievotiroksin tab 50 meg


tab 100 meg
iugol lar Dilarutkan dulu
propiltiourasll tab scored 100 mg
16.5KORTIKOSTEROID
deksametason tab 0,5 mg
inj 5 mg/mL
hidrokorlison Serb inj 100 mg/vial

Daftar Obal Esensial Nasiona! 2013


FOSI

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK tNDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
metilprednisolon tab 4 mg
inj 125 mg/vial
prednison tab 5 mg
17. OBAT KAROIOVASKULER
i7.1 ANTIANGINA
atenolol tab 50 mg
diltiazem tab 30 mg (HCI)
gliseril trinitrat tab sublinguai 0,5 mg
isosorbid dinitrat tab sublinguai 5 mg
inj i.v.10 mg
17.2 ANTIARITMIA
amiodaron tab 200 mg
inj 150 mg/3 ml
digoksin tab 0,25 mg
inj 0,25 mg/mL
lidokain inj i.V.I00 mg
propranolol tab 10 mg
verapamil tab 80 mg Untuk aritmia
inj 2,5 mg/mL supraventrikuler
17.3 ANTIHIPERTENSI
amiodipin tab 5 mg
tab 10 mg
atenolol tab 50 mg
tab 100 mg
diltiazem tab 30 mg (HCI)
hidroklorotiazid tab 25 mg

Daftar Ohat Esensial Nasional 201i


MENTERI KESEHATAN
REPU8LIK INDONESIA

KELAS TERAPI
CATATAN
NAMAGENERIK

kaptopril tab scored 12,5 mg


tab scored 25 mg
tab 50 mg
inji.v.0,15mg/mL{HCI) Digunakan untuk
hipertensi berat

mebldopa tab salut 250 mg Dibenkan setiap 4 jam

nikardipin
valsartan

17.4 ANTIAGREGASI PLATELET

asam aselilsalisilat (aselosal) tab 80 mg


17.5 TROMBOLITIK
streptokinase inj 1,5jula Ul/vial Perlu sarana dan
keahlian khusus
17.6 OBATuntuk GAGALJANTUNG
digoksin tab 0,25 mg
inj 0,25 mg/mL
furosemid tab 40 mg
inj i.vdi.m. 10 mg/mL
isosorbid dinitrat inj 10 mg/10 mL
kaptopril tab scored 12,5 mg
tab scored 25 mg
tab 6,25 m
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

KELASTERAPI
CATATAN
NAMA GENERIK

17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIKdan SEPSIS

dobutamin inj 25 mg/mL


dopamin inj 40 mg/mL
epinefrin (adrenalin) inj i.v. 0,1 %
norepinefrin inj 1 mg/mL

17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA

fenofibrat tab 100 mg


tab 300 mg • Hanya untuk
gemfibrozil hipertrigliseridimia
• Tldak dianjurkan
tab 600 mg diberikan bersama
statin

simvastatin tab salutlOmg


tab salut 20 mg

18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT

18.1 ANTIAKNE

asam retinoat krim 0.1%

18.2 ANTIBAKTERI

Antibakteri,
kombinasi :
basitrasin 500 Ul/g
polimiksin B lO.OOOUI/g
ktoramfenikol salep 2%

perak sulfadiazin krim 1%

Da/iar Obal Esensial Nasiona! 2013


! if*,)! i

MENTERI KESEHATAN
-
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK -
Kekuatan)
18.3 ANTIFUNGI
Antifungi, salep
kombinasi ;
asambenzoat 6% -

asam salisilal 3%
ketokonazol krim 2%

mikonazol Serb 2%
krim 2%

nistatin tab vagina 100.000 Ul


18.4 ANTIINFLAMASIdanANTIPRURITIK
betametason salep 0,1%
krim 0,1%
hidrokortison krim 2,5%
kalamin lotio mm

mometason furoat krim 0,1 % —

18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS


— -

permetrin krim 5%

Salep 2-4, kombinasi ; salep mm

asam salisilat 2%
belerang endap 4 %
18.6 KAUSTIK --

perak nitrat Iar20% Untuk lesi


-
tiipergranulasi
podofilin tingtur 25%
18.7 KERATOLITIKdan KERATOPLASTIK
asam salisilat salep 5%
coal tar Iar5% -

urea krim 10 % I-I

54 Daftar Oba! Kscmial Nasioiuil 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
18.8 LAIN-LAIN
bedak salisil Serb 2%

19. URUTANDIAUSIS PERITONEAL


dialisa peritoneal lar intraperitonial
hemodialisa lar

20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan UIN-LAIN


20.1 ORAL

Garam craiit, kombinasi; Serb untuk 200 ml air Diminum sedikitdemi


natrium klorida 0,52 g sedikit 2-3 teguk untuk
kalium klorida 0,30 g mengfiindari muntati
trinatrium sitrat ditiidrat 0,58 g
glukosa anhidrat 2,70 g
kalium klorida tab siap larut 300 mg
tab SR 600 mg
natrium bikarbonat tab 500 mg
20.2 PARENTERAL

damw glukosa ana (DGana) lar infus

darruw glukosa halfstrength lar infus

dekstrosa lar infus 5%

glukosa lar infus 5%

lar infus 10%

lar infus 40%

kalium klorida inj 25 ml


kalsium glukonat inj i.v. 10%

Daftar Obal Esensial Nasional 2013 155


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMA6ENERIK
Kekuatan)
Larutan nutrisi, kombinasi ; lar infus
glukosa 5%
natrium klorida 0,225 %
Larutan nutrisi, kombinasi ; lar infus
glukosa 10%
natrium klorida 0,225 %
natrium bikarbonat inj i.v. 8,4% Perlu dilakukan
pemeriksaan gas
inj1,4%isotonik darah
natrium klorida lar infus 0,9% Perlu dilakukan
pemeriksaan kadar
lar infus 3%
natrium
lar 0,9%
ringer laktat lar infus

20.3 LAIN-LAIN

air untuk injeksi amp 25 ml

21. OBAT untuk MATA


manitol lar infus 20%

21.1. ANESTETIK LOKAL

tetrakain tts mata 0,5%


21.2 ANTIMIKROBA
amfoterisin B salep mata 3%
gentamisin salep mata 0,3%
tts mata 0,3%
kloramfenikol tts mata 0,5%
tts mata 1%
salep mata 1%

Daftar Ohat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
21.3. ANTIINFLAMASI
betametason tts mata 1 mg/mL
21.4 MIDRIATIK
atropin tts mata 0,5%
Its mata 1%
homatropin tts mata 2%
21.5 MIOTIKDANANTIGLAUKOMA
asetazolamid tab 250 mg
pilokarpin tts mata 2%

timolol tts mata 0,25%


tts mata 0,5%
22. OKSITOSIK
metilergometrin tabsalut 0,125 mg
inj 0,2 mg/mL
oksitosin injiOUI/mL
23. PSiKOFARMAKA
23.1 ANTIANSIETASdanANTIINSOMNIA
diazepam tab 2 mg
tab 5 mg
inj i.m. 5 mg/mL
lorazepam tab 0,5 mg
tab 1 mg
tab 2 mg
23.2 ANTIDEPRESIdanANTIMANIA
amitriptilin tab salut 25 mg
fluoksetin tab 10 mg
tab 20 mg

Daftar Ohat Esensial Nasiona!2013 157


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI (BentukSediaandan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
23.3 ANTIOBSESIKOMPULSI
po«l
klomipramin tab 25 mg
23.4 ANTIPSIKOSIS
flufenazin inj i.m. 25 mg/mL
haloperidol tab 0,5 mg
tab 1,5 mg
tab 2 mg
tab 5 mg
tts 2 mg/mL
inj i.m. 5 mg/mL
inj 50 mg/mL
klorpromazin tab salut 25 mg
tab salut 100 mg
inj i.m. 5 mg/mL
klozapin tab 25 mg
tab 100 mg
risperidon tab 1 mg
tab 2 mg
trifluoperazin tab 5 mg
23.5 OBAT untuk ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
metilfenidat tabs/? 10 mg
tab SR 20 mg
23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR
litium karbonat tab 200 mg
valproat tab 250 mg
tab 500 mg
tab£/?200 mg

Daftar Ohat Esemia!NasUmal 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN

metadon sir 50 mg/5 mL


24. REUKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE

24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISINEUROMUSKULER


atrakurium inj 25 mg/2,5 mL
neostigmin inj 0,5 mg/mL
rokuronium inj i.v 50 mg/5 mL
suksinilkolin inj i.v./i.m. 50 mg/mL
24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS
neostigmin inj 0,5 mg/mL
piridostigmin tab 60 mg
25. OBAT untuk SALURANCERNA
25.1 ANTASIDA dan ANTIULKUS

Antasida, kombinasi ; tab kunyah


aluminium hidroksida 200 mg
magnesium hidroksida 200 mg

omeprazoi kaps 20 mg
inj 40 mg/10 mL
ranitidin tab 150 mg
25.2 ANTIEMETIK
deksametason inj 5 mg/mL Hanya untuk
menyertai terapi
antineoDlastik
dimenhidrinat tab 50 mg
domperidon tab 10 mg
susp 5 mg/5 mL

Dafuir Ohai EsL-iisial i\'iisioinil 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
klorpromazin tab salut 25 mg
inj i.m. 5 mg/mL
inj i.m. 25 mg/mL
metoklopramid tab 10 mg
inj 5 mg/mL
ondansetron tab 4 mg
tab 8 mg
inj 2 mg/mL
25.3 ANTIHEMOROID
Antihemoroid, kombinasi; sup
bismut subgalat 150 mg
heksaklorofen 2,5 mg
lidokain 10 mg
sengoksida 120 mg
sup ad 2g
25.4 ANTISPASMODIK
atropin tab 0,5 mg
inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL
inj 1 mg/mL
hiosin butiibromid tab 10 mg
inj 20 mg/mL
25.5 OBATuntuk DIARE
atapulgit tab Tidak untuk anak
Garam oralit,kombinasi: Serb untuk 200 mL air
natrium klorida 0,52 g
kalium klorida 0,30 g
trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g
glukosa anhidrat 2,70 g

601 Daftar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
zinc tab dispersible 20 mg - Harus diberikan
bersama oraiit
- Diberikan selama
lOhari
25.6 KATARTIK
bisakodil sup 5 mg
sup 10 mg
gliserin tts 10 mg/mL
tts 100 mg/mL
laktulosa sir 3,335 g/5 ml
25.7 OBATuntuk ANTIINFLAMASI
sulfasalazin kapi salut enterik 500 mg Hanya untuk colitis
ulrxrativa

26. OBATuntuk SALURANNAPAS

26.1 ANTIASMA
aminofilin tab 150 mg
tab scored 200 mg
inj 24 mg/mL
Ihlnebulizer 100 meg/
budesonid dosis
iti/nebt///zer200 meg/
dosis
deksametason tab 0,5 mg
inj i.v. 5 mg/mL
epinefrin (adrenalin) In)0,01%
metiiprednisolon tab 4 mg

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 161


A

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI (Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERiK
Kekuatan)
salbutamol tab 2 mg
tab 4 mg
lar ih 0,5 %
ih/aerosol 100 mcg/dosis Inhalasi untuk
lar respirator untuk serangan intermitten
nebulizer 2,5 mg/2,5 mL dan untuk serangan
NaCI akut pertama
terbutalin inj s.k./i.v. 0,5 mg/mL
26.2 ANTITUSIF
kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN
n-asetil sistein kaps 200 mg
26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIS
ipratropium bromida ih 20 mcg/semprot
nebulizer 0,025%
kombinasi; larih
ipratropium bromida 0,5 mg
salbutamol 2,5 mg
27. OBATyangMEMPENGARUHl SISTEMIMUN
27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN
human tetanus imunoglobulin inj i.m. 250 Ul Disimpan pada suhu
2-8° C.
serum anti bisa ular:
- Khusus daerah
A.B.U. 1
tertentu
(khusus ular dari luar Papua) inj i.m./i.v.
- Disimpan pada suhu
A.B.U.II
2-8° C
(khusus ular dari Papua)

serum antidifteri (A.D.S) inj i.m. 20.000 Ul/vial Disimpan pada suhu
2-8° C.

Da/Uir Ohal Ksciixial Masional 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
serum antirabies inj200UI/mL - Digunakan untuk
pengobatan post-
exposure di
daerah rabies.
- Disimpanpada
suhu 2-8® C.
serum antitetanus(A.T.S) Untuk pencegahan: Disimpan pada suhu
inji.m. 1500 Ul 2-8® C
Untuk pengobatan;
inj i.m./i.v. 10.000 Ul
inj i.m./i.v. 20.000 Ul
27.2 VAKSIN
vaksin BCG inj i.k. Disimpan pada suhu
<5®C.
vaksin campak inj s.k. Disimpan pada suhu
2-8® C.
vaksin jerap difteri tetanus(DT) inj i.m. Disimpan pada suhu
2-8® C.
vaksin jerap tetanus inj i.m. Disimpan pada suhu
(tetanus adsorbed toxoid) 2-8® C.
vaksin kombinasi DPT- inj i.m. Disimpan pada suhu
hepatitis B 2-8® C.
Disimpan pada suhu
vaksin polio tts
-20® C.

vaksin rabies, untuk manusia Serb inj s.k./i.k. + booster - Disimpan pada suhu
2-8® C.
- Digunakan untuk
pre-exposure dan
post-exposure di
daerah rabies.

Daftar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULAS!
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sedlaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)
vaksin jerap difteri tetanus(dT) inj i.m. Untuk dewasa dan
anak > 7 tahun

28. OBAT untuk TELINGA. HIDUNG dan TENGGOROKAN


hidrogen peroksida cairan 3% Disimpan dalam
botol kedap udara,
terlindung dari cahaya
karbogliserin tts telinga 10 %
lidokain cairan semprot 10%
oksimetazolin tts hidung 0,025%

tts hidung 0,050%

29.VITAMIN dan MINERAL

asam askorbat(vitamin C) tab 50 mg


tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2) kaps 50.000 U! Pemakaian terapeutik
pada hipokalsemia
SUSP 10.000 UI/mL
kalsium glukonat inj 100 mg/mL
kalsium karbonat tab 500 mg
kalsium laktat (kaik) tab 500 mg
kombinasi : tab saiut
ferro sulfat 200 mg
asam folat 0,25 mg
nikotinamid tab 5 mg
tab 20 mg
piridoksin (vitamin 86) tab 10 mg
tab 25 mg
inj 100 g/mL

641 Dafhtr Obat Esensial Nasionai 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELASTERAPI FORMUUSI
(BentukSediaandan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
retinol kaps lunak 100.000 Ul
kaps lunak 200.000 Ul
tiamin (vitamin B1) tab 50 mg
vitamin B kompleks tab

Dafiar Ohat Esemial Nasiomtl 2013 65


11 11 11 I : I! I.) 11 I; I; II I; I! II 11 11 11 I', li 1.1 It I
BAB

DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL

UNTUK PUSKESMAS 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

BAB III
DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL PUSKESMAS 2013

FORMULASI
KELAS TERAPI
(BentukSediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

1. ANALGESiK, ANTIPIRETIK,ANTIINFUMAS! NONSTEROID,ANTIPIRAI

1.1 ANALGESIK NARKOTIK

kodein tab 10 mg Hanya untuk


di Puskesmas
lab 20 mg Perawatan

petidin inj i.m./s.k./i.v. lambat 50 Hanya untuk


mg/mL (HCi) di Puskesmas
Perawatan

1.2 ANALGESIK NON-NARKOTIK

ibuprofen tab 200 mg


tab 400 mg
sir 100 mg/5 mL
natrium diklofenak tab 25 mg
tab 50 mg
parasetamol lab 500 mg
sir 120 mg/5 mL
Its 60 mg/0,6 mL

1.3. ANTIPIRAI
alopurinol tab 100 mg Tidak diberikan saat
tab 300 mg serangan akut
kolkisin tab 500 meg

Dciftor Ohal Esensia! Nasioiuil 201.i


UENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

2. ANESTETIK

2.1 ANESTETIK LOKAL

etil klorida semprot 100 mL


lidokain injinfiltr2%
gel 2%
semprot 10%

2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN

ketamin inj i.v. 50 mg/mL Hanya untuk


di Puskesmas
inj i.v. 100 mg/mL Perawatan

oksigen ih, gas dalam tabung

2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF

atropin inj i.v./i.m./s.k. 0,25 mg/mL


diazepam inj i.v./i.m. 5 mg/mL
3. ANTIALERGI dan OBAT untuk ANAFIUKSIS
deksametason inj i.v./i.m. 5 mg/mL
difenhidramin inj i.v./i.m. 10 mg/mL(HCI)
epinefrin (adrenalin) inj i.v./s.k./i.m. 0,1%
klorfeniramin tab 4 mg
ioratadin tab 10 mg
selirizin sir 5 mg/5 mL
4. ANTIDOT dan OBAT UIN untuk KERACUNAN
4.1 KHUSUS
atropin inj 0,25 mg/mL

68 Daftar Ohat Esemieil.Xasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELASTERAPI FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
natrium bikarbonat tab 500 mg
natrium tiosuifat inj i.v. 25%
4.2 UMUM
karbon aktif tab
magnesium sulfat Serb

5. ANTiEPILEPSI-ANTIKONVULSI
diazepam
inj i.v. 5 mg/mL
lar rektal 5 mg/2,5 mL
lube
lar rektal 10 mg/2,5 mL
tube
tenitoin
kaps 50 mg
kaps100 mg
inj 50 mg/mL
fenobarbital tab 30 mg
tab 100 mg
karbamazepin tab 200 mg
sir 100 mg/5 mL
magnesium sulfat inj i.v. 20%
inj i.v. 40%
valproat tab 250 mg
tab 500 mg
sir 250 mg/5 mL

Daftar Obat Eseiaial National 20ti 69


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI (Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

6. ANTIINFEKSI

6.1 ANTELMINTIK

6.1.1 Antelmintik Intestinal


albendazol tab 400 mg
mebendazol tab 100 mg
tab 500 mg
sir 50 mg/mL
pirantel pamoat tab scored 250 mg
susp 125 mg/5 mL
prazikuantel tab 300 mg
tab 600 mg
6.1.2 Antlfilaria
dietilkarbamazin tab scored 100 mg
6.1.3 Antlslstosoma

prazikuantel tab 600 mg - Hanya untuk


daerati Sulawesi
Tengah.
- Khusus di
Kalimantan
Selatan untuk
pengobatan
Fasciolopsis buski.

70 Daflar Ohai Excnxial National 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

KELASTERAPI FORMUUSI
- (Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
Ml 6.2 ANTIBAKTERI

6.2.1 Betalaktam
mm
amoksisilin tab scored 500 mg
sirkering 125 mg/5mL
ampisilin Serb inj i.m./i.v. 250 mg/vial Hanya untuk
di Puskesmas
mm Serb inj i.v. 1000 mg/vial Perawatan

benzatin penisilin inji.m. 1,2jutaUI/mL


mm
inj i.m. 2,4 juta UI/mL
fenoksimetil penisilin (penisilin V) tab 250 mg
tab 500 mg

mm prokain benziipenisiiin Serb inj i.m. 1 juta U!/vial


Serb inj i.m. 3juta Ul/vial
6.2.2 Antibakteri Lain

6.2.2.1 Tetrasiklin

doksisiklin kapslOO mg
tetrasiklin kaps 250 mg (HCI)
kaps 500 mg (HCI)
6.2.2.2 Kloramfenikol
mm

kloramfenikoi kaps 250 mg


mm SUSP 125 mg/5 mL

6.2.2.3 Sulfa'Trimetoprim
kombinasi tiap 5 ml; susp
sulfametoksazol 200 mg
mm trimetoprim 40 mg

mm
Dafhtr Ohat Esensial Nasional 2013 171
MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULAS!
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)

kotrimoksazol 1 (dewasa), tab


kombinasi ;
sulfametoksazol 400 mg
trimetoprim 80 mg
6.2.2.4 Makrolid
erilromisin kaps 250 mg
sir kering 200 mg/5mL
6.2.2.5 Aminoglikosida
-

6.2.2.6 Kuinolon

siprofloksasin tab scored 500 mg - Tldak untuk pilihan


utama pada
infeksi kuman
gram positif

- Tidak untuk pasien


< 18tahun

6.2.2.7 Lain-lain

metronidazol tab 250 mg


tab 500 mg
sir 125mg/5mL
sup 500 mg
lar Infus 5 mg/mL Hanya untuk
di Puskesmas
Perawatan

72 Daftar Obal Esemial Xasional 2013


I1
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI
(Bentuk Sedlaan dan CATATAN
- NAMAGENERIK
Kekuatan)
mm 6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS
6.3.1 Antilepra
mm dapson tab scored 100 mg
klofazimin, micronized kaps dalam minyak 100 mg
** rifampisin kaps 300 mg Hanya untuk lepra
6.3.2 Antituberkulosis
isoniazid tab 100 mg Untuk profilaksis
TBpada anak dan
tab 300 mg
HIV/AIDS
streptomisin Serb inj 1000 mg/vial Penggunaan sesuai
dengan program TB
-
Nasional

kombinasi untuk dewasa:


Paduan dalam bentuk dosis tetap Bentuk sedlaan dan
(KDT/FDO penggunaan sesuai

11 rifampisin
isoniazid
pirazinamid
etambutol

kombinasi untuk dewasa;


kapl 150 mg
tab 75 mg
tab 400 mg
tab 275 mg
dengan program TB
Nasional

Bentuk sedlaan dan


Paduan dalam bentuk dosis tetap penggunaan sesuai
(KDT/FDC) dengan program TB
- rifampisin kapl 150 mg Nasional
isoniazid tab 150 mg
kombinasi untuk anak:
Bentuk sediaan dan
Paduan dalam bentuk dosis tetap
penggunaan sesuai
{KDT/FDQ
dengan program TB
rifampisin kapl 75 mg
Nasional
isoniazid tab 50 mg
pirazinamid tab 150 mg

Daftar Obat Esensia! Nasional 2013 73


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI (Bentuk Sedlaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

kombinasi untukanak: Bentuk sediaan dan


Paduan dalam bentuk dosis tetap penggunaan sesuai
(KDT/FDC) dengan program TB
rifampisin kapl 75 mg Nasional
isoniazid tab 50 mg

kombinasi untuk dewasa;


(Paduan dalam bentuk Bentuk sediaan dan
Kombipak) penggunaan sesuai
rifampisin kapl 450 mg
dengan program TB
isoniazid tab 300 mg
Nasional
pirazinamid tab 500 mg
etambutol tab 250 mg;500 mg
kombinasi untuk anak;
(Paduan dalam bentuk
Bentuk sediaan dan
Kombipak)
penggunaan sesuai
rifampisin
kapl 75 mg dengan program TB
isoniazid
tab 100 mg Nasional
tab 200 mg
pirazinamid

kombinasi untuk anak; Bentuk sediaan dan


(Paduan dalam bentuk kombipak) penggunaan sesuai
rifampisin dengan program TB
kapl 75 mg
isoniazid Nasional
tab 100 mg

6.3.3 Antiseptik Saluran Kemih


metenamin mandelat tablet salut enterik 500 mg
(heksamin mandelat)

Daftar Obat Esensial iXasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

6.4 ANTIFUNGI

6.4.1 Antifungi, sistemik


griseofulvin, micronized tab 125 mg
tab scored 250 mg
nistatin tab salut 500.000 Ul/tab

SUSP 100.000 UI/mL

6.5 ANTIPROTOZOA

6.5.1 Antiamuba dan Antigiardiasis

metronidazol tab 250 mg


tab 500 mg
6.5.2 Antimalaria

6.5.2.1 Untuk Pencegahan


doksisiklin kaps 100 mg
6.5.2.2 Untuk Pengobatan
artemether inj 80 mg/mL Hanya untuk
di Puskesmas
Perawatan

artesunat inj i.v./i.m. 60 mg/mL Hanya untuk


di Puskesmas
Perawatan

Kombinasi(kombipak) tab
artesunat tab 50 mg
amodiakuin tab 200 mg

Daftar Obal Esensial Nasiona!2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)

kuinin tab 200 mg


tab 222 mg
tab 250 mg
Hanya untuk
inj i.v. 25%
malaria yang berat
primakuin tab 15 mg
6.6 ANTIVIRUS

6.6.1 Antiherpes

asiklovir tab scored 200 mg


tab scored 400 mg
6.6.2. Antiretroviral

6.6.2.1. Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor(NRTI)


-

6.6.2.2 Nan Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor(NNRTI)


6.6.2.3 Protease Inhibitor

7. ANTIMIGREN

7.1 PROFILAKSIS
propranolol tab 10 mg
7.2 SERANGANAKUT

kombinasi : tab
ergotamin 1 mg
kafein 50 mg

DaJ'tar Ohat Esensial Na.sional 20Li


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEUSTERAPI
FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
8. ANTINEOPLASTIK,IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk TERAPIPALIATIF
8.1 HORMONDANANTIHORH/ION

8.2. IMUNOSUPRESAN

8.3 SITOTOKSIK

8.4 Lain-lain
-

9. ANTIPARKINSON

Antiparkinson, kombinasi: tab


benserazid 25 mg
levodopa 100 mg

triheksifenidil tab 2 mg
10. OBAT yang MEMPENGARUHIDARAH
10.1 ANTIANEMI

asam folat tab 0,4 mg


tab 1 mg
ferro sulfat tab salut 300 mg
sir 15 mg/5 mL
sianokobalamin (vitamin B12) tab 50 meg

Daflar Obat Esensiat NasUmal 2013 177


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI (Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

10.2 OBATyang MEMPENGARUHIKOAGULASI


filomenadion (vitamin K1) tab salutlOmg
- Dosis untuk bayi
baru lahir 1 mg
inj i.m. 2 mg/mL
- Dosis untuk bayi
prematur0,5 mg
10.3 INTOKSIKASIZAT BESI
-

11. PRODUK DARAH dan PENGGANTi PLASMA

11.1 PRODUK DARAH


-

11.2 PENGGANTI PLASMA dan PLASMA EKSPANDER


-

12. DIAGNOSTIK

12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI


-

12.2 TES FUNGS!


12.2.1 Ginjal
-

12.2.2 Mata
fiuoresein tts mata 2,5 mg/mL
12.3 TES KULiT
tuberkulin protein purified inji.k. 1:10
derivative

781 Daftar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI
(Bentuk Sedlaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN
13.1 ANTISEPTIK

hidrogen peroksida cairan 3% - Disimpan dalam


botol kedap udara
terlindung dari
cahaya
klorheksidin Iar15% Untuk diencerkan
bila akan digunakan
povidon iodin lar100mg/mL

13.2 DISINFEKTAN

eland 70% cairan 70%

kalsium hipoklorit Serb

parafonnaldehid lar buffer 10%

14. OBAT dan BAHAN untuk GIGi dan MULUT

14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURANAKAR

eugenol cairan

formokresol cairan

gutta percha dan 15mm-40mm


paper points 45 mm-80 mm

kalsium hidroksida bubuk, pasta


klorfenoi kamfer mentol(CHKM) cairan

klorheksidin lar 0.2%

natrium hipoklorit cairan konsentrat 5% Untuk diencerkan

pasta pengisi saluran akar pasta

Daftar Obat Esensial Nasional 201S 179


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSi
KEUSTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMA6ENERIK
Kekuatan)

14.2ANTIFUNGI OROFARINGEAL
nistatin susp 100.000 UI/mL
14.3 OBAT untuk PENCEGAHAN KARIES
fluor kapl 1 mg
sediaan topikal
14.4BAHANTUMPAT
bahan tumpatan sementara lar, serb
glass lonomerART(Atraumatic Serb
Restorative Treatment) lar
cocoa butter5g
komposit resin set

14.5PREPARATLAINNYA

Anestetik lokal gigi kombinasi ; inj 2 mL


lidokainHCI 2%
epinefrin 1 :80.000
articulating paper kertas wama penanda
oklusi
etil klorida semprot btl 100 mL
lidokain inj 2%(HCI)
pasta 5%(HCI)
semprot 15%(HCI)
pasta devitalisasi(non arsen) pasta
surgical ginggival pack pasta
15. DIURETIK
amilorid tab 5 mg
furosemid tab 40 mg
inji.v./i.m. lOmg/mL

80 Daftar Obat Esemia!Nasiona!2013


MENTERIKESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

KELASTERAPI FORMULASI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERiK
Kekuatan)
hidroklortiazid tab 12,5 mg
tab 25 mg
spironolakton tab 25 mg
16. HORMON,OBAT ENDOKRIN LAIN dan KONTRASEPKK
16.1 HORMON ANTIDIURETIK

16.2 ANTIDIABETES

16.2.1 Antidiabetes, Oral


glibenklamid tab 2,5 mg
tab 5 mg
glipizid tab 5 mg
metformin tab 500 mg
16.2.2 Antidiabetes, Parenterai

16.3 HORMON KElMdiN dan OBATyang MEMPENGARUHi FERTiLiTAS

16.3.1 Androgen
-

16.3.2 Estrogen
-

16.3.3 Progestogen
-

Daflar Obat Esensiat Nmional 2013 181


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)

16.3A Kontraseptik
16.3.4.1 Kontraseptik, Oral
kombinasi : pil
levonorgestrel 150 meg
etinilestradiol 30 meg

16.3.4.2 Kontraseptik, Parenteral


medroksi progesteron asetat inj depo 150 mg
16.3.4.3 Kontraseptik, AKDR(iUD)
copperT set/buah

16.3.4.4 Kontraseptik, Implan


implan 2 rods 75 mg
levonorgestrel
(3-4 tahun)
16.3.5 Lain-iain
-

16.4 HORMON TIROiD dan ANTiTIROID

lugol lar Dilarutkan dulu

propiltiourasil tab scored 100 mg


16.5 KORTIKOSTEROID

deksametason tab 0,5 mg


inj 5 mg/mL
hidrokortison Serb inj 100 mg/vial
prednison tab 5 mg

821 Dafhv Obut Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
17. OBATKARDIOVASKULER
17.1 ANTIANGINA
atenolol tab 50 mg
diltiazem HCI tab 30 mg
isosorbid dinilrat tab sublingual 5 mg
inj i.v.10 mg
gliseril trinitrat tab sublingual 0,5 mg
17.2 ANTIARITMIA

digoksin tab 0,25 mg


propranolol tab 10 mg
17.3 ANTIHIPERTENSI

amiodipin lab 5 mg
tab 10 mg
atenolol tab 50 mg
tab 100 mg
diltiazem tab 30 mg
tiidroklorotiazid tab 25 mg
kaptopril tab scored 12,5 mg
tab scored 25 mg
tab 50 mg
nifedipin kaps10 mg Hanya untuk
preeklampsia dan
tokolitik

DafUtr Obat Esensial iXaiioiuil 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

17.4 ANTIAGREGASI PLATELET

asam asetilsalisilat(asetosal) tab 80 mg

17.5 TROMBOLITIK

17.6 OBAT GAGAL JANTUNG

digoksin tab 0,25 mg


inj 0,25 mg/mL
furosemid lab 40 mg
inj i.v./i.m. 10 mg/mL Hanya untuk
di Puskesmas
Perawafan

kaptopril tab scored 12,5 mg

tab scored 25 mg

17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS

17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA

simvastatin tab salut 10 mg


tab salut 20 mg

18. OBAT TOPIKAL untuk KULIT


18.1 ANTIAKNE

asam retinoat krim 0,1%

841 Daftar Obal Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ml

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)

18.2 ANTIBAKTERI

Antibakleri, kombinasi: salep


-
basitrasin 500UI/g
polimiksin B 10.000 Ul/g
perak sulfadiazin krim 1% Hanya untuk luka
-
bakar

18.3 ANTIFUNGI
Antifungi, kombinasi: salep
asam benzoat 6%
Mi
asamsalisilat 3%

mikonazol serb 2%
-
krim 2%

mm nistatin tab vagina 100.000 Ul


18.4 ANTIINFLAMASIdanANTIPRURITIK

betametason salep 0,1%


krim 0,1%
Ml
hidrokortison krim 2,5%
kalamin lotio

18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS


permetrin krim 5%

Salep 2-4, kombinasi: salep


asam saiisilat 2%
-
belerang endap 4%

n 18.6 KAUSTIK

perak nitrat Iar20% Untuk lesi


(M
hipergranulasi

M Daftar Obat Esensial Nasional 2013 185


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KEUSTERAPI CATATAN
(Bentuk Sediaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)

18.7 KERATOLITIKdanKERATOPLASm
asam salisilat saiep 5%
coal tar Iar5%

18.8 LAIN-LAIN

bedak salisil Serb 2%

19. LARUTAN DIALISIS PERITONEAL


-

20. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISIdan LAIN-LAIN

20.1 ORAL

Garam oralit, kombinasi: Serb untuk 200 ml air Diminum sedikit


natrium klorida 0,52 g demi sedikit
kalium kiorida 0,30 g 2-3 teguk untuk
trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g menghindari muntah
glukosa anhidrat 2,70 g

natrium bikarbonat tab 500 mg

20.2 PARENTERAL

dekstrosa lar infus 5 %

glukosa lar infus 5% Hanya untuk


di Puskesmas
lar infus 10%
Perawatan
lar infus 40%

ringer laktat lar infus

86 Dafuir Ohm Esensia! Nasioiitil 201J


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
20.3 LAIN-LAIN

air untuk injeksl amp 25 mL

21. OBAT untuk MATA

21.1. ANESTETIK LOKAL

tetrakain tetes mata 0.5 %

21.2 ANTIMIKROBA

kloramfenikol tts mata 0,5%

ttsmala 1%

salep mata 1%
21.3 ANTIINFLAMASI

betametason tts mata 1 mg/mL

21.4 MIDRIATIK

21.5 MIOTIKDANANTIGLAUKOMA

22. OKSITOSIK
metilergometrin tab salut 0,125 mg
inj 0,2 mg/mL
oksitosin inj 10 UI/mL

DafUir Ohal Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sedlaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)

23. PSIKOFARMAKA

23.1 ANTIANSIETASdanANTIINSOMNIA
diazepam tab 2 mg
tab 5 mg
inj i.m. 5 mg/mL Hanya untuk
di Puskesmas
Perawatan

23.2 ANTIDEPRESIdanANTIMANIA

amitriptilin tab salut 25 mg

23.3 ANTIOBSESIKOMPULSI

23.4 ANTIPSIKOSIS

haloperidol tab 0,5 mg


tab 1,5 mg
tab 2 mg
tab 5 mg
tts 2 mg/mL
inj i.m. 5 mg/mL
inj 50 mg/ml
klorpromazin tab salut 25 mg
tab salut 100 mg
inj i.m.5 mg/mL

88 Daftar Ohai Esensial jXasioiial 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELASTERAPI
FORMUUSI
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
23.5 OBAT untuk ADHD

23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR

23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN

metadon sir 50 mg/5 mL


24. RELAKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT KOLINESTERASE

24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISINEUROMUSKULER

24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS

25. OBAT untuk SALURANCERNA.

25.1 ANTASIDAdanANTIULKUS

Antasida, kombinasi: tab kunyah


aluminium hidrokslda 200 mg
magnesium hidroksida 200 mg

omeprazol kaps 20 mg
ranitidin tab 150 mg
25.2 ANTIEMETIK

dimenhidrinat tab 50 mg
domperidon tablOmg
susp 5 mg/5 mL

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 189


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sedlaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)
klorpromazin tab salut 25 mg
inj i.m. 5 mg/mL Hanya untuk
di Puskesmas
inj i.m. 25 mg/mL Perawatan

metoklopramid tab 10 mg
25.3 ANTIHEMOROID

Antihemoroid, kombinasi: sup


bismut subgalat 150 mg
heksaklorofen 2,5 mg
lidokain 10 mg
sengoksida 120mg
sup ad 29

25.4 ANTISPASMODIK

atropin tab 0,5 mg

inj i.m./i.v./s.k. 0,25 mg/mL


Inj i.m/i.v/s.k. 1 mg/mL
hiosin butilbromid tab 10 mg

25.5 OBAT untuk DIARE

atapulgit tab Tidak untuk anak

Garamoralit, kombinasi; Serb untuk 200 mLair


natrium klorida 0,52 g
kalium klorida 0,30 g
trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g
glukosa anhidrat 2,70 g

901 Daflar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KEUSTERAPI
NAMAGENERIK
(Bentuic Sediaan dan CATATAN
Kekuatan)
zinc tab disperslble 20 mg - Harus diberikan
bersama oralit
• Diberikan selama
lOhari

25.6 KATARTIK

bisakodil sup 5mg


sup 10mg
gliserin tts 10 mg/mL
ttslOO mg/mL
laktulosa sir 3,335 g/5mL

25.7 OBATuntukANTIINFLAMASI

26. OBAT untuk SALURAN NAPAS

26.1 ANTIASMA

aminofilin tab 150 mg


tab scored 200 mg
Hanya untuk
inj 24 mg/mL di Puskesmas
Perawatan

deksametason tab 0,5 mg

inj i.v. 5 mg/mL

epinefrin (adrenalin) in] 0,1 %

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 191


MENTERI KESEHATAN
REPU8LIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sedlaan dan
NAMAGENERIK
Kekuatan)
saibutamol tab2mg
tab4mg
lar ih 0,5 %
Inhalasi untuk
ih/aerosol 100 mcg/dosis serangan intermitten
dan untuk serangan
lar respirator untuk
akut pertama
nebulizer!,5 mg/2,5 mL
NaCI

26.2 ANTITUSIF
kodein tab 10 mg
26.3 EKSPEKTORAN

26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIS

ipratropium bromida ih 20 mcg/semprot


nebulizer 0,025%

Kombinasi; larih
ipratropium bromida 0,5 mg
saibutamol 2,5 mg

27. OBAT yang MEMPENGARUHISISTEMIMUN

27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN

human tetanus imunoglobulin inj i.m. 250 Ul Disimpan pada suhu


2-8«C.
serum anti bisa ular: inj i.m./i.v. - Khusus daerah
A.B.U.I(khusus ular dari luar tertentu
Papua) - Disimpan pada
A.B.U.II (khusus ular dari Papua) suhu 2-8° C.

Daflar Obai Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

FORMULASI
KELASTERAPi
(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
serum antidifleri (A.D.S) in) i.m. 20.000 Ul/vial Disimpan pada suhu
-
2-8° C

serum antirabies inj200UI/mL - Digunakan untuk


pengobatan
post-exposure di
- daerah rabies
- Disimpan pada
suhu 2-8° C.

serum antitetanus (A.T.S) Untuk pencegahan; Disimpan pada suhu


- inj i.m. 1500 Ul 2-8° C

Untuk pengobatan;
inj i.m./i.v. 10.000 Ul
inj i.m./i.v. 20.000 Ul
OB*

27.2 VAKSIN

vaksin BCG Disimpan pada suhu


inj i.k.
<5°C

Disimpan pada suhu


vaksin campak inj s.k.
2-8 °C
»■»
vaksin jerap difteri tetanus{DT) inj i.m. Disimpan pada suhu
2-8 °C

vaksin jerap tetanus {tetanus inj i.m. Disimpan pada suhu


adsorbed toxoid) 2-8 C

vaksin kombinasi DPT-tiepatitis B inj i.m. Disimpan pada suhu


2-8° C.

vaksin polio tts Disimpan pada suhu


20°C

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 93


MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

FORMUUSI
KELASTERAPI CATATAN
(Bentuk Sedlaan dan
NAIMAGENERIK
Kekuatan)

vaksin rabies, untuk manusia serb inj s.k./i.k. + booster - Disimpan pada
suhu 2-8® C.
- Digunakan
untuk
pengobatan pre-
exposure 6an
post-exposure di
daerah rabies

vaksin jerap difteri tetanus(dT) inj i.m. Untuk dewasa dan


anak > 7 th

28. OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN


hiidrogen peroksida cairan 3% - Disimpan dalam
botol kedap
udara teiiindung
dari cahaya

karbogliserin tts teiinga 10%


lidokain cairan semprot 10%
oksimetazolin tts hidung 0,025%
tts hidung 0,050 %

29. VITAMIN dan MINERAL


asam askorbat(vitamin C) tab 50 mg
tab 250 mg
ergokalsiferol (vitamin D2) kaps 50.000 Ui Pemakaian
terapeutik pada
SUSP 10.000 UI/mL hipokalsemia

94 Daftar Obat Esensia!Nasional 2013


•TtttttV
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELAS TERAPI FORMULASI


(Bentuk Sediaan dan CATATAN
NAMAGENERIK
Kekuatan)
kalsium glukonat inj 100 mg/mL
kalsium karbonat tab 500 mg
kalsium laktat (kalk) tab 500 mg
kombinasi:
ferro sulfat 200 mg
asam folat 0,25 mg
nikotinamid tab 5 mg
tab 20 mg
piridoksin (vitamin B6) tab 10 mg
tab 25 mg

inj 100 g/mL


kaps lunak lOO.OOOUl
kaps lunak 200.000UI

fiamin (vitamin B1) tab 50 mg


vitamin B kompleks

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA,

NAFSIAH MBOl

Daflar Ohal Escn.tial National 2013


LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 184/MENKES/SK/V/2013

TENTANG

KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN


DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 184/MENKES/SIW/2013

TENTANG

KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN


DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAMA ESA


MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA.

Menimbang ; a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan mutu


pelayanan kesehatan dan untuk menjamin
ketersediaan obat esensial yang aman, bermanfaat
serta bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup
perlu disusun Daftar Obat Esensial Nasional;
b. bahwa Daftar Obat Esensial Nasional 2011 yang
ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor Nomor 2500/Menkes/SK/XI/2011 perlu
disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di bidang obat dan kedokteran, pola
penyakit dan program kesehatan serta perbaikan
status kesehatan masyarakat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan humf b perlu menetapkan
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Komite Nasional
Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional 2013;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431),
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesenatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144,Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);

Daftar Obat Esensial Nasional 201i 197


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 tentang


Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998
Nomor 138, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonia Nomor 3781);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 ten tang
Pembaglan Urusan Pemerlntahan Daerah Kabupaten/
Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonia Nomor 4737);
5. Peraturan Preslden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsl Kementerlan Negara
serta Susunan OrganlsasI, Tugas, dan Fungsl Eselon
I Kementerlan Negara sebagalmana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Preslden Nomor
92 Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 142)
6. Keputusan Menterl Kesehatan Nomor
189/Menkes/SK/lll/2006 tentang Kebljakan Obat
Naslonal;

7. Peraturan Menterl Kesehatan Nomor


1144/Menkes/PerA/IU/2010 tentang OrganlsasI dan
Tata Kerja Kementerlan Kesehatan (Berlta Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585);
8. Keputusan Menterl Kesehatan Nomor
2500/Menkes/SK/XII/2011 tentang Daftar Obat
Esenslal Naslonal 2011;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG KOMITE


NASIONAL PENYUSUNAN DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL 2013.

98 I Daftar Obat Escnsia! Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

KESATU Susunan keanggotaan Komite Nasional Penyusunan Daftar


Obat Esensial Nasional 2013, sebagaimana tercantum
dalam Lampiran yang merupakan baglan tidak terplsahkan
darl Keputusan Menteri Ini.
KEDUA Komite Nasional Penyusunan Daftar Obat Esensial
Nasional 2013 yang selanjutnya disebut Komite terdiri dari
Tim Ahli, Tim Konsultan, dan Tim Pelaksana, yang masing-
masing bertugas:
1. Tim Ahli bertugas:
a. melakukan evaluasi obat dalam Daftar Obat
Esensial Nasional 2011; dan

b. menilai usulan obat yang akan dikeiuarkan dari


Daftar Obat Esensial Nasional 2011 dan dimasukkan
ke dalam Daftar Obat Esensial Nasional 2013.

2. Tim Konsultan bertugas memberikan masukan


teknis/ilmiah yang diperlukan Tim Ahli.
3. Tim Pelaksana bertugas:
a. menyiapkan prosedur dan pedoman pelaksanaan;
b. mengompilastkan usulan/masukan;
c. menyiapkan usulan rancangan Daftar Obat Esensial
Nasional 2013;
d. memfasilitasi rapat-rapat pembahasan teknis dan
sidang pleno; dan
e. melaksanakan dokumentasi, finalisasi dan
penyebaran Daftar Obat Esensial Nasional 2013.
KETIGA Tugas Komite mulai berlaku pada bulan Januari sampai
dengan Desember tahun 2013.
KEEMPAT Dalam melaksanakan tugasnya Komite bertanggung jawab
dan menyampaikan laporan 1 (satu) bulan setelah berakhir
masa tugas kepada Menteri Kesehatan melalui Direktur
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan,

Daftar Obat Esensial Naiional 2013 199


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KELIMA ; Segala pembtayaan yang timbul atas pelaksanaan tugas


Komite dibebankan pada DlPA Direktorat Bina Pelayanan
Kefarmasian Tahuri 2013.

KEENAM Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku,


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1020/Menkes/SKA//2011 tentang Komite Nasional
Penyusunan Daftar Obat Esensial Nasional(DOEN)2011
dicabut dan dinyatakan tidak beriaku.
KETUJUH : Keputusan Menteri Ini muiai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Mei 2013

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

ttd

NAFSIAH MBOl

1001 Daflar Ohat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 184/MENKES/SK/V/2013
TENTANG
KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN
DAFTAR OBAT ESENSIAL
NASIONAL 2013

SUSUNAN KEANGGOTAAN KOMITE NASIONAL PENYUSUNAN


DAFTAR OBAT ESENSIAL NASIONAL 2013

Penasehat : 1. Menteri Kesehatan


2. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan

Pengarah 1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat


Kesehatan

2. Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan


3. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak

4. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan


Penyehatan Lingkungan
5. Deputi I Badan Pengawasan Obat dan Makanan
TIMAHLI

Ketua Iwan Dwiprahasto (Farmakoepidemiologi)


Wakil Ketua Rianto Setiabudy (Farmakologi Klinik)
1. Abdul Muthalib (Hematologi-Onkologimedik)
2. Bambang Sudarmanto (Kesehatan Anak)
3. Dede Gunawan (Neurologi)
4. Erna Kristin (Farmakologi)
5. Erwin Astha Triyono (Tropik Infeksi)

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 1101


MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA

6. Galot Purwoto (Obstetri Ginekologi)


7. Gunawan Darmansjah (Anestesiologi)
8. HanafI Trisnohadi (Kardiologi)
9. Inge Sutanto (Parasitologi Klinik)
10. Murdani Abdullah (Gastroenterohepatologi)
11. Retno Widowati (Kulit dan Kelamin)
12. Robert Reverger (Psikiatri)
13. Sarwono Waspadji (Endokrin Metabolik)
14. Sawitrl Darmiati (Radiologi) imm

15. Sri Rezeki 8. Hadlnegoro (Kesehatan Anak)


16. Silvia Desiree (Gigi dan Mulut)
17. Taralan Tambunan (Kesehatan Anak)
18. Wulyo Rajabto (Hemato - Onkologi)

II. TIMKONSULTAN
1. Arini Setiawati (Farmakologi)
2. Armen Muchtar (Farmakologi Klinik) *

3. Herawati (BPOM)
4. Nafrialdi (Farmakologi)
5. Nurma Hidayati (BPOM)
6. Sri Haryanti (BPOM)
7. Sri Suryawati (Farmakologi) —

8. Sugito Wonodirekso (Dokter Keluarga)


9. Rismasari (Puskesmas)
10. Rosmawati Wijaya (Puskesmas) mm

1021 Da/lar Obat Esensial Nasional 2013


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

TIM PELAKSANA
Ketua : Direktur BIna Pelayanan Kefarmasian
Wakil Ketua Kepala Sub Direktorat Standardisasi DIrektorat Bina
Palayanan Kefarmasian
Anggota 1. Sekretaris DIrektorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan

2. Direktur Bina Obat Publik dan Perbekalan


Kesehatan

3. Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan


4. Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar
5. Direktur Bina Kesehatan Ibu

6. Direktur Bina Kesehatan Anak

7. Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung


8. Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular
9. Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber
Binatang
10. Direktur Surveilans, Imunisasi, Karantina dan
Kesehatan Matra

11. Kepala Sub Direktorat Farmasi Klinik, Direktorat


Bina Pelayanan Kefarmasian
12. Kepala Sub Direktorat Farmasi Komunitas,
Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian
13. Kepala Sub Direktorat Penggunaan Obat Rasional,
Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian
14. Kepala Sub Direktorat Penyediaan Obat Publik
dan Perbekalan Kesehatan, Direktorat Bina Obat
Publik dan Perbekalan Kesehatan

Daftar Obat Esensial Nastonal 2013 1103


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sekretariat 1. Sari Mutiarani


2. Rengganis Pranandari
3. Vitri Sariati

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA.

ltd

NAFSIAH MBOl

1041 Da/tar Obat Esetisial Nasional 2013


LAMPIRAN II

DAFTAR OBAT DALAM DOEN 2011


YANG MENGALAM! PERUBAHAN
DAFTAR OBAT DALAM DOEN 2011
YANG MENGALAMI PERUBAHAN

PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN
NO NAMAGENERIK (Bentuk Sediaan
(-), PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULAS!

Penambahan kekuatan
1 amiodipin
sediaan

2 amidotrizoat 370 mg I/mL Penjbahan Penulisan


nama obat dan
Perubahan kekuatan
sediaan

3 anastrozole tab 1 mg

antimalaria kombinasi :
4 sulfadoksin 500 mg
pirimetamin 25 mg

5 asam folat tab 0,4 mg Perubahan kekuatan


sediaan

6 asam retinoat Perubahan kekuatan


sediaan

7 asetazolamid Serb inj i.m/i.v 500 mg/vial Pengurangan kekuatan


sediaan

8 deksametason tab 4 mg Perubahan kekuatan


sediaan

9 dekstrometorfan tablSmg
sir 10 mg/5 ml
lab 0,0625 mg Pengurangan kekuatan
tab 0.1 mg sediaan

11 diloksanid tab 500 mg


kapslOO mg Pengurangan kekuatan
sediaan

tablOmg Penambahan kekuatan


sediaan

tab 200 mg Pengurangan kekuatan


sediaan

15 efedrin inj 50 mg/ml


tab 25 mg

Dtifuir Obtii Esensial \usU)iitil 2013


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN
NAMA GENERK (Bentuk Sediaan
(-), PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI

16 epinefrin (adrenalin] in] 0.01% Perubahan kekuatan


sediaan

17 fenitoin tab 50 mg Perubahan kekuatan


sediaan
18 fenobarbital in] i.v 100 mg/ml Pengurangan kekuatan
sediaan

19 fenofibral tab 100 mg

20 fenoksimetil penisilin sir kering 250 mg/5 ml Pengurangan kekuatan


(penisilin V) sediaan

21 fitomenadion (vitamin K1) inj 10 mg/ml Pengurangan kekuatan


sediaan

22 fiufenazin tab 2.5 mg Pengurangan kekuatan


sediaan

23 fluorourasi Inj 250 mg/ mi


Perubahan penulisan
inj 500 mg/5 mi formuiasi

24 gutta percha points dan 15 mm-40 mm Perubahan penulisan


paper points 45 mm - 80 mm nama obat dan
penambahan sediaan
25 haioperidoi inj i.m 2 mg/mi Pengurangan kekuatan
sediaan
26 hidrogen peroksida cairan 3% Perubahan kekuatan
sediaan
27 hydroxy ethyl starch gurangan kekuata

28 idoksuridin tts mala 0.1 %

salep mata 0,5 %

29 iodium kaps lunak 200 mg


30 lopamidol inj 200 - 370 I mg/ml Perubahan kekuatan
sediaan
31 karbamazepin tab kunyah 100 mg Pengurangan kekuatan
sediaan

Daftar Obat Esensicil Nasional 2013


PENAMBAHAN (+),
FORMULASI
PENGURANGAN
NO NAMAGENERIK (Bentuk Sediaan
(-), PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI

32 karvedilol tab 6,26 mg

33 ketokonazol krim 2% Penambahan kekuatan


sediaan

3 kloramfenikol Serb inj i.v 100 mg Pengurangan kekuatan


sediaan

salep 2% Penambahan kekuatan


sediaan

35 kloriieksidin lar 15% Perubahan kekuatan


sediaan

36 klozapin tab 25 mg Perubahan kekuatan


sediaan

37 Kombinasi: tab
Besi(ll)sulfa 200 mg
Asam folat 0,25 mg

38 kolrimoksazol kombinasi
tiap 5 ml :
Sulfametoksazol 200 mg
Trimetoprim 40 mg

39 kotrimoksazol II
(pedlatrlkj kombinasi :
sulfametoksazol 100 mg
trimetoprim 20 mg
sir 3,335 g/5mL Perubahan kekuatan
sediaan

41 larutan nuthsl, kombinasi ;


glukosa 4% lart infus
natrium klorlda 0,18%
Ini I.v 2% Pengurangan kekuatan
sediaan

43 liquor cartxnisdetergens

44 liquor faberi cairan

45 magnesium sulfat Retriksl dihapus

Daftar Obat Esensial Nasionol 2013


PENAMBAHAN {+),
FORMULAS!
PENGURANGAN
NO NAMAGENERIK (Bentuk Sediaan
(-), PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULAS!

46 meCendazol sir 50 mg/mL Perubahan kekuatan


sediaan

47 melilprednison tab 16 mg Penambahan kekuatan


sediaan

8 melronidazol sir 125 mg/5 ml Penambahan kekuatan


sediaan

49 mometason furoat krim 0,1%

50 morfin tab SR 30 mg Pengurangan kekuatan


sediaan

51 n-asetii sistein kaps 200 mg

52 natrium iopodat kaps 500 mg

53 natrium klorida Pengurangan kekuatan


sediaan

54 I natrium kromogiikal Its mata 2 %

55 nikardipin inj 10 mg/mL

57 I oksitetrasikiin saiep mata1% Pengurangan kekuatan


sediaan

58 ondansentron Penambahan kekuatan


sediaan

inj 2 mg/mL Perubahan kekuatan


sediaan

Perubahan kekuatan
sediaan
60 parasetamol tab 100 mg
Pengurangan kekuatan
sup 125 mg sediaan

sup 240 mg
61 piiokarpin Pengurangan kekuatan
sediaan

62 I poifkresuien
63 prokarbazin kaps 50 mg

Daftar Obat Esem Uil Nasioiial 201i


PENAMBAHAN (+),
FORMULASt
PENGURANGAN
NO NAMAGENERIK (Bentuk Sediaan
H,PERUBAHAN
dan Kekuatan)
FORMULASI

64 sefadroksil kaps 500 mg


sir 125 mg/5 ml

65 senksim lab 100 mg

66 serum anbdifteri (A.D.S) inji.m 10.000 Ul/vial Pengurangan kekuatan


sediaan

67 setinzin sir 5 mg/5 ml

68 sitarabin Serb, inj 500 mg/ vial Penambahan kekuatan


sediaan

69 spons gelatin cubicles 1x1x1 cm

70 streptokiriase Inj 750.000 Ul/vial Pengurangan kekuatan


sediaan

71 Irifluoperazin tabSmg

72 I vatsartan lab 80 mg
73 1 verapamil lab 40 mg Pengurangan kekuatan
sediaan

74 zidovudin tab 300 mg Perubahan kekuatan


sediaan

75 zinc lab dispersible 20 mg Pembahan retriksi

Daftar Ohm Esensial Nasiona!20H


I*!
LAMPIRAN III

DAFTAR KONTRIBUTOR
DAFTAR PEMBERI USULAN DOEN 2013

1 World Health Organizadon(WHO)


2 Direktorat Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen Bina Upaya Kesehatan
3 Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular(P2TM), Ditjen P2PL
4 Subdit Pengendalian Tuberkulosis, Direktorat P2ML, Ditjen P2PL
5 Subdit Diare dan ISP, Direktorat P2ML, Ditjen P2PL
6 Subdit Pengendalian Zoonosis, Direktorat P2B2, Ditjen P2PL
7 RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
8 RSUP Fatmawati, Jakarta
9 RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta
10 RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta
11 RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung
12 RSUP M. Djamil, Padang
13 RSUP Dr. Kariadi, Semarang
14 RSPI Prof. DR. Sulianti Saroso, Jakarta
15 RSUD DR. Ptrngadi, Medan
16 RSUD Raden Mattaher, Jambi
17 RSUD DR. H. Bob Bazar, SKM,Lampung
18 RSUD Adjidamno, Rangkas Bitung, Banten
19 RSUD Cengkareng, Jakarta
20 RSUD Budhi Asiti, Jakarta
21 RSUD Gunung Jati, Cirebon
22 RSUDYogyakarta
23 RSUD MokopidoTolitoli, Sulawesi Tengah
24 RSUD Ibnu Sina, Gresik, Jawa Timur
25 RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, Jawa Timur
26 RS Tk. II Dr. Soepraoen. Malang, Jawa Timur
27 RS Ketergantungan Obat, Jakarta
28 RS Prof dr. Soeharso, Surakarta
29 RSJ Prof, dr Soerojo Magelang
30 RSJ. Dr. Radjiman Wediodiningrat, Lawang
31 RSJ. Dr. Soerojo, Magelang
32 RSJ Grhasia, Yogyakarta
33 RS PGI Cikini, Jakarta
34 RS Yos Sudarso, Padang

Dafiar Obat Esensial Nasional 2013 1111


35 RSK St. Vincentius a Paulo, Surabaya
36 RS M.H Thamrin, Jakarta
37 RS Sari Asih Sangiang, Tangerang
38 RS Gading Pluit, Jakarta
39 RS Budi Lestari, Bekasi
40 RS Awal Bros, Bekasi
41 RS St. Elisabetti, Semarang
42 Dinas Kesetiatan Kabupaten Boyolali
43 Dinas Kesetiatan Kabupaten Malang
44 Dinas Kesetiatan Kabupaten Tangerang
45 Dinas Kesetiatan Kabupaten Tulungagung
46 Dinas Kesetiatan Kabupaten Wonosobo
47 Dinas Kesetiatan Kota Bima
48 Dinas Kesetiatan Kota Pekalongan
49 Dinas Kesetiatan Kota Surakarta
50 Dinas Kesetiatan Provinsi Jawa Tengati
51 Dinas Kesetiatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
52 Pengurus Besar Peneliti Penyakit Tropik & Infeksi Indonesia
53 Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
54 Pertiimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI)
55 Pertiimpunan Hematologi Onkologi Medik llmu Penyakit Dalam Indonesia
(PERHOMPEDIN)
56 Pertiimpunan Nefrologi Indonesia(PERNEFRI)
57 Pertiimpunan Reumatologi Indonesia (IRA)

liaftar Ohat Esensial Nasiona! 20/3


II. DAFTAR PESERTA RAPAT PEMBAHASAN
TEKNIS DAN PLENO DOEN 2013

1. Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Mat Kesehatan


2. Badan Pengawas Obat dan Makanan(BPOM)
3. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Mat Kesehatan
4. Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian, Ditjen Binfar dan Mkes
5. Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Ditjen Binfar dan Mkes
6. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Kefarmasian, Ditjen Binfar dan Mkes
7. Direktorat Bina Produksi dan Distribusi Mkes, Ditjen Binfar dan Mkes
8. Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Ditjen Bina Gizi dan KIA
9. Direktorat Bina Kesehatan Anak, Ditjen Bina Gizi dan KIA
10. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Dasar, Ditjen Bina Upaya Kesehatan
11. Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan, Ditjen Bina Upaya Kesehatan
12. Direktorat Bina Kesehatan Jiwa, Ditjen Bina Upaya Kesehatan
13. Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Ditjen PPPL
14. Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Ditjen PPPL
15. Direktorat Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang, Ditjen PPPL
16. Direktorat Surveilans, Imunisasi, Karantlna, dan Kesehatan Matra, Ditjen PPPL
17. RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
18. RSUP Dr. M. Jamil Padang
19. RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung
20. RSUP Fatmawati, Jakarta
21. RSUP Persahabatan, Jakarta
22. RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta
23. RSUP Sanglah, Denpasar, Bali
24. RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta
25. Rs Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta
26. RS Kanker Dharmais, Jakarta
27. RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta
28. RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
29. RSUD Raden Mattaher, Jambi
30. RSUD Gunung Jati, Cirebon
31. RSUD Dr. Wahidin Sudirohusodo UP, Makasar
32. RSUD Ulin, Banjarmasin
33. RSUD Dr. H. Bob Bazar, SKM, Lampung

Dafiar Obat Esensial Nasionat 2013 '113


34. RSUD Kota Bekasi
35. RS Ketergantungan Obat, Jakarta
36. RSJ Prof. Dr. Soerojo, Magelang
37. RS. Santa Elizabetti, Semarang
38. RS Budi Lestari, Bekasi
39. Dinas Kesetiatan Provinsi DKI Jakarta
40. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
41. Dinas Kesehatan Pronvisi Jav/a Timur
42. Dinas Kesehatan Pronvisi D.I. Yogyakarta
43. Dinas Kesehatan Pronvisi Nusa Tenggara Barat
44. Dinas Kesehatan Pronvisi Sumatera Barat
45. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
46. Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Jawa Timur
47. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur
48. Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Banten
49. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan, Jawa Tengah
50. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
51. PT. Indofarma (Persero) Tbk
52. PT. Bio farma (Persero)
53. Ikatan Dokter Indonesia (IDI)
54. Ikatan Apoteker Indonesia (lAI)
55. Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI)
56. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)
57. Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI)
58. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia(POGI)
59. Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia
(PERHOMPEDIN)
60. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia(PERDOSKI)
61. Persatuan Dokter Ahli Mata Indonesia(PERDAMI)
62. Departemen Mata RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
63. Departemen Pulmologi RSUP Persahabatan. Jakarta
64. Departemen THT-KL RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta
65. Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.MedSc., Ph.D
66. Prof. dr. Rianto Setiabudy, Sp.FK
67. Prof. dr. Taralan Tambunan, Sp.A(K)
68. Prof. dr. Hanafi B. Trisnohadi, Sp.PD, KKV, FINASIM

Daflar Ohat Esensial National 2013


69. Prof. DR. dr. Retno Widowati Soebaryo, Sp.KK(K)
70. Prof. Sri Rezeki 8. Hadtnegoro
71. Prof. DR. dr. Inge Sutanto
72. Prof. DR. dr. Sarwono Waspadji, Sp.PD(KEMD)
73. Prof. dr. Arini Setiawati, Ph.D
74. Prof. DR. dr. Armen Muchtar, Sp.FK(K)
75. Prof. DR. Sri Suryawati
76. dr. Bambang Sudarmanlo, Sp.A(K)
77. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH
78. dr. Dede Gunawan, Sp.S(K}
79. dr. Erwin Astha Triyono, Sp.PD., KPTI
80. dr. Sawitri Darmiati, Sp.Rad
81. dr. Gunawan Darmansjah, Sp.An
82. dr. Gatot Purwoto, Sp.OG(K)
83. dr. Robert Reverger, Sp.KJ
84. drg. Silvia Desiree, Sp.KGA
85. dr. Sugito Wonodirekso, MS
86. dr. Wulyo Rajabto, Sp.PD
87. dr. Nafrialdi, PhD,Sp.PD. Sp. FK
88. DR. Ema Kristin, M.Si, Apt
89. Dra. Nurma Hidayati, M.Epid
90. Dra. Herawati, M.BIomed
91. Sri Hayanti, S.Si, Apt
92. dr. Rismasari
93. dr. Rosmawati Wijaya
94. Subdit Bina Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Dit BUKD
95. Subdit Pengendalian AIDS dan Penyakit Menular Seksual, Dit PPML
96. Subdit Pengendalian Diare, dan Infeksi Saluran Pencemaan, Dit PPML
97. Subdit Pengendalian Penyakit Kronis dan Degeneratif Lainnya, Dit PPTM
98. Subdit Pengendalian Penyakit Kanker, Dit PPTM
99. dr. Zomi Fadia
100. dr. Hidayati Mas'ud, Apt
101. Drs. Elon Sirait, Apt., M. Si
102. Dra. Dara Amelia, Apt., MM
103. Dra. Ardiyani, Apt., M.Si
104. Sari Mutiarani, S.Si., Apt

Daflar Obat Esensial Nasional 2013 HIS


105. Desko Irianto, SH
106. Rengganis Pranandari, S.Farm., Apt
107. Andrie Fitriansyah, S.Farm., Apt
108. Mantiza Perdana, S.Farm., Apt
109. Rizqi Machdiawati, S. Farm., Apt
110. SitiMartati
111. Vitri Sariati,AMF
112. Shinta Rizki Mandarini, Amf
113. BadrunSamsi
114. Emizar, S. Farm., Apt
115. Medina Yuslihanl, S. Farm., Apt

1161 Daftar Obat Esensial Nasional 2013


LAMPIRAN IV

FORMULIR PERNYATAAN KESEDIAAN


TIMAHLI DAN KONSULTAN

-ia
1 I 1 :1 I 1 1 (1 11 1 1 i 1 1 1 1 1 :1 1 1 1 1 1 ;1 1 1
PERNYATAAN KESEDIAAN
MENJADI KETUA / WAKIL KETUA / ANGGOTA TIM
AHLI / ANGGOTA KONSULTAN *)
KOMITE NASIONAL PENVUSUNAN DOEN 2013

Saya yang bertandatangan di bawah ini,

Nama
Alamat

Dengan ini menyatakan:


1. Bersedia menjadi Ketua I Wakil Ketua I Anggota Tim Ahli I Anggota
Konsultan*) dalam KOMNAS PENVUSUNAN DOEN 2013.
2. Bersedia menghadiri rapat-rapat pembahasan teknis dan pertemuan Pleno
Penyusunan DOEN 2013.
3. Bersedia menandatangani Surat Pemyataan Bebas Konflik Kepentingan.

Jakarta,

*) Corel yang tidak periu

Daftar Obai Esensial Nasional 2013 1117


m

wm
LAMPIRAN V

FORMULIR PERNYATAAN BEBAS


KONFLIK KEPENTINGAN
I : (; I ; I I I; I: I : I : I ; I! I:[I Ii I; (: I ! I : I ! I : I ! I
SURAT PERNYATAAN
BEBAS KONFLIK KEPENTINGAN

Saya yang bertandatangan dibawah ini,

Nama

Alamat

Dengan ini menyatakan sebagai berikut

1. Kesediaan saya duduk dalam Komite Nasional Daftar Obat Esensial


Nasional (selanjutnya disebut Komnas Penyusunan DOEN) adalah
bersifat sukarela, didasarkan pada kapitasi keilmuan yang saya millki,
dan tidak terpengamh oleh suatu kepentingan apapun, balk yang bempa
kedudukan, finanslal, maupun faktor lain yang dapat mempengamhi
netralitas saya dalam mengemukakan pendapat di foaim-foaim resmi
rapat Komnas Penyusunan DOEN
2. Saya tidak memiliki hubungan keluarga atau kekerabatan apapun,apalagi
memiliki, menjalankan, mengendalikan, mempunyai kepentingan atau
bekerja pada perusahaan atau fasilitas lain yang akan mempengamhi
pendapat dan petimbangan saya dalam pengambilan keputusan pada
forum rapat Komnas Penyusunan DOEN

3. Saya tidak menharapkan, meminta atau menerima imbalan atau uang


atau apapun yang bemilai dari seseorang, organisasi, atau pemsahaan,
baik secara langsung atau tidak langsung dalam jumlah sedemikian
mempengamhi obyektifitas saya dalam memberikan pertimbangan atau
pengambilan keputusan pada rapat Komnas Penyusunan DOEN
4. Saya tidak akan bertindak sebagai wakil resmi suatu badan dalam
membeli petimbangan pada rapat Komnas Penyusunan pertimbangan
pada rapat Komnas Penyusunan DOEN yang dapat menghilangkan
obyektivitas saya selaku individu yang ditunjuk dan bertanggungjawab
secara ilmiah dan etik pada rapat pengambilan keputusan terkait dengan
Komnas Penyusunan DOEN

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 1119


Jika dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Komnas saya
mempunyai konflik atau resiko kepentingan terhadap obat yang sedang/
atau akan dibahas, maka saya wajib memberitahukan kepada Ketua Tim
Ahli atau Direktur Bina Penggunaan Obat Rasional mengenai hal ini dan
selanjutnya saya tidak akan ikut serta dalam peiaksanaan pengambiian
keputusan

Setiap proses dan hasil rapat Komnas Penyusunan DOEN bersifat


rahasia. Oleh sebab itu saya tidak akan menyampaikan informasi apapun
yang dihasilkan dari pertemuan resmi kegiatan pertemuan/rapat Komnas
Penyusunan DOEN dengan cara apapun dan alas an apapun tanpa
persetujuan dari Ketua Tim Ahli dan anggota Komnas yang lain.

Jika dapat dibuktikan secara etik saya tidak mampu memenuhi keenam
butir pernyataan diatas, maka saya bersedia untuk sewaktu-waktu
menyatakan mengundurkan diri.

Yang membuat surat pernyataan

Nama Lengkap Tanggal

201 Daftar Obat Esensial Nastonal 20H


LAMPIRAN VI

FORMULIR REKAPITULASI USULAN REVISI


DOEN 2013
) ; 1 i 1 1 1 ! 1 11 :1 ; 1 11 11 :1 ; 1 ! 1 :]! 1 !]; 1 11 .) ; 1 : 1
REKAPITULASI USULAN REVISI DOEN 2013

Usulan dari
Nama Instansi
Alamat lengkap
No Telp/Fax

Keterangan: 2012
•} Kelas terapi sesuai dengan DOEN 2011 Cap/tanda tangan
") Nama obat dicantumkan dalam nama generik
"*) Berdasarkan literatur/acuan/pustaka terpercaya
*••) Dilampirkan literatur/acuan/pustaka terkait
Nama teranc
NIP.

Da/iar Obat Esensial Nasional 2013


INDEKS
> I 1 ) 1 1 I
INDEKS KELAS TERAPI

**
NO KEUS TERAPI

1 ANALGESIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASINONSTEROID,


ANTIPIRAI

1.1 ANALGESIK NARKOTIK

iM
1.2 ANALGESIK NON-NARKOTIK

1.3 ANTIPIRAI

2 ANESTETIK

— 2.1 ANESTETIKLOKAL

2.2 ANESTETIK UMUM dan OKSIGEN


■■

2.3 OBAT untuk PROSEDUR PRE OPERATIF

— 3 ANTIALERGI dan OBAT untukANAFILAKSIS

4 ANTIDOT dan OBAT UIN untuk KERACUNAN


mm

4.1 KHUSUS

mm 4.2 UMUM

5 ANTIEPILEPSI - ANTIKONVULSI
mm
6 ANTIINFEKSI

mm 6.1 ANTELMINTIK

6.1.1 Antelmintik Intestinal


mm
6.1.2 Antifllaria ■o
c

mm 6.1.3 Antisistosoma

6.2 ANTIBAKTERI
mm
6.2.1 Beta laktam

6.2.2 Antibakterl Lain

6.2,2.1 Tetrasikiin

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 1123


NO KELASTERAPI mi

6.2.2.2 Kloramfenikol

Sulfa-Trimetoprim
*

6.2.2.3

6.2.2.4 Makroiid

6.2.2.5 Aminoglikosida PI

6.2.2.6 Kuinolon

6.2.2.7 Lain-lain

6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS

6.3.1 Antilepra

6.3.2 Antituberkulosis F*

6.3.3 Antiseptik Saluran Kemih


1^
6.4 ANTIFUNGI

6.4.1 Antifungi, sistemik p*

6.5 ANTIPROTOZOA

6.5.1 Antiamuba dan Antigiardiasis r

6.5.2 Antimalaria FT

6.5.2.1 Untuk Pencegahan

6.5.2.2 Untuk Pengobatan

6.6 ANTIVIRUS m

6.6.1 Antiherpes
F*
6.6.2 Antiretroviral

6.6.2.1 Nucleoside Reverse Transcriptase Inhibitor(NRTi) pii.

6.6.2.2 Non-Nucleoslde Reverse Transcriptase Inhibitor(NNRTi)


6.6.2.3 Protease Inhibitor

7 ANTIMIGREN

7.1 PROFILAKSIS

7.2 SERANGANAKUT

1241 Daflar Obat Esensial Nasional 2013


NO KELAS TERAPI

8 ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN dan OBAT untuk


TERAPI PALIATIF

8.1 HORMON DAN ANTIHORMON

8.2 IMUNOSUPRESAN

8.3 SITOTOKSIK

8.4 LAIN-LAIN

9 ANTIPARKINSON

10 OBAT yang MEMPENGARUHIDARAH


10.1 ANTIANEMI

10.2 OBAT yang MEMPENGARUHI KOAGULASI


10.3 INTOKSIKASIZAT BESI

11 PRODUK DARAH dan PENGGANTl PLASMA

11.1 PRODUK DARAH

■" 11.2 PENGGANTl PLASMA dan PLASMA EKSPANDER

12 DIAGNOSTIK

12.1 BAHAN KONTRAS RADIOLOGI Q.


CO

12.2 a>
— TESFUNGSI
(A
12.2.1 Ginjal JO
«

12.2.2 Mata

12.3 TESKULIT o
"O

13. ANTISEPTIK dan DISINFEKTAN


0m

13.1 ANTISEPTIK

mm 13.2 DISINFEKTAN

14 OBAT dan BAHAN untuk GIG! dan MULUT


mm

14.1 ANTISEPTIK dan BAHAN untuk PERAWATAN SALURAN


AKAR GIGI

Dqfiar Obat Esensial Nasiona! 2013 1125


NO KELASTERAPI -

14.2 ANTIFUNGI OROFARINGEAL

14.3 OBATunluk PENCEGAHAN KARIES

14.4 BAHAN TUMPAT

14.5 PREPARAT LAINNYA

15 DIURETIK

16 HORMON,OBAT ENDOKRIN UIN dan KONTRASEPTIK


16.1 MORMON ANTIDIURETIK

16.2 ANTIDIABETES -

16.2.1 Antidiabetes, Oral

16.2.2 Antldlabetes, Parer}teral


IM

16.3 HORMON KELAMIN dan OBATyang MEMPENGARUHI


FERTILITAS

16.3.1 Androgen -

16.3.2 Estrogen

16.3.3 Progestogen

16.3.4 Kontraseptik -

16.3.4.1 Kontraseptik, Oral


16.3.4.2 Kontraseptik, Parenteral

16.3.4.3 Kontraseptik, AKDR(lUD)


16.3.4.4 Kontraseptik, Impian pm

16.3.5 Lain-iain
mm

16.4 HORMON TIROID dan ANTITIROiD

16.5 KORTiKOSTEROiD mm

17 OBAT KARDIOVASKULER

17.1 ANTIANGINA

17.2 ANTIARITMIA

126i Dafiar Obat Esensiat Nasiona!2013


-
NO KELASTERAPI

17.3 ANTIHIPERTENSl
mm

17.4 ANTIAGREGASI PLATELET

17.5 TROMBOLITIK

17.6 OBAT untuk GAGAL JANTUNG

17.7 OBAT untuk SYOK KARDIOGENIK dan SEPSIS

17.8 ANTIHIPERLIPIDEMIA

18 OBATTOPIKAL untuk KULIT


mm

18.1 ANTIAKNE

mm 18.2 ANTIBAKTERI

18.3 ANTIFUNGI
mm

18.4 ANTIINFLAMASI dan ANTIPRURITIK

— 18.5 ANTISKABIES dan ANTIPEDIKULOSIS

18.6 KAUSTIK
Mi

18.7 KERATOLITIKdan KERATOPLASTIK

18.8 LAIN-LAIN
a.
19 LARUTAN DIALiSIS PERITONEAL ra

«
20 LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI dan LAIN-LAIN

1.1 20.1 ORAL

20.2 PARENTERAL
v
20.3 LAIN-LAIN "O
e

21 OBAT untuk MATA

21.1 ANESTETIK LOKAL

21.2 ANTIMIKROBA

21.3 ANTIINFLAMASI

21.4 MIDRIATIK

— 21.5 MIOTIK dan ANVGLAUKOMA

-
Daftar Obat Esensial Nasionat 2013 127
NO KELASTERAPI

22 OKSITOSIK

23 PSIKOFARMAKA

23A ANTIANSIETAS dan ANTIINSOMNIA

23.2 ANTIDEPRESI danANTIMANIA

23.3 ANTIOBSESIKOMPULSI

23.4 ANTIPSIKOSIS

23.5 OBATuntukADHD
1*^

23.6 OBAT untuk GANGGUAN BIPOLAR

23.7 OBAT untuk PROGRAM KETERGANTUNGAN —

24 REUKSAN OTOT PERIFER dan PENGHAMBAT


mm
KOLINESTERASE

24.1 PENGHAMBAT dan PEMACU TRANSMISI


NEUROMUSKULER

24.2 OBAT untuk MIASTENIA GRAVIS

25 OBAT untuk SALURAN CERNA

25.1 ANTASIDA danANTIULKUS

25.2 ANTIEMETIK

25.3 ANTIHEMOROID

25.4 ANTISPASMODIK

25.5 OBAT untuk DIARE

25.6 KATARTIK

25.7 OBAT untuk ANTIINFLAMASI

26 OBAT untuk SALURAN NAPAS

26.1 ANTIASMA

26.2 ANTITUSIF

26.3 EKSPEKTORAN

1281 Daftar Obal Esensial Nasiona!2013


NO KEUS TERAPI

26.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIS


-
Z7 OBAT yang MEMPENGARUHI SISTEMIMUN
— 27.1 SERUM dan IMUNOGLOBULIN

27.2 VAKSIN
-
28 OBAT untuk TELINGA, HIDUNG dan TENGGOROKAN

— 29 VITAMIN dan MINERAL

Dafutr Ohm Esensial Nasional 2013 129


INDEKS

asiklovir, 41, 76
asparaginase,42
A.B.U.I, 63. 92 atapulgit, 60,90
AB.U.II, 63.92 atenoloi, 51,83
A.D.S, 63. 93 atrakunum, 59
A.T.S,63.93 atraumatic restorative treatment, 48
adrenalin, 53.62,33.68.80.91 atropin, 32,33,57,60,68,90
air untuk injeksi. 56.87 azatioprin, 42
alumunium hidroksida, 59,89
albendazol, 34. 70 B
alopurinol. 32.67
amfoterisin B,39,56 bahan tumpatan sementara, 47,80
amidotrizoat, 46 barium sulfat, 46
amilorid,48,80 basitrasin, 53,85
aminoWin, 61,91 bedak saiisil, 55.86
amiodaron. 51 belerang endap. 54,85
amitripWin, 57.88 benserazid, 44, 77
amiodipin, 51.83 benzadn penisilin, 35, 71
amoksisilin, 35, 71 betametason, 54,57,85,87
ampisilin, 35. 71 bisakodil, 61,91
anastrozol. 42 bismut subgalat. 60.90
amodiakuin, 40, 75 bleomisin. 42
anestetik lokal gigi kombinasi, 48.80 budesonid, 61
antibakteri kombinasi. 53.85 bupivakain. 32
artemether. 40, 75 bupivakain Heavy. 32
artesunat, 40, 75 busulfan, 42
articulating paper, 48,80
asam aseWsalisilat, 52,84
asam askorbat, 64.94
asam benzoat, 54.85 CHKM. 47. 79
antifungi kombinasi. 54.85 coal tar. 55,86
antasida kombinasi. 59,89 copper T. 50,82
antihemoroid kombinasi. 60.90
ta
antiparkinson kombinasi. 44, 77 JQ
asam folat, 44. 65. 77. 95 o
(O
asam retinoat. 53.84 dakarbazin, 42.
asam salisilat. 54.85,86 daktinomisin, 42
asetazolamid, 57 dapson, 37. 73
asetosal, 52,84 darrow glukosa ana, 55

Daftar Obat Esensial S'asiona!201i 131


darrow glukosa halfstrength, 55 fenobarbital, 34, 69
daunorubisin, 42 fenofibrat, 53
deferoksamin, 45 fenoksime8l penisilin, 35, 71
deksametason, 33,42,50,59,62,68. fentanil, 31
82,91 ferro sulfat, 44, 65, 77,95
dekstrosa, 55,86 fitomenadion, 44, 78
desmopresin, 49 flufenazin, 58
DG ana, 55 8ukonazol, 39
dialisa peritoneal, 55 fluoksetin, 58
diazepam, 33,57,68,69,88 fluor, 47, 80
dietilkarbamazin, 34, 70 fluoresein, 46, 78
difenhidramin, 33,68 fluorourasil, 43
digoksin, 51,52,83,84 formokresol, 47, 79
diltiazem, 51,83 fraksi protein plasma, 45
dimenhidrinat, 60,89 furosemid, 48,52,80,84
dobutamin, 53
doksisiklin, 36,40, 71, 75
doksorublsin, 42
don)peridon, 60,89 gadodiamid,46
dopamin,53 garam oralit komblnasi, 55,61,86, 90
dosetaksel, 43 gemribrozil, 53
dl 64,94 gentamlsin, 36,56
DT. 63,93 glass ionomer art, 48,80
glibenklamid, 49,81
glipizid, 49,81
gliseril trinitrat, 51,83
efavirens, 41 gliserin, 61,91
epinefrin, 33,53,62,48,68,80, 91 glukosa, 55,56,61,86, 90
ergokalsiferol, 64,94 griseofulvin, micronized, 40, 75
etambutol, 38,39, 73, 74 gutta perdha dan paper points, 47. 79
eiitromisin, 36, 72
estrogen terkonjugasi, 49 H
ergotamln,41, 74
etanol70%, 47, 79 haloperidol, 58,88
etilklorida.32,48,68,80 halotan, 32
etinilestradiol, 49,50,82 heksaklorofen, 60,90
etoposid, 43 heksamin mandelat, 39
eugenol, 47, 79 hemodialisa, 55
heparin, Na, 45
o
sr
hidrogen peroksida, 46,64, 79,94
en
hidroklorotiazida, 48,52,81,83
O faktor Vlll, 45 hidrokortison, 51,54,82,85
o*
B* faktor IX kompleks,45 hidroksi progesteron, 50
fenitoin, 34,69 hidroksi urea, 43

132 Daflar Obat Esensial iWasional 2013


hiosin butilbromid, 60,90 kiomipramin, 58
homatropin, 57 kionidin, 52
human tetanus imunoglobulin, 62,92 kiorambusii, 43
hydroxy ethyl starch, 45 kioramfenikoi, 36, 54,56, 71
kiorfeniramin, 33,68,87
I kiorfenoi kamfer mentoi, 47, 79
kiorheksidin, 46,47, 79
ibuprofen ,31,67 kiorpromazin, 58,60,88,90
ifosfamid, 43 kiozapin, 58
insulin intermediate, 49 kodein, 31,62,67,92
insulin regular,49 koikisin, 32,67
ioheksoi, 46 kombinasi(anak):Panduan daiam bentuk
iopamidol, 46 kombipak, rifampisin, isoniazid,
ipratropium bromida, 62,92 pirazinamid, 39
isofluran, 32 kombinasi(anak):Panduan daiam bentuk
isonia^d, 37,38,39, 73, 74 kombipak, rifampisin, isoniazid, 39
isosorbid dinitrat, 51,52,83 kombinasi(anak):Panduan daiam bentuk
dosis tetap(KDT/FDC), rifampisin,
isoniazid, pirazinamid, 38
kombinasi(anak):Panduan daiam bentuk
dosis, rifampisin, isoniazid, 38
kombinasi(dewasa):daiam bentuk kombipak
rifampisin, isoniazid, pirazinamid,
etambutoi, 39
kafein, 41, 76 kombinasi(dewasa):Panduan daiam bentuk
kaiamin, 55,45,61,86,90 dosis tetap(KDT/FDC), rifampisin,
kaik, 64,95 isoniazid, pirazinamid, etambutoi, 38
kaisium, 45 kombinasi(desawa):Panduan daiam bentuk
kaisium fotinat, 44 dosis tetap(KDT/FDC)rifampisin,
kaisium glukonat, 33,56,64,95 isoniazid, 38
kaisium hidroksida, 47, 79 kombinasi(kombipak):artesunat,
kaisium hipokiorit, 47, 79 amodiakuin, 40, 75
kaisium karbonat, 64,95 kombinasi:zidovudin, iamivudin, 41
kaisium iaktat, 64,95 kombinasi:iopinavr, ritonavir, 41
kaptopril, 52,83,84 kombinasi:ergotamine, kafein, 41, 76
karbamazepin, 34,69 kombinasi antiparkinson: benserazid,
karbon akdf, 33,69 levodopa, 44, 77
kaibogiiserin, 64,94 kombinasi pengganti plasma:poiigen,
kanrediiol, 53 natrium klorida, kaiium, kiorida,
ketamin, 32,68 kaisium, 45 o

ketokonazoi, 40,54 kombinasi kotrimaksazoi i:


ketoprofen, 31 suifametoksazoi dan trimetoprim, 36, 72
kiofazimin, micronized, 37, 73 kombinasi kotrimoksazoi:
kiomifen sitrat, 50 suifametoksazoi dan trimetoprim, 36, 71

Daftar Obat Esensial Nasional 2013 1133


kuinin, 40, 76 manitol, 48,56
komposit resin, 48,80 mebendazol, 34, 70
kombinasi lamtan nutrisi: glokosa, natrium medroksi progesteron asetat, 42,50,82
klorida, 56 melfalan, 43
kombinasi antihemorid: bismut subgalat, merkaptopurin, 43
heksaklorofen, lidokan, seng oksida, 60, mesna, 44
90 metadon, 59,89
kombinasi:ipratropium bromida, metenamin mandelat, 39, 74
salbutamol, 62,92 metformin, 49,81
kombinasi:ferro sulfat, asam folat, 65,95 metildopa, 52
kombinasi: anestetik lokal gigi, metilergometrin, 57,87
lidokain HCI, epinefrin, 48,80 metilfenidat, 58
kombinasi:levonorgestrel, etinilestradiol, metilprednisolon, 42,51,62
50,82 metoklopramid, 60,90
kombinasi antibakteri; basitrasin, metotreksat, 42,43
polimiksin B, 53,85 metronidazol, 37,40, 72, 75
kombinasi antifungsi: asam benzoat, midazolam, 33
asam salisilat, 54,85 mikonazol, 54,85
kombinasi salep 2-4:asam salisilat, mometason furoat, 54
belerang endap, 54,85 morfin, 31
kombinasi garam oralit: natrium klorida,
kalium klorida, trinatrium sitrat N

dihidrat, glukosa anhidrat, 55,61,86,90


n-asetil sistein, 62
nalokson, 33
natrium aminohipurat, 64
larutan nutrisi kombinasi, 56 natrium bikarbonat, 33,55,56, 69
laktulosa, 61,91 natrium diklofenak, 31, 67
lamivudin, 41 natrium hipoklorit, 47, 79
lapinavir, 41 natrium klorida, 56,45,55,56,61,86,90
leukovorin, Ca,44 natrium tiosulfat, 33,69
levodopa, 44, 77 neostigmin, 59
levonorgestrel, 50,82 nevirapin, 41
levotiroksin, 50 nifedipin, 52,83
lidokain, 32, 48, 51, 64, 68, 60,80, 90, 94 nikardipin, 52
lisinopril, 52 nikotinamid, 65,95
litium karbonat, 58 nistatin, 40, 47,54, 75, 80, 85
loratadin, 33,68 nitrogen oksida, 32
lorazepam, 57 norepinefrin, 50,53
lugol, 50,82 noretisteron, 50

0 M
O"
01

magnesium hidroksida, 59,89 oksigen, 32,68


magnesium sulfat, 33,34, 69 oksimetazolin, 64, 94

134 Da/tar Obat Esensial tVaxiomil 2013


oksitetrasiklin, 36 ringer laktat, 56,86
oksitosin, 57,87 risperidon, 58
omeprazol, 59,89 ritonavir, 41
ondansetron, 60 rokuronium, 59

paklitaksel, 43 salbutamol, 62,92


paraformaldehida, 47, 79 salep 2-4 kombinasi, 54,85
parasetamol, 31,67 sang oksida, 60,90
pasta devitalisasi(non arsen), 48,80 sefadroksil, 35
pasta pengisi saluran akar, 47, 79 sefazolin, 35
penisilin V, 37, 71 sefiksim, 35
perak nitrat, 54,85 seftriakson, 35
perak sulfadiazn, 54,85 setirizin, 33,68
permetrin, 54,85 serum anti bisa ular, 63,92
peddin, 31,67 serum antidifieri, 63,93
pilokarpin, 57 serum antirabies, 63,93
pirantel pamoat, 34, 70 serum anbtetanus, 63,93
pirazinamid, 38,39, 73, 74 slanokobalamin, 44, 77
piridoksin, 65,95 siklofosfyimid, 43
piridostigmin, 59 siklosporin, 42
podofilin, 54 simvastabn, 53,84
poligelin, 45 siprofld(sa&n, 37, 72
polimiksin B, 53,85 ^Sf^atin, 43
povidon iodin, 47, 79 sitarabin, 43
prazikuantel, 34,35, 70 spironoiakton, 49,81
prednison, 51,82 stavudin, 41
primakuin, 40, 76 streptokinase, 52
prokain Ijenzilpeni^lin, 35, 71 streptomisin, 37, 73
propiltiourasil, 50,82 sufentanll, 31
propofol, 32 suksinilkolin, 59
propranolol, 41,51, 76,83 sulfymetoksazol, 36
protamin sulfat, 33,45 sulfysalasn, 61
pengganS plasma,45 surgicalginggival pack, 48,80

mm Q
tamoksifen, 42 'IS'
terbutalin, 62 ■W-
testosteron, 42,49
tetanus adsorbed toxoid, 63
raniddin, 59,89 'iO' '
tetrakain, 56,87
retinol, 65,95 tetrasiklin, 36, 71
rifampisin, 37,38,39, 73, 74 tiamin, 65,95

Dafiar Obat Esensial Nasional 2015 1135


f/mo/o/, 57
tiopental, 32
trifluoperazin. 58
triheksifenidil, 44, 77
trimetoprim, 36
trinatrium sitrat dihidrat, 55, 61,86,90
tuberkulin protein purified derivative,
46,78

U zidovudin, 41
zinc, 61,91
urea, 55

vaksin B.C.G., 63, 93


vaksin campak, 63,93
vaksin jerap difteri tetanus, 63,64
vaksin jerap tetanus, 63,93
vaksin kombinasi DPT- hepatitis B, 63,
93
vaksin polio, 64,93
vaksin rabies, untuk manusia 64,94
valproat, 34,59,69
valsartan 52
vankomisin, 37
vasopresin, 49
verapamil, 51
vinblastin, 43
vinkristin, 44
vitamin A, 65, 95
vitamin B kompleks, 65,95
vitamin B1, 65,95
vitamin B12,44, 77
vitamin B6,65,95
vitamin C, 64 94
vitamin D2, 64, 94
vitamin K1,44, 78

W
o
CP
warfann, 45

1361 Dafuir Obal Esensial NasUmai 2013


ISBN 978 -6 02-235-409-3

9 786022 354093
I ""

Anda mungkin juga menyukai