Anda di halaman 1dari 2

CONTOH BUDAYA PADA TRANSKULTURALNURSING

A. MEMPERTAHANKAN BUDAYA
1. Ibu menyusui tidak boleh makan pedas karena dapat menyebabkan ASInya pedas dan

bayinya diare.
2. Anak laki-laki kalau sakit-sakitan sudah beberapa kali diobati tapi tetap sakit lalu
dianjurkan untuk sirkumsisi. Karena pada anak laki-laki yang telah mengalami infeksi
saluran kemih, agar tidak kambuh lagi dokter menyarankan untuk dilakukan sirkumsisi.
3. Tidak mandi malam hari. Mandi malam menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Ketika anda mandi malam, maka anda harus berhati-hati karena bisa mengganggu
metabolisme tubuh, mengapa bisa demikian? Hal ini dikarenakan ketika malam hari,
suhu tubuh cenderung sudah mulai melemah dan membutuhkan istirahat. Jika kita mandi
dan pori-pori terbuka maka air akan masuk ke tubuh dan menyebabkan gangguan hormon
tubuh.
4. Air perasan jeruk nipis ditambah kecap bisa menyembuhkan batuk.
Faktanya Jeruk nipis memiliki sifat sangat asam sehingga dapat mematikan bakteri
penyebab batuk, sedangkan kecap hanya penyeimbang rasa asam dan jeruk nipis.
5. Jus jambu mampu atasi DBD. Buah ini kaya betakaroten dan vitamin C. Kandungan
vitamin C yang tinggi inilah yang meningkatkan daya tahan tubuh sehingga mempercepat
proses penyembuhan. Dengan banyak minum jus ini berarti banyak pula jumlah cairan
yang masuk ke tubuh. Pada kondisi penderita mengalami kehilangan banyak plasma
darah akibat penurunan trombosit, mereka perlu minum banyak cairan agar segera pulih.
B. NEGOSIASI BUDAYA
1. Ibu hamil pantang makan ikan laut karena beresiko kurang gizi dan BB bayi kurang, hal
ini bisa diganti dengan daging dan lain-lain.
2. Masyarakat dayak saat melahirkan bayi memotong tali pusat atau ari-ari dengan sembilu
dan uang ringgit, hal ini dapat dipertahankan dengan cara mensterilkan alat-alat tersebut
atau memberitahu dengan menggantinya dengan alat-alat medis yang lain.
3. Ibu hamil pantang makan telur atau daging, bisa diganti dengan sumber protein lainnya
seperti tahu, tempe.
4. Pemilihan pengobatan alternatif ( jamu ) saat sedang sakit, hal ini masih bisa dilakukan
asal masih dalam batas normal. Sebaiknya masyarakat juga tetap memeriksakan diri ke
medis untuk mengetahui penyakitnya.
5. Klien menyusui mengalami pembengkakan pada payudaranya, klien mempunyai
kepercayan tidak boleh menyusui ketika payudara bengkak. Berikan saran pada klien
untuk memompa air susunya menggunakan breast pump agar kebutuhan asi bayinya tetap
terpenuhi.

C. REKONSTRUKTURISASI BUDAYA
1. Di pedesaan masyarakat jawa, ibu nifas tidak boleh makan yang amis-amis ( ikan )
karena menurut kepercayaan akan membuat jahitan perineum sulit sembuh dan darah
nifas tidak berhenti. Menurut ilmu gizi hal tersebut tidak dibenarkan karena justru ikan
harus dikonsumsi karena mengandung protein sehingga mempercepat pemulihan.
2. Ibu hamil pantang makan telur dan makan daging karena akan mempersulit keyakinan
dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak, hal ini sebenarnya tidak perlu dilakukan
karena dapat mengakibatkan ibu kekurangan asupan gizi protein.
3. Daerah Subang ibu hamil pantang makan dengan menggunakan piring yang besar karena
khawatir bayinya besar sehingga mempersulit persalinan. Dan memang selain ibunya
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah tentunya sangat mempengaruhi
daya tahan dan kesehatan bayi.
4. Di Sumatra Utara melarang ibu nifas melakukan mobilisasi selama seminggu sejak
persalinan karena dianggap masih lemah dan belum mampu beraktivitas, mereka
beranggapan bahwa dengan beraktivitas maka penyembuhan akan terhambat. Hal ini
bertentangan dengan ilmu pengetahuan saat ibu nifas harus melakukan mobilisasi dini
agar cepat pulih kondisinya.
5. Masyarakat NTT yang mengharuskan perempuan melahirkan didalam rumah bulat yang
penuh debu dari tungku dan asap yang dapat menyebabkan ibu dan bayinya terkena
ISPA.

Anda mungkin juga menyukai