Anda di halaman 1dari 38

Pengembangan Motorik

dengan Permainan Kreasi

Disampaikan oleh :
Yaya Sunaryo
Konsultan Lembaga PAUD
Cemara Mandiri

Disampaikan dalam Pertemuan di HIMPAUDI KEC.CIKARANG Tgl. 26 JUNI 2013

MOTORIK
Motorik merupakan sekumpulan kemampuan untuk menggunakan
dan mengontrol gerakan tubuh, baik gerakan kasar maupun
gerakan halus.
Kemampuan yang termasuk dalam aspek motorik ini antara lain:
mengangkat kepala, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, berlari,
memegang benda, kelenturan pergelangan tangan, menunjuk ke
sebuah titik, menggunakan jari penjepit, dan sebagainya.
Kemampuan motorik selalu memerlukan koordinasi bagian-bagian
tubuh, sehingga latihan untuk aspek motorik ini perlu perhatian.

Perkembangan Motorik Masa Anak-anak Awal


(Roberton dan Halverson)
Usia/tahun

Motorik Kasar

Motorik Halus

2,5-3,5

Berjalan dengan baik; berlari lurus ke depan;

Meniru sebuah lingkaran; tulisan

melompat

cakar

ayam;

dapat

menggunakan

makan
sendok;

menyusun beberapa kotak.


3,5-4,5

Berjalan dengan 80% langkah orang dewasa;

Mengancingkan

berlari

bentuk sederhana ; membuat

1/3

kecepatan

orang

dewasa;

melempar dan menangkap bola besar, tetapi

baju;

meniru

gambar sederhana.

lengan masih kaku


4,5-5,5

Menyeimbangkan badan di atas satu kaki ;

Menggunting;

menggambar

berlari jauh tanpa jatuh; dapat berenang

orang; meniru angka dan huruf

dalam air yang dangkal.

sederhana; membuat susunan


yang kompleks dengan kotakkotak.

A. Latar belakang

Stimulasi

sangatlah

penting

dalam

proses

pembelajaran anak usia dini. Segala sesuatu


yang diinderakan anak akan menjadi stimulasi
terbaik bagi perkembangan mereka. Semua
yang dilihat, didengar, disentuh, dirasa, diraba,
dicoba, dimanipulasikan, dan juga yang dialami

Lanjutan.!

Akan terus menambah referensi perbendaharaan


pengetahuan dan pengalaman bagi anak. Hal ini
mungkin, sebab anak usia dini berada dalam
periode keemasan atau yang disebut sebagai
masa Golden Age.

Lanjutan..!

Proses pembelajaran atau pengalaman yang


berasal dari lingkungan sangat berpengaruh bagi
perkembangan

anak.

Selain

optimalisasi

pengembangan fungsi panca indera, lingkungan


yang kondusif, aman, dan menyenangkan lebih
memberi kesempatan pada anak untuk selalu
memberi respon positif jika segala aktivitas yang
dilalui terasa menyenangkan.

Lanjutan..!!
Mereka

akan menyerap berbagai informsi

yang diberikan oleh orang lain maupun yang


dialaminya sendiri apabila hal tersebut terjadi
dalam kondisi yang menyenangkan.

Lanjutan!

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para


pendidik untuk menciptakan yang menyenangkan
dalam proses pembelajaran. Bermain, interaksi,
eksploratif, musikal serta kegiatan jasmani atau
latihan motorik. Ada beberapa kegiatan yang dapat
Menghidupkan kegiatan Pembelajaran.

Lanjutan!

Bahkan dalam kegiatan motorik, anak tidak hanya


merasakan kesenangan tetapi mereka juga dapat
terlatih gerak motoriknya, ekspresi, kepekaan
terhadap

nada

dan

birama,

serta

dapat

mengembangkan berbagai kecerdasan lain pada


anak, seperti bahasa, logika matematis, intra dan
interpersonal.

B. Perkembangan Motorik

Ada dua istilah dalam perkembangan motorik,


yaitu yang disebut dengan gerak (Movement) &
Motorik (Motor) merujuk pada faktor biologis dan
mekanis yang memengaruhi gerak (Movement)
(Gellahue, 1997)

sedangkan gerak (Movement) merujuk pada


perubahan aktual yang terjadi pada bagian tubuh
yang dapat diamati.

Meggitt (2002)

Mengungkapkan istilah perkembangan motorik


merujuk pada makna perkembangan fisik, dimana
perkembangan fisik memiliki arti bahwa anak telah
mencapai

sejumlah

kemampuan

mengontrol diri mereka sendiri.

dalam

Dodge (2002)

Berpendapat

bahwa

pencapaian

kemampuan

motorik kasar dan motorik halus pada anak usia


prasekolah merupakan tujuan dari pengembangan
fisik anak.

Audrey Curtis

Menurutnya, keterampilan motorik terbagi 2 jenis,


yaitu keterampilan motorik kasar, yang berhubungan
dengan kegiatan yang memerlukan tenaga lebih
seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga,
bersepeda, meloncat dari tanah dengan kedua
kakinya bersama-sama dan melempar-menangkap
bola

Sedang

keterampilan motorik halus, yang

berhubungan

dengan

kegiatan

dengan

melibatkan fungsi kerja otot halus pada


tangan,

seperti

menggambar,

menulis,

mencoret

memainkan alat mainan.

menggunting,
bebas,

serta

Hurlock
Hurlock mengungkapkan bahwa usia 45 tahun anak dapat mengendalikan
gerakan yang kasar, gerakan tersebut
melibatkan bagian badan yang luas
yang digunakan dalam berjalan, berlari,
melompat, berenang, dsb.

Setelah

usia

perkembangan

5
yang

tahun,

terjadi

besar

dalam

pengedalian kordinasi yang lebih baik


melibatkan kelompok otot yang lebih kecil,
yang digunakan untuk menggenggam,
melempar, menangkap bola, menulis dan
menggunakan alat, dsb.

Lanjutan!

Perkembangan motorik anak akan melalui tiga


proses, yaitu : pertama, perkembangan dari otot
kasar menuju otot kecil, kemudian pertumbuhan
dari kepala ke jari kaki (cephalocaudal) serta
perkembangan dari sumbu tubuh menuju ke luar
(proximoditssal)

Lanjutan!

Kemampuan motorik kasar adalah kemampuan


untuk menggunakan otot-otot besar pada tubuh,
sementara kemampuan motorik halus mencakup
kemampuan manipulasi kasar (Gross Manipulative
Skill)

dan

kemampuan

manipulasi

halus

(Fine

Manipulative Skill) yang melibatkan penggunaan


tangan dan jari secara tepat (Carolyn Meggit,
1999).

C. Tahap Perkembangan Motorik Kasar


1. Imitation ( Peniruan)
2. Manipulation ( Menggunakan Konsep)
3. Presition ( Ketelitian )
4. Articulation ( Perangkaian )
5. Naturalisation ( Kewajaran )

1. Imatation (peniruan) keterampilan seseorang menirukan


sesuatu yang dilihat, didengar dan dialaminya.
2. Manipulation (menggunakan konsep) keterampilan untuk
menggunakan konsep dan melakukan kegiatan
3. Presition (ketelitian)

berhubungan dengan kegiatan

secara teliti dan benar


4. Articulation (perangkaian) keterampilan motorik untuk
mengaikatkan

bermacam-macam

gerakan

yang

berkesinambungan.
5. Naturalisation

(Kewajara)

dengan dihayati dan wajar

gerakan

yang

dilakukan

D. Motorik Kasar Untuk AUD

Lembaga pendidikan mempunyai fungsi untuk


meletakkan dasar pengembangan aspek-aspek
efektif dan psikomotor, di samping aspek kognitif
sebagai unsur yang menuju kepada pembinaan
anak menjadi pribadi-pribadi yang utuh, sehat dan
segar baik jasmani, rohani, maupun sosialnya.

Beragam permainan kreatif dan inovatif


dalam Olahraga untuk Anak Usia Dini
BERMAIN DENGAN KALENG
UNTUK UMUR 6 TAHUN
(Untuk Dua Orang Atau Lebih Pemain)
Kaleng aluminium cukup mudah ditemukan (misalnya kelang minuman
soda) dan merupakan alat yang bagus untuk bermain. Cobalah
mainkan permainan ini sebelum kaleng-kaleng Anda buang. Akan
tetapi, jika tidak ingin bermain dengan benda yang menimbulkan suara
berisik, gunakanlah botol plastik air minuman sebagai pengganti
kaleng.

Lanjutan!
BAHAN DAN ALAT

Keleng aluminium kosong atau botol air plastik


Bola voli atau bola-bola lainnya

CARA BERMAIN

Susun atau tumpuklah 6 sampai 10 kaleng dengan bentuk


piramida, seakan-akan kaleng tersebut adalah pin boling.
Mintalah anak Anda berdiri satu atau setengah meter (tergantung
kemampuan anak) di depan kaleng-kelang tersebut. Kemudian,
gulingkan bola voli ke arah kaleng. Hitunglah berapa kaleng yang
jatuh. Lakukanlah terus menerus sampai semua kaleng jatuh.
Mintalah anak Anda membantu menyusun kaleng-kaleng tersebut
untuk ronde selanjutnya.

Lanjutan!
VARIASI PERMAINAN

Lapisi setiap kaleng dengan kertas dan tulislah satu


angka pada setiap kaleng. Tumpuklah kaleng-kaleng
tersebut dan mintalah anak Anda melempar ke kaleng
dengan angka tertentu, contoh, "Lemparkan bola ke
kaleng nomor 5 !" Atau bagi anak yang baru belajar
mengenali angka, jelaskan dengan sederhana apa yang
mereka hasilkan, misal: "Lihat, kamu menjatuhkan
kaleng nomor 3 dan

Lanjutan!

Untuk pemain yang lebih mahir berhitung, tulislah


nilai kaleng-kaleng yang berhasil mereka jatuhkan,
dan mintalah agar si pemain menjumlahkannya.
Anda bisa berkata, "Oke, kamu menjatuhkan kaleng
nomor 3, 4, dan 7. Coba kamu hitung berapa nilai
yang kamu dapat di ronde ini.
menyusun sebagai Menteri Penyusun, dan anak
yang meiempar sebagai Panglima Pelempar.

Jika Anda bermain dengan anak yang mempunyai umur


yang berbeda-beda, Anda dapat memberi mereka tugas
yang berbeda-beda atau meminta mereka bergiliran.
Sebagai contoh, anak yang paling kecil menyebut
sebuah angka, anak yang paling tua melakukan tugas
penambahan, sedangkan yang tengah-tengah (yang
sudah mengenali angka, tetapi belum bisa melakukan
penambahan) dapat bertugas sebagai penyusun kaleng
untuk ronde berikutnya. Anak-anak sangat menyukai
panggilan/jabatan, maka Anda bisa menamai anak yang
melakukan penambahan dengan nama Raja Berhitung,
anak yang

NILAI-NILAI EDUKASI

Anak-anak mempelajari koordinasi mata-tangan dan mampu memperki-rakan


berapa banyak tenaga yang dibutuhkan untuk menjatuhkan kaleng sebanyak
mungkin dengan sekali lempar. Mereka belajar bagaimana menghitung angka
pada kaleng yang dijatuhkan. Mereka juga belajar membantu satu sama lain
dengan menyusun kaleng-kaleng setelah dimainkan, serta koordinasi yang
dibutuhkan untuk menumpuk (menyusun) piramida kaleng-kaleng tersebut.

Jika Anda memainkan variasi, maka anak juga berkesempatan belajar


mengenali angka dan penambahan. Jika mereka diberi tugas menumpuk
kaleng berdasarkan urutan angka, misalnya dari 1-10, maka mereka juga
akan mempelajari urutan angka-angka.

MENGINJAK EKOR
UNTUK UMUR 6 TAHUN KEATAS
[Aktivitas Berkelompok]

Permainan ini sangat berguna untuk membakar lemak dan kelebihan gula dalam tubuh
anak setelah makan banyak atau pesta.
ALAT DAN BAHAN

Gunting

Benang atau tali

CARA BERMAIN
Potonglah seutas tali yang akan dijadikan "ekor" dengan panjang yang cukup, kira-kira
ujung atas menempel di pinggang dan ujung bawahnya menyentuh tanah, dengan
tambahan panjang kira-kira dua jengkal. Sangkutkan tali tersebut di ikat pinggang setiap
pemain. Ya, ingat, disangkutkan saja, tidak diikat.

Aturan permaian ini adalah semua pemain saling mengejar


untuk menginjak tali pemain lain sehingga tali tersebut jatuh
dan pemain yang menginjak dapat mengambilnya. Maka,
panjang tali harus cukup, bisa disangkutkan agar tidak mudah
jatuh, tetapi mudah terlepas jika diinjak oleh pemain lain.
Untuk anak yang tidak menggunakan ikat pinggang atau di
celananya tidak ada tempat untuk menyangkutkan tali,
potonglah seutas tali untuk dijadikan "sabuk" dan sangkutkan
"ekor" di sabuk buatan tersebut.

Pemenang dari permainan ini adalah anak yang berhasil mendapatkan


tali terbanyak dan "ekor"-nya sendiri masih tersangkut. Agar tidak ada
yang "keluar" dalam permainan ini, pemain yang telah kehilangan tali
pun tetap boleh bermain dan mencari "ekor" lain. Selain itu, para
pemain diperbolehkan bekerja sama, yaitu bersepakat untuk mengincar
tali pemain tertentu dan saling menjaga "ekor" satu sama lain.

Meskipun ada pemenang, jangan menyebutnya sebagai "Pemenang".


Sebut saja pemain yang berhasil memperoleh tali terbanyak dengan
"Pemilik Tali Terbanyak". Hal ini untuk menghindari titel menang (yang
artinya selain dia adalah kalah), atau sebutan-sebutan lain yang dapat
memengaruhi psikologi anak.

VARIASI PERMAINAN
1.Selain

menggunakan

tali,

Anda

juga

dapat

menggunakan pita atau kertas krep Permainan


Indoor dan Outdoor Kreatif untuk Melejitkan
Kecerdasan Anak
2.Pemain boleh menarik tali (atau pita atau kertas
krep) selain menginjakknya

NILAI-NILAI EDUKASI
Anak belajar memperhatikan detail orang lain saat mereka melihat apakah seseorang
masih punya tali untuk diinjak atau tidak. Ketika memutuskan untuk bekerja sama,
mereka meningkatkan rasa kebersamaan satu sama lain dan tanggung jawab untuk
saling menjaga.
Dengan permainan ini, anak-anak juga belajar meningkatkan kemampuan koordinasi
kaki-mata mereka. Sama seperti koordinasi tangan-mata, koordinasi kaki-mata
mengajarkan bahwa mata mereka mengarahkan posisi kaki mereka. Anak yang sering
tersandung saat berjalan adalah anak yang kurang mahir dalam koordinasi tersebut.
Dalam permainan Menginjak Ekor, anak tidak hanya fokus menginjak tali anak lain,
tetapi mereka juga mempelajari gerak tali saat tubuh bergerak atau bergoyang ke
arah-arah tertentu.

Permainan Kecil
1. Menjala Ikan
2. Kejar Ekor (Alat : Pita) Berpasangan dan
Kelompok
3. Injak Kaki ( Alat :Pita ) Berpasangan dan
Kelompok
4. Kombinasi Lari, Hopping, Step-Step

Permainan dengan Balon


1. Melambungkan balon dengan tangan kanan,
kiri dan kombinasi keduanya
2. Melambungkan balon dengan kepala
3. Melambungkan balon dengan paha
4. Kombinasi tangan, kaki, kepala dan paha
5. Balon angkasa : Kelompok

Permainan dengan bola kecil


1. Perang Bintang (alat: bola plastik, bola kertas)
2. Perang benteng (alat: kardus kecil, bola-bola
kecil)
3. Lari Menangkap Bola dari sisi kanan, kiri dan
Kombinasi kedua tangan (alat : Bola Tenis)
3. Menangkap bola kearah sasaran ( bola, target
angka)
4. Memasukan bola kedalam Keranjang (bola
plastik, bola kertas) Individu atau kelompok
5. Reaksi bola (bola tenis, keranjang da n raket)

Permainan dengan modifikasi alat-alat

1. Kejar Pesawat ( alat : kertas )


2. Papan Keseimbangan
3. Lari Sambung/estafet (alat : tongkat Estafet )

SEKIAN TERIMA KASIH

REFERENSI

Munandar, Utami. (1988). Kreativitas sepanjang


Masa. Jakarta : Pustaka Sinar harapan.

Hapidin. (1999). Model-model pendidikan untuk


Anak Usia Dini. Jakarta: Ghiyats Alfiani Press.

Dodge, Diane Trister., Laura J. Colker. (1999). The


Creative

Curricuum

for

Early

Childhood.

Washington DC:Teaching Strategies Inc.

Yudrik Jahja, (2011). Psikologi Perkembangan.


Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Anda mungkin juga menyukai