BLOK KEGAWATDARURATAN
HEAT STROKE
NAMA
NIM
TUTOR
DISUSUN OLEH :
: ERWIN ARITAMA ISMAIL
: 07711091
: DR.ADAM SUYADI SPB
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2010
Daftar Isi
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
DAFTAR ISI...............................................................................................
ii
HEAT STROKE
I.
DEFINISI................................................................................
II.
1
KLASIFIKASI...........................................................................
III.
1
ETIOLOGI..............................................................................
IV.
2
PATOFISIOLOGI....................................................................
V.
2
GEJALA.................................................................................
VI.
3
DIAGNOSIS...........................................................................
VII.
4
PEMERIKSAAN ....................................................................
VIII.
4
PENATALAKSANAAN.............................................................
IX.
5
DAFTAR PUSTAKA..................................................................
6
Heat Stroke
I.
Definisi
Heat stroke adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat
hingga 400 C (1040F) atau lebih dan berhubungan dengan disfungsi
dan tanda-tanda kegagalan sistem organ yang multipel. Heat stroke
dapat disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas
yang dapat meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya
diperlukan penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan dan
organ lainnya.
II.
III.
Etiologi
1. Disfungsi
hipotalamus
sehingga
menyebabkan
kegagalan
3. Disfungsi jantung.
4. Gangguan pada kulit yang mengganggu pelepasan keringat.
5. Konsumsi obat-obatan yang dapat mengganggu pembuangan
panas.
IV.
Patofisiologi
Manusia dan mamalia dapat menjaga suhu tubuh fisiologisnya
dengan menyeimbangkan panas yang didapat (heat gain) dengan panas
yang hilang (heat loss) dari tubuhnya. Mekanisme pengaturan suhu
tubuh ini terjadi secara kompleks melibatkan berbagai organ. Terutama
hipotalamus yang berfungsi sbg termostat yang membimbing tubuh
dalam mekanisme produksi dan pembuangan panas.
Panas diperoleh dari proses metabolisme, saat istirahat pun
metabolisme tubuh kita tetap berjalan,sehingga panas tetap dihasilkan
tubuh. Panas juga didapatkan dari lingkungan, yaitu melalui proses
konduksi,konveksi dan radiasi. Untuk pembuangan panas juga
melibatkan proses konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi sesuai
mekanisme yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Heat gain
dan heat loss harus seimbang untuk mempertahankan suhu tubuh tetap
fisologis.
Ketika heat gain melebihi heat loss, suhu tubuh akan meningkat.
Heat stroke terjadi pada individu yang tidak memiliki kemampuan
memodulasi suhu lingkungan, misalnya bayi, orang tua (usila), dan
orang yang sedang sakit. Ketika suhu tubuh meningkat diatas normal,
maka hipotalamus akan tarangsang dan mengeluarkan perintah kepada
jantung untuk meningkatkan cardiac output dan meningkatkan aliran
darah ke perifer untuk meningkatkan produksi keringat dan menyerap
kembali natrium keringat agar panas cepat terbuang. Namun di sisi lain
akan terjadi pembuangan elektrolit dan cairan yang berlebihan disaat
mekanisme heat loss terjadi terlalu lama yang berakibat kepada
pembebanan kerja pada organ jantung, jika tidak segera dilakukan
rehidrasi maka akan terjadi gagal jantung yang menyebabkan
komplikasi multi organ yang sistemik.
Gejala
1. Exertional heatstroke (EHS)
EHS ditandai oleh keadaan hipertermia, diaforesis, dan perubahan
sensorium suhu yang bisa secara mendadak muncul selama
kegiatan fisik yang berlebihan pada lingkungan yang panas.
Gejala yang muncul diantaranya: Spasme muskular dan perut
(cramping), mual, muntah, diare, sakit kepala, pusing, dispneu, dan
kelelahan.
2. Nonexertional heatstroke (NEHS)
Classic NEHS ditandai oleh keadaan hipertermia, anhidrosis, dan
perubahan sensorium suhu yang berkembang setelah periode
kenaikan suhu yang lama (prolonged elevations) dalam lingkungan
yang panas.
Gejala gangguan CNS juga muncul, misalnya halusinasi, delusi,
sikap yang irasional, bahkan sampai koma.
Gejala anhidrosis terjadi pada tingkat lanjut dan mungkin saja tidak
VI.
VII.
saraf pusat.
Pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis heat stroke
adalah:
Pemeriksaan
darah,
didapatkan
hipernatremi,
hiperkalemi,
meningkat.
Pemeriksaan urinalisis, didapatkan sel darah putih atau merah, dan
gambaran
perubahan
VIII.
Prognosis
Prognosis baik jika:
- Pengenalan yang cepatdan penanganan yang tepat, kelangsungan
hidup dapat mencapai 90-100%.
Prognosis buruk jika:
-
IX.
Penatalaksanaan
1. immediate cooling untuk menurunkan suhu sampai 39,40C
-
dingin,
jika
tidak
tersedia
bisa
dan kaki.
body cooling unit.
ice packs.
supportive care untuk mencegah komplikasi dengan cara:
stabilkan sirkulasi dengan resusitasi cairan.
oksigen untuk mendukung fungsi respirasi.
fluid resuscitation and forced dieresis untuk mempertahankan
fungsi ginjal.
atasi gangguan ketidakseimbangan elektrolit.
3. Farmakologi
- Klorpromazin (Thorazine) digunakan sebagai relaksan otot dan
-
terjadi rhabdomyolysis.
Benzodiazepin jika terjadi kejang.
Daftar Pustaka
Rab, Tabrani. 2007. Gawat Darurat jilid III. PT.Alumni:Bandung
Sudoyo, Aru W,.et al../editor. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi
IV.
http://dynaweb.ebscohost.com/Detail?id=AN+115168&sid=a145a9d7-86c1-4ad48763-820c1994f477@sessionmgr4
http://dynaweb.ebscohost.com/ShowEHostFT?
db=mnh&AN=12075060&ftt=t&linktitle=Heatstroke¤tchunkiid=115
168&sid=a145a9d7-86c1-4ad4-8763-820c1994f477@sessionmgr4
http://www.aafp.org/afp/2002/0601/p2307.html