Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS MASALAH

1. Apakah kondisi obesitas memengaruhi sistem konduksi pada jantung?


1. Obesitas yang di alami seseorang akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit
jantung khususnya jantung koroner. Hal ini karena perubahan aliran darah yang tertahan
karena lemak yang tertimbun di dalam tubuh seseorang. Penimbunan lemak ini juga
mengakibatkan kolesterol jahat akan semakin banyak tertimbun di sini dan kolesterol
baik mengalami penurunan.
2. Penyakit jantung koroner juga akan mengalami peningkatan sepuluh kali lebih
banyak pada tubuh yang mengalami obesitas di bandingkan dengan seseorang yang
memiliki tubuh standar. Hal ini karena pada seseorang yang memiliki kelebihan berat
badan akan mempengaruhi beratnya kerja jantung dalam memompa darah untuk di
alirkan ke seluruh tubuh.
3. Pada sesorang yang mengalami gagal jantung biasanya akan terjadi sesak pada aliran
pernafasan dan tungkai yang mulai menjadi bengkak. Selain itu fakta lain yang harus di
ketahui karena kegemukan atau obesitas adalah menyempitnya pembuluh darah karena
lemak dapat menaikkan tekanan darah yang menuju ke jantung. Jantung yang mengalami
penebalan dan di tambah dengan kurangnya asupan oksigen akan mempengaruhi gagal
jantung yang dapat di alami seseorang yang mengalami obesitas.

2. Bagaimana cara menghitung berat badan ideal?


Rumus menentukan IMT :
IMT = BB/TB

3. Apa sajakah jenis pemeriksaan kesehatan yang dapat menentukan keadaan


dyslipidemia dan obesitas?
1. Anamnesis : Saat mulainya timbul obesitas : prenatal, early adiposity rebound, remaja
Riwayat tumbuh kembang (mendukung obesitas endogenous) Adanya keluhan : ngorok
(snoring), restless sleep, nyeri pinggul
Riwayat gaya hidup :
a) Pola makan/kebiasaan makan
b) Pola aktifitas fisik : sering menonton televisi
Riwayat keluarga dengan obesitas (faktor genetik), yang disertai dengan resiko seperti
penyakit kardiovaskuler di usia muda, hiperkolesterolemia, hipertensi dan diabetes
melitus tipe II
2. Pemeriksaan fisik : Adanya gejala klinis obesitas seperti diatas
3. Pemeriksaan penunjang : analisis diet, laboratoris, radiologis, ekokardiografi dan tes
fungsi paru (jika ada tanda-tanda kelainan).
4. Pemeriksaan antropometri : Pengukuran berat badan (BB) dibandingkan berat
badan ideal (BBI). BBI adalah berat badan menurut tinggi badan ideal. Disebut obesitas

bila BB > 120% BB Ideal. Pengukuran indeks massa tubuh (IMT). Obesitas bila IMT P
> 95 kurva IMT berdasarkan umur dan jenis kelamin dari CDC-WHO. Pengukuran
lemak subkutan dengan mengukur skinfold thickness (tebal lipatan kulit/TLK). Obesitas
bila TLK Triceps P > 85. Pengukuran lemak secara laboratorik, misalnya densitometri,
hidrometri

4. Bagaimana patomekanisme terjadinya dislipidemia dan obesitas?

5. Apakah hubungan antara hipertensi, dislipidemia dan obesitas?

6. Bagaimana gambaran fisik seseorang dengan obesitas?

7. Apakah akan terjadi komplikasi dari ketiga penyakit tersebut?

Anda mungkin juga menyukai