Disusunoleh:
Pembimbing:
Letkol CKM dr. Heriyanto, Sp.S
HALAMAN PENGESAHAN
Nama
Fakultas
: Kedokteran
Universitas
Tingkat
Bagian
: Ilmu Saraf
Judul
Pembimbing
BAB I
LAPORAN KASUS
: 127684
NamaPasien
: Ny.S
Alamat
: widusari
Sex : P
Umur : 30
SUBJEK
A. KeluhanUtama
Nyeri pinggang seperti ditusuk-tusuk,menjalarkelutut
B. RiwayatPenyakitSekarang
Pasien datang ke RST Tk ll dr.suedjono magelang pada tanggal 9 oktober
2015 (6 ari yang lalu) Kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien tiba-tiba merasakan nyeri pada pinggangnya seperti ditusuktusukmenjalarkelutut ,tidak bisa mengangkat benda berat. Nyeri dirasakan
pegal dan menjalar sampai ke lutut kanan. Nyeri semakin lama semakin
memberat terutama apabila pasien membungkuk, berdiri, tetapi berkurang
jika pasien duduk. Pasien juga merasakan kedua kakinya kesemutan dan
kemeng. Pasien BAK normal, BAK lancar, mual (-) muntah (-). Pasien
lalu di bawa keluarga ke RST Tk II dr.Soedjono Magelang.
C. RiwayatPenyakitDulu
Riwayat penyakit serupa disangkal, HT disangkal, penyakit jantung
disangkal, DM disangkal.
II
OBJEK
A. Status Interna
Anemis : -
d. Motorik
i. Observasi : tampak kesakitan
ii. Palpasi : tidak ada atrofi, kenyal padat normal
iii. Perkusi : normal
iv. Tonus : normo tonus , kuat tonus atas 5/5, bawah 5/5 (dgn
nyeri)
v. Kekuatan otot :
1. Ex atas : DBN
2. Ex bawah :
M. Iliopsoas : DBN
M. Quadriceps : DBN
M. Hamstring : DBN
M. Tibialis Anterior : DBN
M. Gastrocnemius : DBN
M. Soleus : DBN
e. Sensorik
i. Protopatik (nyeri/suhu, raba halus/kasar) : Ext Atas DBN,
Ext Bawah menurun pada L4
ii. Propioseptif (gerak/posisi, getar tekan) : Ext Atas DBN,
Ext Bawah menurun pada L4
iii. Kombinasi :
1. 2 point tactile : DBN
2. Sensory extinction : DBN
3. Loss of Body image : DBN
iv. Reflek Fisiologi
1. BHR : DBN
2. Cremaster : tidak dilakukan
v. Reflek tendon : DBN
f. Reflek Patologis :
i. Babinski : -/ii. Chaddock : -/iii. Oppenheim : -/iv. Gordon : -/v. Stransky : -/vi. Gonda : -/vii. Schaeffer : -/viii. Rossolimo : -/ix. Mendel-Bechtrew : -/x. Hoffman : -/xi. Tromner : -/g. Px Cerebellum :
i. Koordinasi : tidak dilakukan
ASSESMENT
A. Klinis : Nyeri ischialgia dextra + hipestesi sesuai dengan dermatom dextra
B. Topis : Radix vertebralis setinggi sekitar L3-L4
C. Etiologi : susp. HNP lumbal
IV
PLANNING
A. Diagnosa
Foto rontgen tampak lumbal L3-L4-L5
B. Therapi :
Asering + tarontal 300 mg 14 tpm
Inj Ketese 3x1 amp dlm pz 100cc dlm 20
Natto 10 mg
Neofer 3x1
C. Monitoring : Keadaan Umum + Vital Sign (Tensi)
D. Edukasi :
mengurangi aktifitas
tidak mengangkat barang
tidak boleh membungkuk
duduk dengan posisi benar
penggunaan korset
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) yaitu keluarnya nukleus pulposus
dari discus melalui robekan annulus fibrosus hingga keluar ke
belakang/dorsal menekan medulla spinalis atau mengarah ke dorsolateral
HNP lumbalis
paling
sering
(90%)
mengenai
diskus
berfungsi
sebagai
bantalan
dan
berperan
penurunan
vaskularisasi
kedalam
diskus
posterior
hanya
separuh
menutupi
stimulus
lokal
(nyeri)
(mekanis,
yang
termal,
yang
akanmenimbulkanpersepsinyeri.Mekanismenyerimerupakanproteksi yang
bertujuanuntukmencegahpergerakansehingga
proses
yang
timbuldapatberupanyeriinflamasipadajaringandenganterlibatnyaberbagai
mediator inflamasi; ataunyerineuropatik yang diakibatkanlesi primer
padasistemsaraf.
Iritasineuropatikpadaserabutsarafdapatmenyebabkan
kemungkinan.Pertama,
penekananhanyaterjadipadaselaputpembungkussaraf
yang
kaya
penekananmengenaiserabutsaraf.Padakondisiiniterjadiperubahanbiomolek
uler
di
manaterjadiakumulasisaluran
ion
Na
lainnya.Penumpukaninimenyebabkantimbulnyamechano-hot
dan
ion
spot
yang
sangatpekaterhadaprangsangmekanikaldantermal.Halinimerupakandasarpe
meriksaanLaseque. 2,3,4
C. Faktor resiko
Faktor risiko yang tidak dapat dirubah :
1. Umur : makin bertambah umur risiko makin tinggi.
2. Jenis kelamin : laki-laki lebih banyak dari wanita
3. Riwayat cedera punggung atau HNP sebelumnya
Faktor risiko yang dapat dirubah :
1. Pekerjaan dan aktivitas: duduk yang terlalu lama, mengangkat atau
menarik barang-barang berta, sering membungkuk atau gerakan
memutar pada punggung,latihan fisik yang berat, paparan pada
vibrasi yang konstan seperti supir.
2. Olahraga yang tidak teratur, mulai latihan setelah lama tidak
berlatih, latihan yangberat dalam jangka waktu yang lama.
3. Merokok. Nikotin dan racun-racun lain dapat mengganggu
kemampuan diskusuntuk menyerap nutrien yang diperlukan dari
dalam darah.
4. Berat badan berlebihan, terutama beban ekstra di daerah perut
dapatmenyebabkan strain pada punggung bawah.
5. Batuk lama dan berulang.1
D. Gejala klinis
Manifestasi klinis HNP tergantung dari radiks saraf yang
lesi.Gejala klinis yangpaling sering adalah iskhialgia (nyeri radikuler
sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus).
Nyeri biasanya bersifat tajam seperti terbakar dan berdenyut
menjalar sampai di bawahlutut. Bila saraf sensorik terkena akan timbul
gejala kesemutan ataurasa tebal sesuai dengan dermatomnya.
batuk,
meregangkan
badan,
dan
bergerak.
Istirahat
E. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan amanesis, pemeriksaan klinis
umum, pemeriksaan neurologik dan pemeriksaan penunjang. Ada adanya
riwayat mengangkat beban yang berat dan berulang kali, timbulnya low
back pain. Gambaran klinisnya berdasarkan lokasi terjadinya herniasi.
Diagnosa pada hernia intervertebral , kebocoran lumbal dapat ditemukan
secepat mungkin.
Pada
kasus
menunjukkan perkembangan
Dalam
anamnesis
perluditanyakankapanmulaitimbulnya,
menjalarkebagianbelakanglutut,
kemudianketungkaibawah
(sifatnyeriradikuler).Nyerisemakinhebatbilapenderitamengejan,
batuk,
mengangkatbarangberat.Sifatnyeriadalahkhas,
yaitudariposisiberbaringkeduduknyeribertambahhebat,
sedangkanbilaberbaringnyeriberkurangatauhilang.2,3,4,5
2. Pemeriksaan klinik umum
a. Inspeksi dapat di mulai saat penderita jalan masuk ke
ruang pemeriksaan.
Caraberjalan (tungkai sedikit di fleksikan dan kaki pada
sisi sakit di jinjit), duduk(pada sisi yang sehat).
b. Palpasi, untuk mencari spasme otot, nyeri tekan, adanya
3.
mana
yang
terkena
dansejauh
mana
Evoked
Potential
(SSEP)
intervetebralis
sehingga
ruang
antar
hernia
adalahdiawalidenganistirahatdenganobat-obatanuntuknyeridan
inflamasi,
diikutidenganterapifisik.Dengancaraini,
lebihdari
anti
95
penderitaakansembuhdankembalipadaaktivitasnormalnya.Beberapapersend
aripenderitabutuhuntukterusmendapatperawatanlebihlanjut
yang
baring
untukmenguranginyerimekanikdantekananintradiskal,
dianjurkanadalah
2-4
hari.Tirah
baring
lama
terlalu
yang
lama
akanmenyebabkanototmelemah.Pasiendilatihsecarabertahapuntukkem
balikeaktifitasbiasa.
Posisitirah
baring
yang
dianjurkanadalahdenganmenyandarkanpunggung,
lututdanpunggungbawahpadaposisisedikitfleksi.Fleksiringandari
vertebra
lumbosakralakanmemisahkanpermukaansendidanmemisahkanaproksi
masijaringan yang meradang
2. Medikamentosa
1. Analgetikdan NSAID
2. Pelemasotot: digunakanuntukmengatasispasmeotot
3. Opioid:
tidakterbuktilebihefektifdarianalgetikbiasa.
Pemakaianjangkapanjangdapatmenyebabkanketergantungan
4. Kortikosteroid
oral:
pemakaianmasihmenjadikontroversinamundapatdipertimbangkan
padakasus HNP beratuntukmengurangiinflamasi.
5. Analgetikajuvan: dipakaipada HNP kronis
3. Terapi fisik
Traksi pelvis
Menurut panel penelitian di AmerikadanInggristraksi pelvis
tidakterbuktibermanfaat.Penelitian yang membandingkantirah
baring,
korsetdantraksidengantirah
baring
dankorsetsajatidakmenunjukkanperbedaandalamkecepatanpeny
embuhan.
Diatermi/komprespanas/dingin
Tujuannyaadalahmengatasinyeridenganmengatasiinflamasidan
spasmeotot.
keadaanakutbiasanyadapatdigunakankompresdingin,
termasukbilaterdapatedema.
Untuknyerikronikdapatdigunakankomprespanasmaupundingin.
Korsetlumbal
Korsetlumbaltidakbermanfaatpada
HNP
akutnamundapatdigunakanuntukmencegahtimbulnyaeksaserba
siakutataunyeri
HNP
kronis.Sebagaipenyanggakorsetdapatmengurangibebandiskuss
ertadapatmengurangispasme.
Latihan
Direkomendasikanmelakukanlatihandenganstres
punggungsepertijalan
kaki,
minimal
naiksepedaatauberenang.
Latihanlainberupakelenturandanpenguatan.Latihanbertujuanun
tukmemeliharafleksibilitasfisiologik,
kekuatanotot,
mobilitassendidanjaringanlunak.Denganlatihandapatterjadipem
anjanganotot,
ligamendan
tendon
sehinggaalirandarahsemakinmeningkat.
Dalamposisidudukdanberdiri,
ototperutditegangkan,
punggungtegakdanlurus.
Hal
iniakanmenjagakelurusantulangpunggung.
Ketikaakanturundaritempattidurposisipunggungdidekatkankepi
nggirtempattidur.
Gunakantangandanlenganuntukmengangkatpangguldanberuba
hkeposisiduduk.
Padasaatakanberdiritumpukantanganpadapahauntukmembantu
posisiberdiri.
Posisitidurgunakantanganuntukmembantumengangkatdanmeng
geserposisipanggul.
Saatduduk,
lenganmembantumenyanggabadan.
Saatakanberdiribadandiangkatdenganbantuantangansebagaitum
puan.
Saatmengangkatsesuatudarilantai,
posisilututditekuksepertihendakjongkok,
punggungtetapdalamkeadaanlurusdenganmengencangkanototp
erut.
Denganpunggunglurus,
bebandiangkatdengancarameluruskan
kaki.
Beban
yang
diangkatdengantangandiletakkansedekatmungkindengan dada.
Jikahendakberubahposisi,
janganmemutarbadan.
Kepala,
Hindarigerakan
yang
memutar
vertebra.
Bilaperlu,
gantiwcjongkokdenganwcduduksehinggamemudahkangerakan
dantidakmembebanipunggungsaatbangkit.
G. Prognosis
BAB III
KESIMPULAN
Hernia
NukleusPulposusyaitukeluarnyanukleuspulposusdari
diskus
dorsolateral
menekan
radix
awalnyahanyaberobat
di
mantri
di
desanya,
kemudiansembuhtapisetelahitukumatkumatanhinggaberjalansusahwalaupundenganbantuantongkat, nyeripinggang di
rasakanbaikpadasaatduduk,
berdiridantidur.
Dan
dirasakanlebihsaatkumatbaiksaataktifitasmaupunsaatistirahat,
pasientidakmemilikialergipadaobattertentu.
Dari pemeriksaan fisik ditemukan Laseque (+), Cross Laseque (+),Kontra
Patrick (+). Tes ini menunjukkan adanya gangguan pada regangan saraf
ischiadikus.
Berdasarkan gejala dan tanda klinis tersebut pasien ini cenderung
didiagnosa sebagai hernia nukleus pulposus yang terjadi pada L5-S1 karena tipe
nyeri radikuler yang menjalar pada tungkai hingga ibu jari kaki. Untuk
memastikan diagnosis perlu dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu foto polos
lumbosakral atau MRI sebagai standar emas untuk penegakkan diagnosis HNP.
DAFTAR PUSTAKA