OLEH :
Rudy Budijono
Didik Suharsoyo
IMUNOLOGI - ALERGI
Sistemik Lupus Eritematosus (SLE) 4
GATROENTEROHEPATOLOGI
Gastritis Akut 6
Ulkus Peptikum 7
Iritable Bowel Syndrom IBS) 8
Crons disease (Ileitis Terminalis) 9
Kolelitiasis 10
Kolitis Ulserativa 11
Ca Caput Pankreas 12
Abses Hepar 12
Hepatitis Viral 13
Sirosis Hepatis 15
Hepatoma 18
Kolera 19
Disentri Basiler dan Disentri Amuba 19
ENDOKRINOLOGI DAN METABOLISME
Hipertiroidisme 21
Diabetes Mellitus 23
Hiperlipidemia 31
RHEUMATOLOGI
Rheumatoid Arthritis / RA 33
Osteoarthritis 36
Arthritis Pirai (Gout Arthritis) 37
HEMATOLOGI
Anemia Defisiensi Besi 39
Polisitemia Vera 40
Multipel Myeloma 41
Disseminated Intravascular Coagulation / DIC 42
Leukemia 43
INFEKSI
Dengue Haemorrhagic Fever / DHF 43
Typhoid Fever 45
Tetanus 46
Ankilostomiasis 47
Leptospirosis (Wells Disease) 48
Malaria 49
NEFROLOGI DAN HIPERTENSI
Infeksi Saluran Kemih / ISK 50
Syndroma Nefrotik 51
Chronic Renal Failure / CRF 53
Hipertensi 54
KARDIOLOGI
Dekompensatio Cordis 58
Angina Pektoris 60
I. IMUNOLOGI - ALERGI
1. Sistemik Lupus Eritematosus (SLE)
SLE adalah penyakit radang multisistem yang sebabnya belum diketahui,
dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik
remisi dan eksaserbasi, disertai oleh terdapatnya berbagai macam
autoantibodi dalam tubuh.
Ditemukan pada semua usia, terbanyak pada usia 15-40 tahun (masa
reproduksi)
: = (5.5-9 : 1)
Gejala klinik :
- Menurut American Rheumatism Association (ARA), diagnosis SLE
ditegakkan bila ditemukan 4 dari 11 kriteria di bawah ini :
1. Ruam (rash) berupa eritema pada wajah seperti kupu-kupu
(Butterfly rash)
2. Lupus diskoid
3. Sensitivitas terhadap cahaya (fotosensitivitas)
4. Ulserasi di mulut /nasofaring
5. Artritis
6. Serositis (pleuritis/perikarditis)
7. Kelainan ginjal : proteinuria > 0.5 gr/hr atau >3+, silinder sel (+)
8. Kelainan neurologis (kejang/psikosis)
9. Kelainan hematologik (anemia, leukopenia, trombositopenia)
10. Kelainan imunologi (Sel LE, anti DNA titer abnormal, Anti-Sm, uji
serologis (+) semu)
11. Antibodi antinuklear titer abnormal
Setiap serangan biasanya disertai gejala umum yang jelas seperti
demam, malaise, kelemahan, nafsu makan berkurang, berat badan
menurun dan iritabilitas. Yang paling menonjol ialah demam, kadang
sampai menggigil.
Terapi :
I. Dasar : penyakit autoimun imunosupresif
1. Kortikosteroid
- Manifestasi kulit : kortikosteroid topikal
- Aktivitas penyakit :
Contoh resep :
R/
Abbotic tab mg 500 no XXX
S 3 dd I
R/
Amoxsan caps mg 500 no XXX
S 3 dd I
R/
Antasid tab no XXX
S 3 dd I I hac
R/
Losec caps mg 20 no XX
S 2 dd I 1 hpc
R/
Ulsidex tab mg 500 no XXX
S 3 dd I 1hpc
Abbotic : klaritromisin 250, 500 mg/tab ; 125 mg/5 ml syr kering
Amoxsan : Amoksisilin 250,500 mg/caps ; 250 mg/5 ml syr kering
Losec : Omeprazole 10 mg ; 20 mg/caps ; 40 mg/vial injeksi
3. Iritable Bowel Syndrom IBS)
Gejala : perut terasa tidak nyaman, kadang diare, kadang obstipasi,
keluhan biasanya berhubungan dengan stress (psikologis).
Tanda :
hiperperistaltik, kadang meteorismus, bila difoto colon tak
jelas/tak ada kelainan.
Rasio : = 4 : 1, pada orang muda dan setengah tua
Terapi :
- Atasi faktor psikis/stress
- Diare obat anti diare
- Nyeri spastis anti spasmodis
Contoh resep :
R/ Diazepam tab mg 2 no VI
S 2 dd I
R/ New diatabs tab no VI
Sprn 2 tab post defekasi
R/ Asam mefenamat tab no VI
S 2 dd I
New diatabs : atapulgit aktif (600 mg/tab), dosis dewasa dan anak > 12
tahun ; 2 tab setelah BAB, max 12 tab/hr.
4.
terjadi
- Operasi
2. Medikamentosa : bersifat simptomatis
- Analgetik
- Spasmolitik
- Medical disolution dari batu seperti asam desoksikolat dapat
digunakan.
Contoh terapi :
R/
Vardiksia tab no X
S 2 dd I
R/
Buscopan tab no X
S 2 dd I
R/
Enzyplex tab no X
S 2 dd I dc
Vardiksia : metampiron (500 mg/tab)
Buscopan : hiosina hidrobromida (10 mg/tab; 20 mg/ml injeksi)
Enzyplex : amilase 10.000 UI, protiease 9000 UI, asam desoksikolat 30
mg, dimetil polisiloksan 25 mg, Vit.B 1 10 mg, Vit.B2 5 mg, Vit.B6
5 mg, Vit.B12 5 mcg, nikotinamida 10 mg, Ca pantotenat 5 mg.
Catatan : silent stones tidak perlu dioperasi, batu dengan diameter 0.5
cm mungkin bisa lewat ke duodenum.
6. Kolitis ulserativa
Gejala :
Mules (tenesmus) perut terutama bagian bawah
Diare dengan lendir, kadang darah
Tanda :
Nyeri perut bagian bawah, hiperperistaltik, anemia
Berat badan cenderung turun
Terapi :
1. Non medikamentosa :
Diet tinggi kalori dan protein (TKTP)
Untuk mengontrol diare, disarankan pasien tidak minum susu
2. Medikamentosa :
Prednison/prednisolon, dosis awal 60 mg/hr, selanjutnya tapering off
Sulfasalazin 3 x 1 g/hr oral
Anti diare
Bila anemia diberi Fe, asam folat, vit.B12
Contoh resep :
R/
Erlanison tab mg 5 no LX
S 220
R/
Sulcolon tab mg 500 no LX
S 3 dd II
R/
New diatabs tab no VI
S prn 2 tab post defekasi
R/
Inbion caps no XX
S 2 dd I
1
7.
Ca caput pankreas
70 % dari ca pankreas
Gejala : gatal, nyeri perut kanan atas, merongkol, sering diare
Tanda :
- Massa pada hipokondrium kanan makin bertambah besar
- Umur penderita biasanya > 40 tahun
- Ikterik obstruktif, feses berwarna keputihan
- Konfirmasi USG, Ca 19-9
Terapi :
- Pembedahan (stadium awal), tetapi umumnya pasien datang dalam
stadium lanjut sehingga tak mungkin dapat diobati/dilakukan
pembedahan. Bila stadium dini, dapat dilakukan reseksi sebagian dari
pankreas sehingga masa hidup dapat diperpanjang.
8. Abses hepar
Gejala :
- Nyeri perut kanan atas, kadang hebat sampai membungkuk
- Kadang disertai demam
- Riwayat disentri amuba beberapa bulan yang lalu
Tanda :
- Nyeri tekan/ketok perut kanan atas
Konfirmasi : leukositosis, USG, pemeriksaan sero amoeba
Terapi :
1. Tindakan :
- Rawat di RS
- Diet lunak
2. Medikamentosa :
- Metronidazole 3 x 750 mg (5-10 hari), ditambah dengan
- Kloroquin fosfat 1 g/hr (2 hari) & diikuti 500 mg/hari (20 hari),
ditambah dengan
- Dehydroemetine* : 1-1.5 mg/kg BB/hr im, maksimal 99 mg/hari (10
hari)
Contoh resep :
R/
Flagyl tab forte mg 500 no XLV
S 3 dd 1
R/
Malarex tab no XLVIII
S 4 dd I (2 hr)S 2 dd I (20 hr)
R/
Analspec kap mg 500 no XX
S 2 dd I
Flagyl : metronidazole (250 mg/tab ; 500 mg/tab forte)
Malarex : kloroquin difosfat (250 mg/tab)
Analspec : asam mefenamat (250 mg caps; 500 mg kaplet)
*
Sekarang jarang digunakan karena efek samping & toksisitas yang
besar
9. Hepatitis viral
Adalah suatu peradangan pada jaringan parenkim hepar yang disebabkan
oleh virus.
Hepatitis viral dibedakan :
A: akut, lab. melonjak sangat tinggi dalam waktu singkat
B: perjalanan klinik tak sehebat hepatitis A, jika kronis sirosis
C: biasanya kronik
Perjalanan penyakit hepatitis minimal 1 bulan, ada 3 stadium :
- Stadium I (prodromal) :
Minggu I dengan gejala flu like simptom
- Stadium II (ikterik) :
Akhir minggu I-II, dengan gejala kencing berwarna coklat, sklera
ikterik, kondisi tubuh baik, napsu makan baik, mual(-)
Akhir minggu II: bilirubin meningkat memuncak turun
- Stadium III (konvalesen) :
Minggu III-IV, dengan gejala : KU membaik, bilirubin naik, SGOT/SGPT
turun
Disebut ikterus bila bilirubin > 2 mg %
Pada pemeriksaan fisik didapatkan :
1. Ikterik :
terutama pada sklera, lidah, telapak tangan
2. Hepar :
Hepatomegali, nyeri tekan (+), permukaan rata, tepi tajam, konsistensi
lunak
Hepatitis akut : 10 % splenomegali
Seromarker hepatitis
Hepatitis A : IgM anti HAV (akut)
Ig G anti HAV (kronik)
Hepatitis B : HbsAg, anti HBs, HbcAg, anti HBc, HbeAg, anti Hbe
Hepatitis C : anti HCV
Hepatitis D : DAg
Terapi :
- Tidak ada pengobatan spesifik (e.c virus)
- Bed rest total
- Diet tinggi kalori & protein (TKTP)
- Roborantia (pemberian vitamin u/ mngembalikan kesegaran tubuh,
vitamin yg biasanya diberikan adalah vit.b kompleks dan vitamin c )
- Evaluasi : ikterik, hepato/splenomegali
Kriteria sembuh :
1. Gejala hilang : febris (-), napsu makan baik, urin coklat (-)
2. Ikterus (-)
3. Hepar/lien mengecil
4. SGOT/SGPT < 2 kali normal
5. Serologi : HbsAg (-), anti HBs (+) hepatitis B
Catatan :
Hepatitis A fulminan (perjalanan penyakitnya cepat)
Hepatitis B kronik sirosis/hepatoma
Hepatitis C sirosis sirosis dengan komplikasi hepatoma
1
Anti HBs
(-)
(+)
(-)
(+)
(-)
Anti HBc
(-)
(+)
(+)
(-)
(+)
Vaksinasi
Boleh
Tidak perlu
Tidak boleh (infeksius)
Post vaksinasi
Window period (boleh
vaksin/tidak)
1 bulan
10 mg
6 bulan
10 mg
20 mg
20 mg
5. Koma
Penatalaksanaan :
A. Ascites :
1. Bed rest tidak total
2. Diet TKTP rendah garam
3. Ada 3 langkah untuk ascites :
- Infus albumin untuk hipoalbuminemia (bisa diganti plasma)
- Diuretik, misal : spironolakton (Aldacton), Furosemid (Lasix)
- Pungsi ascites atas indikasi, yaitu :
Ascites permagna
Ascites yang menimbulkan sesak napas
Ascites yang dengan diuretik tidak membaik
Ascites disertai prolapsus uteri
KI : sepsis, koma
B. Perdarahan varises oesophagus (hematemesis-melena) :
1. Resusitasi :
- Bebaskan jalan napas
- O2 jika sesak
- Atasi syok hipovolemik infus, transfusi
2. Perbaiki keadaan umum :
- Bed rest total
Puasa 24 jam bebas perdarahan
Cuci lambung : pasang NGT, kumbah dengan air es 150 cc,
ditunggu 15 menit, baru dikeluarkan, ulang tiap 2 jam
sampai perdarahan (-).
Antasid/simetidin
Koagulantia : vitamin K
Pemberian vit.K untuk hematemesis melena karena sirosis,
tidak berguna saat diberikan, tapi untuk berjaga-jaga akan
terjadinya perdarahan ulang.
Dapat diberikan Octreotide (Sandostatin) 2 ampul/L flab NaCl
0.9 % dengan tetesan 40 x/menit sebelum ada tindakan lain.
Dapat dilakukan skleroterapi sesudah dilakukan endoskopi
kalau perdarahan berasal dari pecahnya varises.
3. Cari faktor penyebab :
- Jika karena sirosis, perlu sterilisasi usus lavement pagi sore
dan berikan antibiotika
Kriteria pulang pasien sirosis :
1. Keadaan umum baik
2. Hematemesis melena (-)
3. Anemis (-), untuk pulang Hb harus > 10
4. Nafsu makan baik
5. Komplikasi sirosis (-)
C. Koma hepatikum
Akut :
1. Atasi faktor-faktor pencetus :
- Perdarahan transfusi
- Infeksi antibiotika
- Alkohol hentikan
Artritis
6. Kelainan
anatomi
Terapi :
1. Terapi cairan dan elektrolit sesuai derajat dehidrasi
2. Diet : makanan lunak, sampai berak <5 x sehari, kemudian
diberi makanan ringan biasa bila ada kemajuan.
3. Pengobatan spesifik : antibiotika
a. Disentri Basilar (e.c.Shigella sp)
- Antibiotika pilihan :
Cotrimoksazol 2 x 2 tab (5 hari)
Siprofloksasin 2 x 750 mg/hr (5 hari), KI : anak dan
hamil.
b. Disentri Amoeba ( e.c. Entamoeba sp )
mg/hr (3
#
Catatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
<110
<90
110-125
90-109
126
110
Untuk kelompok tanpa gejala khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah
yang baru satu kali saja abnormal, belum cukup kuat menegakkan
diagnosa klinis DM
Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan mendapatkan sekali lagi angka
abnormal, yaitu GDP 126 mg/dl, GDS 200 mg/dl, atau dari hasil Tes
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) yang abnormal yaitu kadar glukosa plasma
200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa 75 gram.
Pengelolaan DM:
A. Penyuluhan / edukasi diabetes
Edukasi diabetes adalah pendidikan dan pelatihan mengenai
pengetahuan dan keterampilan bagi pasien DM, yang bertujuan
menunjang perilaku untuk meningkatkan pemahaman akan
penyakitnya, untuk mencapai kesehatan optimal & kualitas hidup
yang lebih baik.
B. Diet/perencanaan makan
Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang
seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak.
Status gizi :
1
Glibenclamide (2.5,5)
Gliclaside (80)
Gliquidone (30)
Glipizide (5)
Glimepirid **(1,2,3)
Chlorpropamide (100,250)
Tolbutamide (500)
Carbutamide (500)
Tolazamide (100,250)
Glycodiazine (500)
Acetohexamide (250/500)
Daonil
Diamicron
Glurenorm
Minidiab
Amaryl
Diabenese
Rastinon
Nadisan
Tolinase
Glymidine
Dymelor
Golongan biguanid
Metformin***(500)
Phenformin (25)
Buformin (50)
Glucophage
Dibotin
Silubin
Gol.inhibitor glukosidase
alfa #
Acarbose (50,100)
Glucobay
2.5
80
30
5
1
50
1500
500
100
500
150
15-20
240
120
20
6
500
3000
1500
750
1500
1500
1-2
1-2
2-3
1-2
1
1
3
1-2
1-2
1-2
1-2
500
50
30
2500
150
300
1-3
2-3
1-3
50
300
Catatan :
Bila mencampur insulin, hendaknya 2 macam insulin yang mempunyai
pH sama & dari satu pabrik, misalnya : Actrapid dan Monotard, RI
dengan PZI, tetapi perlu diperhatikan kadarnya apabila disuntikkan 5
menit sesudah percampuran, maka akan timbul kelambatan absorbsi.
Komplikasi DM
A. Komplikasi akut
Ketoasidosis diabetik
Hiperosmolar non ketotik
Hipoglikemia
B. Komplikasi kronis
1. Makroangiopati
- Pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner)
- Pembuluh darah tepi
- Pembuluh darah otak (stroke)
2. Mikroangiopati
- Retinopati diabetik
- Nefropati diabetik
- Neuropati
- Rentan infeksi
- kaki diabetik (gabungan 1-4)
Kriteria Pengendalian DM
Kriteria
Baik
Sedang
Glukosa darah puasa (mg/dl)
80-109
110-139
Glukosa darah 2 jam (mg/dl)
110-159
160-199
HbA1C
4-5.9
6-8
Kolesterol total (mg/dl)
<200
200-239
Kolesterol LDL (mg/dl)
Tanpa PJK
<130
130-159
Dengan PJK
<100
100-129
Kolesterol HDL (mg/dl)
>45
35-45
Trigliserida (mg/dl)
Tanpa PJK
<200
200-249
Dengan PJK
<150
150-199
BMI = IMT
Wanita
18.5-23.9
23-25
Pria
20-24.9
25-27
Tekanan darah
<140/90
140-160/90-95
Buruk
140
200
>8
240
160
130
<35
250
200
>25 / <18.5
>27/<20
>160/95
3. Hiperlipidemia
Adalah keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar lemak darah.
Biasanya dihubungkan dengan risiko terjadinya aterosklerosis atau
penyakit jantung koroner (PJK).
Untuk praktisnya, hiperlipidemia dinyatakan sebagai hiperkolesterolemia,
hipertrigliseridemia atau kombinasi keduanya & tanpa memandang
adanya penurunan fraksi HDL-kolesterol.
Klasifikasi hiperlipidemia :
1. Hiperlipidemia primer :
Banyak disebabkan oleh karena kelainan genetik, umumnya tanpa
keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adnya
xantoma.
2. Hiperlipidemia sekunder :
perlu
diingat
Contoh resep :
R/
Renadinac tab mg 50 no XV
S 3 dd I
R/
Antasida tab no XV
S 3 dd I
Renadinac : Na diklofenak (25, 50 mg/tab)
2. Osteoarthritis
Merupakan penyakit degenerasi sendi, ialah suatu penyakit kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat, yang tak diketahui
penyebabnya, meskipun terdapat beberapa faktor risiko yang berperan.
Biasanya mengenai usia tua, sering pada umur > 60 tahun.
2
# Syarat :
- Usia muda
- Tidak ada needes (batu urat)
- Jangan gunakan pada orang tua hipertropi prostat (
# Preparat : Probenesid (Probenid, Nufabencid), Sulfinpirazon,
Bensbromaron, Azapropazon. Dosis : 2 x 250 mg/hr selama 1
minggu, dilanjutkan 2 x 500 mg/hr.
b. Xanthine Oxydase Inhibitor
# Cara kerja : menghambat metabolisme hipoxantin menjadi
xantin dan xantin menjadi asam urat
# Preparat : allopurinol (Urica, Reucid, Uroquad, Tylonic) 100 mg 3
x 1 / 300 mg 1 x 1
# Kontraindikasi : hipersensitif
# Lakukan pemeriksaan kadar asam urat secara periodik, karena
dosis allopurinol tergantung pada kadar asam urat.
3. Terapi komplikasi :
Tofus, disarsitektur sendi, needes
4. Rehabilitasi medik : fisioterapi
Contoh kasus :
Pasien wanita, 50 th, dengan hiperurisemia, mengeluh nyeri
sendi pada jari-jari kaki, tofus (+)
Contoh resep :
R/
Urica tab mg 100 no XXI
S 3 dd I
R/
Pehazon forte tab no XXI
S 3 dd I
R/
Antasid tab no XXI
S 3 dd I
Urica : allopurinol (100; 300 mg/tab).
Pehazon : tiap tablet berisi isoprina-HCl 62.5 mg, fenilbutazon 62.5 mg;
tiap tablet forte berisi isoprina HCl 125 mg, fenilbutazon 125
mg.
V. HEMATOLOGI
1. Anemia defisiensi besi
Etiologi :
Kebutuhan Fe meningkat (ibu hamil, dsb)
Malabsorbsi Fe (Coeliacdisease)
Diet jelek negara berkembang
Gejala klinis :
# Anamnesis : badan lemah, sakit kepala
2
# Pemeriksaan fisik :
Mata : conjungtiva anemis (+)
Kulit : pucat, tipis
Rambut : kering, tipis, rapuh
Mulut : stomatitis, cheilitis
Lidah licin/ tepi mulut fisura
Kuku ; tipis, kering,spoon nail
Laboratorium :
Anemia mikrositik hipokromik
Indeks eritrosit (MCV, MCH,MCHC)
Retikulosit , TIBC
Feritin serum
Terapi :
1. Non medikamentosa :
- Makanan tinggi kalori dan protein
- Istirahat di rumah
- Dirawat kalau Hb < 4 gr%
- Penyebab defisiensi diatasi
2. Medikamentosa :
- Sulfas ferosus 3 x 300 mg/hr peroral, atau
- Ferrous fumarat (Miacure, Natabion, Hemobion) 2 x (200-300) mg/hr
peroral
- Fe parenteral (bila diperlukan kenaikan Hb cepat, misal ; wanita
hamil trimester terakhir/ intoleransi Fe peroral)
- Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi Fe
Catatan : Bila ada penderita gastritis/duodenitis, bentuk sulfat
sebaiknya dihindarkan.
Contoh resep :
R/
Miacure tab no XX
S 2 dd I dc
Miacure : tiap tablet salut berisi Fe-fumarat 300 mg, MnSO $ 0.4 mg,
CuSO4 0.4 mg, Vit.C 100 mg, asam folat 2 mg, Vit B 12 15 mcg,
faktor intrinsik 25 mg.
2. Polisitemia Vera
Merupakan suatu kelainan mieloproliferatif yang progresif, kronik &
melibatkan unsur-unsur sumsum tulang.
Anamnesis :
Malaise, lelah, kurang tenaga
Keluhan lain seperti sakit kepala, kurang konsentrasi, visus berkurang,
nyeri di jari-jari tangan dan kaki, pruritus, epistaksis, perdarahan
gingiva, ekimosis.
50-60 tahun, pria > wanita
Pemeriksaan fisik :
Muka merah, mukosa lebih merah dari biasa
-
Splenomegali
Laboratorium :
- Hipervolemia, hiperviskositas, eritrositosis (6-10 juta/mm 3), Hb
meninggi (> 16 gr % & > 18 gr %), hematokrit > 52 %, leukositosis
(> 12.000/mm3), trombositosis (> 400.000/mm3).
Terapi :
1. Non medikamentosa
- Rujuk ke RS
- Flebotomi sebanyak 500 cc tiap 2-3 bulan
- Diet rendah Fe
2. Medikamentosa :
- Fosfor radioaktif
- Kemoterapi : Busulfan 2-4 mg/hr, setelah remisi maintenance
dose
3. Suportif :
- Hiperurisemia : allopurinol
- Pruritus : antihistamin
Catatan :
- Flebotomi dilakukan bila hematokrit > 55 %
- Flebotomi berulang-ulang dapat memperhebat/
trombositosis.
menyebabkan
3. Multiple myeloma
Merupakan neoplasma sel plasma dengan gejala klinis :
1. Lesi tulang
2. Penekanan sumsum tulang oleh jaringan tumor
3. Manifestasi patologik yang disebabkan oleh produksi berlebihan
protein mieloma.
Anamnesis :
Badan lemah, BB menurun, palpitasi kordis
Keluhan lain seperti nyeri di tulang yang bertambah jika bergerak/
sering bersamaan dengan fraktur patologis ( 70 %), anoreksia,
nausea, sering pneumonia.
Pemeriksaan fisik :
Anemia
Nyeri dan adanya krepitasi pada tulang-tulang yang mengalami
destruksi.
Pada kasus lanjut GGK.
Pemeriksaan penunjang :
1. Radiologi :
- Tulang dengan Punched out lesions dan osteoporosis difus.
2. Laboratorium :
- Hipercalsemia, kreatinin dan ureum meninggi, serum globulin
meninggi (IgG/IgA)
Terapi :
1. Rujuk ke RS
2. Bed rest
3. Diet sesuai dengan keadaannya
4. Medikamentosa :
# Loading dose :
a. Cyclophosphamide 10 mg/kg BB/hr selama 7-10 hari, atau
b. Melphalan 10 mg/hr selama 7-10 hari, atau
c. Chlorambucil 0.2 mg/kg BB/hr peros selama 21-42 hari
# Diteruskan dengan daily dose :
a. Cyclophosphamide 1-2 mg/kg BB/hr, atau
b. Melphalan 1-3 mg/hr
c. Chlorambucil 2 mg/hr
4. Mengurangi gerakan
5. Menjaga keseimbangan elektrolit terutama calsium
6. Konsul RM
4. Disseminated Intravaskular Coagulation (DIC)
Merupakan suatu sindrom patologis akibat terbentuknya trombi fibrin,
konsumsi
protein
plasma
yang
spesifik
(faktor
pembekuan),
trombositopenia & sistem fibrinolitik yang aktif.
Gejala klinis :
Perdarahan difus di kulit/ di tempat lain
Gejala lain
seperti
ekimosis, petekie spontan,
perdarahan
gastrointestinal, gejala-gejala penyakit dasarnya.
Laboratorium :
Clot retraction kecil, trombositopenia, waktu protrombin memanjang,
fibrinogen berkurang (< 75 mg %), FDPs bertambah (> 40 g/ml).
Terapi :
1. Obati penyakit dasar
2. Atasi syok denganinfus low molekul dextran
3. Infus platelets, cryoprecipitate for fibrinogen & faktor V dan VII
4. Sesudah diberi heparin boleh transfusi darah segar (kalau perlu).
Heparin diberikan perinfus kontinyu 400 mg/hr (=40.000 U).
5. Leukimia
Perbedaan Leukimia akut dan kronis
Gejala klinik
Leukimia akut
Leukimia kronis
1. Keadaan umum
Jelek, demam, pucat
Lebih baik
2. Manifestasi
(+)
(+)/(-)
perdarahan
3. Splenomegali
>
>>
4. Laboratorium
Hb
> anemia
Anemia
AL
tidak > 50.000 mm3
> 50.000/mm3
AT
VI. INFEKSI
1. Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)
Merupakan penyakit infeksi virus Dengue yang menimbulkan demam akut
disertai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan
renjatan yang dapat menyebabkan kematian.
Kriteria diagnosis (menurut WHO, 1997) :
A. Kriteria klinis :
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas selama 2-7
hari
2. Manifestasi perdarahan, termasuk ; uji tourniquet (+), petekie,
ekimosis, purpura, hematemesis/melena.
3. Hepatomegali
4. Kegagalan sirkulasi (syok)
B. Kriteria laboratoris :
1. Trombositopenia (<100.000/mm3)
2. Hemokonsentrasi (peningkatan 20 %)
Diagnosis DHF dapat ditegakkan, bila didapatkan minimal 2 kriteria klinis
disertai 1 kriteria laboratoris. Demam merupakan gejala yang harus ada.
Derajat Penyakit DHF
Derajat
I
II
III
IV
Gejala klinik
Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya
manifestasi perdarahan ialah uji tourniquet
Seperti derajat I, disertai perdarahan spontan di kulit
dan atau perdarahan lain
Kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut,
tekanan nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi,
sianosis di sekitar mulut, kulit dingin dan lembab, dan
pasien tampak gelisah
Syok berat, nadi tak teraba dan tekanan darah tak
terukur
Terapi :
1. Cairan :
a. Sebelum terjadi DSS Ringer Laktat
b. Sesudah terjadi DSS Koloid dan kristaloid
2. Diet : hati-hati perdarahan lambung
3. Medikamentosa :
a. Analgetik/antipiretik (paracetamol)
b. Kortikosteroid (belum ada kesepakatan)
c. Heparin (kalau ada DIC)
d. Anti viral (jarang diberikan)
e. Antibiotika, bila ada infeksi sekunder
2. Demam Tifoid
Komplikasi ISK :
Sepsis syok septik
Kemunduran/ kegagalan fungsi ginjal
Kapan pasien ISK dirujuk ?
ISK berulang dengan antibiotika tak berhasil
ISK dengan kemunduran/kegagalan fungsi ginjal
Terapi :
1. Non medikamentosa
Minum > 2.5 L/hr
Jangan menahan kemih
Hindari sexual intercourse
2. Medikamentosa :
a. Antibiotika, antara lain :
# Ampisilin (sudah resisten)
# Gol. Sulfonamid : cotrimoksazol 2 x 2 tab
# Gol. Quinolon : ofloksasin, siprofloksasin
# Nitrofurantoin
b. Simptomatik :
# Analgetik/spasmolitik
Catatan : Untuk ISK bawah gunakan AB sederhana, sedangkan ISK atas
gunakan AB broad spektrum.
Contoh resep :
R/
Bactrim tab mg 480 no XX
S 2 dd II
R/
Saltalin kap mg 500 no X
S 2 dd I
Bactrim : tiap tablet berisi 80 mg, sulfametoksazol 400 mg; tiap tablet
forte berisi trimetoprim 160 mg, sulfametoksazol 800 mg.
Saltalin : metampiron (500 mg/kaplet)
2. Syndroma Nefrotik
Adalah kumpulan gejala yang ditandai adanya :
1. Oedem anasarka
2. Proteinuria (> 3.5 gr/dl)
3. Hipoalbuminemia < 3 %
4. Hiperlipidemia : kolesterol > 300 mg %
Etiologi SN :
Idiopatik
DM
Glomerulonefritis
SLE
Keracunan logam berat
Toksin : serangga, ular, dsb.
Amiloidosis
Terapi :
A. Non medikamentosa :
Istirahat
3
A. Non medikamentosa :
Penurunan berat badan
Pembatasan masukan garam
Pembatasan alkohol
Menghentikan rokok
Olah raga aerobik : jalan cepat, jogging
Biofeedback & relaksasi, termasuk yoga
Diet rendah lemak jenuh & tinggi lemak tak jenuh
Pemberian kalium, selama faal ginjal normal (sayur, buah)
B. Medikamentosa :
Obat anti hipertensi, macamnya :
1. Diuretik :
Mengurangi beban jantung, menurunkan volume intravaskular,
baik untuk HHD. Preparat :
Furosemide (Lasix, Farsix)
Hidroclortiazid (Lodoz, Tenazide, Capozide)
Spironolakton (Carpiaton, Letonal)
2. Ca antagonis, dibagi :
a. Long acting (2x/hr) :
Amilodipin (Norvask)
Felodipin (Plendil)
b. Short acting (3x/hr) :
Nifedipin (Adalat, Farmalat, Fedipin, Nifecard)
Merupakan vasodilator paling kuat, menaikkan heart rate
(takikardi), inotropik (-), menurunkan resistensi pembuluh
darah koroner, menurunkan kebutuhan O2 miocard.
Diltiazem (Herbesser, Racordil, Farmabes)
Tidak meningkatkan/menurunkan heart rate
KI : kehamilan, AV blok, SA blok
- Verapamil (Isoptin, Cardiover, Corpamil)
Menurunkan heart rate (bisa untuk takikardi), vasodilatornya
kurang.
KI : hipotensi, bradikardi, , AV blok, kehamilan, gagal jantung.
3. Clonidin (Catapres 0.15 mg/tab; 0.15 mg/ml injeksi)
Simpatolitik sentral, anti hipertensi kuat, untuk hipertensi berat
bahkan krisis hipertensi.
ES : rhebound phenomena,(tensi mendadak tinggi, > tinggi dari
sebelum diterapi tapering off).
Pemberian harus dimonitor, jika tak hati-hati, tensi bisa drop.
4. Reserpin (Antanorex, Resapin,Serpasil) :
Menurunkan resistensi perifer, cardiac output turun,denyut
jantung turun.
5. Alpha blocker :
Menimbulkan vasodilatasi arteriole, bersifat renoprotektif,
memperbauki profil lemak (long acting)
a. Short acting :
- Prazosin (Minipress)
b. Long acting :
- Doxazosin (Cardura)
- Tetrazosin (Hytrin)
Terapi :
Tujuan
1. Menghilangkan sakit dada
2. Memperbaiki kualitas hidup
3. Memperpanjang umur
Medikamentosa :
1. Pengobatan saat serangan Nitrogliserin dan derivatnya
2. Pengobatan untuk mencegah timbulnya serangan angina :
a. Long-acting nitrate vasodilator perifer menurunkan beban
jantung
Misal : ISDN atau NItrogliserin
b. Golongan Beta-blocker menurunkan kontraktilitas otot jantung
Misal : propanolol, nadolol, atenolol,dll
c. Ca antagonis vasodilator koroner, anti aritmia
Misal : diltiazem, verapamil, nifedipin
3. Obat lain :
sedativa/tranquilizer : diazepam, chlordiazepoxide
Digitalis kalau ada dekompensasio cordis