Anda di halaman 1dari 40

SELAMAT DATANG

KE SEMINAR
PRESENTASI PASANG SURUT LAUT
( OCEAN TIDE )
Oleh : Ir. S o e b y a k t o
Geofisika ITB Bandung 1986

2007

PASANG SURUT LAUT


Pasang surut adalah perubahan gerak relatif
dari materi suatu planet, bintang dan benda
angkasa lainnya yang diakibatkan aksi gravitasi
benda-benda angkasa di luar materi itu berada.
Gelombang pasang (tidal waves) adalah
gelombang yang mempunyai periode antara 12
jam sampai dengan 24 jam, disebabkan adanya
gaya gravitasi dan percepatan gaya coriolis,
tumbuh akibat gaya tarik benda-benda langit
terutama matahari dan bulan.

Trans tidal waves adalah gelombang yang


mempunyai periode sangat panjang lebih
dari 24 jam, akibat adanya gaya gravitasi
dan percepatan gaya coriolis, yang
tumbuh dari storms, gaya tarik matahari
dan gaya tarik bulan.

Pasang surut yang terjadi di


bumi terdapat dalam 3 bentuk :
1) Pasang surut atmosfir
(Atmospheric Tide)
2) Pasang surut laut (Ocean
Tide)
3) Pasang surut bumi padat
(bodily Tide)

1)

Pasang surut atmosfir (Atmospheric


Tide)

Pasang surut atmosfir adalah gerakan


atmosfir bumi yang diakibatkan oleh
adanya aksi gravitasi dari matahari dan
bulan atau benda langit lainnya. Gerakan
atmosfir akibat hal ini bisa dideteksi
dengan alat barometer, yang mencatat
perubahan tekanan udara di muka laut.

2) Pasang surut laut (Ocean Tide)


Pasang surut laut adalah naik turunnya
permukaan air laut disertai gerakan horizontal
massa air, dan gejala ini mudah dilihat secara
visual. Naik turunnya muka air laut biasanya
disebut vertical tide dan gerakan horizontal
disebut tidal curren (arus pasang surut). Turunnaiknya permukaan air laut ini karena pengaruh
gravitasi dari bulan dan matahari. Bila
permukaan air laut mengalami kenaikan disebut
pasang naik dan sebaliknya bila terjadi
penurunan disebut pasang surut.

Gaya gravitasi bulan lebih dominan pengaruhnya


dibandingkan gaya gravitasi matahari terhadap
terjadinya pasang air laut ini, karena posisi
bulan lebih dekat ke bumi dibandingkan jarak
bumi ke matahari. Pasang besar akan terjadi
bila tempat-tempat di bumi mangalami bulan
mati dan bulan purnama. Pasang terbesar dapat
terjadi bila bulan mati atau bulan purnama tepat
tegak lurus di atas permukaan bumi. Sedangkan
surut terjadi pada tempat-tempat sebaliknya,
yaitu pada permukaan bumi dibalik terjadinya
bulan mati atau bulan purnama.

3)

Pasang surut bumi padat (bodily Tide)

Pasang surut bumi padat adalah


gangguan akibat gaya gravitasi benda
langit terhadap bagian bumi padat.
Gangguan ini sangat kecil, sehingga
hampi tidak bisa dilihat secara jelas. Akan
tetapi, untuk pengukuran dari ketinggian
suatu tempat dan penelitian geofisika
lainnya, gangguan ini harus diperhatikan
benar kelakuannya.

Tujuan dan kegunaan


1. Scietific Interest, tujuan ini adalah tujuan
pertama kali dari para ilmuwan dalam
mempelajari gejala alam.
2. Navigation (Navigasi), untuk memperkirakan
atau meramalkan tinggi muka air dan
kekuatan serta arah arusnya.
3. Hydraulic Engineering, mempelajari kondisi
pasang surut bagi keperluan bangunan dan
operasi-operasi di pantai atau di lepas
pantai.

Karakteristik Sistem Bumi-Bulan-Matahari

Gambar 1 Lintasan Edar Planet-planet

Pasang surut terjadi disebabkan gaya tarik


menarik antara matahari dan bumi, bumi dan
bulan, serta matahari-bulan dan bumi. Gaya
tarik menarik antara bumi dan palnet lainnya
kecil, sehingga bisa diabaikan. Gerakangerakan yang penting dalam sistem mataharibumi-bulan adalah revolusi dari bumi mengitari
matahari dan revolusi bulan mengelilingi bumi.
Bidang dimana bumi mengitari matahari disebut
bidang ecliptic, sumbu roasi bumi membuat
sudut dengan bidang Ecliptic ini sebesar .

Orbit sistem bumi-bulan mengelilingi


matahari adalah berbentuk Ellipse dengan
eksentrisitasnya 0,017, dan matahari
terletak pada salah satu fokus dari Ellipse
tersebut. Posisi bulan yang terdekat
dengan bumi disebut Perigee, dan terjauh
disebut Apogee. Jarak terdekat antara
bumi-matahari disebut Perihelion dan
terjauh disebut Aphelion.

Kecepatan gerak planet dalam menempuh


lintasan revolusinya tidak selalu tetap.
Pada saat dekat titik perihelium
(Perihelion) mempunyai kecepatan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan pada
saat planet tersebut di dekat titik aphelium
(Aphelion).

Hukum Keppler
1. Lintasan planet berbentuk elips dengan
matahari sebagai salah satu titik apinya.
2. Garis penghubung planet matahari
menyapu luas yang sama dalam waktu
yang sama.
3. Pangkat dua periode planet mengelilingi
matahari sebanding dengan pangkat tiga
jarak rata-ratanya ke matahari.

Hukum Keppler

Gambar 2 Waktu Edar Planet

Luas MAB = Luas MCD = Luas MEF.


Waktu A
B = waktu C
D = waktu E
F
T2 a3
T = periode planet mengelilingi matahari = kala revolusi
planet
a = jarak rata-rata planet dari matahari.

GAYA GRAVITASI
Gaya gravitasi adalah gaya tarik yang
bekerja antara dua benda yang bermassa.

M .m
F G 2
r

F = gaya gravitasi (N)


M = massa matahari (kg)
m = massa planet (kg)
r = jarak kedua benda (m)

(1)

G = konstanta gravitasi umum


= 6,67 x 10-11 Nm2/kg2
Jarak rata-rata antara pusat massa bumi
dengan pusat massa matahari (r BM) =
92.830.000 mil = 1,609 x 92.830.000 km =
149.363.470 km
Bumi mempunyai massa ( m )
m = 4,1 x 1023 slug= 14,59 x 4,1 x 1023 =
59,819 x kg
Ratio massa matahari (M) dan masa bumi
( m ) : M/m = 3,28 x 105

Jarak rata-rata bumi-bulan :


rBB = 238.862 mil = 1,609 x 238862 =
384.328,958 km
Ratio massa bulan (mbl) dan massa bumi (m) :

mbl
1

m 85

Untuk menerapkannya dalam sistem


Bumi-Bulan-Matahari, kita akan meninjau
sistem itu menjadi dua sistem, yaitu
1) Sistem Bumi-Bulan
2) Sistem Bumi-Matahari.

Sistem Bumi-Bulan

Gambar 3 Sistem Bumi - Bulan

Pada gambar 3 dilukiskan :


M = massa Bumi
m = massa Bulan
= kecepatan sudut dari sistem BumiBulan pada sumbu bersama
r = jarak pusat Bumi pusat Bulan
rm= jarak pusat Bulan sumbu bersama
re = jarak pusat Bumi sumbu bersama
r = rm + r e

(2)

Pada sistem Bumi-Bulan, dimana Bumi


dianggap tidak berotasi pada sumbunya,
tetapi mengadakan putaran (revolusi)
pada sumbu putaran bersama BumiBulan. Sistem Bumi-Bulan dalam keadaan
setimbang, gaya-gaya yang bekerja pada
sistem itu adalah gaya tarik menarik dan
gaya sentrifugal pada sumbu bersama.

Keseimbangan gaya yang terjadi di Bumi

M .m
M . .re G 2
r
2

(3)

Keseimbangan gaya yang terjadi di Bulan :

M .m
m. .rm G 2
r
2

(4)

Dari persamaan (2), (3) dan (4) diperoleh :

re

M
1
m

(5)

2.

2.

r3
M
G.m.(1
)
m

(6)

T = periode revolusi (putaran) dari Bumi


dan Bulan mengelilingi sumbu
bersamanya.
Apabila harga-harga r, G, M dan m
dimasukkan ke dalam persamaan (6),
maka diperoleh harga T = 27,3 hari. Hal ini
sesuai dengan periode hasil observasi
27,32 hari.

Keadaan sistem Bumi-Bulan mengadakan


revolusi terhadap sumbunya dan Bumi
dianggap tidak berotasi pada T revolusi,
dilukiskan pada gambar 4. Kondisi Bumi
yang tidak berotasi dan hanya berevolusi,
menyebabkan tiap titik di Bumi berevolusi
pada suatu lingkaran dengan jari-jari r e.

Gambar 4 Orbit Bulan dan Bumi yang tidak berotasi

Gaya Pembangkit Pasang Surut


Gaya yang bekerja pada suatu massa air
di permukaan Bumi adalah gaya tarik
Bulan, gaya gravitasi Bumi dan gaya
sentrifugal pada sumbu revolusi bersama.
Gaya sentrifugal, yang diakibatkan
Bumi-Bulan berevolusi, yang arahnya
menjauhi Bulan dan sejajar dengan garis
yang menghubungkan pusat Bumi-Bulan.
fc = .re

Gambar 5 Gaya yang bekerja pada satu unit massa air di permukaan Bumi

Dari persamaan (3) diperoleh :


fc G

m
r2

(8)

f a = gaya tarik Bulan pada satu unit massa air di

permukaan Bumi.
fa

m
G 2
S

(9)

S = jarak dari partikel air ke pusat massa Bulan.


fg

= gaya tarik Bumi pada satu unit massa partikel air


adalah sama dengan percepatan gravitasi g.
fg

=g

(10)

Gaya tarik gravitasi Bumi pada satu satuan


massa air di permukaan Bumi (g) :
g G

M
ra2

(11)

ra2
G g
M

(12)

Dari persamaan (8) dan (12) diperoleh :


m ra
fc g

M r

(13)

Dari persamaan (9) dan (12) didapat :


m ra
fa g

M S

(14)

Jumlah gaya-gaya tersebut pada persamaan (13), (14) dan


(10) pada komponen radial (normal) dan tangensial seperti
pada gambar 5 adalah :
Pada komponen normal :
Fr f g f c . cos f a . cos( )
m
M

Fr g g

cos( ) cos
2
2
S
r

2
.ra

Pada komponen tangensial :

F f c . sin f a . sin( )
m 2 sin sin( )
F g
.ra 2

S2
M
r

(15)

Persamaan (15) dan (16) dapat disederhanakan bentuknya dengan menguraikan


suku-suku yang terakhir dalam tanda kurung dan suku-suku yang tingkat lebih
tinggi dari

ra

diabaikan. Pendekatan tersebut menghasilkan berikut ini :


3

g m ra
Fr g
.1 3. cos 2
2 M r

(17)

1
Harga suku kedua dari persamaan (17) dapat diabaikan karena ordenya 1000 dari

suku pertamanya, sehingga gaya normalnya menjadi :

Fr g

(18)

Gaya tangensialnya :
3

3 m ra
F g
. sin 2

2 M r

(19)

Permukaan Pasang Surut Seimbang


(Equilibrium Tidal Surface)

Gambar 6 Permukaan air equilibrium di bawah pengaruh gaya


pembangkit Pasang surut.

Bentuk equilibrium dari permukaan air di


bawah sistem gaya seperti dinyatakan
dalam persamaan (18) dan (19) dapat
dinyatakan sebagai resultante dari gaya
lokal (gambar 6).
Dari gambar 6 diperoleh hubungan :

F
dh dh

dx ra .d
Fr

Untuk menentukan permukaan seimbang (equilibrium surface), h, kita


harus mengintergralkan persamaan (20) dan memasukkan persamaan
(18) dan (19) ke persamaan (20), sehingga diperoleh :
r m ra
h a


4 M r

(3 cos 2 C )

(21)

C adalah konstanta integral, dan ditentukan C = 1. Harga C = 1


diperoleh dari kenyataan bahwa jumlah air, sebelum dan sesudah
perubahan adalah tetap atau hukum kekekalan volume air, sehingga
persamaan (21) menjadi :
3

r m ra
h a
(3 cos 2 1)

4 M r

(22)

Persamaan (22) menyatakan bola yang pipih dengan sumbu


panjangnya mengarah ke Bulan.

Gambar 7 Permukaan air setimbang (Equilibrium water surface)


Menurut sistem Bumi-Bulan.

Referensi

Dadang Kurniadi, Soenaryo, Mohammad Ali,


1982, OSEANOGRAFI, Jurusan Geofisika &
Meteorologi Institut Teknologi Bandung.
Kamajaya, Drs. 1995. FISIKA 2, Ganeca Exact
Bandung.
Frank D. Stacey, 1969, Physics of the Earth,
University of Queensland Australia.

SELESAI

TERIMA KASIH

2007

Yang membuat :
Ir. Soebyakto, HP. 08156924106

Anda mungkin juga menyukai