Preceptor :
Dr. Taufiqurrahman Rahim, Sp.OG (K)
Disusun oleh :
Pratiwi Wulandari
1118011061
KEPANITERAAN ILMU OBSTETRIK & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK
2015
PENDAHULUAN
Manusia dicipakan berpasangpasangan
Melaksanakan fungsi
reproduksi
Memiliki keturunan merupakan dambaan bagi setiap pasangan
suami istri
Berdasarkan sensus (2000) pasutri di Indonesia 12% (sekitar 3 jt
pasangan)
infertil.
Baru 50%
berhasil ditolong
RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian infertilitas?
TINJAUAN PUSTAKA
3. Faktor
2. Faktor
penyebab
1.resiko
Pngertian
infertilitas
infertilitas
infertilitas
5. Penceg
Definisi
FAKTOR RESIKO
FAKTOR PENYEBAB
Faktor perempuan
FAKTOR PEREMPUAN
1.
Gangguan Ovulasi
FAKTOR PEREMPUAN
2. Gangguan Tuba
Kelainan tuba yang seringkali dijumpai pada penderita infertiltas adalah
sumbatan tuba baik pada pangkal, bagian tengah, mapun bagian distal tuba.
Sumbatan tuba dapat disebabkan oleh infeksi atau dapat disebabkan oleh
endometriosis.
Klasifikasi kerusakan tuba yaitu:
1. Ringan/ Grade 1
Klasifikasi ringan terdapat oklusi tuba proksimal tanpa adanya fibrosis atau
oklusi tuba distal tanpa ada distensi, Mukosa tampak baik, dan Perlekatan
ringan (perituba-ovarium)
2. Sedang/Grade 2
Pada grade 2 terdapat kerusakan tuba berat unilateral.
3. Berat/Grade 3
Pada grade 3 selain kerusakan tuba berat bilateral juga terdapat Fibrosis tuba
luas dan Distensi tuba > 1,5 cm, Mukosa tampak abnormal, Oklusi tuba
bilateral, Perlekatan berat dan luas.
FAKTOR PEREMPUAN
3. Gangguan uterus
Faktor uterus yang memiliki kaitan erat dengan kejadian
infertilitas adalah serviks, kavum uteri, dan korpus uteri
(Prawirohardjo, 2011).
4. Gangguan Vagina
Masalah ada vagina yang memiliki kaitan erat dengan
peningkatan kejadian infertilitas antara lain dispareunia,
vaginismus, dan vaginitis (Prawirohardjo, 2011).
5. Masalah Peritoneal
Dua hal yang paling banyak dari faktor peritoneal atau pelvik
adalah endometriosis dan infeksi (seperti: apendisitis, pelvik
inflamatori disease) (Peroll, 2001).
PENEGAKKAN DIAGNOSIS
Anamnesis
Anamnesis
Anamnesis berupa:
usia pasangan, lamanya mengalami fertilitas, fertilitas
sebelumnya dengan pasangan yang lain, frekuensi koitus, dan
menggunakan lubrikan (yang bersifat spermasid) (Chan, 2004).
Orchitis mumps, penyakit ginjal, terapi radiasi, PMS, penyakit
kronis seperti tuberkulosis, stress berat dan kelelahan, atau
infeksi virus atau demam.
Paparan radiasi, zat kimia, paparan panas seperti sering ke sauna
juga perlu ditanyakan (Chan, 2004).
Menjalani terapi khusus seperti hipertensi, kortikosteroid, dan
sitistatika (Prawirohardjo, 2011).
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan pada perempuan
Tanda vital, tinggi badan, dan berat badan perlu diukur.
Pemeriksaan pelvis (pap smears dan pemeriksaan bimanual)
Test terhadap klamidia trakomatis, mycoplasma hominis, dan ureaplasma
urealiticum juga dianjurkan.
Pemeriksaan pada laki-laki
Penampilan umum harus diperhatikan, meliputi tanda-tanda kekurangan
rambut pada tubuh atau ginekomastia yang menunjukkan adanya defisiensi
androgen. Tinggi badan, berat badan, IMT, dan tekanan darah harus
diketahui.
Palpasi skrotum
Konsistens testis
Palpasi epididimis
Pemeriksaan kemungkinan kelainan pada penis dan prostat juga harus
dilakukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Analisis Semen
1. Analisis Semen
Kriteria
Nilai Rujukan
Volume
2 ml atau lebih
Waktu liquefaksi
Dalam 60 menit
pH
Konsentrasi sperma
Vitalitas
Lekosit
< 1 jt/ml
2. Ovulasi
Ovulasi
- Riwayat menstruasi
Cadangan Ovarium
- Progesteron serum
- Kadar AMH
- Ultrasonografi transvaginal
- Temperatur basal
- LH urin
- Biopsi Endometrium
3. Tuba
Teknik
Keuntungan
Kelemahan
HSG
ovarium,
sonography
dan tuba
Laparaskopi
kromotubasi
dilakukan
Biaya tinggi
4. Uterus
HSG
Sensitivitas
USG-TV
dan Dapat
SIS
PPV
NPV
untuk
intrakavum uteri
Histeroskopi
dan Metode
tinggi, definitif
endometrium mendeteksi
dan
patologi intra
invasif
Pencegahan
Mengobati infeksi yang terjadi pada organ
reproduksi. Diketahui bahwa infeksi yang
terjadi pada prostat maupun saluran sperma,
dapat menyebabkan infertilitas pada laki-laki.
Mengobati
penyebab
infertilitas
pada
perempuan
Menghindari bahan-bahan yang menyebabkan
penurunan kualitas dan jumlah dari sperma
dan sel telur seperti rokok dan alkohol
Berperilaku hidup sehat (Konsensus, 2013).
PENATALAKSANAAN
Faktor laki-laki
FAKTOR LAKI-LAKI
Penyebab
Tatalaksana
1. Defisiensi testikuler
2. Azoospermia Obstruktif
- Obstruksi intratestikuler
- Obstruksi epididimis
- Obstruksi vas deferens
proksimal
- Obstruksi vas deferens
distal
- Obstruksi ductus
ejakulatorius
TESE
Microsurgical epididymal sperm aspiration
(MESA)
Microsurgical vasectomy reversal
Vaso-epididymostomy
Transurethral resection of the ejaculatory ducts
3. Varikokel
skleroterapi
4. Hipogonadism
Terapi hormonal
Tatalaksana
Kelas I
Kelas II
Kelas III
Konseling
Kelas IV
FAKTOR PEREMPUAN
Faktor
Penyebab
Tuba
Tatalaksana
Uterus
Serviks
Peritoneal
Pembedahan Konservatif
Jenis
Kelamin
Perempuan
Indikator rujukan
SISTEM
RUJUKAN
Usia lebih dari 35 tahun
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Riwayat kelainan tuba seperti hidrosalping, abes tuba, penyakit radang
panggul, atau penyakit menular seksual
Riwayat pembedahan tuba, ovarium, uterus, dan daerah panggul
lainnya
Menderita endometriosis
Gangguan haid seperti amenore atau oligomenore
Hirsustisme atau galaktore
Kemoterapi
Laki-laki
KESIMPULAN
Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan
suami istri yang sudah menikah minimal 1 tahun, melakukan
hubungan senggama teratur, tanpa menggunakan kontrasepsi,
tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan.
Faktor resiko infertilitas antara lain usia, frekunsi senggama,
gaya hidup, dan pekerjaan.
Faktor penyebab infertilitas ada 2 yaitu: faktor laki-laki dan
faktor perempuan.
Diagnosis infertilitas dapat ditegakkan dengan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Penatalaksanaan infertilitas tergantung dari faktor penyebab
infertilitas.
TERIMA KASIH