Ascaris
Lumbricoides
MORFOLOGI
Telur yang dibuahi
Telur berembrio/
matang/infektif
Fertilized egg
Telur decorticated
KTantular
Cacing dewasa
Ascaris lumbricoides
SIKLUS HIDUP
Telur tertelan bersama makanan/minuman
/kontaminasi tangan di dalam usus halus,
dinding telur pecah larva keluar
penetrasi dinding usus pembuluh darah
jantung paru oesophagus tertelan
lagi sampai usus halus dewasa jantan dan
betina
perlu waktu 60 - 75 hari
DIAGNOSA
telur dalam tinja : dari hapusan langsung / cara
konsentrasi
larva dalam sputum : gastric washing
anamnesa yaitu keluarnya cacing dewasa
melalui mulut, hidung, anus
PENGOBATAN
Pyrantel pamoate : dosis tunggal 10 mg/kg bb,
maks 1 gram
Mebendazole : dosis 100 mg
2 x sehari selama
3 hari
Piperazine citrate (antepar ) dosis tunggal 75150 mg/kg bb, pd usus obstruksi : 75 mg/kg bb
selama 2 hari cukup efektif, ok.Obat
iniparalisis myoneu-ral junction askaris
PENCEGAHAN
Mencuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan
lingkungan.
Pengobatan penderita / sumber infeksi.
Tidak menggunakan fases manusia sebagai
pupuk
Hookworm
(cacing tambang)
MORFOLOGI LARVA
Rhabditiform
Filariform
GEJALA KLINIS
1.
Karena migrasi larva
Gejala pada kulit akibat penembusan larva:
dermatitis lokal, inflamasi, berupa erythematous, papula, vesikel
dengan oedema lokal. ground itch.
Gejala akibat larva di jaringan paru, nyeri tenggorokan, batuk,
mirip gejala pharyngitis.
Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan
pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi
2. Karena cacing dewasa
Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan
pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi
Gejala anemia , terjadi secara perlahan sesuai infeksi yang
menahun
Anemia gizi besi, hipochromic micrositik
DIAGNOSA
Secara klinis : berdasar anmnesa dan gejala
Secara Laboratoris :
Spesimen :Feces menemukan adanya telur
Spesimen :Darah adanya gambaran anemia
hipokromik mikrositer
TERAPI
Mebendazol (Vermox), 2x100mg selama 3 hari
berturut-turut
Pyrantel pamoate (Combantrin), dosis tunggal 1020mg/kgBB
PENCEGAHAN
Pengobatan penderita.
Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin.
Anjuran memakai alas kaki pada daerah
endemis.
Strongyloides
stercoralis
Strongyloides stercoralis
Nama dalam bahasa Indonesia : cacing
benang
Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis
Hospes definitif : manusia dan hewan
Habitat / predileksi : cacing betina pada
mucosa duodenum dan jejunum; cacing
jantan JARANG ditemukan di dalam hospes (?)
Bentuk infektif : larva filariform
Distribusi geografis: Di daerah tropis dan
subtropis, daerah panas dengan kelembaban
tinggi.
TELUR
Jarang ditemukan di tinja
Morfologi menyerupai telur Hookworm
Menetas di dalam tubuh host dan keluar bersama tinja
sebagai larva rhabditiform
Larva rhabditiform:
- pada faeces
Larva filariform:
- langsing panjang
- ekor bercabang
CACING DEWASA
Cacing dewasa bentuk parasitik
Cacing dewasa bentuk free living
GEJALA KLINIS
Disebabkan oleh larva
DIAGNOSA
Sampel (specimen ) : feces ditemukan adanya larva
rhabditiform
Biakan feces 3 hari menjadi larva filariform dan cacing dewasa
free living
TERAPI
Thiabendazole
Albendazole: dosis tunggal 400 mg peroral untuk segala usia
Simptomatik untuk diare, dehidrasi, atau
gangguan elektrolit
PENCEGAHAN
Pengobatan penderita.
Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin.
Pendidikan tentang higiene kesehatan.
Anjuran memakai alas kaki pada daerah endemis.
Trichuris trichiura
TELUR DEWASA
SIKLUS HIDUP
Gejala Klinis
Luka-luka ini dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri dan amoeba,
sehingga gejala-gejala yang terjadi dapat disertai dengan infeksi
bakteri sekunder .
DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
- gejala klinis
- ditemukannya telur yang khas di dalam tinja
Pada infeksi berat, dapat terjadi prolapsus recti
dengan ditemukannya cacing dewasa.
TERAPI
Mebendazole, dengan dosis 200 mg untuk dewasa,
dan 100 mg untuk anak-anak selama 3 hari.
Albendazole 600 mg dosis tunggal.
Dapat juga diberikan Oxanthel pyrantel pamoat.
Bila dijumpai adanya anemia , dapat diberikan obat
anti anemia.
Pencegahan
Enterobius vermicularis
Hospes: manusia
Epidemiologi: parasit kosmopolit, tetapi lebih
banyak ditemukan di daerah dingin dari pada
daerah panas. Pervalensi tertinggi pada anak usia 514 tahun
Habitat cacing dewasa: rongga caecum, usus besar
dan usus halus
Makanannya: isi dari usus halus
siklus hidup: cacing betina yang gravid
mengandung 11.000-15.000 telur bermigrasi ke
daerah perianal untuk bertelurdengan cara
kontraksi uterus dan vaginanya (telur jarang
dikeluarkan diusus sehingga jarang ditemukan di
dalam tinja) telur matang dalam waktu 6 jam
setelah dikeluarkan cacing dewasa
GEJALA KLINIS
Gejala yang menonjol disebabkan oleh stimulasi mekanik dan
iritasi disekitar anus, perineum dan vagina pleh cacing betina
gravid yang bermigrasi ke daerah tersebut pruritus lokal
Gejala umum: gatal, kesulitan tidur karena pruritus nokturnal
DIAGNOSIS
Pada anak terjadi rasa gatal disekitar anus pada malam hari.
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing
dewasa
Telur diambil dengan anal swab yang ditempelkan pada
sekitar anus
PENGOBATAN
Mabendazol: 100 mg peroral untuk segala usia
Albendazol: dosis tunggal 400 mg peroral untuk segala usia
Pirantel pamoat: 11 mg/kg bb peroral
Taeniasis
GEJALA KLINIS
Gejala klinis timbul sebagai akibat dari iritasi
mukosa usus atau toksin yang dihasilkan cacing
Gejala: rasa tidak enak pada lambung, mual,
badan lemah, BB menurun, nafsu makan
menurun, sakit kepala, pruritrus ani
DIAGNOSIS
Menanyakan riwayat penyakit
Pemeriksaan tinja: tinja sewaktu dari defekasi
spontan. Ditemukan telur cacing. Secara
makroskopis dapat juga ditemukan proglotoid
jika keluar
PENGOBATAN
PENCEGAHAN