Anda di halaman 1dari 36

INFEKSI CACING

Ascaris
Lumbricoides

Nematoda usus terbesar yang hidup dalam tubuh


manusia
Penyakit : Ascariasis
Tersebar secara kosmopolitan
Prevalensi cukup tinggi pada daerah tropis
dengan
kelembaban tinggi, sanitasi hygiene yang kurang
baik
infeksi ini dapat terjadi pada segala usia, namun
angka prevalensi dan intensitas infeksi tertinggi
terjadi pada anak usia sekolah, 5-15 tahun.
Prevalensi di Indonesa; 60-90% Terutama di
daerah tertinggal dan daerah kumuh
Habitat / predileksi : lumen usus halus
Bentuk infektif : telur infektif (berasal dari telur

MORFOLOGI
Telur yang dibuahi

Telur berembrio/
matang/infektif

Telur yang tidak dibuahi


(unfertilized egg)
.

Fertilized egg

Telur decorticated

KTantular

Cacing dewasa

Ascaris lumbricoides

SIKLUS HIDUP
Telur tertelan bersama makanan/minuman
/kontaminasi tangan di dalam usus halus,
dinding telur pecah larva keluar
penetrasi dinding usus pembuluh darah
jantung paru oesophagus tertelan
lagi sampai usus halus dewasa jantan dan
betina
perlu waktu 60 - 75 hari

Patologi dan Gejala Klinik


Bila jumlah cacing sedikit ( 10-20 ekor ) tidak menimbulkan gejala
Kelainan yang ditimbulkan akibat :
1. migrasi larva (4-16 hari setelah menelan telur)
2. cacing dewasa (6-8 minggu setelah menelan telur)
AKIBAT MIGRASI LARVA
Trauma/ perdarahan dalam jaringan paru
Reaksi radang disekitar larva Peningkatan mukus di bronchus,
spasme
Sensitisasi pada host, allergi, serangan asthma
Demam
Batuk dengan sputum bercampur darah, sesak,
urticaria Sindrom Loeffler

AKIBAT CACING DEWASA

Habitat cacing dewasa di dalam lumen usus halus


menghisap makanan dari host

Faktor yang menimbulkan gejala :


. Faktor mekanis, karena gerak cacing dewasa
. Faktor khemis, karena produksi metabolik dari cacing
Gejala: rasa tidak enak pada perut, diare, kolik, anoreksia,
gejala keracunan, oedema, appendicitis

Cacing dewasa dapat keluar spontan melalui anus, mulut


bersama muntahan

AKIBAT MIGRASI CACING DEWASA


Migrasi cacing dewasa mencapai organ lain, menimbulkan
gejala akut seperti :
. Ileus, obstruksi usus
. Perforasi usus, cacing menembus dinding usus
. Peritonitis

DIAGNOSA
telur dalam tinja : dari hapusan langsung / cara
konsentrasi
larva dalam sputum : gastric washing
anamnesa yaitu keluarnya cacing dewasa
melalui mulut, hidung, anus

PENGOBATAN
Pyrantel pamoate : dosis tunggal 10 mg/kg bb,
maks 1 gram
Mebendazole : dosis 100 mg
2 x sehari selama
3 hari
Piperazine citrate (antepar ) dosis tunggal 75150 mg/kg bb, pd usus obstruksi : 75 mg/kg bb
selama 2 hari cukup efektif, ok.Obat
iniparalisis myoneu-ral junction askaris

PENCEGAHAN
Mencuci tangan sebelum makan
Menggunting kuku secara teratur
Perbaikan hygiene sanitasi perorangan dan
lingkungan.
Pengobatan penderita / sumber infeksi.
Tidak menggunakan fases manusia sebagai
pupuk

Hookworm
(cacing tambang)

2 Species yang penting : Ancylostoma duodenale


dan Necator americanus
Penyakitnya disebut : ancylostomiasis/necatoriasis
Hospes definitif : manusia
Habitat / predileksi : mucosa duodenum dan jejunum
Bentuk infektif : larva filariform
DISTRIBUSI GEOGRAFIS & EPIDEMIOLOGI
Kosmopolitan terutama di daerah tropis dan
subtropis.
Dahulu banyak dijumpai pada pekerja tambang.
Cara penularan : per cutan (melalui larva infektif
(filariform) yang menembus kulit.

MORFOLOGI TELUR HOOKWORM


bulat lonjong
kulit terdiri dari 1 lapis hyaline
yang transparan

MORFOLOGI LARVA

Rhabditiform

Filariform

Morfologi cacing dewasa

Berbentuk silindrik & bengkok, putih kelabu, kecil


Cuticula cukup tebal
Ujung ekor :
. betina runcing
. jantan terdapat bursa copulatrix, organ seperti
payung
yang ditegakkan oleh ruji-ruji dari chitine yang
susunannya khas untuk tiap spesies.
Di dalam bursa terdapat 2 buah spiculae yang
langsing
panjang.

Siklus Hidup Hookworm


Telur dikeluarkan bersama tinja waktu 1-2 hari pada
kondisi optimal menetas larva rhabditiform (bersifat aktif,
pendek gemuk, mencari makan dari debris) 5 hari larva
filariform (langsing, non feeding, infektif bagi manusia)
menembus kulit pada dorsum pedis /kulit tangan ( pekerja
tambang/petani ) pembuluh darah jantung paru-paru
menembus alveoli disebut lungmigration oesophagus
usus halus cacing dewasa.

Waktu yang diperlukan mulai dari infeksi sampai menjadi


dewasa sekitar 5-6 minggu.
Cacing menempelkan diri dan menggigit sebagian mukosa
usus halus sambil menghisap darah hospes dibantu dengan
adanya antikoagulan yang disekresi cacing.

GEJALA KLINIS
1.
Karena migrasi larva
Gejala pada kulit akibat penembusan larva:
dermatitis lokal, inflamasi, berupa erythematous, papula, vesikel
dengan oedema lokal. ground itch.
Gejala akibat larva di jaringan paru, nyeri tenggorokan, batuk,
mirip gejala pharyngitis.
Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan
pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi
2. Karena cacing dewasa
Gejala di tractus digestivus, nyeri epigastrium, gangguan
pencernaan, hilang nafsu makan, diare, kadang konstipasi
Gejala anemia , terjadi secara perlahan sesuai infeksi yang
menahun
Anemia gizi besi, hipochromic micrositik

DIAGNOSA
Secara klinis : berdasar anmnesa dan gejala
Secara Laboratoris :
Spesimen :Feces menemukan adanya telur
Spesimen :Darah adanya gambaran anemia
hipokromik mikrositer
TERAPI
Mebendazol (Vermox), 2x100mg selama 3 hari
berturut-turut
Pyrantel pamoate (Combantrin), dosis tunggal 1020mg/kgBB
PENCEGAHAN
Pengobatan penderita.
Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin.
Anjuran memakai alas kaki pada daerah
endemis.

Strongyloides
stercoralis

Strongyloides stercoralis
Nama dalam bahasa Indonesia : cacing
benang
Penyakitnya disebut : Strongyloidiasis
Hospes definitif : manusia dan hewan
Habitat / predileksi : cacing betina pada
mucosa duodenum dan jejunum; cacing
jantan JARANG ditemukan di dalam hospes (?)
Bentuk infektif : larva filariform
Distribusi geografis: Di daerah tropis dan
subtropis, daerah panas dengan kelembaban
tinggi.

TELUR
Jarang ditemukan di tinja
Morfologi menyerupai telur Hookworm
Menetas di dalam tubuh host dan keluar bersama tinja
sebagai larva rhabditiform

Larva Strongyloides stercoralis

Larva rhabditiform:
- pada faeces

Larva filariform:
- langsing panjang
- ekor bercabang

CACING DEWASA
Cacing dewasa bentuk parasitik
Cacing dewasa bentuk free living

Siklus Langsung( Paracitic cycle)


Larva filariform di tanah kontak melalui kulit / mulut
menembus kulit sirkulasi darah jantung paru
kapiler pembuluh darah alveoli oesophagus
usus halus dewasa jantan & betina
Dari larva untuk mencapai paru 3 13 hari

Siklus Tidak Langsung(Free Living Cycle)


Larva rhabditiform keluar bersama dengan tinja :
a. pergantian kulit 2x larva filariform
b. pergantian kulit 4x di tanah tumbuh menjadi
dewasa jantan & betina fertilisasi telur larva
rhabditiform

GEJALA KLINIS
Disebabkan oleh larva

kelainan pada kulit : creeping eruption seperti


pada Ancylostoma Gejala : dermatitis, urticaria
Larva dalam paru : pneumonitis
gejala : demam,batuk + sputum mukopurulen,
dyspnea / sesak, urticaria
pada intestine : ulcus pepticum, malabsorbsi,
perdarahan gastrointestinal

Disebabkan oleh cacing dewasa


infeksi ringan : asimptomatik, mual, muntah,
nyeri perut, diare ringan
infeksi berat : gejala-gejala lebih jelas, diare
berat, dehidrasi,

DIAGNOSA
Sampel (specimen ) : feces ditemukan adanya larva
rhabditiform
Biakan feces 3 hari menjadi larva filariform dan cacing dewasa
free living

TERAPI
Thiabendazole
Albendazole: dosis tunggal 400 mg peroral untuk segala usia
Simptomatik untuk diare, dehidrasi, atau
gangguan elektrolit

PENCEGAHAN
Pengobatan penderita.
Mengatur pembuangan tinja, pembuatan latrin.
Pendidikan tentang higiene kesehatan.
Anjuran memakai alas kaki pada daerah endemis.

Trichuris trichiura

Penyakitnya disebut trichuriasis / whipworm infection


Hospes definitif : manusia
Habitat / predileksi : mucosa cecum dan colon
Bentuk infektif : telur infektif
Cara penularan : peroral (tertelan telur infektif)

DISTRIBUSI GEOGRAFIS DAN EPIDEMIOLOGI


Trichuriasis merupakan penyakit tropis terutama pada anakanak usia 5-15 tahun . .
Ditemukan juga di Amerika Selatan terutama pada keluargakeluarga dengan sanitasi yang buruk.
Tersebar secara kosmopolitan ( tersebar di seluruh dunia )
terutama di daerah-daerah tropis yang panas dan lembab.
Di Indonesia, cacing ini sering ditemukan disamping Ascaris
lumbricoides dan cacing tambang.

TELUR DEWASA

SIKLUS HIDUP

Telur keluar dari tubuh bersama feses jatuh pada tanah.

Di luar tubuh manusia telur berkembang dan menjadi infektif dalam


waktu 15 30 hari.

Infeksi terjadi oleh karena menelan telur infektif.

Setelah tertelan oleh manusia telur menetas di usus halus, larva


keluar, penetrasi ke dalam villi usus kemudian turun ke caecum
dan menjadi dewasa Cacing dewasa menanamkan tubuh bagian
anteriornya pada mukosa caecum.

Cacing betina mulai meletakkan telurnya 60-70 hari setelah infeksi,


dan mengeluarkan telur sebanyak 3.000 20.000 telur per hari.

Life span cacing dewasa 1 tahun.

Gejala Klinis

Pada umumnya tidak menimbulkan gejala.


Gejala klinik baru tampak pada infeksi berat, terutama
pada anak- anak, berupa :
. mual dan muntah, nyeri abdomen, terutama pada titik Mc. Burney,
diare yang disertai bercak-bercak darah, tanpa panas. kadang
kadang konstipasi, anoreksia ,berat badan menurun, anemia,
prolapsus recti

Cacing Trichuris pada umumnya hidup di caecum

Cacing menanamkan diri pada mukosa menghisap darah, dan


menyebabkan luka-luka berdarah. Trauma pada epithelium dan
submukosa usus perdarahan kronis yang akan
mengakibatkan anemia.

Luka-luka ini dapat menjadi jalan masuk bagi bakteri dan amoeba,
sehingga gejala-gejala yang terjadi dapat disertai dengan infeksi
bakteri sekunder .

DIAGNOSA
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
- gejala klinis
- ditemukannya telur yang khas di dalam tinja
Pada infeksi berat, dapat terjadi prolapsus recti
dengan ditemukannya cacing dewasa.

TERAPI
Mebendazole, dengan dosis 200 mg untuk dewasa,
dan 100 mg untuk anak-anak selama 3 hari.
Albendazole 600 mg dosis tunggal.
Dapat juga diberikan Oxanthel pyrantel pamoat.
Bila dijumpai adanya anemia , dapat diberikan obat
anti anemia.

Pencegahan

Menghilangkan sumber infeksi dengan cara


pengobatan penderita.
Training pada anak-anak dan orang dewasa untuk
defekasi di WC.
Mencuci tangan adalah penting untuk mencegah
reinfeksi.
Menjaga kebersihan baik secara pribadi maupun
kebersihan lingkungan.
Pendidikan kesehatan.

Enterobius vermicularis

Hospes: manusia
Epidemiologi: parasit kosmopolit, tetapi lebih
banyak ditemukan di daerah dingin dari pada
daerah panas. Pervalensi tertinggi pada anak usia 514 tahun
Habitat cacing dewasa: rongga caecum, usus besar
dan usus halus
Makanannya: isi dari usus halus
siklus hidup: cacing betina yang gravid
mengandung 11.000-15.000 telur bermigrasi ke
daerah perianal untuk bertelurdengan cara
kontraksi uterus dan vaginanya (telur jarang
dikeluarkan diusus sehingga jarang ditemukan di
dalam tinja) telur matang dalam waktu 6 jam
setelah dikeluarkan cacing dewasa

GEJALA KLINIS
Gejala yang menonjol disebabkan oleh stimulasi mekanik dan
iritasi disekitar anus, perineum dan vagina pleh cacing betina
gravid yang bermigrasi ke daerah tersebut pruritus lokal
Gejala umum: gatal, kesulitan tidur karena pruritus nokturnal
DIAGNOSIS
Pada anak terjadi rasa gatal disekitar anus pada malam hari.
Diagnosis dibuat dengan menemukan telur dan cacing
dewasa
Telur diambil dengan anal swab yang ditempelkan pada
sekitar anus
PENGOBATAN
Mabendazol: 100 mg peroral untuk segala usia
Albendazol: dosis tunggal 400 mg peroral untuk segala usia
Pirantel pamoat: 11 mg/kg bb peroral

Taeniasis

Taenisis biasa disebut cacing pita. Ada dua: taenia


saginata dan taenia solium
Penyakitnya disebut taeniasis
Taeniasis adalah penyakit zoonosis parasiter yang
disebabkan oleh cacing pita yang tergolong ke
dalam genus taenia pada manusia.
Hospes: manusia, hospes perantara babi untuk
taenia solium dan sapi untuk taenia saginata
Masa tunas: masa tunas infeksi cacing berkisar
antara 8-14 minggu. Cacing pita dewasa dapat
tahan hidup sampai 25 tahun dalam usus.

GEJALA KLINIS
Gejala klinis timbul sebagai akibat dari iritasi
mukosa usus atau toksin yang dihasilkan cacing
Gejala: rasa tidak enak pada lambung, mual,
badan lemah, BB menurun, nafsu makan
menurun, sakit kepala, pruritrus ani
DIAGNOSIS
Menanyakan riwayat penyakit
Pemeriksaan tinja: tinja sewaktu dari defekasi
spontan. Ditemukan telur cacing. Secara
makroskopis dapat juga ditemukan proglotoid
jika keluar

PENGOBATAN

Praziquantel: 100 mg/kg dosis tunggal

PENCEGAHAN

Pemakaian jamban keluarga


Pemeliharaan babi dan sapi pada tempat yang
tidak tercemar atau dikandangkan
Menghilangkan kebiasaan makan daging mentah
atau setengah matang
Masak daging sampai matang

Anda mungkin juga menyukai