Anda di halaman 1dari 4

Slide 2: tinggal baca aja..

Slide 3: Klasifikasi dari jenis2 diabetes adalah sangat penting untuk antara lain penentuan
pengobatan dan prognosisnya. Diabetes dapat dibagi dalam 3 tipe: tipe 1, 2, dan tipe hamil.
1. Tipe 1 : Terjadi karena kerusakan sel beta pankreas (reaksi autoimun). Pada tipe ini
terdapat dekstruksi dari sel-beta pankreas, sehingga tidak memproduksi insulin lagi
dengan akibat sel2 tidak bisa menyerap glukosa dari darah.
Tipe 1 menghinggapi orang2 dibawah usia 30 tahun dan paling sering dimulai pada
usia 10-13 tahun. Dan pengobatan satu2nya terhadap tipe 1 adalah pemberian insulin
seumur hidup.
2. Tipe 2 : Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan
perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel beta. Lazimnya DM tipe 2 menghinggapi
orang2 dengan usia mulai diatas 40 tahun dengan insidensi lebih besar pada orang
gemuk dan pada usia lanjut. Mereka yang hidupnya makmur, makan terlampau
banyak dan kurang gerak badan lebih besar lagi resikonya.
3. DM dan kehamilan adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan
insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia).
Slide 4: Patofisiologi (Mekanisme terjadinya peningkatan glukosa dalam darah)
1. Secara normal: Glukosa yang masuk ke dalam aliran darah merupakan sumber energy
dan cadangan makanan bagi tubuh. Namun untuk mendapatkan energy dan cadangan
makanan dari glukosa, glukosa perlu melalui proses metabolisme terlebih dahulu.
Proses metabolisme ini melibatkan sel beta pankreas sebagai penghasil insulin.
Insulin dalam proses metabolisme glukosa berperan sebagai pembuka gerbang sel.
Ibaratnya kunci, insulinlah yang nantinya akan membantu glukosa agar dapat
menembus membrane sel.
2. Namun pada orang diabetes: kadar insulin yang diperlukan dalam proses metabolisme
glukosa tidak mencukupi jumlah yang seharusnya diperlukan, maka proses
metabolisme tidak dapat berjalan lancar. Hal ini karena untuk dapat menembus
membran sel, glukosa memerlukan insulin karenanya ketika produksi insulin
berkurang maka gula tidak akan terserap masuk kedalam sel. Akibatnya gula pun
tetap berada dalam aliran darah. Inilah yang menyebabkan kadar gula dalam darah
tinggi.
Slide 5: Patofisiologi DM tipe 1

Pada DM tipe 1 atau yang disebut IDDM (Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
terjadi ketiadaan insulin yang mutlak, sehingga penderita membutuhkan pasokan
insulin dari luar. Kondisi ini disebabkan karena adanya lesi pada sel beta pankreas.

Pembentukan lesi ini disebabkan karena mekanisme gangguan autoimun dan infeksi
virus yang terlibat dalam kerusakan sel-sel beta. Adanya antibodi atau autoimun yang
menyerang sel beta biasanya dideteksi beberapa tahun sebelum timbulnya penyakit.
DM tipe 1 dapat berkembang secara tiba-tiba, dengan tiga gejala pokok: (1)
meningkatnya glukosa darah, (2) peningkatan penggunaan lemak untuk energi dan
pembentukan kolesterol oleh hati, dan (3) penipisan protein tubuh.
Slide 6: Patofisiologi DM tipe 2

DM tipe 2 dimulai dengan resistensi insulin. Dimana sel-sel menjadi kurang peka bagi
insulin dengan efek berkurangnya penyerapan glukosa dari darah. Akibatnya kadar

glukosa-darah naik (hiperglikemia).


Resistensi insulin bisa terjadi akibat berbagai sebab, antara lain obesitas, gangguan
jantung, obat-obatan dan kekurangan krom.

Slide 7: tinggal baca aja..


Slide 8: tinggal baca juga..
Slide 9: tinggal baca..
Slide 10: tinggal baca..
Slide 11: obat antidiabetik

Antidiabetik oral:
1. Gol. Sulfonilurea: sulfonilurea menstimulasi sel2 beta dari pulau langerhans,
sehingga sekresi insulin ditingkatkan. Disamping itu, kepekaan sel2 beta bagi
kadar glukosa-darah diperbesar melalui pengaruhnya atas protein-transpor
glukosa. Obat ini hanya efektif pada penderita tipe-2 yang tidak begitu berat,
yang sel2 betanya masih bekerja cukup baik.
2. Kalium-channel blockers: senyawa ini sama mekanisme kerjanya dengan
sulfonilurea, hanya pengikatan terjadi di tempat lain dan kerjanya lebih
singkat.
3. Biguanida: berbeda dengan sulfonilurea, obat ini tidak menstimulasi pelepasan
insulin dan tidak menurunkan gula-darah pada orang sehat. Zat ini juga
menekan nafsu makan hingga berat badan tidak meningkat, maka layak
diberikan pada penderita yang kegemukan.
4. Glukosidase-inhibitors: zat2 ini bekerja atas dasar persaingan merintangi
enzim alfa-glukosidase di mukosa duodenum, sehingga reaksi penguraian
polisakarida monosakarida terhambat. Dengan demikian glukosa dapat
dilepaskan lebih lambat dan absorbsinya ke dalam darah juga kurang cepat,
lebih rendah dan merata, sehingga puncak kadar-gula darah dihindarkan.

5. Thiazolidindion: obat ini berdaya mengurangi resistensi insulin dan


meningkatkan sensitivitas jaringan perifer untuk insulin. Obat-obat ini,
misalnya pioglitazon, sering kali ditambahkan pada metformin bila efek
antidiabetikum ini kurang memuaskan.
6. Penghambat DPP-4: obat2 kelompok terbaru ini bekerja berdasarkan
penurunan efek hormon incretin. Incretin berperan utama terhadap produksi
insulin di pankreas. Incretin ini diuraikan oleh suatu enzim DPP4
(dipeptidylpeptidase). Dengan penghambatan enzim ini, senyawa gliptin
mengurangi penguraian dan inaktivasi incretin, sehingga kadar insulin akan
meningkat.

Insulin

Kerja Insulin: Insulin merupakan hormon yang penting untuk kehidupan. Hormon ini
mempengaruhi baik metabolisme karbohidrat maupun metabolisme protein dan lemak.
Kerja Insulin dengan cara:

Menaikkan pengambilan glukosa ke dalam sel-sel sebagian besar jaringan,


Menaikkan penguraian glukosa secara oksidatif
Menaikkan pembentukan glikogen dalam hati dan juga dalam otot dan mencegah

penguraian glikogen.
Menstimulasi pembentukan protein dan lemak dari glukosa.

Semua proses ini menyebabkan kadar glukosa darah menurun akibat pengaruh insulin.
Indikasi:

Untuk pasien Diabetes Tipe 1, pemberian insulin adalah keharusan


Untuk pasien Diabetes Tipe 2, pemberian insulin juga dibutuhkan jika diet dan/atau
pemberian antidiabetika oral tidak cukup

Sediaan Insulin dibagi atas:


Insulin normal
Indikasi
: koma diabetik, keadaan metabolisme yg bersifat asidotik,
infeksi berat dan juga pemberian pertama dan baru.
Insulin dengan kerja yang diperlambat (insulin depot)
Indikasi

: - Pada diabetes Tipe I stabil dan diabetes tipe II yang stabil dan
membutuhkan insulin.

- Pada diabetes tipe I dan II yang tidak stabil


Campuran keduannya
Indikasi

: untuk pasien Diabetes Tipe 1 dan 2 yang tidak stabil dan juga pada
pasien yang kadar gula darahnya tidak cukup dinormalkan dengan
insulin dg kerja diperlambat

Dosis:
Pada diabetes tipe 1

: Pada usia pertumbuhan 0,8 -1 U/kg/hari


Pada usia dewasa: 30-50 IU/hari

Pada diabetes tipe 2

: 30-45 IU

Insulin sebagai polipeptida hanya dapat diberikan secara parenteral.


Efek samping:

Terdapat bahaya hipoglikemik akibat kelebihan dosis


Reaksi alergi
Resistensi Insulin
Dapat terjadi lipodistrofi pada tempat penyuntikan

Interaksi:

Obat-obat yang memperkecil penurunan gula darah dan menutupi gejala suatu
hipoglikemia ialah: Klorpromazin, glukokortikoid, turunan asam nikotinat, saluretika

dan simpatomimetika.
Obat-obat yang memperbesar penurunan gula darah oleh insulin:
Bloker reseptor b, dan siklostatika jenis siklofosfamida

Anda mungkin juga menyukai