Group 6
Tutor : dr. Irawan Sastradinata, SpOG(K)
Members:
Fenrizal
04011181320077
Patima Sitompul 04011181320069
Denara Eka Safitri
04011181320029
Farah Nur Ezzlynn Binti Ghazali
04011381320079
Dwina Yunita Marsya
04011381320051
Aisyah Noer Maulidia 04011381320043
Fitri Aulia Dina
04011181320025
Mia Esta Poetri Afda
04011281320033
Diana Astria
04011281320139
Feliani
04011281320027
Felicia Linardi
04011181320041
Abdiaman Putra Dawolo
04011181320175
Case Presentation
Pasien Ny. M/25 tahun datang ke RSUD bersama suami. Keluhan utama
pasien adalah tidak bisa menahan BAB. Hal ini dialami setelah pasien melahirkan
anak pertama di dukun. Pasien mengaku 1 bulan yang lalu, melahirkan anak
perempuan, BBL : tidak ditimbang, panjang badan 50 cm, langsung menangis,
sewaktu persalinan dilakukan dorongan pada perut untuk membantu persalinan.
Sewaktu persalinan, tidak dilakukan pengguntingan pada kemaluan. Pasien
mengaku mengalami perdarahan hebat setelah melahirkan, tetapi perdarahan
berhenti sendiri. Luka tidak dijahit.
Setelah melahirkan, pasien tidak bisa menahan keinginan BAB tetapi
dianggap biasa, tetapi karena tidak terjadi perubahan os datang berobat ke
Puskesmas dikatakan menderita inkontinensia alvi lalu os dirujuk ke RSUD. BAK (+)
normal. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma pada tulang belakang. Setelah
melahirkan, pasien belum beraktifitas secara seksual. Penggunaan obat pencahar
disangkal. Riwayat nyeri (-)
Pemeriksaan Fisik
St present
KU : sedang
TD : 120/70 mmHg
RR 20x/m BB : 85 kg
Sens: sedang HR : 88x/m
T : 36,7 TB : 155cm
Konjungtiva palpebral dalam batas normal, tidak ada eksoptalmus, tidak tampak
ikterik, tidak dijumpai pembesaran kelenjar tiroid, cord an pulmo dalam batas
normal. Ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan luar: Abdomen datar, lemas, simetris, fundus uteri tidak teraba,
tidak dijumpai massa, nyeri tekan ataupun tanda cairan bebas
Pemeriksaan dalam
Inspekulo :
portio tak livid, OUE tertutup, tidak tampak flour atau fluksus, tidak dijumpai
erosi laserasi atau polip pada portio, tampak robekan lama pada 1/3 distal
vagina sampai ke rectum
VT :
cervik lunak, OUE tertutup, uterus dalam batas normal, adneksa dan
parametrium dalam batas normal,
RT :
Tonus spincter ani negatif, mukosa licin, tidak teraba massa, tampak bagian
rectum terhubung pada 1/3 distal vagina, uterus dalam batas normal, adneksa
parametrium dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium
Hb : 9,2 g/dl Leukosit : 8200/mm3 , RBC : 4,0 x 106/L; Ht : 36%, Trombosit :
355.000/ L. BSS : 98 mg/dL;
Main Problem
Pasien Ny. M/25 tahun datang ke
RSUD bersama suami. Keluhan
utama pasien adalah tidak bisa
menahan BAB.
Analisis Masalah
Bagaimana hubungan usia Ny. M dengan kasus?
Bagaimana penyebab dan mekanisme tidak bisa
menahan BAB dihubungkan dengan riwayat
persalinan?
Riwayat Persalinan
Pasien mengaku 1 bulan yang lalu, melahirkan anak
perempuan, BBL : tidak ditimbang, panjang badan 50 cm,
langsung menangis, sewaktu persalinan dilakukan
dorongan pada perut untuk membantu persalinan.
Sewaktu persalinan, tidak dilakukan pengguntingan pada
kemaluan. Pasien mengaku mengalami perdarahan hebat
setelah melahirkan, tetapi perdarahan berhenti sendiri.
Luka tidak dijahit.
Lateralis
J Shape
Mediolateral
Medialis
Pemeriksaan Fisik
St present
KU : sedang
TD : 120/70 mmHg
RR 20x/m BB : 85 kg
Sens: sedang
HR : 88x/m
T : 36,7 TB : 155cm
Konjungtiva palpebral dalam batas normal, tidak ada eksoptalmus,
tidak tampak ikterik, tidak dijumpai pembesaran kelenjar tiroid, cord an
pulmo dalam batas normal. Ekstremitas dalam batas normal.
Con't
Pemeriksaan dalam:
Inspekulo : portio tak livid, OUE tertutup, tidak tampak flour
atau fluksus, tidak dijumpai erosi laserasi atau polip
pada portio, tampak robekan lama pada 1/3 distal vagina
sampai ke rectum
VT : cervik lunak, OUE tertutup, uterus dalam batas
normal, adneksa dan parametrium dalam batas normal,
RT : Tonus spincter ani negatif, mukosa licin, tidak teraba
massa, tampak bagian rectum terhubung pada 1/3 distal
vagina, uterus dalam batas normal, adneksa
parametrium dalam batas normal
Con't
Pemeriksaan dalam:
Inspekulo : portio tak livid, OUE tertutup, tidak tampak flour
atau fluksus, tidak dijumpai erosi laserasi atau polip
pada portio, tampak robekan lama pada 1/3 distal vagina
sampai ke rectum
VT : cervik lunak, OUE tertutup, uterus dalam batas
normal, adneksa dan parametrium dalam batas normal,
RT : Tonus spincter ani negatif, mukosa licin, tidak teraba
massa, tampak bagian rectum terhubung pada 1/3 distal
vagina, uterus dalam batas normal, adneksa
parametrium dalam batas normal
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 9,2 g/dl Leukosit : 8200/mm3 , RBC :
4,0 x 106/L; Ht : 36%, Trombosit :
355.000/ L. BSS : 98 mg/dL
Bagaimana interpretasi dan mekanisme
abnormal pada pemeriksaan
laboratorium?
Hypothesis
riwayat penyakit lain seperti collitis ulseratifa, apakah ada gangguan miksi,
riwayat trauma tulang belakang, riwayat pengggunaan obat pencahar,
riwayat nyeri
Pemeriksaan Fisik (I-P-P-A)
Pemeriksaan Spesifik (sebelumnya kosongkan kandung kemih
terlebih dahulu, posisi litotomi)
Pemeriksaan Penunjang
Manometri Anal
Endoanal USG
PNTM
Asian ethnicity
nulliparity
birthweight greater than 4 kg -obesity in mother
* Persalinan ditolong oleh tenaga
yang kurang ahli
* Tindakan mendorong perut
* Tidak dilakukannya episiotomi -macrosomia
Tatalaksana Pascatindakan
NYERI
Anastesi lokal semprot, krim atau gel seperti Lignocain
Gel.
Analgesik pilihan: Parasetamol, alternatif NSAID
seperti Ibuprofen.
Diclofenac sebagai analgesik rektal. Pada luka ruptura
perineum berat, Diclofenac peroral.
Kodein harus dihindari
Tatalaksana Pascatindakan
ANTIBIOTIK
Sultan di Inggris antibiotik spektrum luas IV
seperti Cefuroxim 1,5g & Metronidazole 500mg,
dilanjutkan peroral 5-7 hari.
Tatalaksana Pascatindakan
Feses yang keras dapat merusak hasil reparasi perineum
memerlukan evakuasi manual dengan cara menekan daerah
perineum, pelunak feses, diet tinggi serat, pelunak feses
(laktulosa & susu magnesium) selama 10-14 hari pasaca
operasi----pelunak feses disini jangan sampai membuat feses
menjadi cair, tetapi hanya untuk melunakkan feses saja.
Pasca reparasi perineum pasien dapat pulang dari rumah sakit
bila sudah dapat buang air besar
Tindak Lanjut
Pascareparasi perineum karena robekan perineum berat,
evaluasi dilakukan di rumah sakit 6-8 minggu kemudian
Pemeriksaan genital dilakukan untuk melihat adanya jaringan
parut, jaringan granulasi dan rasa tidak nyaman, dapat juga
dilakukan pemeriksaan manometer anal dan endosonografi.
Perdarahan
Infeksi
Dyspareunia akibat terbentukan jaringan parut
Fistula Rektovagina
Kerangka Konsep
Kesimpulan
Ny. M, 25 tahun, mengalami inkontinensia
alvi et causa ruptur perineum derajat IV.
Thanks For
Your Kind
Attention