SAM Pertemuan 13
SAM Pertemuan 13
DESEMBER
PRACTICE CONTENTS
2015
Disusun Oleh:
Tri Aprilian Jani
041414253001
Refivia Audie C.
041414253013
Yulliana Ekaningrum
041414253030
dalam
akuntansi
manajemen
di
bidang
manufaktur.
Bab
ini
based costing atau target costing). Namun, kami tidak membatasi review untuk
penelitian yang diterbitkan dalam jurnal akuntansi manajemen.
Target costing merupakan suatu teknik yang detail untuk mengurangi biaya
selama tahap desain produk (Koga, 1999). Hal tersebut sangat cocok untuk produk yang
harganya merupakan dimensi kompetitif. Dalam pasar produk ini, perusahaan memiliki
sedikit ruang kecil untuk mengatur harga dan margin yang rendah. Oleh karena itu,
profit datang dari kemampuan untuk menjaga fungsionalitas di mana poin harga
mengharuskan pada biaya yang paling rendah. Market prices dan margin profit yang
ditentukan meenggambarkan suatu target cost yang tim pengembangan produk
gunakan sebagai target yang harus diselesaikan. Dari strarting point, target costing
telah memberikan ilmu dan tools untuk membawa biaya yang diestimasi ke dalam
target cost sekalipun proses pengembangan produk. Target costing lebih cocok untuk
lingkungan dimana biaya merupakan suatu dimensi kompetitif yang krusial dan
pemodelan biaya yang sederhana. Ketika dua kondisi ini ada, dan biaya bukan
merupakan suatu dimensi kompetitif yang kritis-teknologi, time-to-market, atau
kebutuhan pelanggan mendominasi perhatian dari tim pengembangan akan tetapi tidak
bisa diabaikan, perusahaan mengandalkan teknik alternatif untuk membawa
manajemen biaya dalam hal pengembangan produk.
Alternatif teknik manajemen biaya daat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok
teknik pada tingkat proyek pengembangan produk dan teknik pada tingkat asal usul
produk. (Davila & Wouters, 2004). Pada tingkat proyek, suatu alternatif untuk
meningkatkan level perhatian terhadap pertimbangan biaya adalah untuk mesuplai
informasi biaya yang lebih relevan: untuk mengirim pesan khusus kepada desainer
produk dan engineers proses tentang bagaimana meningkatkan kemampuan
manufakturing perusahaan (Cooper & Turney, 1990). Rabino & Wright (1993)
menderkripsikan bagaimana ABC meningkatkan informasi keuangan untuk keputusan
pengenalan produk. Anderson & Sedatole (1998) mengusulkan suatu sistem akuntansi
biaya lanjutan yang membawa bersama target costing, ABC, dan metode estimasi cost
cost
teams
paralel
(Davila
&
Wouters,
2004).
Dibanding
memuaskan kebutuhan manajer secara penuh dan menyoroti suatu alur yang penuh
keberhasilan untuk penelitian selanjutnya.
Usaha untuk mengukur kinerja R&D termasuk di dalamnya finansial, pendekatan
kuantitatif dan kualitatif non-finansial. Di dalam pengukuran finansial, hal yang paling
umum dalah perencanaan dan penelurusan anggaran proyek. Nixon (1998)
menjelaskan suatu studi kasus di mana pengendali menelusuri biaya yang tergabung
dengan anggatan proyek, estimasi biaya produk, dan biaya penggunaan sumber daya.
Non-Financial Performance Measures in Research and Product Development
Kebanyakan pekerjaan dalam pengukuran R&D telah berfokus pada pengukuran
kinerja non-finansial keduanya baik kuantitatif maupun kualitatif dan sistem
pengukuran kinerja yang terintegrasi. Sistem pengukuran kinerja dalam R&D dapat
diuji pada empat level. Pertama di mana lebih banyak progres telah dibuat merupakan
tingkat proyek. Selanjutnya, sistem pengukuran juga perlu untuk membahas bagaimana
berbagai proyek ini mengkombinasikan satu sama lainnya untuk menciptakan suatu
portfolio yang mengumpulkan strategi perusahaan. Level ketiga dari analisis adalah
fungsi R&D untuk memahami apakah kemampuan teknologi sedang dikembangkan
dalam arah yang benar dan dimanfaatkan secara penuh. Terakhir, sistem pengukuran
dibutuhkan untuk menilai level keseluruhan dari inovasi suatu organisasi.
Management Accounting and Modern Manufacturing
Lingkungan manufaktur modern, juga disebut sebagai sistem manufaktur
lanjutan, meliputi teknologi produksi (seperti tobot, peralatan manufaktur terkendali
numerik, dan manufaktur terintergrasi komputer) dan teknologi manajemen (seperti
TQM, dan JIT). Beberapa karakteristik membuat MMS tertantang dari perspektif
akuntansi manajemen:
MMS meliputi investasi yang besar dengan manfaat intangible seperti kualitas yang
lebih besar, lead-time yang lebih pendek, atau proses produksi yang lebih reliabel
yang sulit untuk diartikan kedalam pengukuran finansial. Karakteristik ini
menimbulkan pertanyaan apakah tools pengambilan keputusan akuntansi
manajemen tradisional tepat dalam setting MMS.
MMS merupakan suatu setting manufaktur yang lebih kompleks dari produk dan
proses inovasi produksi yang cepat, varietas produk, feksibilitas, dan permintaan
kualitas, troughput times, dan tingkat persediaan. Suatu konsekuensi bahwa biaya
Cost modeling memiliki arti yang sama dengan merancang biaya asa depan. Di
sini, cost modeling melakukan perhitungan dampak ekonomi dari perubahan dalam
sistem manufaktur. Isu kunci adalah bagaimana untuk menghitung manfaat manufaktur
intagible secara eksplisit dari strategi manufaktur mereka. Abdel-Kader & Dugdale
(2011) berdasarkan pada survei pada perusahaan besar di Inggris, menemukan bahwa
analisis kriteria investasi non-finansial telah menjadi lebih penting dalam investasi
MMS dan juga secara signifikan pada empat kasus: kualitas dan reliabilitas output,
fleksibilitas manufaktur yang lebih baik, pengurangan lead-times, dan pengurangan
tingkat persediaan. Bagaimana untuk kriteria finansial yang digunakan? Survey umum
lebih banyak dilakukan pada evaluasi investasi (tidak khusus untuk teknologi
manufaktur modern) mengindikasikan bahwa ukuran arus kas nilai sekarang (NPV,
IRR) merupakan kriteria investasi yang paling umum (Arnold & Hatzopoulos, 2000;
Bruner et al., 1998; Farragher et al., 1999; Graham & Harvey, 2001; Payne et al., 1999;
Trahan & Gitman, 1995). Penggunaan kriteria ini telah meningkat dan perusahaan besar
lebih banyak menggunakannya dibanding perusahaan kecil.
Cost Measurement in Modern Manufacturing
Cost Drivers in Modern Manufacturing
Apakah struktur biaya berbeda dalam perusahaan dengan operasi manufaktur?
Kerremans et al. (1991) menginvestigasi dampak automasi terhadap biaya dan sistem
akuntansi biasa dengan menggunakan data survey dari 90 perusahaan. Mereka
menemukan tidak adanya perbedaan antara automasi perusahaan yang tinggi dan
rendah dengan respek pada presentase fixed vs. variable cost, tetapi mereka
menemukan suatu presentasi lebih besar yang signifikan dari biaya langsun vs. tidak
langsung dalam perusahaan dengan automasi yang levelnya tinggi. Mereka juga
menemukan bahwa proporsi biaya tenaga kerja langsung adalah lebih rendah di
perusahaan tersebut.
Apakah variabel non-volume mengendalikan biaya tidak langsung? Sistem ABC
didasarkan pada premis bahwa variabel selain volume produksi mengendalikan biaya
tidak langsung. Pada tingkat konseptual, cost driver melibatkan unit level (tradisional
lapisan tingkat overhed, dasar yang digunakan untuk menghitung tingkat overhead,
penggunaan biaya produk dalam pengambilan keputusan, penggunaan biaya produk
dalam penentuan harga produk, dan aplikasi ABC. Fry & Steele (1995) dan Fry et al
(1998) menginvestigasi perbedaan antara pengunna dan non-pengguna standar
pembiayaan. Dengan menggunakan data surveu mereka menemukan perbedaan yang
tidak signifikan antara dua kelompok ini dalam lingkungan produksi. Akan tetapi,
mereka menemukan bahwa perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan standar
sistem biaya memiliki kinerja yang lebih baik pada kriteria non-finansial untuk
perputaran persediaan, scrap reduction, pengurangan komplain kualitas, dan
pengurangan komplain pengiriman, serta situasi yangn lebih sedikit dari pengingkatan
site visits ke enam perusahaan yang berbeda. Mereka menyimpulkan bahwa industri,
komitmen manajemen, struktur organisasi, partisipasi, dan kinerja finansial
mempengaruhi proses difusi, tetapi dalam cara yang tidak konsisten.
Apakah informasi biaya berkontribusi pada kinerja yang lebih baik? Berdasarkan
survei pada perusahaan manufaktur, Foster & Swensin (1997) melaporkan suatu
hubungan yang positif antara adopsi ABC dan kinerja. Studi lainnya, Swenson (1995)
menginvestigasi manfaat ABC dalam 25 perusahaan manufaktur. Responden
melaporkan peningkatan yang signifikan dalam penggunaan dan kepuasan atas
informasi manajemen. Ia juga melaporkan bahwa informasi ABC sering digunakan
untuk penentuan harga produk dan keputusan mix product.
Non-Financial Performance Measures in Modern Manufacturing
Ukuran kinerja non-finansial merupakan satu-satunya aspek dari pemberian
informasi yang lebih luas dalam konteks MMS. Garis penelitian lain dalam pengaturan
manufaktur menguji kontijensi yang menjelaskan desain sistem akuntansi manajemen.
Bouwens & Abemethy (2000) menginvestigasi hubungan antara empat dimensi
informasi akuntansi manajemen scope, integrasi, agregasi, dan timeliness serta
luasnya kustomisasi dan kesalingtergantungan. Mereka menemukan bahwa tingkat
kustomisasi yang lebih tinggi membawa pada lebih kesalingtergantungan antara
departemen seperti pemasaran, pengembangan produk, produksi, dan pembelian. Lebih
kesalingtergantungan membawa pada sistem akuntansi manajemen dengan lebih
banyak integrasi (informasi mengenai bagaimana kinerja dalam departemen yang
berbeda dihubungkan), agregasi (rangkuman informasi), dan timeliness (frekuensi dan
kecepatan pelaporan).
Selain itu, Gerdin (2005) menginvestigasi seberapa luas ruang lingkup sistem
akuntansi manajemen dihubungkan dengan kesalingtergantungan departemental dan
struktur organisasi. Dengan menggunakan data survei dari manajer produksi, studi ini
mendukung hipotesis bahwa provisi informasi non-finansial tergantung pada tipe
kesalingtergantungan dan struktur organisasi.
Management Accounting Systems for Learning Modern Manufacturing
Manager operasi memiliki berbagai macam konsentrasi, seperti kualitas,
keamanan, efisiensi, dan penyelesaian aktivitas tepat waktu. Sehari-hari, aktivitas
jangka pendek, manajer pada umumnya menggunakan data operasi non-finansial pada
unit output, scrap, kualitas, kuantitas pemesanan, ketersediaan persediaan, dan lainlain. Dalam dua belas perusahaan manufaktur yang beragam, kami menemukan tidak
adanya contoh dari suatu kunci sehari-hari indikator produksi menjadi suatu biaya atau
angka finansial lainnya (McKinnon & Bruns, 1992, p.42). Meskipun demikian, angkaangka akuntansi menjadi penting sebagai jarak horizon. Kinerja manajer sering diukur
pada angka finansial dan manajer membangun suatu model mental bagaimana fisik
menghitung dampak kinerja finansial. Sebagai contoh, Jonsson & Gronlund (1988)
menjelaskan bagaimana manajer operasi dalam suatu produksi menempatkan data
biaya yang digunakan di atas periode yang lebih panjang untuk mendeteksi masalah
dan untuk memonitor hasil eksperimen. Secara lokal ukuran kinerja non-finansial yang
dikembangkan memberikan input untuk pengembangan inisiatif secara terpusat dan
sistem pengukuran kinerja yang resmi.
Studi lainnya menginvestigasi karakteristik sistem informasi akuntansi untuk
kelanjutan pemahaman penulis atas akuntansi apa yang digunakan untuk manufaktur.
Libby & Waterhouse (1996) dalam suatu studi survei perusahaan Kanada yang dilihat
pada hubungan antara kapasitas untuk perubahan, ukuran, dan intensitas persaingan,
serta desentralisasi, dan jumlah perubahan akuntansi manajemen memasukkan 23
sistem yang berbeda yang dikelompokkan dalam perencanaan, pengendalian,
pembiayaan, pengarahan, dan pengambilan keputusan. Angka terbesar dari perubahan
terjadi dalam sistem yang mendukung pengambilan keputusan. Kapasitas organisasi
untuk perubahan merupakan prediktor terbaik dari perubahan sistem akuntansi. Dan
masih banyak penelitian terkait lainnya.
Conclusions
Besarnya peruabahan dalam manufaktur tahun 1980-an dan pengembangan
produk di tahun 1990-an telah menjadi lahan bagi penelitian akuntansi manajemen.
Pengembangan yang signifikan dari kebutuhan tersebut merupakan ide baru tentang
alokasi biaya (ABC), relevansi ukuran non-finansial, penilaian manfaat intangible,
akuntan sebagai pemasok informasi cross-functional, pilihan nyata, biaya kualitas, atau
pembiayaan siklus hidup. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk pemahaan
yang lebih baik mengenai permintaan lingkungan manufaktur baru dari akuntansi
internal karena perkembangan baru dalam manufaktur sedang mengambil permintaan
baru pada informasi eksternal seperti kepuasan atau informasi partner untuk menjadi
bagian dari informasi akuntansi manajemen.
Paper ini juga merangkum pernyataan saat ini dari penelitian di akuntansi
manajemen dan NPD. Fungsi organisasional ini juga berangkat melalui transformasi
yang signifikan, di mana sedang memiliki suatu dampak yang besar dalam bidang
akuntansi manajemen. Dari mulai dipandang sebagai hal yang merugikan sampai ke
kinerja, akuntansi manajemen menjadi suatu bagian pusat untuk meningkatkan kinerja.
Pengembangan produk memulai revolusi ketika berpindah dari dilihat sebagai suatu
kotak hitam di mana uang masuk dan diharapkan suatu produk dapat keluar untuk
diintepretasikan sebagai proses yang diukur dan dimanaj. Penelitian dalam
pengembangan produk masih menjadi area yang subur untuk peneliti akuntansi
manajemen sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan proses ini berdasarkan pada
teknik yang umum pada pengetahuan akuntansi dan sebagai proses menjadi lebih
kompleks melalui pembubaran tim pengemangan, integrasi cross-functional, suara
pelanggan dan pemasok, dan lain sebagainya. Tetapi penelitian dasar dan terapan
sedang muncul sebagai proses di mana penelitian terbatas dan menjadi lebih relevan
tidak hanya untuk kemajuan pengetahuan tetapi juga untuk kemajuan praktik.
kompetisi dan efisiensi (Bajari & Tadelis, 2001; Shleifer, 1985). Hasil empiris
mendukung saran ini (Krishnan, 2005). Perubahan peraturan dari biaya-plus untuk
penggantian harga tetap di banyak pasar kesehatan telah mengubah dasar persaingan
dari kualitas biaya (Keeler et al, 1999;. Robinson & Luft, 1985, 1988). Pergeseran ini
memiliki implikasi untuk perilaku rumah sakit sehubungan dengan sistem akuntansi,
penganggaran, kontraktor, dan struktur modal. Jenis perubahan peraturan dan
persaingan menyediakan peneliti akuntansi kesempatan untuk secara empiris menguji
teori ekonomi industri yang berhubungan dengan perilaku perusahaan di pasar yang
kompetitif dan diatur.
Akuntansi manajerial dalam beberapa tahun terakhir telah menempatkan
penekanan pada pengukuran kinerja dan kontrak (Feltham & Xie, 1994; Holmstrom &
Milgrom, 1991). Para peneliti telah mengembangkan model lembaga untuk menentukan
bobot yang optimal untuk menempatkan pada ukuran kinerja yang digunakan dalam
kontrak kompensasi (misalnya, Banker & Datar, 1989;. Datar et al, 2001; Feltham & Xie,
1994; Holmstrom, 1979). Tugas manager rumah sakit adalah menyediakan konteks
yang baik di mana untuk memeriksa pengukuran kinerja dan pertanyaan kontrak
karena kompleksitas dan jumlah dimensi tugas yang perlu dikoordinasikan untuk
mempromosikan hasil yang sukses. Peneliti akuntansi manajerial telah memanfaatkan
kesempatan ini untuk mengeksplorasi pengukuran kinerja dan kontrak isu di sektor
kesehatan.
Fitur lain dari industri perawatan kesehatan adalah prevalensi organisasi
dengan jenis kepemilikan yang berbeda seperti nirlaba, nirlaba, dan masyarakat
(pemerintah) rumah sakit dan klinik. Teori ekonomi memprediksi bahwa nirlaba
perusahaan memiliki tujuan yang berbeda dan berperilaku berbeda dari perusahaan
nirlaba, dan bahwa perusahaan forprofit fokus pada maksimalisasi keuntungan,
sedangkan perusahaan nirlaba fokus pada tujuan tambahan seperti kualitas, kuantitas,
dan perawatan amal (Dranove, 1988; Hoerger, 1991; Newhouse, 1970; Pauly & Redisch,
1973). Karena mereka menerima subsidi pajak dan merupakan bagian dari sistem
pelaporan birokrasi, organisasi pemerintah yang berbeda dari kedua nirlaba dan
perusahaan nirlaba. Secara khusus, perusahaan pemerintah menghadapi kendala lebih
pada kedua perilaku dan tata kelola, tapi tidak menghadapi tekanan yang sama untuk
menghasilkan pendapatan atau surplus positif. Struktur insentif yang berbeda dan
motivasi manajerial dalam nirlaba, nirlaba, dan rumah sakit pemerintah memberikan
costs. Sesuai aliran penelitian ini spesifik pada biaya daripada perilaku manajerial
disengaja yang terkait dengan pengelolaan biaya, seperti biaya Shifting dan anggaran
biasing untuk memaksimalkan pendapatan atau lainnya dan manajerial outcomes.
Terakhir terkait dengan insentif manajerial dengan menggunakan pendekatan lembaga.
Dua cara penelitian kesehatan untuk memeriksa struktur biaya, biaya driver, dan
perilaku biaya. Pertama, peneliti menyusun literatur ekonomi kesehatan yang
mencakup komprehensif atau etical dan empiris di investigasi ke fungsi biaya rumah
sakit dan biaya behavior. Second, peraturan rumah sakit berbasis data yang providea
kekayaan data akuntansi biaya untuk analisis empiris. Gambar1 memberikan gambaran
tentang link antara variabel-variabel yang telah dieksplorasi dalam literatur. Satu
catatan tentang angka-angka adalah bahwa mereka merangkum hubungan antara
konstruksi dan tidak kembali pada metode empiris, Luft & Shields (2003) whouse fi
gures that explicitly Tentukan bentuk model yang kausal.
Cost Structure and Behavior (Struktur, Biaya dan perilaku)
Perkiraan fungsi biaya rumah sakit memiliki sejarah di penelitian Ekonomi dan
beberapa ulasan literatur di atas dari periode waktu yang berbeda (cowing et al, 1983;.
Feldstein, 1974, Mann & Yett 1968). Kekhawatiran atas tingginya biaya perawatan
kesehatan, ekonom, regulator, dan pembuat kebijakan dan Perilaku biaya rumah sakit
untuk menentukan strategi Kontrol biaya dengan kualitas perawatan. Sebuah
pertanyaan yang telah mendapat perhatian oleh para ekonom memiliki implikasi bagi
akuntan adalah whether hospital cost functions exhibit economies of scale. Yafchak
(2000) menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas untuk determine whether larger
hospitals have lower long-run average costs per bed than smaller hospitals.Penelitian
ini menggunakan Medicare data Biaya Laporan dari tahun 1989-1997 untuk
menganalisis fungsi produksi. Yafchak's menunjukkan suggest that hospitals
experienced in creasing economies of scale. Namun, menambahkan tempat tidur dapat
mengurangi biaya rata-rata, karena industri memiliki kelebihan kapasitas, tambahan
tempat tidur memiliki sedikit impact on biaya total dan tampaknya tidak menambah
pendapatan.
Penelitian akuntansi telah mengakui Kehadiran non line rities dalam fungsi
biaya dan Memiliki dieksplorasi implikasinya desain sistem akuntansi manajemen. Data
rumah sakit Terutama menggunakan ful untuk jenis studi karena Akun Chart of
termasuk spesifik informasi fi tentang jenis biaya di setiap departemen layanan akun
(overhead) dan quired dasar alokasi untuk akun. Dasar alokasi ini sering
mencerminkan Kegiatan yang berlangsung di departemen, dan di sana dapat digunakan
sebagai biaya drivers. Salah satu koran awal dalam penelitian akuntansi manajemen
untuk mengeksplorasi struktur biaya rumah sakit adalah reen & Soderstrom (1994).
Penelitian ini menantang asumsi tradisional ABC bahwa biaya yang proporsional untuk
kegiatan di jangka pendek (Gbr.1 Link1). Menggunakan data rumah sakit Washington
State, Penulis mengembangkan fungsi biaya yang konsisten dengan Generalized CobbDouglas produksi dan mendapati bahwa Rasio biaya marjinal untuk biaya rata-rata
(koefisien pada tingkat aktivitas) kurang dari 1, menunjukkan bahwa ada peningkatant
pada skala.
Penelitian Noreen & Soderstrom (1997) menganalisis struktur biaya rumah
sakit lintas waktu menggunakan Sebuah biaya proporsional (ABC) Model dan
mendapati bahwa hanya sekitar 20 persen dari biaya variabel Overhead. Dalam
penelitian yang sama, Balakrish nan et ell ( 2004 ) menunjukkan bahwa pemanfaatan
kapasitas pengaruh biaya mengubah perubahan kegiatan. Sedangkan fokus penelitian
ini adalah mengasah biaya nya (yaitu, proporsionalitas biaya untuk tingkat aktivitas
berbeda untuk kenaikan dibandingkan penurunan aktivitas), mereka juga mendapati
bahwa proporsionalitas biaya untuk perubahan tingkat aktivitas yang berbeda untuk
rumah sakit.
Berbeda dengan tiga jenis model penelitian rumah sakit: sistem alokasi
berbasis volume, biaya berdasarkan aktivitas, dan dalam program bilangan bulat. Hasil
mereka menunjukkan bahwa linear - kegiatan berbasis biaya melakukan spoorly ketika
perubahan tuntutan pengguna tidak terjemahkan langsung terhadap perubahan
tuntutan sumber daya, Karena layanan yang disediakan bersamaan to multi - pleusers.
Kallapur & Eldenburg (2005) menambah literatur Struktur biaya dengan memeriksa
perubahan dalam Struktur biaya total dalam pilihan areal Kerja kerangka (Gambar 1,
Link 2). Menyarankan ketidakpastian menyebabkan perusahaan-perusahaan untuk
memilih teknologi dengan rendah dan variabel tinggi perubahan regulasi costs. Studi ini
menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan menghadapi perubahan regulasi yang
merugikan, serta tekanan keuangan yang kompetitif dan fi, membuat keputusan yang
mengubah komposisi biaya. Akuntansi dan alokasi biaya sistem ada fore need menjadi
dinamis dalam perusahaan perubahan pola perilaku biaya.
bonus kinerja contracts. Penulis membahas empat faktor yang mungkin mendorong
perbedaan dalam struktur kompensasi (basesalary vs bonus) untuk-profit dan rumah
sakit non profit. Ini termasuk: (1) perbedaan dalam fungsi tujuan, (2) jenis lingkungan
kerja yang dihadapi manajer dalam jangka permintaan mereka, (3) perbedaan kualitas
manajer dalam hal modal manusia, dan (4 ) tanggung jawab diferensial
Menggambar pada literatur ini, Room kerabat & Weis Brod (1999) berpendapat
bahwa non profit fungsi objektif adalah Kemungkinan untuk memasukkan penyediaan
barang publik seperti penelitian dasar, pelayanan masyarakat, dan perawatan amal,
Sedangkan untuk-profit rumah sakit terutama fokus pada maksimalisasi profit. Untuk
menyingkirkan faktor-faktor lain yang dapat mendorong perbedaan Dalam kontrak
kompensasi berbasis kinerja (lingkungan kerja, kualitas, dan perbedaan pekerjaan),
penulis menggunakan model evaluasi pekerjaan yang dikembangkan oleh Hay
Konsultan dan kontrol untuk perbedaan dalam pekerjaan complexity. Penulis
menggunakan data dari tahun 1992 pada Rumah Sakit Kompensasi Survei yang
dilakukan oleh Hay Manajemen Associates, termasuk data dari 1.268 rumah sakit di AS
Setelah mengontrol rumah sakit khusus, ukuran, dan lokasi, penulis mendapati bahwa
pekerjaan xity comple adalah secara signifikan lebih tinggi untuk profit CEO.
Brickley & Van Horn (2002) menguji faktor-faktor pendorong menyerahkan
dan kompensasi CEO non profit hospitals. Mereka setuju dengan Roomkin & Weisbrod
(1999) yang berfungsi tujuan organisasi non profit couldin clude kegiatan truistic,
dalam hal ini, membayar - pertunjukan ensitivity di non profit akan menekankan
dibandingkan dengan untuk-profi t organisasi. Sementara Roomkin & Weisbrod (1999)
dan Brickley & Van Horn (2002) fokus pada perbedaan antara untuk-profit dan
organisasi profit rokok, Elden burg & Krishnan (2003) fokus pada perbedaan CEO
kompensasi dan implikasi yang dihasilkan untuk kinerja organisasi dalam waktu
berbagai jenis organisasi profit dan non profit , yaitu, rumah sakit umum non profit dan
laba yang non pribadi.
Penelitian dalam akuntansi juga telah menggunakan pekerjaan lembaga Bingkai
untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pada Penggunaan informasi akuntansi untuk
kontrak dan pemantauan. Contoh study daerah, Elden burg & Krishnan (2005) yang
memperkirakan bahwa untuk-profit dan organisasi pemerintah non profit memiliki
struktur pemerintahan yang meningkatkan penggunaan akuntansi -. Ukuran kinerja
yang berbasis kontrak manajerial.
meneliti penggunaan kontrak kompensasi berbasis kinerja bagi dokter dalam kelompok
medis practices. Mereka memeriksa dua Jenis praktek kelompok medis, dokter-Milik
praktek, dan yang dimiliki oleh organisasi sisi luar lainnya, seperti sistem kesehatan,
rumah sakit, dan HMOs.
Summary of Agency Research in Health Care
Dalam Gbr.2, Panel A dan B meringkas penelitian lembaga dalam perawatan
kesehatan. Meskipun tampaknya bahwa Penelitian menjelajahi kontrak manajerial dan
evaluasi kinerja, ada ruang untuk studi
karakteristik yang menentukan kinerja measures dalam kontrak kompensasi ( Banker &
Datar, 1989;. Data yang retal, 2001; Feltham & Xie, 1994; Holmstrom, 1979), Penelitian
empiris belum sepenuhnya dieksploitasi model ini.
Industrial Economics Perspective
Ekonomi industri menyangkut faktor penentu dan dampak struktur pasar,
perilaku pasar dan Kinerja (Schmalen, 1989). Struktur pasar Meliputi intensitas
persaingan, regulasi, diferensiasi produk, hambatan masuk, struktur biaya, dan
penawaran perilaku integration. Market vertikal dan horizontal dengan perilaku
perusahaan-perusahaan sehubungan dengan harga, strategi produk, inovasi penelitian,
iklan, dan taktik hukum. Kinerja termasuk kinerja fi pasar, kesejahteraan, dan alokasi
efisiensi.
Krishnan (2005) meneliti apakah jenis kompetisi (yaitu, parameter perusahaan
bersaing pada asprice tersebut, kualitas, atau berbagai produk) memengaruhi
sebagaimana sociation antara intensitas persaingan (yaitu, jumlah perusahaan di pasar
dan ukuran ) dan permintaan untuk information. Terkait dengan strategi rumah sakit
untuk memengaruhi driver pendapatan, Krishnan (2001) secara empiris meneliti efek
dari merger rumah sakit pada harga dan kuantitas di diagnosis individu dan jumlah
hasil kesejahteraan pasar levels. Dari studinya menunjukkan bahwa rumah sakit tidak
hanya penggabungan meningkatkan posisi pendapatan mereka terhadap rumah sakit
non penggabungan, tetapi meningkatkan margin mereka juga.
pilihan pengobatan yang tepat menurunkan memperlakukan mentrisk dan juga dapat
mengurangi biaya pemerintah memperlakukan. Selain itu, karena dokter sering
memiliki insentif untuk lebih memberikan perawatan mengurangi datang risiko (obat
defensif), teknologi rumah sakit yang membantu biaya strace dan pendapatan akurat
memungkinkan rumah sakit untuk mengembangkan ukuran kinerja yang reless bising
dan yang dapat beused dokter dan manajerial kontrak dengan insentif lign dari
Berbagai parties.
Out sourcing of Hospital Services and Its
Implikasi akuntansi Rumah Sakit melakukan outsourcing operasi administrasi,
umum, dan medis sebagai pemasok eksternal. Penelitian ekonomi yang masih ada
menunjukkan bahwa beberapa faktor dalam keputusan Outsourcing pengaruh seperti
biaya transaksi dan aset spesifisitas, ketidakpastian tugas, dan pengukuran diferensial
(Coles & Hesterly, 1998).
Public Policy Changes and their Implications for Accounting
Pada tahun 1998, Taiwan menerapkan Sistem penganggaran global untuk
perawatan gigi dan diperluas sistem Penganggaran global untuk rumah sakit 2002.
Sistem Penganggaran global yang menetapkan pada pengeluaran rumah sakit Oleh
pemerintah (perusahaan asuransi terbesar dan hampir eksklusif) dan mengalokasikan
dana di rumah sakit. Peneliti akuntansi bisa fokus pada karakteristik rumah sakit
seperti ukuran dan kepemilikan, dan strategi akuntansi dan manajemen yang
membedakan sukses dan gagal dari rumah sakit. Selama beberapa tahun terakhir,
rumah sakit telah difokuskan pada siklus pendapatan untuk meningkatkan pendapatan
dari klaim yang ditolak, utan, dan harga diskon. Analisis penggunaan sistem akuntansi
dan informasi akuntansi untuk meningkatkan operasi melalui peningkatan generasi
pendapatan telah mendapat perhatian yang terbatas dalam penelitian akuntansi.