Perceptor :
Sangariswari Ganeson
Definisi
NO
KELOMPOK
KRITERIA ANEMIA
1.
Laki-laki dewasa
< 13 g/dl
2.
< 12 g/dl
3.
Wanita hamil
< 11 g/dl
klasifikasi
N
Morfologi Sel
Keterangan
o
1.
Anemia
Bentuk eritrosit
makrositik -
normokromik
konsentrasi
Jenis Anemia
-
Pernisiosa
-
hemoglobin yang
2.
Anemia
normal
Bentuk eritrosit
mikrositik -
hipokromik
konsentrasi
Anemia defisiensi
folat
Anemia defisiensi
besi
hemoglobin yang
3.
Anemia
Anemia
sideroblastik
Anemia
menurun
Penghancuran
Thalasemia
Anemia aplastik
normositik -
atau penurunan
Anemia
normokromik
jumlah eritrosit
posthemoragik
tanpa disertai
Anemia hemolitik
kelainan bentuk
Anemia Sickle
dan konsentrasi
hemoglobin
Cell
-
Anemia pada
Gejala Klinis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium yang digunakan untuk menegakkan diagnosis anemia
adalah:
Complete Blood Count (CBC)
Eritrosit
Hemoglobin (N : 12-16 gr/dl ; : 14-18 gr/dl)
Hematokrit (N : 37-47% ; : 42-52%)
Indeks eritrosit
Mean Cell Volume (MCV) =
hematokrit x 10
Jumlah eritrosit x 10
(N: 90 + 8 fl)
Jumlah eritrosit x 10
hemoglobin x 10
(N: 30 + 3 pg)
Mean Cell Hemoglobin Concentration (MCHC) =
hemoglobin x 10
hematokrit
(N: 33 + 2%)
Leukosit (N : 4500 11.000/mm3)
Trombosit (N : 150.000 450.000/mm 3)
Ukuran sel
Anisositosis
Poikolisitosis
Polikromasia
Biopsi
Selularitas
Morfologi
Hitung Retikulosit
skrining awal untuk membedakan etiologi anemia. Normalnya, retikulosit adalah sel darah
merah yang baru dilepas dari sumsum tulang. Retikulosit mengandung residual RNA yang akan
dimetabolisme dalam waktu 24-36 jam (waktu hidup retikulosit dalam sirkulasi). Kadar normal
retikulosit 1-2% yang menunjukkan penggantian harian sekitar 0,8-1% dari jumlah sel darah
merah di sirkulasi.
Indeks retikulosit merupakan perhitungan dari produksi sel darah merah. Nilai retikulosit akan
disesuaikan dengan kadar hemoglobin dan hematokrit pasien berdasarkan usia, gender, sarta
koreksi lain bila ditemukan pelepasan retikulosit prematur (polikromasia). Hal ini disebabkan
karena waktu hidup dari retikulosit prematur lebih panjang sehingga dapat menghasilkan nilai
retikulosit yang seolah-olah tinggi.
RI = (% retikulosit x kadar hematokrit/45%) x (1/ faktor koreksi)
Diagnosis
Tiga tahap mendiagnosa suatu anemia defisiensi besi:
1). Menentukan adanya anemia
2). Memastikan adanya defisiensi besi
3). Menentukan penyebab defisiensi. Secara laboratoris dipakai
kriteria modifikasi Kerlin untuk menegakkan diagnosa:
anemia hipokrom mikrositer pada SADT ATAU MCV <80 fl dan
MCH < 31% dengan satu atau lebih kriteria berikut:
Terdapat 2 dari parameter di bawah ini:
Besi serum <50 mg/dl
TIBC >350 mg/dl
Saturasi ttransferin <15%
Feritin serum <20 mg/dl
Pengecatan sumsum tulang dengan biru prussia menunjukkan
sideroblas negatif
Dengan pemberian sulfas ferosus 3x200mg/hari selama 4
minggu terdapat kenaikan Hb >2 gr/dl
Terapi
Terapi kausal, untuk mencari penyebab kekurangan besi
yang diderita. Bila tidak dapat menyebabkan kekambuhan.
Pemberian preparat besi:
Oral: merupakan pilihan pertama karena efektif, murah,
dan aman, terutama sulfas ferosus. Dosis anjuran
3x200mg/hari yang dapat meningkatkan eritropoiesis
hingga 2-3 kali dari normal. Pemberian dilakukan
sebaiknya saat lambung kosong (lebih sering
menimbulkan efek samping) paling sedikit selama 3-12
bulan. Bila terdapat efek samping gastrointestinal (mual,
muntah, konstipasi) pemberian dilakukan setelah makan
atau osis dikurangi menjadi 3x100mg. Untuk
meningkatkan penyerapan dapat diberikan bersama
vitamin C 3x100 mg/hari.
Parenteral,misal preparat ferric gluconate atau iron sucrose (IV pelan atau IM).
Pemberian secara IM menimbulkan nyeri dan warna hitam pada lokasi
suntikan. Indikasi pemberian parenteral:
Intoleransi terhadap preparat oral
Kepatuhan berobat rendah
Gangguan pencernaan, seperti kolitis ulseratif (dapat kambuh dengan
pemberian besi)
Penyerapan besi terganggu, seperti gastrektomi
Kehilangan darah banyak
Kebutuhan besi besar yang harus dipenuhi dalam jangka waktu yang
pendek, misalnya ibu hamil trimester 3 atau pre operasi.
Dosis yang diberikan dihitung menurut formula:
Kebutuhan besi (mg) = {(15 Hb sekarang ) x BB x 2,4} + (500 atau 1000)
Diet, terutama yang tinggi protein hewani dan kaya vitamin C.
Transfusi diberikan bila terdapat indikasi yaitu:
Terdapat penyakit jantung anemik dengan ancaman payah jantung
Gejala sangat berat, misalnya pusing sangat menyolok
Pasien memerlukan peningkatan kadar Hb yang cepat, misalnya kehamilan
trimester akhir atau pre operasi
ANEMIA MEGALOBLASTIK
A. Definisi
Anemia megaloblastik adalah anaemia yang
disebabkan abnormalitas hematopoesis dengan
karakteristik dismaturasi nukleus dan sitoplasma sel
mieloid dan eritroid sebagai akibat gangguan sintesis
DNA.
Etiologi
Defisiensi asam folat
Asupan Kurang
Gangguan Nutrisi : Alkoholisme, bayi prematur, orang tua, hemodialisis, anoreksia
nervosa.
Malabsorbsi : Alkoholisme, celiac dan tropical sprue, gastrektomi parsial, reseksi usus
halus, Crohns disease, skleroderma, obat anti konvulsan (fenitoin, fenobarbital,
karbamazepin), sulfasalazine, kolestiramin, limfoma intestinal, hipotiroidisme.
Diagnosis
Guna menegakkan diagnosis anemia megalobalstik, perlu
menelusuri pemeriksaan fisik, laboratorium darah juga sumsusm
tulang . Bisanya penderita datang berobat karena keluhan
neuropsikiatri, keluhan epigastrik, diare dan biukan oleh keluhan
aneminya. penyakit biasanya terjadi perlahan-lahan. Keluhan lain
berupa rambut cepat memutih, lemah badan, penurunan berat
badan. Pada defisiensi B12, diagnosis ditegakkan rata-rata
setelah 15 bulan dari onset gejala, biasanya didapatkan triad :
lemah badan, sore tongue, parestesi sampai gangguan berjalan.
Pada Anemia megaloblastik ditemukan :
Gejala : Anemia, ikterus ringan, glositis, stomatitis, purpura, neuropati.
SADT : eritrosit yang besar berbentuk lonjong, trombosit dan lekosit aga
menurun, hipersegmentasi netrofil, Giant stab-cell, retikulosit menurun.
Sumsum tulang hiperseluler dengan sel-sel eritroblast yang besar
(megaloblast), Giant stem-cell.
Pada anemia pernisiosa, schilling test positif.
Terapi
Suportif : - transfusi bila ada hipoksia
- suspensi trombosit bila trombositopenia
mengancam jiwa
Defisiensi B12 : Pemberian sianokobalamin atau
hidroksokobalamin.
Defisiensi asam folat : Pemberian asam folat
1mg/hari selama 2-3 minggu, kemudian dosis
pemeliharaan 0,25-0,5 mg/hari
Terapi penyakit dasar
Menghentikan obat-obat penyebab anemia
megaloblastik.
Anemia Aplastik
Definisi
Anemia anaplastik merupakan anemia yang ditandai
dengan pansitopenia (penurunan jumlah sel-sel darah
yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit) dan
hiposelularitas dari sumsum tulang. Anemia aplastik
merupakan kegagalan hemopoiesis yang jarang
ditemukan namun berpotensi membahayakan jiwa
Etiologi
Penyebab anemia aplastik pada umumnya adalah idiopatik (kurang
lebih pada 75% kasus), namun selain itu anemia aplastik juga dapat
disebabkan oleh:
a.
Didapat
Radiasi
Bahan Kimia : benzen, arsen
Obat-obatan : klorampenikol, obat-obat kemoterapi (6-merkaptopurin,
vinkristin, busulfan), fenilbutazon, antikonvulsan, senyawa sulfur, emas.
Infeksi: virus hepatitis (non-A, non-B, non-C), Epstein Barr Virus,
Parvovirus B19, HIV, sitomegalovirus
Kelainan Imunologis : eosinophillic fascitis
Kehamilan
Klasifikasi
Berdasarkan derajat pansitopenia darah tepi, anemia aplastik dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Klasifikasi
Anemia aplastik berat
Kriteria
selularitas
< 25%
sumsum tulang
1. hitung
1. sitopenia
sedikitnya
neutrofil
2
<500/L
2. hitung
darah
trombosit
<20.000/ L
3. hitung
retikulosit
absolut
<60.000/ L
Idem, kecuali hitung neutrofil
<2000/ L
Sumsum tulang hiposelularitas
namun
sitopenia
tidak
Pemeriksaan fisik
Petekie, ekimosis
Perdarahan retina
Perdarahan serviks
Darah pada feses
Pucat pada kulit dan mukosa membran
Cafe au lait spot dan perawakan yang pendek (Fanconi syndrome)
Diagnosa
Diagnosa dapat ditegakkan bila memenuhi
kriteria dibawah ini:
Terapi
Menghindari kontak dengan toksin/ obat
penyebab
Umum: menghindari kontak dengan penderita
infeksi, isolasi, menggunakan sabun antiseptik,
sikat gigi lunak, obat pelunak buang air besar,
pencegahan menstruasi: obat anovulatoir
Transfusi:
PRC
Trombosit: profilaksis pada penderita dengan
trombosit <10.000-20.000/mm3. Bila
terdapat infeksi, perdarahan, demam, maka
diperlukan transfusi pada kadar trombosit
yang lebih tinggi.
Granulosit : tidak bermanfaat sebagai
profilaksis. Dapat dipertimbangkan
pemberian 1 x 1010 neutrofil selama 4-7 hari
Penanganan infeksi
Transplantasi sumsum tulang
Merupakan terapi terpilih untuk usia muda 9-40 tahun dengan anemi aplastik berat dan HLA cocok
Imunosupresif
ATG (Anti Thymocyte Globulin)
Dosis : 10-20 mg/kgBB/hari, diberikan selama 4-6 jam dalam larutan NaCl dengan filter selama 8-14
hari, lakukan skin test terlebih dahulu. Untuk mencegah serum sickness, diberikan Prednison
40mg/m2/hari selama 2 minggu, kemudian dilakukan tappering off.
Efek samping: demam, menggigil, rash, trombositopenia, serum sickness, hipotensi.
Catatan :
jika trombosit <50.000/mm3 sebelum dan sesudah ATG, perlu transfusi suspensi trombosit
Jika ada serum sickness : metilprednisolon 10/mg/kgBB/hari IV atau kortikosteroid yang setara
Cyclosporin A
Dosis : 3-7mg/kgBB/hari dalam 2 dosis, penyesuaian dosis dilakukan setiap minggu untuk
mempertahankan kadar dalam darah 400-800 mg/ml.
Pengobatan diberikan minimal selama 3 bulan, bila ada respon, diteruskan sampai respon maksimal,
kemudian dosis diturunkan dalam beberapa bulan.
Kombinasi ATG dan Cyclosporin A
Stimulasi hematopoiesis dan regenerasi sumsum tulang
rh GM-CSF (rekombinan Human Granulocyte-Macrophage Colony Stimulating Factor)
Androgen : testosteron/ metil testosteron ; 1-2 mg/kgBB/ hari
Kortikosteroid : prednison 1-2 mg/kgBB/hari diberikan maksimum 3 bulan
Anemia Hemolitik
Terapi
Tergantung etiologi
Anemia Hemolitik autoimun :
Glukokortikoid : Prednison 40 mg/m2 luas permukaan tubub (LPT)/hari. Respon
biasanya terlihat setelah 7 hari, retikulosit meningkat, Hb meningkat 2-3
gr %/minggu. Bila Hb sudah mencapai 10 gr%, dosis steroid dapat diturunkan
dalam 4-6 minggu sampi 20 mg/m 2 LPT/bari; kemudian diturunkan salam 3-4
bulan. Beberapa kasus memerlukan prednison dosis pemeliharaan 5-10 mg selang
sehari
Splenoktomi : pada kasus yang tidak berespon dengan pemberian
glukokortikoid
Imunosupresif : pada kasus gagal steroid dan tidak memungkinkan
splenoktomi
Azatioprin : 80 mg/m2/hari, atau
Siklofosfamid : 60-75 mg/m2/hari
Obat imunosupresif diberikan selama 6 bulan. kemudian tappering off, biasanya
dikombinasikan dengan Prednison 40 mg/m2 LPT/hari. Dosis prednison diturunkan
bertahap dalam waktu 3 bulan
Obat imunosupresif intravena : 0,4 gr/kgBB/hari sampai 1 gr/kgBB/hari selama 5
hari
Danazol : 600-800 mg/hari, bila ada respon, dosis diturunkan menjadi 200-400
mg/hari.
Diberikan bersama dengan Prednison.
Plasmaferess