14. Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau dengan cara lain.
15. Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang berhubungan dengan pembayaran
pajak.
16. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan yang menentukan
besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran
pokok pajak, besarnya administrasi, dan jumlah yang masih harus dibayar.
17. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
18. Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.
19. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak.
20. Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.
21. Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak.
22. Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri oleh Wajib
Pajak ditambah dengan pokok pajak terutang dalam Surat Tagihan Pajak karena Pajak
Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar, ditambah dengan pajak yang
dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajak atas penghasilan yang dibayar atau
terutang diluar negeri, dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak
yang dikurangkan dari pajak yang terutang.
23. Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapat
dimasukkan dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak atau setelah
dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yang dikurangkan dengan dari
pajak yang terutang.
24. Pekerjaan Bebas adalah pekerjaan yang dilakukan orang pribadi yang mempunyai
keahlian khusus yang tidak terikat pada hubungan kerja.
25. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan,
dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan.
26. Bukti Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau bukti berupa keterangan, tulisan
atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuat bahwa sedang atau
telah terjadi tindak pidana dibidang perpajakan.
41. Tanggal diterima adalah tanggal stempel pos, tanggal faksimili, atau dalam hal diterima
secara langsung yaitu tanggal pada saat surat, keputusan, atau putuasn disampaikan
secara langsung.
UU No. 28 tahun 2007 pada dasarnya mengatur hak dan kewajiban Wajib Pajak,
wewenang dan kewajiban aparat pemungut pajak, serta sanksi perpajakan.
System self assessment
sistem pemungutan pajak ini memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk
menghitung sendiri, melaporkan sendiri, dan membayar sendiri pajak yang terhutang yang
seharusnya dibayar.
Ciri-ciri sistem pemungutan pajak ini :
1. Pajak terhutang dihitung sendiri oleh wajib pajak
2. Wajib pajak bersifat aktif dengan melaporkan
3. Membayar sendiri pajak terhutang yang seharusnya dibayar
Self assessment merupakan suatu sistem perpajakan yang memberikan kepercayaan dan
tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk :
a. berinisiatif mendaftarkan dirinya untuk mendapatkan NPWP (nomor pokok wajib pajak)
b. Menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutang.
B.
1.
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagi tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak
2.
4.
a) Semua wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan system self assessment,
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak untuk dicatat sebagai Wajib
Pajak sekaligus untuk mendapatkan nomor pokok Wajib Pajak. KUP: Pasal 2 ayat (2)
b) Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula untuk wanita kawin yang dikenai pajak
secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara
tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta. KUP: Pasal 2 ayat (1)
c) Direktur jenderal pajak menErbitkan Nomor Wajib Pajak dan/atau mengukuhkan pengusaha
kena pajak secara jabatan apabila wajib pajak atau pengusahakena pajak tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan/ atau ayat (2). KUP: Pasal 2 ayat (3)
d) Kewajiban mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi jangka waktunya, karena
hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan kewajiban mengenai pajak terutang. Jangka
waktu pendaftaran NPWP tersebut adalah:
Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib
Pajak badan, paling lambat 1 (satu) bulan setelah usaha mulai dijalankan.
Bagi Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan usaha atau pekerjaan bebas
apabila sampai dengan satu bulan yang jumlahnya melebihi PTKP setahun, wajib
mendaftarkan diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
5.
Sanksi
Tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau menyalahgunakan tanpa hak NPWP,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan Negara, dipidana penjara paling
singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit 2 kali pajak terutaang
yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak
atau kurang dibayar. KUP: Pasal 39 ayat (1) huruf a.
Pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditambahkan 1 kali menjadi 2 kali sanksi
pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang perpajakan sebelum
lewat 1 tahun, terhitung sejakselesainya menjalani pidana penjara yang dijatuhkan. KUP:
Pasal 39 ayat (2).
Setiap orang melakukan percobaan untuk melakukan tindak pidana menyalahgunakan
atau menggunakan tanpa hak NPWP sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b,
dalam rangka mengajukan permohonan restitusi atau melakukan kompensasi pajak atau
pengkreditan pajak, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 bulan dan paling
lama 2 tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah restitusi yang dimohonkan dan/atau
kompensasi atau pengkreditan yang dilakukan dan paling banyak 4 kali jumlah restitusi
tersebut.
6. Penghapusan NPWP
Penghapusan NPWP dilakukan dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Wajib Pajak orang pribadi meninggala dunia dan tidak meninggalkan warisan;
b. Warisan yang belum terbagi dalam kedudukan sebagai subjek pajak sudah selesai dibagi;
c. Wajib Pajak badan yang telah dibubarkan secara resmi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Bentuk Usah Tetap yang karena suatu hal kehilangan statusnya sebagai bentuk usaha tetap.
e. Wajib Pajak orang pribadi lainnya, selain yang dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang tidak
memenuhi syarat lagi sebagai Wajib Pajak
7. Format NPWP
NPWP terdiri dari 15 digit, yaitu 9 digit pertama merupakan Kode Wajib Pajak dan 6
digit berikutnya merupakan Kode Administrasi Perpajakan. Berikut ini adalah salah satu contoh
NPWP:
0 1 5 1 2 0 0 2 2 5 0 4 0 0 0
C.
Tempat pendaftaran dan/atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan pada ayat (1)
dan ayat (2); dan/atau
Tempat pendaftaran pada kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat tinggal dan atau kantor Direktorat Jendral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
tempat usaha dilakukan, bagi wajib pahjak orang tertentu.
c. Jangka waktu melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak adalah
selambat-lambatnya 1 (satu) setelah saat usaha dimulai.
2. Fungsi Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
a. Sebagai identitas Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan;
b. Sebagai sarana pengawasan dalam melaksanakan hak dan kewajiban PK di bidang PPN dan
PPn-BM
3. Pencabutan Pengukuhan PKP
Pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dilakukan antara lain dalam hal:
a. Pengusaha Kena Pajak pindah alamat
b. Wajib Pajak badan telah dibubarkan secara resmi
c. Tidak memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak
4. Sanksi
Setiap orang yang dengan sengaja :
Tidak mendaftarkan diri untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak atau
menyalahgunakan atau menggunakan tanpa hak pengukuhan Pengusaha Kena Pajak,
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling
sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling
banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. KUP : Pasal
39 ayat (1) huruf a.
Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) ditambahkan 1 (satu) kali menjadi 2
(dua) kali sanksi pidana apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang
perpajakan sebelum lewat 1 (satu) tahun, terhitung sejak selesainya menjalani pidana
penjara yang dijatuhkan. KUP: pasal 39 ayat (2)
D.
Surat setoran pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan
dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui
tempat pembayaran yang ditunjuk oleh menteri keuangan.
a.
b.
Kantor pos.
1
2
3
4
5
6
7
Jenis Pajak
PPh pasal 21
PPh pasal 25
10
11
PPN dan PPn-Bm Direktorat1 (satu) hari setelah pemungutan pajak dilakukan
Jendral Bea dan Cukai
12
PPN
dan
Bendaharawan
b.
Harus dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah Tahun Pajak
atau Bagian Tahun Pajak berakhir
c.
STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Pembetulan Kesalahan, Surat Keputusan Keberatan, dan
Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah:
Harus dilunasi selambat-lambatnya satu bulan sejak diterbitkannya surat-surat tersebut.
Dalam hal tanggal pembayaran atau penyetoran jatuh pada hari libur, maka pembayaran atau
penyetoran harus dilakukan pada hari kerja berikutnya.
Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib pajak digunakan untuk
melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek
pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
Digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang penghasilan dari pekerjaannya lebih dari
satu pemberi kerja, atau penghasilannya lebih dari Rp60.000.000,00 setahun, atau Wajib
Pajak tersebut memiliki penghasilan lain. Formulir 1770S ini tidak bisa digunakan oleh Wajib
Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
- Formulir 1770 SS
Formulir SPT Tahunan yang paling sederhana yang ditujukan Wajib Pajak Orang
Pribadi yang penghasilannya setahun hanya dari pekerjaan dan jumlahnya tidak lebih dari
Rp60.000.000,00 setahun.
- Bukti Potong 1721- A1 dan atau 1721- A2
Formulir keterangan dari pemberi kerja yang menjelaskan pajak dari wajib pajak
yang sudah dipotong oleh pemberi Kerja.Formulir ini dilampirkan saat SPT dilaporkan.
C. Jenis surat Pemberitahuan
- SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Pasal 26;
- SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 22;
- SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 23 dan Pasal 26;
- SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 25;
- SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2);
- SPT Masa Pajak Penghasilan Pasal 15;
- SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai;
- SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut;
- SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang
menggunakan nilai lain sebagai Dasar Pengenaan Pajak;
- SPT Masa Pajak Penjualan atas Barang Mewah;
1.
pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun
Pajak;
penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;
harta dan kewajiban;
pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak.
2.
3.
SSP Standar diisi sesuai dengan Buku Petunjuk Pengisian SSP sebagaimana ditetapkan
dalam lampiranII Peraturan Direktur Jenderal Pajak No. Per-01/PJ./2006
Wajib Pajak dapat mengadakan sendiri SSP Standar sepanjang bentuk, ukuran dan isinya
sesuai dengan lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
c. SSP Khusus
SSP Khusus adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak terutang ke Kantor Penerima
Pembayaran yang dicetak oleh Kantor Penerima Pembayaran dengan menggunakan mesin
transaksi dan atau alat lainnya yang isinya sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-01/Pj./2006, dan mempunyai fungsi yang sama dengan
SSP Standar dalam administrasi perpajakan. SSP Khusus dicetak oleh Kantor Penerima
Pembayaran yang telah mengadakan kerja sama Monitoring Pelaporan Pembayaran Pajak
(MP3) dengan Direktorat Jenderal Pajak.
SSP Khusus dicetak :
pada saat transaksi pembayaran atau penyetoran pajak sebanyak 2 (dua) lembar, yang
berfungsi sama dengan lembar ke-1 dan lembar ke-3 SSP Standar;
terpisah sebanyak 1 (satu) lembar, yang berfungsi sama dengan lembar ke-2 SSP Standar
untuk diteruskan ke KPPN sebagai lampiran Daftar Nominatif Penerimaan (DNP).
d. SSPCP (Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak dalam Rangka Impor)
SSPCP adalah SSP yang digunakan importir atau wajib bayar dalam rangka impor.
SSPCP dibuat dalam rangkap delapan yang diperuntukannya sebagai berikut:
- Lembar ke 1a. Untuk KPBC melalui penyetor
- Lembar ke 1b. Untuk penyetor
- Lembar ke 2a. Untuk KPBC melalui KPPN
- Lembar ke 2b dan ke 2c. Untuk KPP melalui ke KPPN
- Lembar ke 3a dan ke 3b. Untuk KPP melalui penyetor
- Lembar ke 4 untuk Bank Devisa persepsi, Bank Perserpsi atau PT POS Indonesia
e. SSCP (Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan PPN hasil tembakau buatan
dalam negeri)
SSCP adalah SSP yang digunakan oleh pengusaha untuk cukai atas barang kena cukai
dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri. SSCP di buat dalam 6 rangkap:
- Lembar ke 1a. Untuk KPBC melalui penyetor
- Lembar ke 1b. Untuk penyetor
- Lembar ke 2a. Untuk KPBC melalui KPPN
- Lembar ke 2b. Untuk KPP melalui KPPN
- Lembar ke 3 untuk KPP melalui Penyetor
- Lembar ke 4 untuk bank persepsi
Surat ketetapan pajak adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi :
1. Surat Tagihan Pajak (STP) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda. Timbulnya Surat Tagihan Pajak (STP) adalah
karena keterlambatan kewajiban melaporkan (Denda Pasal 7), keterlambatan
pembayaran, atau karena terdapat kekurangan pembayaran dari yang seharusnya, dan
tunggakan pajak yang terlambat dibayar (STP bunga Penagihan). Pokok pajak dari
kekurangan pembayaran ini dapat menjadi kredit pajak yang sifatnya mengurangi jumlah
pajak yang harus dibayar dalam perhitungan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT
Tahunan).
2. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih
harus dibayar.
3. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar
daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang. Timbulnya pajak lebih bayar
ini disebabkan karena kredit pajak yang lebih besar daripada pajak yang seharusnya
dibayar. Untuk SPT masa PPN bisa disebabkan karena dalam transaksi awal telah
dipungut PPN oleh bendaharawan atau pemungut pajak, juga karena adanya transaksi
ekspor yang memiliki tarif pajak 0% sehingga selisih lebih bayar karena kredit pajak
masukan telah dibayar PPN 10%. Sedangkan dalam SPT Tahunan PPh disebabkan karena
kredit pajak yang lebih besar dibandingkan pajak yang seharusnya terutang sehingga
menyebabkan lebih bayar. Untuk mengembalikan kelebihan pajak ini kepada Wajib Pajak
yang bersangkutan dilakukan pemeriksaan untuk membuktikan bahwa dokumen dan
data-data terkait telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.
4. Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang
dan tidak ada kredit pajak.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT) adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan. Timbulnya ketetapan ini
biasanya dikarenakan adanya data baru yang belum terungkap pada saat pemeriksaan
sebelumnya pada tahun pajak yang ber
KEBERATAN
Keberatan adalah cara yang ditempuh oleh wajib Pajak jika merasa tidak/kurang puas
atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/pemungutan oleh
pihak ketiga.
Dalam pelaksanaan ketentua peraturan perundang-undangan perpajakan kemungkinan
terjadi bahwa Wajib Pajak (WP) merasa kurang/ tidak puas atas suatu ketetapan pajak yang
dikenakan kepadanya atau atas pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga. Dalam hal ini WP
dapat mengajukan keberatan.
Hal-hal yang Dapat Diajukan Keberatan
Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan atas:
Wajib menyebutkan jumlah pajak yang terutang atau jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut atau jumlah rugi menurut penghitungan WP dan disertai alasan-alasan yang
jelas.
Satu keberatan harus diajukan untuk satu jenis pajak dan satu tahun/ masa pajak.
Keberatan harus diajukan dalam Jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKPKB,
SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak tanggal dilakukan pemotongan/ pemungutan oleh pihak
ketiga.
Untuk surat keberatan yang disampaikan langsung ke KPP, maka jangka waktu 3 (tiga)
bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan
pemotongan/pemungutan oleh pihak ketiga sampai saat keberatan diterima oleh Kantor
Pelayanan Pajak.
Untuk surat keberatan yang disampaikan melalui pos (harus dengan pos tercatat), jangka waktu 3
bulan dihitung sejak tanggal SKPKB, SKPKBT, SKPLB, SKPN atau sejak dilakukan
pemotongan/ pemungutan oleh pihak ketiga sampai dengan tanggal tanda bukti pengiriman
melalui Kantor Pos dan Giro.
Jika lewat tiga bulan, surat keberatan tidak dianggap karena tidak memenuhi syarat
formal.Tetapi juga membolehkan jangka waktu lebih dari tiga bulan jika dalam keadaan diluar
kekuasaannya. Inilah klausul yang sering dimanfaatkan oleh Wajib Pajak.Pengajuan Keberatan
tidak menunda kewajiban membayar pajak dan pelaksanaan penagihan pajak.
Penyelesaian Keberatan
Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu paling lama 12 (dua betas) bulan sejak
tanggal surat keberatan diterima, harus memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan.
Apabila dalam jangka waktu 12 (dua belas ) telah lewat dan Direktorat Jenderal Pajak tidak
memberi suatu keputusan, maka keberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima. Keputusan
keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya
jumlah pajak terhutang.
Banding
SK Keberatan tidak dapat menjadi Wajib Pajak puas. Masih ada satu kesempatan lagi
bagi Wajib Pajak untuk menguji pendapatnya, yaitu melalui proses banding ke Pengadilan Pajak.
Tata Cara Pengajuan Permohonan Banding
Apabila WP tidak atau belum puas dengan keputusan yang diberikan atas keberatan, WP
dapat mengajukan banding kepada Pengadilan Pajak, dengan syarat:
DALUWARSA
Daluarsa merupakan suatu alat untuk memperoleh sesuatu atau untuk dibebaskan dari
suatu perikatan dengan lewatnya waktu tertentu dan syarat yang ditentukan oleh undang-undang.
Pemeriksaan
Serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan atau bukti yg
dilaksanakan secara objetif dan profesional brdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Jenis Pemeriksaan
Berdasarkan dengan tujuan di atas, pelaksanaan pemeriksaan perpajakan terbagi menjadi 2 jenis
pemeriksaan, yaitu sebagai berikut :
Pemeriksaan Lapangan
Pemeriksaan lapangan dilakukan atas suatu jenis pajak atau seluruh jenis pajak untuk
tahun berjalan dan atau tahun-tahun sebelumnya dan atau tujuan lain yang dilakukan di tempat
wajib pajak. Pemeriksaan lapangan ini dilaksanakan dapat dengan cara pemeriksaan lengkap atau
pemeriksaan sederhana. Pemeriksaan lengkap terhadap wajib pajak dilakukan dengan
menerapkan teknik-teknik pemeriksaan yang lazim digunakan dalam pemeriksaan pada
umumnya sedangkan pemeriksaan sederhana dilakukan dengan menerapkan teknik-teknik
pemeriksaan dengan bobot dan kedalaman yang sederhana sesuai dengan ruang lingkup
pemeriksaan.
Pemeriksaan lapangan dapat dilakukan dalam jangka waktu tempat bulan dan dapat
diperpanjang paling lama delapan bulan yang dihitung sejak Wajib Pajak datang memenuhi Surat
Panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
Pemeriksaan Kantor
Pemeriksaan kantor dilakukan atas suatu jenis pajak tertentu baik tahun berjalan dan atau
tahun-tahun sebelumnya yang dilakukan di kantor direktorat Jenderal Pajak. Pemeriksaan ini
hanya dapat dilaksanakan dengan pemeriksaan sederhana.
Pemeriksaan kantor dapat dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan dan dapat
diperpanjang paling lama enam bulan yang dihitung sejak Wajib Pajak datang memenuhi Surat
Panggilan dalam rangka pemeriksaan kantor sampai dengan tanggal Laporan Hasil Pemeriksaan.
Jangka Waktu Pemeriksaan
PENYIDIKAN
Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu
membuat terang tindak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta menemukan tersangkanya
menggunakan
satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
5.
Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan Surat Setoran Pajak
ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
7. Menyelenggarakan pembukuan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak baan, dan melakukan pencatatan bagi Wajib
Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
8. Memperlihatkan dan/ atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh,
kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek yang terutang pajak;
9. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan
memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau
10. Memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa
7. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan
Keberatan.
8. Menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan
memenuhi
kewajiban
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan.
1) Diselenggarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang
sebenarnya dengan menggunakan Huruf latin, Angka arab, Satuan mata uang rupiah, dan
Disusun dalam bahasa Indonesia
6) Bagi wp yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha dan/ atau tempat usaha, pencatatan
harus dapat menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis usaha dan/ atau
tempat usaha yang bersangkutan
7)
melakukan pencatatan adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
SANKSI PAJAK
Ada 2 macam Sanksi perpajakan :
1. Sanksi Administrasi
a. Sanksi Adrninistrasi Berupa Denda
Sanksi denda adalah jenis sanksi yang paling banyak ditemukan dalam UU
perpajakan. Terkait besarannya denda dapat ditetapkan sebesar jumlah tertentu,
persentase dari
Pada sejumlah pelanggaran, sanksi denda ini akan ditambah dengan sanksi
pidana. Pelanggaran yang juga dikenai sanksi pidana ini adalah pelanggaran yang
sifatnya alpa atau disengaja.
b. Sanksi Aministrasi Berupa Bunga
Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan atas pelanggaran yang menyebabkan
utang pajak menjadi lebih besar. Jumlah bunga dihitung berdasarkan persentase tertentu
dari suatu jumlah, mulai dari saat bunga itu menjadi hak/kewajiban sampai dengan saat
diterima dibayarkan.
Terdapat beberapa perbedaan dalam menghitung bunga utang biasa dengan bunga
utang paiak. Penghitungan bunga utang pada umumnya menerapkan bunga majemuk
(bunga berbunga). Sementara, sanksi bunga dalam ketentuan pajak tidak dihitung
berdasarkan bunga majemuk.
Besarnya bunga akan dihitung secara tetap dari pokok pajak yang tidak/kurang
dibayar. Tetapi, dalam hal Waiib Paiak hanya membayar sebagian atau tidak membayar
sanksi bunga yang terdapat dalam surat ketetapan pajak yang telah diterbitkan, maka
sanksi bunga tersebut dapat ditagih kembali dengan disertai bunga lagi. Perbedaan
lainnya dengan bunga utang pada umumnya adalah sanksi bunga dalam ketentuan
perpajakan pada dasarnya dihitung 1 (satu) bulan penuh. Dengan kata lain, bagian dari
bulan dihitung 1 (satu) bulan penuh atau tidak dihitung secara harian.
c. Sanksi Administrasi Berupa Kenaikan
Jika melihat bentuknya, bisa jadi sanksi administrasi berupa kenaikan adalah
sanksi yang paling ditakuti oleh wajib Pajak. Hal ini karena bila dikenakan sanksi
tersebut, jumlah pajak yang harus dibayar bisa menjadi berlipat ganda. Sanksi berupa
kenaikan pada dasarnya dihitung dengan angka persentase tertentu dari jumlah pajak
yang tidak kurang dibayar.
Jika dilihat dari penyebabnya, sanksi kenaikan biasanya dikenakan karena Wajib
Pajak tidak memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan dalam menghitung jumlah
pajak terutang.
2. Sanksi Pidana
Kita sering mendengar isilah sanksi pidana dalam peradilan umum. Dalam
perpajakan pun dikenai adanya sanksi pidana. UU KUP menyatakan bahwa pada
dasarnya, pengenaan sanksi pidana merupakan upaya terakhir untuk meningkatkan
kepatuhan Wajib Pajak.
Namun, pemerintah masih memberikan keringanan dalam pemberlakuan sanksi
pidana dalam pajak, yaitu bagi Wajib Pajak yang baru pertama kali melanggar ketentuan
Pasal 38 UU KUB tidak dikenai sanksi pidana, tetapi dikenai sanksi administrasi.
Pelanggaran Pasal 38 UU KUP adalah tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan
SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan yang
isinya tidak benar sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Hukum pidana diterapkan karena adanya tindak pelanggaran dan tindak
kejahatan. Sehubungan dengan itu, di bidang perpajakan, tindak pelanggaran disebut
dengan kealpaan, yaitu tidak sengaja, lalai, tidak hati-hati, atau kurang mengindahkan
kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Sedangkan tindak kejahatan adalah tindakan dengan sengaja tidak mengindahkan
kewajiban pajak sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara.
Meski dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, tindak pidana di
bidang perpajakan tidak dapat dituntut setelah jangka waktu 10 (sepuluh) tahun
terlampaui.Jangka waktu ini dihitung sejak saat terutangnya pajak, berakhirnya masa
pajak, berakhirnya bagian tahun pajak, atau berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan.
Penetapan jangka waktu 10 (sepuluh) tahun ini disesuaikan dengan daluarsa
penyimpanan dokumen-dokumen perpajakan yang dijadikan dasar penghitungan jumlah
pajak yang terutang, yaitu selama 10 (sepuluh) tahun.
TUGAS PERPAJAKAN
Perpajakan dan Tata Cara Perpajakan
Di susun oleh :
Divana Eka P
Nindya Tyas I
Annisa Ayu D
Noorhusaini
Abu Khair
(142130027)
(142130035)
(142130038)
(142130047)
(142130065)