PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman yang banyak memiliki
keistimewaan. Salah satu keistimewaan lidah buaya hanya digunakan sebagai
bahan baku obat (farmasi) dan bahan kosmetik. Gel lidah buaya bagian yang
sering dimanfaatkan untuk membantu sistem pencernaan, karena mengandung
senyawa Antrakuinon. Selain itu, kandungan Saponin dan Lignin juga
dimanfaatkan sebagai antiseptik, antibiotik dan melindungi kulit dari dehidrasi
dan menjaga kelembaban kulit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mengakibatkan pemanfaatan lidah buaya semakin berkembang (Suryowidodo,
1988).
Kaca piring merupakan tanaman perdu yang mempunyai bunga berwarna
putih dan harum. Kaca piring disebut tanaman multi guna, karena setiap bagian
tanaman memiliki fungsi. Daun kaca piring mempunyai komponen yang
dapatmembentuk gel, berwarna hijau tua, mengandung klorofil yang merupakan
pigmen alami tanamantingkat tinggi, ditemukan kompleks multiseluler, dan pada
jaringan eukariot. Pemanfaatan daun Kaca piring selama ini oleh masyarakat dan
dunia kesehatan lebih banyak dikenal dan dimanfaatkan sebagai tanaman obat
tradisional dengan cara direbus yang dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit seperti Diabetes Mellitus, penurun damam, Sariawan, Sembelit dan
gangguan buang air besar yang lainnya (Azuri, DS. dan Suwartono, Eddy, 2003).
Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan terjadinya
hiperglikemi yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan atau kerja
insulin, sehingga terjadi abormalitas metabolism karbohidrat, lemak dan protein.
Identifikasi fitokimia daun kacapiring menunjukkan bahwa daun mengandung
senyawa flavonoid, saponin, tanin, asam galat, steroid atau terpenoid (Fatmawati
2003). Senyawa fitokimia ini merupakan kelompok senyawa polifenol yang
berfungsi sebagai antioksi dan alami, sehingga sangat berpotensi untuk
dikembangkan.
Sangat diharapkan adanya diversifikasi produk dari lidah buaya dan daun
kacapiring agar dapat memberikan nilai tambah bagi sehingga masyarakat lebih
BAB 2. METODE
2.1 Konsep Produk
Konsep produk yang kami gagaskan menggunakan bahan baku lidah
buaya (Aloe vera) dan daun kaca piring yakni dengan mengolahnya menjadi
puding lapis. Lidah buaya dan daun kacang piring memiliki komposisi gizi ketika
diformulasikan dengan bahan yang mengandung kalori rendah dapat bermanfaat
untuk awal pencegahan diabetes mellitus. Puding lapis ini bisa divariasikan,
dikombinasikan atau disubstitusi dengan gula jagung (rendah kalori). Puding lapis
ini memiliki sisi menarik karena penyajiannya yang lebih mudah, cita rasa lebih
enak, lebih murah dan lebih disukai semua kalangan. Puding lapis memiliki
khasiat sebagai obat pencegahan awal penyakit diabetes mellitus dan sebagai
pilihan menu camilan dan jajanan.
Kami berencana menambahkan saus jeruk untuk mempercantik tampilan
puding lapis. Karena pada dasarnya bahan baku yang kami pilih termasuk buah
yang memiliki rasa pahit. Jeruk memiliki kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
Dalam 100 g buah jeruk terdapat vitamin C sebanyak 43 mg dan vitamin A
sebanyak 20 SI (Satuan Internasional), sehingga buah jeruk memiliki potensi
cukup baik dalam pencegahan rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003).
Selain itu, buah jeruk memiliki kandungan air sebanyak 70 - 92 %, gula, asam
organik, asam amino, vitamin, zat warna, dan mineral. Selain terdapat dalam sari
buah jeruk, vitamin C dari jeruk juga dapat diperoleh dari daging dan kulit buah,
terutama pada lapisan terluar kulit buah jeruk (Pracaya, 2000). Dengan adanya
penambahan inovasi, produk puding lapis dengan cita rasa buah alami memiliki
potensi untuk dapat bersaing dengan produk puding lain yang telah beredar
dipasaran.
2.2 Bahan Yang digunakan Dalam Pembuatan Puding Lapis Lidah Buaya
dan Daun Kaca Piring
Bahan :
1. 1 bungkus agar-agar merah
2. Gula tropikana / gula jagung rendah kalori
3. 750 ml susu cair
DAFTAR PUSTAKA
Azuri, DS. Dan Suwartono, Eddy. 2003. TanamanObatTradisional. Jakarta:
BalaiPustaka.
Fatmawati (2003) TelaahKandungan Kimia DaunKacapiring,
(http://fa.lib.itb.ac.id/go.phd?id, diakses 25 November 2007).
Malang
Jakarta:
Varietas,Budidaya,
danpascapanen.