PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di dalam Undang-Undang Dasar tentang Kesehatan pasal 23 tahun 1992,
diare sebanyak 10.764 kasus, 5.595 diantaranya adalah anak balita (Dinas Kesehatan
Kota Padang, 2006).
Dilihat dari 19 puskesmas yang ada, puskesmas Kuranji merupakan urutan kedua
tertinggi menurut jumlah penderita diare. Dengan insiden penderita diare pada balita
tahun 2006 sebanyak 598 kasus diare (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2006).
Kecamatan Kuranji merupakan kecamatan yang terletak di perbukitan dan dilalui
oleh sungai-sungai besar dan kecil. Sebagian besar penduduk masih memiliki sistem
MCK (mandi, cuci, kakus) dari sungai yang ada disekitarnya.
Menurut pemegang program penyakit diare di Puskesmas Kuranji, anak balita yang
berkunjung di Puskesmas tersebut, sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu,
dengan pendidikan orang tua rata-rata SD, SLTP, SMA. Dilanjutkan dengan observasi
lingkungan di Kecamatan Kuranji, ditemukan kebiasaan masyarakat yang kurang baik
seperti : personal hygiene, mandi dan jamban di sungai serta sebagian penduduk
merupakan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah.
Berdasarkan studi pendahuluan terhadap sepuluh Ibu yang mempunyai balita di
Puskesmas Kuranji, 4 orang Ibu mengetahui tentang diare, gejala dan perawatannya. Dan
6 orang Ibu menganggap diare adalah penyakit yang wajar dan ibu membawa balita ke
puskesmas bila belum juga sembuh dalam beberapa hari. Berdasarkan data diatas penulis
tertarik untuk meneliti Gambaran tingkat pengetahuan Ibu balita tentang diare di
Puskesmas Kuranji.
1.2
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian yaitu Bagaimana
tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Puskesmas Kuranji Padang tahun 2010.
1.3
1.3.1
Tujuan Penulisan
Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Ibu balita tentang diare di
Puskesmas Kuranji padang tahun 2010.
1.3.2
Tujuan Khusus
1.4
1.4.1
Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang telah di dapat selama mengikuti
1.4.2
Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan bagi tenaga Puskesmas Kuranji dalam menjalankan
kegiatan program dan acuan dalam memberikan bimbingan serta penyuluhan pada ibuibu yang mempunyai balita tentang penyakit diare.
1.4.3
1.5
Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian adalah variabel independen yaitu pengetahuan ibu
yang mempunyai balita tentang diare yang meliputi: defenisi, penyebab, gejala, akibat,
pencegahan, penatalaksanaan diare di Puskesmas Kuranji tahun 2010.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1
Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).
2.1.2
Tingkat Pengetahuan
Tingkat ini bertujuan untuk mengelompokan tingkah laku suatu masyarakat atau
individu yang diinginkan, bagaimana individu berpikir, berbuat sebagai hasil untuk
pengetahuan yang telah diberikan. Adapun tingkat pengetahuan itu adalah:
2.1.2.1 Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap suatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan
yang telah diterima, oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja yang paling dapat mendukung bahwa orang tahu tentang apa yang
pernah
dipelajarinya
antara
lain
menyebutkan,
menguraikan,
mendefenisikan,
ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merumuskan, dapat meringkaskan dan dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
2.2
2.2.1
Konsep Diare
Pengertian
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat bewarna hijau atau dapat pula
bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 1997). Diare adalah buang air
besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya 3 kali atau lebih dalam sehari (Depkes RI, 1994). Sedangkan menurut WHO
(1980), diare adalah buang air besar encer atau lebih 3 kali sehari. Pada neonatus
dikatakan diare apabila frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali dan bayi yang usianya
lebih dari satu bulan dikatakan diare, bila frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali
(FKUI, 1999). Diare adalah buang air besar encer lebih dari 4 kali sehari, baik disertai
lendir atau darah maupun tidak (Widjaya, 2002).
2.2.2
Penyebab
merupakan
bakteri
Vibrio,
E.
Coli,
Salmonella,
shigela,
pencernaan
2. Malabsorbsi lemak :
Dalam makanan terdapat lemak yang disebut trigyserida dan dengan
bantuan kelenjer lipase dapat mengubah lemak, menjadi micelles yang
siap diabsorsi usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa
usus, lemak tidak diserap dengan baik, maka terjadilah diare.
3. Malabsorbsi protein:
a. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
b. Faktor psikologis : Rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare, terutama pada anak yang lebih besar.
2.2.2.2 Epidemiologi
a. Penyebaran kuman penyebab diare:
a) Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain
melalui makanan/minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung
dengan tinja penderita.
b) Masa inkubasi atau berkembang biasanya kuman ini sekitar 8-48 jam
c) Biasanya menyerang keluarga yang sanitasinya buruk, tidak memiliki
persedian air bersih dan lingkungan yang kotor.
d) Vibrio cholerae masuk kedalam usus halus, menyerang dinding usus halus
dan bahkan dapat masuk pula ke pembuluh darah yang terdapat di dinding
usus halus.
b. Faktor penjamu dapat meningkatkan kerentanan terhadap diare, meningkatkan
insiden dan lamanya diare.
dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, yaitu melalui makanan dan
minuman, maka dapat menimbulkan kejadian penyakit diare.
2.2.3
Jenis-jenis diare
Diare kronis
Diare kronis disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ganguan bakteri, jamur dan
parasit. Faktor lain seperti malabsorbsi kalori dan lemak, biasanya berlangsung lebih dari
dua minggu.
2.2.4
2.2.4.1
Gejala diare
Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan meninggi, nafsu makan
berkurang atau tidak ada.
2.2.4.2
2.2.4.3
2.2.4.4
2.2.4.5
2.2.4.6
Makin lama bisa dehidrasi ditandai dengan rasa haus, selaput lendir kering,
kelopak mata cekung dan mata cekung, pada bayi biasanya ubun-ubun cekung,
turgor kulit berkurang, nadi lemah dan cepat.
2.2.5
Akibat diare
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
2.2.5.1 Kehilangan cairan tubuh dan elektrolik (dehidrasi) tergantung jumlah cairan yang
keluar : dehidrasi ringan, sedang dan berat.
2.2.5.2 Asidosis metabolik akibat kehilangan bikarbonat melalui metosis, kelaparan
diagnosa anuria dan pembinaan asam laktat karena hipotesa jaringan tubuh.
2.2.5.3 Defisiensi kalium.
2.2.5.4 Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan ( masukan makanan kurang, keluaran
bertambah ) atau akibat muntah dan BAB.
2.2.5.5 Gangguan pertumbuhan.
Ganguan ini terjadi karena asupan makanan terhenti, sementara pengeluaran zat
gizi terus berjalan. Jika tidak ditangani dengan benar, diare akan menjadi kronis
akibatnya anak akan kehilangan gizi dan menghambat pertumbuhan fisik dan
jaringan anak.
2.2.5.6 Gangguan sirkulasi darah akibat cairan banyak keluar melalui muntah dan BAB
sehingga terjadi shock.
Tanda dan gejala diare dari dehidrasi ringan sampai dehidrasi berat dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Derajat Dehidrasi Menurut WHO (World Health Organization )
No
Tanda Dan
Gejala
Dehidrasi Ringan
Dehidrasi
Dehidrasi
Sedang
Berat
gelisah, Gelisah, ngan- Ngantuk,lemas
tuk, rewel
pucat,
dapat
pingsan
Keadaan
umum
Sakit,
haus
Denyut nadi
Pernafasan
Normal
Ubun-ubun
Normal
Kelopak mata
Ada
Air mata
Ada
Elastisitas
kulit
Jika dicubit
segera kembali
normal
Selaput lendir
Lembab
Dalam
cepat
Cekung
Sangat cekung
Tidak ada
Sangat kering
Untuk kembali
Normal lambat
Untuk kembali
normal lambat
Sangat kering
Kering
berkurang
9
Air seni
Normal
Tidak kencing
Bewarna tua
(Widjaya, 2002)
2.2.6
memberikan ASI, memperbaiki pedamping ASI, mengunakan yang air bersih, mencuci
tangan sebelum dan sesudah makan, mengunakan jamban yang sehat dan memberikan
imunisasi yang lengkap serta menjaga kebersihan lingkungan. Anak dan balita rentan
terkena diare di lingkungan yang tidak bersih karena anak bermain, merangkak di tanah
akibatnya anak terkena bibit penyakit dari kotoran manusia, ayam, hewan peliharaan
lainnya. Untuk itu kebersihan lingkungan harus perlu dijaga, untuk kesehatan anak agar
terhindar dari diare.
2.2.7
petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan
tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat, penderita harus segera diberikan
cairan intravena dengan ringer laktat sebelum diajukan terapi oral
2.2.7.3 Memberi makanan.
Berikan makanan selama serangan diare, bertujuan untuk memberikan gizi pada
penderita terutama pada anak agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya
berat badan. Berikan cairan termasuk oralit dan makanan sesudah yang dianjurkan :
a) Anak yang masih minum ASI harus lebih sering diberi ASI.
b) Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari biasanya.
c) Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat
harus diberikan makanan yang sudah dicerna sedikit-sedikit tetapi sering.
Setelah diare berhenti, pemberian makanan ekstra diteruskan selama dua minggu
untuk membantu pemulihan berat badan anak.
2.2.7.4 Mengobati masalah lain.
Apabila ditemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan
pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi.
2.2.8
Teruskan ASI.
2)
3)
3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari atau
menderita :
- BAB cair lebih sering.
- Muntah berulang ulang.
- Rasa haus yang nyata.
- Makan atau minum sedikit.
- Demam.
- Tinja berdarah.
2.2.9.1
Beri cairan lebih banyak dari biasanya ketika anak baru diare, cairan
yang diberikan dapat berupa:
1. Larutan oralit /larutan garam dan gula.
2. cairan dari bahan makanan berupa air tajin sup, air putih masak.
3. Bila anak < dari 4 bulan dan hanya di beri ASI, berikan oralit / air putih masak
sebagai tambahan ASI.
Cara pembuatan larutan oralit:
1. Bubuk oralit satu bungkus dilarutkan ke dalam satu gelas air masak.
2. Aduk sampai semua bubuk larut.
3. Baca petunjuk pada bungkus oralit.
Cara memberikan oralit:
1. Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak di bawah umur 2 tahun.
2. Bila anak muntah tunggulah sepuluh menit kemudian berikan cairan lebih
sedikit.
3. Bila diare berlanjut setelah satu bungkus oralit habis beri tahu ibu untuk
memberikan cairan lain atau kembali kepada petugas kesehatan untuk
mendapatkan kembali tambahan oralit.
4. Kalau tidak ada persediaan oralit di rumah, bisa diberi larutan gula garam.
Cara pembuatan LGG:
1. Ambil gula satu sendok teh.
2. Ambil garam seperempat sendok teh.
3. Air masak satu gelas.
4. Gula dan garam dimasukan kedalam gelas yang berisi air yangss telah
dimasak dan di aduk sampai larut.
Jumlah oralit yang diberikan tiap BAB, dan jumlah oralit yang harus disediakan
di rumah, yang berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
2.2.9.3
2.2.9.4
2.2.9.5
2.2.9.6
2.2.9.7
4. Sangat haus.
5. Makan dan minum sedikit.
6. Demam.
7. Ada darah dalam telinga.
Penderita harus dirujuk ke rumah sakit bila:
1. Diare telah berlangsung lebih dari 14 hari, dimana anak berumur dibawah 6 bulan
dan ada dehidrasi.
2. Anak kurang gizi berat.
3. Beri larutan oralit dan tunjukan cara memberikan 5 ml/kg/jam selama dalam
perjalanan.
4. Anak < 2 bulan dengan panas 38 derajat celcius atau lebih, berikan cairan sesuai
dengan yang dibutuhkan dan jangan mengandung parasetamol atau obat anti
malaria.
2.3
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian merupakan kerangka hubungan antara konsep
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan
(Notoadmojo, 2005). Adapun kerangka konsep penelitian ini adalah seperti terlihat pada
bagan di bawah ini :
Penyakit diare
Keterangan :
2.4
N
o
Defenisi Operasional
Variabel
Skala
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor 76100%
Sedang:
bila skor
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%.
Ordinal.
Pengetahuan
ibu tentang
pengertian
diare.
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor76100%
Sedang:
bila skor
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%.
Ordinal.
Pengetahuan
ibu tentang
penyebab
diare.
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor76100%
Sedang:
bila skor
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%.
Ordinal.
Pengetahuan
ibu tentang
gejala diare.
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor76100%
Sedang:
bila skor
Ordinal.
ibu tentang
diare.
Pengukuran
Hasil
Alat
Cara
Ukur
Ukur
Ukur
A Pengetahuan
Defenisi Operasional
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%
Pengetahuan
ibu tentang
akibat diare.
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor76100%
Sedang:
bila skor
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%.
Ordinal.
Pengetahuan
ibu tentang
pencegahan
diare.
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor76100%
Sedang:
bila skor
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%.
Ordinal.
Pengetahuan
ibu tentang
penataksanaa
n diare.
Kuesioner
Angket
Tinggi :bila
skor76100%
Sedang:
bila skor
56-75%
Rendah:
bila skor <
55%.
Ordinal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
gambaran tingkat pengetahuan ibu balita tentang diare di Puskesmas Kuranji Padang
tahun 2010.
Populasi.
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti (Notoadmodjo, 2005). Pada
penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu membawa balita yang datang
berobat ke Puskesmas kuranji padang tahun 2010, dilihat dari data kunjungan 6 bulan
terakhir yaitu sebanyak 736 orang, dengan rata-rata kunjungan perbulan 123 orang.
3.3.2
Sampel
Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili
populasi (Notoadmodjo, 2005). Sampel dalam penelitian ini diambil dari
ibu yang
N
2
1 Nd
123
2
1 123 0,05
n 94,07 sampel
n
Keterangan:
n = besar sample
N = populasi
d = tingkat kepercayaan (0,05)
(Sumber: Notoadmojo, 2005)
Pada sampling ini setiap responden yang memenuhi syarat dimasukkan ke dalam
penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah responden terpenuhi. Kriteria
sampel:
1.
2.
Semua ibu yang mempunyai balita yang pernah mengalami diare dalam 3
bulan terakhir.
3.
4.
F
x 100%
N
Keterangan:
P : Persentase.
F : Jumlah
N: jumlah responden
( Budiarto, 2002).
Pengelompokan nilai sesuai pendapat Nursalam (2003) dengan kategori pengolahan
sebagai berikut:
Tinggi : bila skor 76-100%.
Sedang : bila skor 56-75%.
Rendah : bila skor < 55% .
DAFTAR PUSTAKA
Kresno, Sudarti. 2000. Persepsi Ibu Anak Balita Tentang Diare dan Upaya Pencarian
Pertolongan Pengobatan di Kelurahan kalibaru Jakarta Utara. Jakarta: Makara.
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Nelson. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Nursalam. 2003. konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.
Surabaya: Salemba Medika.
Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: FKUI.
Notoatmojo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
-------------------------. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharyono. 1996. Diare Akut. Jakarta: Rineka Cipta.
Schwartz, M Wiiliam. 2005. Pedoman Klinis Pediatri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENGUMPULAN DATA MENGENAI GAMBARAN
PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG DIARE DI PUSKESMAS KURANJI
KOTA PADANG TAHUN 2010
Petunjuk pengisian
Bacalah dan pahami stiap pertanyaan yang telah tersedia
Lingkarilah salah satu a,b,atau c yang dianggap benar
Jawablah semua pertanyaan sesuai pengetahuaan sendiri
Tulis nama, alamat dan pendidikan terakhir pada kolom yang telah disediakan
Jumlah pertanyaan sebanyak
Terima kasih partisipasinya atas pengisian kuesioner ini
Identitas responden
Nama ibu
Alamat
Pendidikan terakhir : 01= tidak sekolah, 02 = tidak tamat SD, 03 = tamat SD, 04 = tidak
tamat SLTP, 05 = tamat SLTP, 06 = tidak tamat SMA, 07 = tamat
SMA, 08 = tidak tamat AK/PT, 09 = tamat AK/PT.
Kode responden
Tanggal pengisian
Pertanyaan
Pengetahuan Ibu Tentang Definisi Diare
1. Menurut ibu apa yang dimaksud diare ?
a. Buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan bentuk tinja lebih encer
kadang berlendir dan berdarah
(1)
b. Penyakit karena lingkungan kotor
(1)
c. Penyakit muntah bocor
(0)
Pengetahuan Ibu Tentang Penyebab Diare
2. Menurut ibu apakah penyebab diare pada anak balita?
a. Karena infeksi saluran pencernaan, menderita penyakit lain seperti radang telinga
,faktor malabsorsi,faktor makanan, faktor psikologis, bakteri dan kuman yamg
masuk ke dalam tubuh melalui makanan
(1)
b. Karena lingkungan kotor dan memakan makanan kotor (basi) (1)
c. Bukan karena apa-apa
(0)
3. Menurut ibu , faktor infeksi diare di sebabkan oleh apa?
a. Bakteri dan virus
b. Kuman dan parasit
c. Jamur
(1)
(1)
(0)
4. Menurut ibu cemas dan takut pada anak dapat juga menyebabkan diare?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
(1)
(0)
(0)
(1)
(1)
(0)
6. Menurut ibu anak yang terserang diare karena susu formula disebabkan oleh apa?
a. Laktosa, sukrosa, maltosa dalam susu formula
(1)
b. Susu formula kadarluarsa
(0)
c. Anak tidak cocok minum susu formula
(0)
7. Menurut ibu , apa faktor lingkungan yang harus lebih di perhatikan supaya tidak
terjadi diare ?
a. Sarana air bersih
(1)
b. Pembuangan tinja
(1)
c. Tidak tahu
(0)
(1)
(1)
(0)
(1)
(1)
(0)
(1)
(1)
(0)
12. Menurut ibu , anak dengan tinja encer dan BAB berwarna hujau termasuk gejala
diare?
a. Ya
(1)
b. Tidak
(0)
c. Ragu
(0)
Pengetahuan Ibu Tentang Akibat Diare
13. Menurut ibu apa akibat dari diare ?
a. Kehilangan cairan tubuh dan elektrolit, asidosis metabolik defisiensi kalium,
gangguan gizi, gangguan pertunbuhan, gangguan sirkulasi darah
(1)
b. Anak akan kelihatan lemah dan pucat
(1)
c. Tidak tahu
(0)
(0)
14. Menurut ibu gangguan gizi karena diare di sebabkan oleh apa ?
a. Masukan makanan ke dalam tubuh kurang
b. Pengeluaran zat gizi melalui muntah dan diare
c. Karena penyakit
(1)
(1)
(0)
(1)
(0)
(0)
(1)
(0)
(0)
(1)
(0)
(0)
18. Menurut ibu apa yang di maksud kekurangan cairan pada anak tersebut ?
a. Akibat lanjut dari diare
b. Tanda bahaya anak yang menderita diare
c. Penyakit pada balita
(1)
(1)
(0)
(1)
minum
(0)
(1)
(0)
(0)
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
(1)
(0)
(0)
(1)
(0)
diare?
(1)
(1)
(0)
27. Menurut ibu bagaimana keadaan sumber air minum yang dapat mencegah terjadinya
diare ?
a. Kalau menggunakan sumur sebagai sumber air minum, jarak dengan WC + 10 m
(1)
(1)
b. Jauh dari tempat pembuangan tinja
(1)
c. Harus menggunakan air PDAM untuk minum
Pengetahuan ibu tentang penatalaksanaan diare
(1)
(0)
28. Jika terjadi penyakit diare bagaimana seharusnya cara ibu untuk mengatasinya di
rumah agar tidak menjadi parah ?
a. Beri minum oralit/LGG setiap sudah BAB
(1)
b. Beri minum yang banyak
(1)
c. Tidak tahu
(0)
29. Uraikan cara membuat larutan gula garam ?
a. Sendok teh gula + sendok the garam + 1 gelas air
b. Selain komposisi di atas
(1)
(0)
(1)
(0)
31. Menurut ibu apa cara lain yang dapat dilakukan dalam menanggulangi diare di
rumah?
a. Memberi air tajin setiap anak mencret
(1)
b. Memberi air sup,air putih masak
(1)
c. Tidak tahu
(0)
32. Apabila anak mencret, apakah ASI harus di hentikan ?
a. Tidak
b. Ya, dihentikan (lanjut ke pertanyaan 34 )
(1)
(0)