Laporan BIOKIMIA Tesa
Laporan BIOKIMIA Tesa
Biokimia Hewan
Hari/tanggal
Waktu
PJP
Asisten
: Jumat/21Februari2014
: 13.00-17.00 WIB
: Rahadian Pratama, MSi
:Yuli Capriyanti
Nazula Rahma S
KARBOHIDRAT
Kelompok 8
Tesa Zulfa Putri
Rendra Zulfikar
Sarah Azarisma
J3P113009
J3P113028
J3P113032
PENDAHULUAN
Karbohidrat
terdiridarikarbon,
(carbohydrate)
hidrogendan
zat
diambildarikomponenpenyusunnya
ateyang
gizi
yang
berartioksigen.Karbohidrat
yang
fungsi
utamanya
atau
sebagai
penghasil energi utama manusia.Fungsi lain dari karbohidrat adalah pemberi rasa
manis pada makanan, penghemat protein, pengatur metabolism lemak dan
membantu pengeluaran feses. Gula merupakan karbohidrat, tapi tidak semua
karbohidrat adalah gula. Jumlah karbohidrat di bumi lebih banyak daripada
jumlah biomolekul manapun.Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi
hampir seluruh penduduk dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang
berkembang. Walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram
karbohidrat hanya 4 Kal (kkal) bila dibanding protein dan lemak(Winarno2008).
Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan
atau metabolisme.hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat
dalam darah. Sedangkan, glikogen adalah karbohidrat yang disintetis dalam hati
dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Amilum
(pati), selulosa, glikogen, sukrosa, dan glukosa merupakan beberapa senyawa
karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia. (poedjiadi, anna: 1994).
Karbohidrat juga ditemukan pada setiap sel makhluk hidup yang berperan antara
lain sebagai alat komunikasi sel (Ernawati 2012).
Energi yang terkandung dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari
energi matahari yang membantu reaksi fotosintesis. Pada tanaman, karbohidrat
dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O , dengan produk glukosa C6H12O6 yang
merupakan
struktur
kompleks
karbohidrat.
UmumnyakarbohidratmemilikirumusempirisCn(H2O)ndenganperbandingan C : H
: O adalah 1 : 2 : 1. SebagaicontohglukosaC6H12O6 yangjugadapatditulisdengan
C6(H2O)6. Secara garis besar disebutreaksi fotosintesis, dapat ditulis sebagai
berikut:
maltosa, pati), lalu dipanaskan diatas penangas air selama 3 menit dan
didinginkan. Setelah larutan dingin, dimasukkan 1 mi fosfomolibdat, dicampur
merata, kocok dan amatilah perubahan warna. Jika terbentuk warna biru setelah
penambahan fosfomolibdat, maka reaksi positif.
Uji Selliwanoff. Dimasukkan 2,5 ml pereaksi selliwanoff ke dalam tabung
reaksi, ditambahkan sepuluh tetes bahan percobaan (glukosa, fruktosa, sukrosa,
laktosa, maltosa, pati), dididihkan selama 60 detik. Perhatikanlah perubahan
warna yang terjadi. Jika terbentuk warna merah, maka reaksi positif.
Uji Iod.Dimasukkan sedikit tepung sampel (tepung pati, tepung glikogen,
tepung gum arab, tepung agar-agar, dan tepung inulin), ke dalam papan uji.
Kemudian ditambahakan satu tetes iod encer. Dicampurkan dengan rata dan
perhatiakanlah warna yang terjadi. Jika terbentuk warna biru berartti tepung
tersebut mengandung pati, maka reaksi positif.
Glukosa 1%
Fruktosa 1%
Sukrosa 1%
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Pati 1%
Gambar
Biru
Fruktosa 1%
Sukrosa 1%
Biru
Laktosa 1%
Maltosa 1%
Pati 1%
Biru
Gambar
CuCo3 pada larutan natrium karbonat (reagen benedict), maka ditambahkan asam
sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai
gugus aldehid atau keton bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid
atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan benedict (ZulfikarA, 2010). Warna
biru pada larutan menunjukkan reaksi negatif (tidak adanya gula pereduksi),
sedangkan reaksi positif dengan adanya warna hijau kebiruan, hijau, kuning, dan
endapan merah bata. Warna endapan ini bergantung kepada konsentrasi
karbohidrat yang diperiksa.
Adapun tujuan dari dilakukannya pemanasan tersebut adalah untuk
mempercepat reaksi antara logam Cu dalam pereaksi benedict dengan sampel.
Berdasarkan literatur bahwa monosakarida (glukosa, fruktosa & galaktosa) dan
disakarida (sukrosa, laktosa, dan maltose) dengan hasil pengamatan menunjukan
kontrol positif. Tetapi pada percobaan yang telah kami lakukan, bahwa hanya
fruktosa 1%, laktosa 1%, dan maltosa 1% yang mengandung kontrol positif.
Berarti telah terjadi kesalahan dalam melakukan praktikum, kemungkinan
kesalahan yang terjadi terdapat pada praktikan yang kurang teliti dalam
meneteskan sampel sehingga tercampur dengan zat lainnya.
Tabel 3 Pengamatan Uji Barfoed
Sampel
Hasil
Warna yang Terbentuk
Glukosa 1%
Biru
Fruktosa 1%
Biru Pekat
Sukrosa 1%
Kuning Kehijauan
Laktosa 1%
Biru
Maltosa 1%
Hijau
Pati 1%
Biru
Gambar
direduksi lebih cepat oleh gula reduksi monosokarida dari pada disakarida dan
menghasilkan endapan Cu2O berwarna merah bata. Jika terbentuk warna biru
setelah penambahan fosfomolibdat, maka reaksi positif.
Berdasarkan hasil pengamatan, bahwa hanya sampel sukrosa dan maltosa
yang menunjukkan kontrol negatif. Jika dilihat berdasarkan literatur, bahwa gula
pereduksi adalah glukosa dan fruktosa, sedangkan sukrosa maupun maltosa bukan
gula pereduksi, walaupun sukrosa tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun
atom karbon anomerik keduanya saling terikat, sehingga pada setiap unit
monosakarida tidak lagi terdapat gugus aldehida atau keton yang dapat
bermutarotasi menjadi rantai terbuka, hal ini menyebabkan sukrosa tak dapat
mereduksi pereaksi. Dimana yang cepat mereduksi atau bereaksi adalah
monosakarida. Sementara yang membutuhkan waktu lama dalam pemanasannya
sampai bisa bereaksi adalah disakarida. Jadi, fungsi pemanasan pada uji barfoed
adalah dengan adanya pemanasan yang lama akan dapat menghidrolisis, sehingga
larutan akan bereaksi (reaksi positif).
Tabel 4 Pengamatan Uji Selliwanoff
Sampel
Hasil
Warna yang Terbentuk
Glukosa 1%
Tidak Berwarna
Fruktosa 1%
Merah-Orange
Sukrosa 1%
Merah-Orange
Laktosa 1%
Merah-Orange
Gambar
Maltosa 1%
Tidak Berwarna
Pati 1%
Tidak Berwarna
Perubahan Warna
Pati
Biru tua
Gum arab
Kuning
Gambar
Agar-agar
Coklat kehitaman
Uji iod dengan prinsip bahwa iod dengan pati(amilosa) dapat membentuk
suatu ikatan kompleks yang berwarna biru. Reaksi uji iod sebagai berikut:
Karbohidrat (polisakarida) + I2 warna spesifik.
Pati terdiri atas dua jenis, yang dibedakan berdasarkan reaksinya terhadap iodium,
yaitu amilosa berwarna biru, sedangkan amilopektin bewarna kemerahan. (Hartati
2003). Serta, Amilosa memiliki struktrur lurus yang dominan dengan ikatan (1,4)-D-glukosa, sedangkan amilopektin mempunyai cabang dengan ikatan (1,6)-D-glukosa (Winarno 2008).
Pada percobaan yang telah dilakukan, dilakukan percobaan tepung gum
arab dengan iod, tepung agar-agar dengan iod, dan tepung inulin dengan iod.
Komposisi
tepung
tidaklarutdalam
pati
(amilum)
air,
adalah
karbohidratkompleks
berwujudbubukputih,
yang
tawardantidakberbau.
Patimerupakanbahanutama
yang
dihasilkanolehtumbuhanuntukmenyimpankelebihanglukosa
(sebagaiprodukfotosintesis)
dalamjangkapanjang.Hewandanmanusiajugamenjadikanpatisebagaisumberenergi
yang
penting.Patitersusundariduamacamkarbohidrat,
dalamkomposisi
yang
amilosadanamilopektin,
berbeda-beda.Amilosamemberikansifatkeras
(pera)
sedangkanamilopektinmenyebabkansifatlengket.Komposisitepung
arabadalah
Gum
Gum
arabdihasilkandarigetahbermacam-macampohonAcasia
sp.
L-arabinosa,
aam
SedangkankomposisidaritepungAgar-agar,
biasanyaberupa
gel
yang
D-galakturonatdan
L-ramnosa.
agaratauagarosaadalahzat
diolahdarirumputlautatau
sebenarnyaadalahkarbohidratdenganberatmolekultinggi
yang
alga.Agar-agar
yang
mengisidindingselrumputlaut.Iatergolongkelompokpektindanmerupakansuatupoli
mer yang tersusundari monomer galaktosa.
Berdasarkan penguraian diatas dan dibandingkan dengan hasil yang telah
didapatkan praktikan, bahwa Iod dengan tepung gum arab menghasilkan warna
kuning (tidak mengandung amilosa/ reaksi negatif), iod dengan tepung pati
berwarna biru tua (mengandung amilosa/ reaksi positif), serta iod dengan tepung
agar-agar berwarna coklat kehitaman (tidak mengandung amilosa/ reaksi negatif).
Menurut
Hawab
(2004),
larutan
pati
atau
glikogen
yang
struktur
yaitumonosakarida,
dan
disakarida
(lambat
mereduksi).
Uji
seliwanoff
untuk
DAFTAR PUSTAKA
HartatiNS,
Prana
TK.
Analisiskadarpatidanserattepungbeberapakultivartalas
(Colocasiaesculenta). JurnalNatur Indonesia 6: 29-33.
2003.