1406648123
NONI SOFYATI
1406648350
LATAR BELAKANG
KOMITMEN INTERNASIONAL
WHA Resolution 1997 : elimination of
lymphatic Filariasis as a Public Helath
Problem
Komitmen Global WHO Tahun 2000 :
The global goal of elimination of
lymphatic Filariasis as a public helath by
the year 2020
LATAR BELAKANG
KOMITMEN NASIONAL
BERITA TERKAIT
Filariasis
KLASIFIKASI ILMIAH
Kingdom
Class
Ordo
Upordo
Family
Genus
Spesies
: Animalia
: Secernentea
: Spirurida
: Spirurina
: Onchocercidae
: Wuchereria
: Wuchereria Brancrofti
Penyakit
PENDERITA
FILARIASIS
CARA PENULARAN
Cara
penularannya
melalui
nyamuk yang menggigit dan
menghisap darah seseorang
yang tertular sebelumnya
Culex
Aedes
Anopheles
Mansonia
Armigeres
AEDES
CULEX
Tempat berkembang biak
Nyamuk Culex sp suka berkembang biak di
sembarang tempat misalnya di air bersih dan air
yang kotor yaitu genangan air, got terbuka dan
empang ikan
Perilaku makan
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan
hewan terutama pada malam hari. Nyamuk Culex
sp suka menggigit binatang peliharaan, unggas,
kambing, kerbau dan sapi.
Kesukaan beristirahat
Setelah nyamuk menggigit orang atau hewan nyamuk
tersebut akan beristirahat selama 2 sampai 3 hari.
Setiap spesies nyamuk mempunyai kesukaan
beristirahat yang berbeda-beda.
Nyamuk Culex sp suka beristirahat dalam rumah.
Nyamuk ini sering berada dalam rumah sehingga di
kenal dengan nyamuk rumahan.
Aktifitas menghisap darah
Nyamuk Culex sp suka menggigit manusia dan hewan
terutama pada malam hari (nocturnal). Nyamuk Culex
sp menggigit beberapa jam setelah matahari terbenam
sampai sebelum matahari terbit. Dan puncak
menggigit nyamuk ini adalah pada pukul 01.00-02.00.
PENCEGAHAN
Pada tahun 1997, World Health Asembly menetapkan resolusi
Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem, yang kemudian pada tahun 2000 diperkuat dengan
keputusan WHO dengan mendeklarasikan The Global Goal
Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem by the year 2020. Sesuai dengan peraturan Presiden
Republik Indonesia nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 20042009,
Indonesia telah melaksanakan eliminasi filariasis sebagai
salah satu prioritas nasional pemberantasan penyakit
menular dengan menerapkan dua strategi utama, yaitu
memutuskan rantai penularan dengan pengobatan massal di
daerah endemis dan upaya pencegahan serta membatasi
kecacatan melalui penatalaksanaan kasus klinis filariasis.
CARA PENCEGAHAN
1.
2.
3.
4.
5.
Pengendalian vektor
Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
daerah endemis mengenai cara penularan dan
cara pengendalian vektor nyamuk
Mengidentifikasi vektor dengan mendeteksi
adanya larva infektif dalam nyamuk dengan
menggunakan umpan manusia
Pengendalian vektor jangka panjang mungkin
memerlukan perubahan konstruksi rumah
Melakukan pengobatan dengan menggunakan
diethilcarbamazine citrate (DEC, Banocide,
Hetrazan, Notezine )
DAFTAR PUSTAKA
http://penyakitkakigajah.com/
http://www.murahhati.co.vu/2012/06/patologi-atau-penyakitfilariasis.html
http://bukusakudokter.org/2013/04/12/filariasis/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16893/4/Chapter
%20II.pdf
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Culex.pdf
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Anopheles.pdf
http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/Aedes.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-sutyoagusw5709-3-babiis-i.pdf
Depkes RI, Epidemiologi Filariasis, Ditjen PP & PL, Jakarta, 2006.
Depkes RI, Pedoman Penatalaksanaan Kasus Klinis Filariasis, Ditjen
PP & PL, Jakarta, 2006.
Depkes RI, Pedoman Promosi Kesehatan Dalam Eliminasi Filariasis,
Ditjen PP & PL, Jakarta, 2006.
Nisrin, Studi Faktor-faktor Lingkungan dan Perilaku yang
Berhubungan dengan Kejadian Filariasis Kabupaten Bangka Barat,
Tesis, Universitas Diponegoro Semarang, 2008