Anda di halaman 1dari 10

‘  

Berwudlu¶ adalah salah satu syarat sahnya shalat, sebagaimana hal ini telah
ditegaskan oleh Rasulullah saw dalam sabda berikut: ³Tidak diterima shalat salah
seorang dari kalian, apabila dia
berhadats (yakni batal wudlunya,
pent), sehingga dia berwudlu.´ (HR.
Muslim)

Dengan berita dari Nabi Muhammad


saw seperti ini, kita telah mengetahui
bahwa berwudlu adalah amalan
ibadah yang sangat penting untuk
dipahami dan diamalkan dengan
benar.

Karena wudlu¶ merupakan bagian terpenting dari ibadah, maka pelaksanaannya


harus pula dengan menunaikan ketentuan -ketentuan utama dari ibadah. Ketentuan -
ketentuan utama tersebut adalah sebagai berikut:

1). Amalan itu harus dilakukan dengan ikhlas karena Allah semata. Hal ini
berkenaan dengan ketentuan hati dalam meniatkannya. Sebab amalan ibadah yang
tidak diniatkan untuk Allah semata, maka amalan itu akan sia-sia dan tidak ada
nilainya sama sekali. Allah swt menegaskan ketentuan ini dalam firman -Nya sebagai
berikut : ³Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu (hai Muhammad) dan kepada
Nabi-Nabi sebelummu, bahwa bila engkau menyekutukan Allah dengan lain -Nya
dalam ibadahmu, niscaya akan batallah amalanmu. Dan sung guh engkau akan
termasuk dalam golongan orang -orang yang merugi.´ ( Az-Zumar : 65)

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
Y). Amalan itu haruslah dilakukan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh
Nabi Muhammad saw . Hal ini telah ditegaskan dalam sabdanya sebagimana
berikut:

³Barang siapa beramal dengan suatu amalan yang bukan dari ajaran kami, maka dia
itu tertolak amalannya´. (HR. Muslim )

Maka dengan dua ketentuan tersebut, berwudlu haruslah dengan membersihkan


hati kita dari segala niat untuk selain Allah serta memurnikan niat kita berwudlu¶
hanya untuk Allah semata, dan kita juga harus mengerti apa yang diajarkan oleh
Nabi Muhammad saw dalam kaitannya dengan seputar amalan wudlu tersebut.

Dengan demikian, kita dilarang ikut-ikutan dalam mengamalkan kewajiban berwudlu,


tetapi harus memastikan secara ilmiah bahwa cara berwudlu kita itu memang telah
sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw .

ú   


ú   

Agar kita menjadi lebih bersemangat mengamalkan tuntunan berwudlu dengan


benar dalam rangka beribadah kepada Allah swt, perlu juga mengerti beberapa
keutamaan amalan wudlu¶ di sisi Allah . Rasulullah saw telah memberitakan
beberapa keutamaan dalam sabda-sabda beliau berikut ini:

³Sesungguhnya ummatku akan datang di hari kiamat dalam keadaan bersinar


anggota tubuhnya karena bekas terkena air wudlu. Maka barang siapa dari kalian
ingin memanjangkan sinar anggota tubuhnya yang terkena wudlu, hendaklah dia
lakukan.´(1)

Pengertian ³ memanjangkan sinar anggota tubuhnya yang terkena wudlu ´, ialah


bahwa ketika berwudlu membasuh dengan air wudlu anggota tubuhnya lebih
panjang dari batas minimal ketentuan membasuh anggota tubuh itu. Misalnya batas

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
minimal membasuh kedua tangan adalah kedua siku. Maka dalam rangka
memanjangkan sinar anggota tubuh yang terkena ai r wudlu itu, diperbolehkan
memanjangkannya sampai ke ketiak. Demikian pula batas membasuh kedua telapak
kaki adalah kedua mata kaki. Maka dalam rangka tujuan yang sama, boleh
membasuhnya sampai ke lutut .(Y)

³Tidaklah seorang Muslim berwudlu, kemudian dia melakukannya dengan sebaik-


baiknya, kemudian setelah itu dia menunaikan shalat, kecuali Allah akan
mengampuni dosa-dosanya yang terjadi di masa antara shalatnya itu dengan shalat
berikutnya.´ (3)

³Barangsiapa berwudlu, dan ia menjalankannya dengan bai k, niscaya akan keluar


dosa-dosanya dari jasadnya, sampaipun akan keluar dari bawah kuku -kukunya.´ (4)

Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat shahih dari sabda Nabi saw yang
menerangkan betapa besar keutamaan wudlu¶ yang dilakukan oleh seorang Mukmin
apabila wudlu tersebut diamalkan dengan benar. Di samping dapat menghapuskan
dosa-dosa kita, keutamaan berwudlu lainnya ialah bahwa Ahlul Wudlu¶ (yakni orang
yang suka berwudlu¶) akan sangat dikenali oleh Rasulullah di hari kiamat dengan
sinar kemuliaan dari anggota tubuhnya yang terkena air wudlu. Tentu orang yang
dikenali oleh beliau sebagai ummat beliau di hari kiamat, akan disyafaati oleh beliau
dengan ijin Allah swt.

  


 

Agar kita dapat menjalankan kewajiban berwudlu¶ dengan benar dan baik, sehingga
kita memperoleh segenap keutamaan berwudlu¶ sebagaimana yang telah
diberitakan oleh Rasulullah saw , maka kita wajib mempelajari bagaimana cara
berwudlu¶ yang benar. Berikut in i kami bawakan riwayat-riwayat tuntunan berwudlu¶
dari Rasulullah saw serta penjelasan para Ulama¶ tentangnya.

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
Sebelum kita membahas tuntunan wudlu¶ sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi
kita, perlu kita memahami firman Allah swt yang menjelaskan cara berwudlu¶
sebagaimana yang tertera dalam Al -Qur¶an surat Al-Ma¶idah 6:

³Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian berdiri untuk menunaikan shalat,
maka cucilah wajah kalian dan kedua tangan kalian sampai ke kedua siku. Dan
usaplah dengan air wudlu kepala kalian. Dan cucilah kedua telapak kaki kalian
sampai ke kedua mata kaki.´ ( Al-Maidah : 6)

Para Ulama¶ menyatakan bahwa apa yang disebutkan oleh Allah dalam ayat ini
adalah amalan yang wajib dalam berwudlu¶ .(5) Adapun niat, itu sudah termasuk
kewajiban berwudlu yang disebutkan oleh ayat ini, ketika Allah menyatakan dalam
firman-Nya (yang artinya): ³ Dan apabila kamu berdiri untuk shalat, maka cucilah
wajah kalian .´ Jadi mencuci wajah dan selanjutnya adalah dalam rangka
menunaikan shalat. Ini adalah isy arat dari Allah tentang wajibnya niat untuk
melaksanakan wudlu¶ .(6). Sedangkan amalan berwudlu¶ yang lainnya adalah
merupakan adab dan sunnah (7)

Berikut adalah keterangan hadits nabi saw tentang tata cara berwudhu¶:

Dari Humran maula Utsman bin Affan ra memberitakan bahwa dia pernah melihat
Utsman bin Affan meminta disediakan air wudlu. Kemudian beliau menuangkan dari
bejana itu kepada kedua telapak tangannya sehingga mencucinya tiga kali.
Kemudian beliau memasukkan telapak tangan kanannya ke dalam air i tu guna
mengambil air dengannya untuk berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung
serta mengeluarkannya. Setelah itu beliau mencuci wajah beliau sebanyak tiga kali.
Kemudian mencuci kedua tangannya sampai ke siku sebanyak tiga kali. Selanjutnya
beliau mengusap kepalanya dengan air itu, dan setelah itu beliau mencuci kedua
kakinya masing-masing sebanyak tiga kali. Kemudian setelah itu beliau menyatakan:
(8)
³Aku melihat Rasulullah saw berwudlu¶ seperti wudlu¶ku ini.´

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
Abdullah bin Zaid ra ketika ditanya bagaimana cara wudlu¶ Rasulullah, maka beliau
pun memperagakan bagaimana cara berwudlu¶ Nabi dengan mencuci kedua
telapak tangannya masing-masing dua kali. Kemudian beliau berkumur -kumur dan
memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali. Setelah itu
mencuci wajahnya tiga kali dan kemudian mencuci kedua tangannya sampai ke
kedua sikunya masing-masing dua kali. Kemudian mengusap kepalanya dengan
kedua telapak tangannya dengan cara meletakkan kedua telapak tangannya di
bagian depan rambut kepalanya dan menggerakkan kedua telapak tangan itu ke
bagian belakang kepalanya dan kembali lagi ke depan. Demikian beliau lakukan
dalam mengusap kepala dan dilakukan hanya sekali, Kemudian beliau mencuci
kedua kaki beliau (9)

Riwayat Abdullah bin Zaid ini me mberitakan bahwa Rasulullah saw mencuci kedua
tangannya masing-masing dua kali. Sedangkan dalam riwayat Utsman bin Affan,
beliau memberitakan bahwa mencuci tangan itu tiga kali. Bahkan dalam riwayat lain,
Abdullah bin Zaid menceritakan bahwa Rasulullah saw membasuh anggota
badannya dalam berwudhu, masing-masing dua kali. (HR. Bukhari hadits ke 158,
Bab Al-Wudlu¶ Marratain Marratain ).

Abdullah bin Abbas ra menceritakan bahwa Rasulullah saw berwudlu dengan


membasuh anggota badannya masing-masing sekali.(10). Maka dengan demikian,
kewajiban membasuh anggota badan dalam berwudlu¶ itu boleh sekali, atau dua kali,
dan boleh juga tiga kali. Yang terpenting daripadanya ialah air wudlu¶ itu dipastikan
telah merata mengenai seluruh anggota badan yang wajib terkena air wudlu¶ itu.

Di samping itu dalam riwayat Abdullah bin Zaid di atas telah diberitakan cara yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw dalam mengusap kepala dengan air wud hu¶. Yaitu
dengan mengusapkan kedua telapak tangan yang telah dicelupkan ke dalam air ,
dan diletakkan di bagian dahi paling atas. Kemudian kedua telapak tangan itu

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
digerakkan ke arah kepala bagian belakang atau tengkuk, setelah itu dikembalikan
kedua telapak tangan itu ke tempat semula (yaitu bagian depan kepala atau bagian
atas dahi). Yang demikian itu dilakukan hanya sekali, bukan dua kali atau lebih.
Demikianlah semestinya mengusap kepala dalam berwudh u¶ sebagaimana yang
dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam .

Adapun permasalahan mengusap kedua daun telinga, maka dala m perkara ini telah
diriwayatkan oleh Al-Imam At-Tirmidzi dalam Sunan nya dalam Abwabut Thaharah
Bab Ma Jaa¶a annal Udzunain Minar Ra¶si dari Abu Umamah radliyallahu `anhu
hadits ke 37 yang memberitakan:

³Nabi saw berwudlu¶, kemudian beliau mencuci wajahn ya tiga kali, dan kedua
tangannya tiga kali. Dan beliau mengusap kepalanya, dan beliau menyatakan:
³Kedua telinga adalah bagian dari kepala (yakni bagian kepala y ang harus diusap
dengan air wudhu¶).´ Hadits ini diriwayatkan juga oleh Abu Dawud dalam Sunan nya
dan Ibnu Majah dalam Sunan nya.

Al-Imam Ahmad Syakir telah menerangkan panjang lebar tentang keshahihan


hadits ini dan membantah segala keraguan tentang keshahihannya, dalam catatan
kaki beliau terhadap Sunan At-Tirmidzi terbitan Darul Kutub Al-Ilmiyah cet. th. 1356
H / 1937 M.

Al-Imam Muhammad Nashiruddin Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam catatan


kaki beliau terhadap kitab Misykatul Mashabiih jilid 1 hal. 131 hadits ke 416.

Selanjutnya, tentang cara mengusap kedua daun telinga itu adalah seba gaimana
yang diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud As-Sijistani dalam Sunan nya, Kitabut
Thaharah Bab Al-Wudlu¶ Tsalatsan Tsalatsan hadits ke 135 dari Amer bin Syu¶aib
dari bapaknya, dari kakeknya (yakni dari Abdullah bin Amer bin Al -Ash radliyallahu
`anhuma), memberitakan bahwa Rasulullah saw berwudlu¶ (kemudian diceritakan

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
wudlu¶nya), kemudian diberitakan: ³Beliau mengusap kepalanya, kemudian beliau
memasukkan kedua jari telunjuknya ke dalam kedua lubang telinganya dan
meletakkan ibu jari beliau di bagian p unggung daun telinga beliau, sehingga beliau
mengusap punggung daun telinga itu dengan ibu jari dan mengusap bagian dalam
daun telinga itu dengan jari telunjuk beliau.´

Jadi mengusap kedua daun telinga dilakukan setelah mengusap kepala dengan air
wudlu¶ dan tidak perlu mengambil air wudlu¶ lagi untuk mengusap kedua telinga itu.
Akan tetapi bergandengan pengusapannya setelah gerakan mengusap kepala.

Kemudian permasalahan mengucap basmalah ketika akan memulai amalan wudlu¶,


maka hal ini telah diriwayatkan oleh Sa¶ied bin Zaid bin Amer bin Nufail , bahwa
Rasulullah saw bersabda:

³Tidak sah wudlu¶ seseorang bila tidak membaca bismillah padanya .´(11)

Dengan demikian, maka memulai wudhu¶ dengan membaca bismillah adalah


termasuk kewajiban wudhu¶ berdasarkan hadits tersebut di atas. Demikian
dinyatakan oleh dua orang Imam dari kalangan tabi`in, Ishaq bin Rahuyah dan Al -
Hasan Al-Basri ra . Al-Imam At-Tirmidzi memberitakan hal ini dalam Sunan nya dan
Al-Mundziri dalam Targhib nya.

Kemudian amalan sunnah yang lainnya dalam berwudlu¶ adalah mengucapkan


syahadat setelah berwudlu¶. Hal ini sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah
saw dalam sabda beliau berikut ini:

³Barangsiapa yang berwudlu¶ kemudian setelahnya mengatakan: Asyhadu anlaa


ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna Muhammadan µabduhu wa
rasuuluhu (artinya: Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali
Allah yang esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi pula bahwa

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
Muhammad itu adalah hambaNya dan RasulNya), niscaya akan dibukakan baginya
pintu-pintu surga yang delapan untuk dia masuk dari mana saja yang dia suka.´
Dalam riwayat lain bahwasanya Rasulullah saw menyebutkan seperti itu juga tanpa
menyebutkan: Barangsiapa berwudhu maka setelahnya dia berkata: Asyhadu alla
ilaha illallah wahdahu la syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa
(1Y)
rasuluhu .´

Hal yang sangat diperingatkan oleh Rasulullah saw adalah kelalaian banyak orang
dalam membasuh kedua telapak kakinya, untuk membasuh telapak kaki bagian
belakang. Sehingga bagian tersebut sering tidak terkena air wudlu¶ dan tentunya
yang demikian ini menyebabkan tidak sahnya wudlu¶ tersebut dan berakibat pula
tidak sahnya shalat yang dilakukan sesudahnya.

Demikian ditegaskan oleh Rasulullah saw , ketika melihat seorang yang telah
berwudlu¶ tetapi dia meninggalkan bagian di kakinya tempat yang tidak terkena air
wudlu¶ sebesar satu kuku, dan hal ini diliha t oleh Rasulullah saw , maka beliaupun
memerintahkan kepadanya untuk kembali berwudlu¶ dengan cara yang lebih baik.
Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim An-Nisaburi dalam Shahih nya hadits
ke Y43, dari Umar bin Al-Khattab radliyallahu `anhu . Terhad ap hadits ini Al-Imam
An-Nawawi ra menjelaskan: ³Hadits ini menunjukkan bahwa barangsiapa
meninggalkan sebagian kecil dari anggota badan yang wajib untuk dibasuh dengan
air wudlu¶, maka tidak sah wudlu¶nya dan pendapat yang demikian ini telah
disepakati oleh para Ulama¶ .´(13)

Bahkan Rasulullah saw ketika melihat seorang pria tidak mencuci telapak kaki
bagian belakang, maka beliau mengingatkan:

³Celakalah bagi telapak kaki bagian belakang yang tidak terkena air wudlu¶ dengan
(14)
jilatan api neraka.´

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
DAFTAR PUSTAKA

(1) (HR. Muslim dalam Shahih nya juz 3 halaman 483 bab Istihbab Ithalatul
Ghurrah wat Tahjil fil Wudlu¶ , dari Abi Hurairah ra . Hadits ini diriwayatkan
pula oleh Al-Imam Al-Bukhari dalam Shahih nya Kitabul Wudlu¶ bab Fadl -lul
Wudlu¶ wal Ghurrul Muhajjalin min Aatsaril Wudlu¶ dengan lafadh yang sedikit
berbeda).
(Y) Al-Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim juz 3 hal. 48Y.
(3) (HR. Muslim dalam Shahih nya juz 3 halaman 464 no hadits YY7/5 bab
Kitabut Thaharah bab Fadllul Wudlu¶ was Shalah Aqibahu , dari Utsman bin
Affan ra ).
(4) (HR. Muslim dalam Shahih nya juz 3 Kitabut Thaharah bab Wujub Isti¶ab
Jami¶i Ajza¶Mahallait Thaharah , d ari Utsman bin Affan ra ).
(5) Al-Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya dalam Al-Jami¶ li Ahkamil Qur¶an jilid 3
halaman Y080.
(6) Al-Imam Asy-Syaukani dalam Fathul Qadir jilid Y halaman 18
(7) Al-Imam Al-Qurtubi. Demikianlah keterangan Allah swt dalam firman-Nya
dalam Al-Qur¶an tentang cara berwudhu¶.
(8) (HR. Bukhari dalam Shahih nya, Kitabul Wudlu¶ Bab Al -Madhmadhah fil
Wudlu¶ hadits ke 164, lihat Fathul Bari juz 1 halaman Y66 no hadits 164)
(9) Shahih Muslim ± Kitabut Thaharah Bab Shifatul Wudh u¶ hadits ke Y35,..´ (HR.
Bukhari dalam Shahih nya, Kitabul Wudlu¶ Bab Mas -hur Ra¶si Kullihi , hadits
ke 185).
(10) (HR. Bukhari hadits ke 157, Bab Al-Wudlu¶ Marratan Marratan )
(11) (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan nya, Abwabut Thaharah Bab Ma Jaa¶a Fit
Tasmiyah µindal Wudlu¶ dari Said bin Zaid, juga diriwayatkan pula oleh Al-
Baihaqi dengan lafadh yang sama, lihat As -Sunanul Kubra juz 1 Kitabut
Thaharah Bab At-Tasmiyah µalal Wudlu hal. 43 dari Abu Said Al -Khudri
radliyallahu `anhu )

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c
(1Y) (HR. Muslim dalam Shahih nya, Kitabut Thaharah Bab Al-Mustahab Aqbal
Wudlu¶ , dari riwayat Uqbah bin Amir Al -Juhaniy radliyallahu `anhu ).
(13) ( Syarah Shahih Muslim , Al-Imam An-Nawawi, juz 3 halaman 480).
(14) (HR. Muslim dalam Shahih nya jilid 1, Y, 3 Kitabut Thaharah Bab Wujub
Ghuslir Rijlain wastii`aabi jamii`i ajzaa¶i mahalli ath-thaharaah halaman 480
no. Y4Y dari Abi Hurairah ra ).

c c
 c
 c c
c
c
c
c
c
c
c
c

Anda mungkin juga menyukai