Anda di halaman 1dari 14

FISIKA DASAR 1

OSILASI

I Gde Budi Indrawan, Ph.D.


Email: igbindrawan.ugm@gmail.com

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
Osilasi terjadi bila sebuah sistem terganggu dari posisi
kesetimbangannya.
Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak
yang bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.
Contoh osilasi: perahu kecil yang berayun turun naik, bandul
jam yang berayun ke kiri dan kanan, senar gitar yang
bergetar.

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Gerak Harmonik Sederhana (GHS) merupakan salah satu


macam gerak osilasi yang lazim.
GHS dapat dibedakan menjadi:
GHS Linier
misalnya: penghisap dalam silinder gas, gerak osilasi air
raksa atau air dalam pipa U, gerak horisontal atau vertikal
dari pegas, dsb.
GHS Angular
misalnya: gerak bandul atau bandul fisis, osilasi ayunan
torsi, dsb.
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
GHS sebuah benda yang tertambat pada pegas:

Hukum Hooke:

Fx = - kx

Hukum Newton II:

Fx = ma
a = d2x/dt2 = - (k/m)x

[12-2]

Percepatan berbanding lurus namun arahnya berlawanan


dengan simpangan GHS

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Jika sebuah benda disimpangkan dan dilepaskan dari


kesetimbangannya, benda tsb akan berisolasi bolak-balik di
sekitar kedudukan setimbang.
Periode (T) (s): waktu bagi benda untuk melakukan suatu
osilasi penuh.
Frekuensi (f) (1/s = Hz): banyaknya osilasi setiap detik atau f
= 1/T
Amplitudo (A): simpangan maksimum dari kesetimbangan
pada kurva sinusoidal.

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
Simpangan pegas yang digantung:

Gerak dengan perubahan posisi terhadap waktu (GHS):


x = A cos (t + )
[12-4]
dimana:
(t + ) = fase gerak; = konstanta fase, = frekuensi sudut
(rad/s)
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Konstanta fase () menunjukkan pergeseran dari lokasi


amplitudo

x A cos (t )

Amplitude

> 0 (bergeser kekiri)


< 0 (bergeser kekanan)

-A
0

2T

Time

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
[12-4] dapat dinyatakan dalam fungsi cos atau sin, tergantung
kapan t = 0.
cos (t + ) = sin (t + + /2)
Hubungan T, f, dan : untuk 1 kali periode (T),
T = 2/
f = 1/T = /2 = 2f
Kecepatan (v): turunan pertama dari x

v = dx/dt = - A sin (t + )
= A cos (t + + /2)
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

[12-9]
8

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Fase kecepatan (v) berbeda dengan fase posisi (x) sebesar


/2 rad = 90.
Jika cos (t + ) = +1 atau -1, maka sin (t + ) = 0
Jika x berada pada nilai maksimum atau minimum, maka v
= 0.

Jika sin (t + ) = +1 atau -1, maka cos (t + ) = 0


Kecepatan bernilai maksimum ketika benda melewati
posisi kesetimbangan x = 0.

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
Percepatan (a): turunan pertama dari v
a = dv/dt = d2x/dt2 = - 2 A cos (t + )

= - 2 x

[12-12]

Persamaan [12-2] dan [12-12]: 2 = k/m

[12-13]

Dengan demikian:

2 2

k
m

1
m
2
f
k

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

10

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Kurva simpangan (x), kecepatan (v), dan percepatan (a)


terhadap waktu (t) untuk = 0

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

11

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
Contoh 12-1
Sebuah partikel memiliki simpangan x = 0,3 cos (2t + /6)
dengan x dalam meter dan t dalam sekon.
a) Hitung frekuensi, amplitudo dan fasa awal?
b) Di manakah partikel pada t = 1 s?
c) Hitung kecepatan dan percepatan pada setiap t
d) Tentukan posisi dan kecepatan awal partikel

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

12

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Jawab
a) A 0,3 m

rad

2
2

0,319 Hz
2 2 6,28

b) x 0,3 cos[2(1) / 6] 0,245 m


c) v(t ) A sin(t ) 0, 6sin(2t / 6)
a(t ) 2 A cos(t ) 1, 2cos(2t / 6)

d)

x (0) 0,3 cos( / 6) 0,26 m


v(0) 2(0,3) sin( / 6) 0,3 m / s
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

13

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas
Contoh 12-2
Sebuah benda 0,8 kg dihubungkan pada sebuah pegas dengan
k = 400 N/m. Carilah frekuensi dan perode gerak benda
ketika menyimpang dari kesetimbangan.
Jawab

400
k

0,8
f
m
3,56 Hz
2 2
6,28
1
1
T
0,28 s
f 3,56
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

14

V. OSILASI Gerak Harmonik Sederhana: Beban


Massa pada Pegas

Contoh
Sebuah benda 5 kg berosilasi pada pegas horizontal dengan
amplitudo 4 cm. Percepatan maksimumnya 24 cm/s2.
Tentukan konstanta pegas, frekuensi dan perioda gerak.

Jawab

a maks 2 A 0,24 2 (0,04) 2

0,24
6
0,004

k
k
6
k 30 N / m
m
5

6
f

0,39Hz
2 2
1
1
T Jurusan Teknik
Geologi
2,564
s Gadjah Mada
| Universitas
f 0,39
2

15

V. OSILASI Energi pada GHS


Kondisi Benda
Tertambat pada pegas
Berosilasi pada pegas

Energi Potensial
U=

kx2

Energi Kinetik
K=

mv2

U = kA2 cos2 (t + ) K = kA2 sin2 (t + )

Energi Total
Et = kA2
Et = kA2

U & K dalam GHS berubah terhadap waktu.


Et dalam GHS konstan dan berbanding lurus dengan A2.
Pada kecepatan max (vmax), U = 0 dan Et = K

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

16

V. OSILASI Energi pada GHS

Contoh 12-6
Sebuah benda 3 kg yang dihubungkan pada sebuah pegas
berosilasi dengan amplitudo 4 cm dan periode 2 s.
a) Hitung energi totalnya.
b) Tentukan kecepatan maksimumnya.
Jawab

T 2s

1 1
0,5 Hz 2 f 6, 28(0,5) 3,14 rad / s
T 2

k
2 3,142 9,87 k 9,87(3) 29, 61 N / m
m
Etotal 1 2 kA2 1 2 (29, 61)(0, 04) 2 0, 024 J
0, 048
2
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada
Etotal 1 2 mvmaks
0, 024
vmaks
0,127 J
3

17

V. OSILASI Energi pada GHS


Contoh
Sebuah benda bermassa 2 kg dihubungkan ke sebuah pegas
berkonstanta k = 40 N/m. Benda bergerak dengan laju 25 cm/s
saat berada pada posisi setimbang.
Hitung energi total, frekuensi dan amplitudonya.
Jawab

1
1
mv 2maks (2)(0,25) 2 0,0625 J
2
2
k
40

f
m 2 0,712 Hz
2 2
6,28
E total

E total

1 Jurusan
0,125
Geologi | Universitas
kA 2 Teknik
0,0625
Gadjah
A Mada
0,056 m
2
40

18

V. OSILASI Bandul Sederhana

Gerak bandul merupakan GHS


hanya jika amplitudo geraknya kecil
(sin ).
Gaya yang menyebabkan bandul ke
posisi kesetimbangan dinamakan
gaya pemulih: mg sin .
Komponen tangensial percepatan
benda: d2s/dt2

mg sin
mg cos
mg

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

19

V. OSILASI Bandul Sederhana


Kesetimbangan gaya:
Sudut kecil sehingga: sin
Karena = s/l
T = 2/

[12-32]

Makin panjang tali (l), makin besar periode (T).


Periode (T) tidak tergantung massa.
Frekuensi (f) dan periode (T) tidak tergantung pada
amplitudo osilasi.
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

20

V. OSILASI Bandul Sederhana

Bila amplitudo getaran tidak kecil dan tidak harmonik


sederhana sehingga periode mengalami ketergantungan
pada amplitudo dan dinyatakan dalam amplitudo sudut 0 :

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

21

V. OSILASI Bandul Fisis


Bandul fisis memperhitungkan momen
inersia (I) yaitu kecenderungan benda
tegar melakukan gerak rotasi.

Bandul fisis memberikan torka pemulih


terhadap titik gantung = mg (h sin )

h sin

Poros
h

Torka vs. kecepatan sudut: = I .


mg

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

22

V. OSILASI Bandul Fisis

Persaman GHS bandul fisis:

Periode bandul fisis untuk amplitudo kecil:


[12-40]

Periode bandul fisis untuk amplitudo besar:

dimana To = T pada [12-40]


Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

23

V. OSILASI Bandul Puntir

Bandul puntir: benda yang digantung dengan kawat dan


diputar dengan sudut . Kawat akan mengerjakan momen
gaya (torka) pemulih sebanding dengan :

=-

[12-42]

dimana = konstanta puntir


Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

24

V. OSILASI Bandul Puntir

Jika I = momen inersia benda terhadap sumbu sepanjang


kawat, Hukum Newton II untuk gerak rotasi:

d 2
2
dt
d 2

2
2
dt

[12-43]

Sistem GHS bandul puntir dengan frekuensi sudut


Periode gerak: T 2
Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

25

V. OSILASI Osilasi Teredam


Energi mekanik dalam gerak osilasi
terdisipasi karena adanya suatu gaya
gesekan.
Jika energi mekanik gerak osilasi
berkurang terhadap waktu maka gerak
osilasi dikatakan teredam.

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

26

V. OSILASI Osilasi Teredam

Gaya gesekan biasanya dinyatakan sebagai persamaan


empiris F = - b dengan arah berlawanan, dimana b adalah
konstanta yang menyatakan besarnya redaman.
Hukum Newton II pada gerak benda bermassa m pada pegas
dengan konstanta gaya k bila gaya redaman - b :

Fx max
kx bv m

dv
dt

d 2x
dx
m 2 b kx 0
dt
dt

[12-46]

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

27

V. OSILASI Osilasi Teredam


Penyelesaian eksak persamaan [12-46]:

x A0e(b /2m)t cos( ' t )


dimana A0 = amplitudo pada t = 0 dan = frekuensi angular
pada GHS teredam.
Hubungan frekuensi dengan frekuensi sudut 0 k m :

b
' 0 1

2m0

Jurusan Teknik Geologi | Universitas Gadjah Mada

28

Anda mungkin juga menyukai