15.Kejahatan terhadap nyawa orang lain terbagi atas beberapa jenis, yaitu:
1.pembunuhan biasa(Pasal 338 KUHP)
Adapun rumusan dalam Pasal 338 KUHP sebagai berikut :Barangsiapa
sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan, dengan
pidana penjara paling lama limabelas tahun.
2.Pembunuhan Dengan Pemberatan. Hal ini diatur Pasal 339 KUHP yang
bunyinya sebagai berikut :Pembunuhan yang diikuti, disertai, atau didahului
oleh kejahatan dan yang dilakukan dengan maksud untuk memudahkan
perbuatan itu, jika tertangkap tangan, untuk melepaskan diri sendiri atau
pesertanya daripada hukuman, atau supaya barang yang didapatkannya
dengan melawan hukum tetap ada dalam tangannya, dihukum dengan
hukuman penjara seumur hidup atau penjara sementara selama-lamanya dua
puluh tahun.
3.Pembunuhan
Berencana Hal ini diatur oleh Pasal 340 KUHP yang bunyinya sebagai
berikut :Barangsiapa dengan sengaja dan dengan direncakanakan lebih
dahulu menghilangkan nyawa orang, karena bersalah melakukan
pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh
tahun.
16.Lombrosian: Aliran ini dipelopori oleh seorang dokter Italia C. LOMBROSO.
oleh karena itu mashab ini dinamakan mashab italia penyebaran pendapat ini
dilakukan dengn menggunakan pamlet pada tahun 1876 kemudian
berkembang menjadi 3 buku Pada mulanya mashab ini dengan tegas
mengeluarkan pendapatnya sebagai berikut:Penjahat sudah sejak lahirnya
memiliki tipe tersendiri tipe ini dapat dikenali melalui beberapa ciri tertentu
seperti:
1. Tengkorak yang asimetris,
2. rahang bawah yang panjang,
3. hidung yang pesek,
4. rambut janggut yang jarang,
5. dan tahan sakit.
17.Sutherland memperkenalkan teori Defferential Assosiation dalam buku
teksnya Principles of Criminology pada tahun 1939, Defferential Assosiation
didasarkan pada sembilan proposisi (dalil) yaitu:
1. Criminal behavior is learned ( tingkah lakun dipelajari)
2. criminal behvior is learned in enteraction with othern person in procss of
comunication ( tingkah laku kriminal dipelejari dalam interaksi dengan orang
lain dalam proses komunikasi) seseorang tidak begitu saja menjadi kriminal
hanya karena hidup dalam suatu lingkungan yang kriminal. kejahatan
dipelajari dengan partisipasi bersama orang lain baik dalam lingkungan
komunikasi verbal maupun non verbal;
3. The principal part of the learning of kriminal behaviorn occurs within
intimate personal groups ( bagian terpenting dari mempelajari tingkah laku
kriminal itu terjadi didalam kelompok orang yang intim/ dekat).keluarga dan
kawan-kawan dekat mempunyai pengaruh paling besar dalam mempelajari
tingkah laku menyimpang. komunikasi-komunikasi mereka jauh lebih banyak
daripada media masa, seperti film, televisi, dan surat kabar;
4. When criminal behavior isn learned, the learning includes (a) techniques of
comunicating the crime, which are sometimes very, complicated, sometimes
very simple and (b) the specific direction of motives, drive, rationalization,
and attitudes ( ketika tingkah laku kriminal dipelajari, pembelajaran itu
termasuk (a) teknik-teknik melakukan kejahatan, yang kadang sangat sulit
dan kadang sangat mudah, dan (b) arah khusus dari motif-motif dorongandorongan, rasionalisasi-rasionalisasi, dan sikp-sikap). Deliquen muda bukan
saja belajar bagaimana mencuri ditoko, membongkar kotak tetapi juga
belajar bagaimna merasionalisasi dan membela tindakan-tindakan mereka.
5. The Specific direction of motives andn drives is learned from definitions of
the legal codes as favorable or un favorable ( arah khusus dari motif-motif
dan dorongan-doronganitu dipelajari melalui devinisi-devinisi dari aturan-turn
hukum apakah dia menguntungkan atau tidak) dibeberapa masyarakat
seorang individu dikelilingi orang-orang yang tanpa kecuali mendevinisikan
aturan-aturn hukum sebagai aturan yang harus dijalankan, sementara
ditempat lain dia dielilingi oleh orang-orang yang definisinya
menguntumgkan untuk melanggar aturan-aturan hukum. tidak setiap orang
dalam masyrakat kita setuju bahwa hukum harus ditaati. bahwa hukum itu
diangap tidak penting. (pelanggaran lalu lintas)
6. A personbecomes deliquenct because of and exces ofn definition faforable
to violation of law over definition unfavorable to violation of law (seseorang
menjadi delinquent karena definisi-definisi yang menguntungkan untuk
melanggar hukum lebih dari definisi-definisi yang tidak menguntungkan
untuk melanggar hukum). ini merupakn prinsip kunci dri defferential
Assosiation, arah utama dri teori ini, dengan kata lain mempelajari tingkah
laku kriminal bukanlah semata-mata persoalan hubungan dengan
teman/kawan yang buruk tetapi mempelajari tingkah laku kriminal
tergantung pada berapa banyak definisi yang kita pelajri yang
menguntungkan untuk pelanggaran hukum sebagai lawan definisi yang tidak
menguntungkan.
7. Differential Assosiation mayn vary in frequency,
duration,priority and intencity ( Assosiasi deferential itu mungkin bermacammacam dalam frekuensi/kekerapanya, lamanya, prioritasnya dan
intensitasnya) tingkat dari asosiasi-asosiasi seseorang yang akan
mengakibatkan kriminalitas berkaitan dengan kekerapan kontak, beberapa
lamanya, dan arti dari asosiasi/definisi kepada individu.
8. The process of learning criminal behavior byn assosiation with criminal and
anticriminal pattern involves all of the mechanism that are involved in any
other learning (proses mempelajari tingkah laku kriminal melalui assosiasi
dengan pola-pola kriminal dan anti kriminal melibatkan semua mekanisme
yang ada disetiap pembelajaran lain).
9. While