Anda di halaman 1dari 6

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Ines Maulyna Tora


133020257
Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas pasundan

ABSTRAK
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada
konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan terdiri dari 4 bagian yaitu penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotic. Penurunan tekanan uap adalah peristiwa fenomena dimana tekanan uap
larutan lebih rendah daripada tekanan pelarut murni. Penurunan mendiskripsikan bahwa titik beku suatu pelarut murni akan
mengalami penurunan jika ditambahkan zat terlarut didalamnya. Kenaikan titik didih dapat mendeskripsikan bahwa titik didih
suatu pelarut murni akan bertambah bila diambahkan zat terlarut didalamnya. Peristiwa osmosis menyebabkan naiknya
permukaan larutan pekat, sehingga tekanan membesar yang pada gilirannya akan memperlambat laju osmosis. Tujuan
Percobaan praktikum sifat koligatif larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan uap, titik beku laruta, menentukan
tekanan osmotic suatu larutan. Prinsip percobaan praktikum sifat koligatif larutan berdasarkan Hukum Roult yang
menyatakan bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode
molaritas. Penurunan tekanan uap P = XPo, Penurunan titk beku Tf = Kf.m, Kenaikan titik didih Td = Kd.m, Tekanan
Osmotik = M.R.T.
Key words : Sifat koligatif larutan, kenaikan titik didih penurunan titik beku
PENDAHULUAN
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang
tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya. Sifat
koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif
larutan elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit.
Meskipun sifat koligatif melibatkan lautan, sifat koligatif
tidak bergantung pada interaksi antara molekul pelarut
dan zat terlarut, tetapi bergantung pada jumlah zat
terlarut yang larut pada suatu larutan, Sifat koligatif
larutan terdiri dari penurunan tekanan uap, kenaikan titik
didih,
penurunan
titik
beku,
dan
tekanan
osmotik.(Anonim, 2013).
Tujuan Percobaan praktikum sifat koligatif
larutan adalah untuk menentukan penurunan tekanan
uap, titik beku laruta, menentukan tekanan osmotic suatu
larutan.
Prinsip percobaan praktikum sifat koligatif
larutan berdasarkan Hukum Roult yang menyatakan
bahwa penurunan titik beku larutan, sebanding dengan

konsentrasi larutan yang dinyatakan dengan metode


molaritas. Penurunan tekanan uap P = XPo, Penurunan
titk beku Tf = Kf.m, Kenaikan titik didih Td = Kd.m,
Tekanan Osmotik = M.R.T.
METODOLOGI
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada percobaan sifat
koligatif larutan aquadest, es batu, garam, dan gula. Alat
yang digunakan pada percobaan sifat koligatif larutan
Bunsen, gelas kimia, kaki tiga, kawat kassa,
klem,penjepit tabung reaksi, thermometer, tabung reaksi,
dan statif.
Metode Percobaan
Untuk percobaan penentuan titik didih aquadest,
siapkan aquadest sebanyak 50 ml, lalu panaskan hingga
mendidih, lalu catat suhu mendidih dari air (Tb pelarut).
Untuk percobaan penentuan titik didih larutan
gula dan garam, langakah pertama timbang sebanyak 2.5
gram gula pasir, kemudian dilarutkan dalam 50 ml air

aquadest dalam gelas kimia, setelah larut, larutan gula


dipanaskan sampai larutan gula mendidih dengan
mencatat suhu setiap satu menit sekali. Buat grafik suhu
vs waktu, hitung nilai Tb larutan gula, Tb, ulangi proses
percibaan diatas dengan mengganti gula dengan garam.
Untuk percobaan penentuan titik didih, langkah
pertama timbang sebanyak 0.5 gram gula pasir (A),
kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berisi air aquadest sebanyak 5 ml. kocok sampai butiran
gula pasir larut dengan air, setelah itu masukkan es batu
dan Kristal garam dapur 4 sendok teh kedalam gelas
kimia, masukkan tabung reaksi tadi ke dalam gelas kimia
yang telah berisi es dan Kristal garam dapur. Ketinggian
es batu kira-kira lebih tinggi dibandingkan tinggi larutan
dalam tabuung reaksi. Aduk es batu dengan
menggunakan batang pengaduk (atau goyangkan gelas
kiimia), agar cepat membeku. Diamati perubahan suhu
yang terjadi dan dicatat suhu setiap 30 detik sampai
larutan gula membeku, catat titik beku larutan gula (Tf
larutan), buat grafik antara suhu vs waktu. Ulangi
percobaan diatas dengan menggunakan gula pasr
sebanyak 0.25 gram (B). Hitung nilai Tf larutan, tf
larutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil pengamata kenaikan titik didih dan
penurunan titik beku
no
Sampel
Hasil
Aquadest
Tb = 84OC
1
Tf = 0OC
Larutan gula (A) Tf = -9OC
Tf berdasarkan praktikum =
2
9OC
Tf berdasarkan teori = 0.54OC
Larutan gula (B) Tf = - 2OC
Tf berdasarkan praktikum =
3
2OC
Tf berdasarkan teori = 0.27OC
Larutan garam
Td = 86OC
Td berdasarkan praktikum =
4
2OC
Td berdasarkan teori =
0.88OC
Larutan gula
Td = 88OC
Td berdasarkan praktikum =
5
4OC
Td berdasarkan teori =
0.076OC

(sumber : Ines Maulyna Tora, 133020257, Meja 2,


Kelompok K)
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum
sifat koligatif larutan dengan mencari titik didih dan
kenaikan titik didih didapatkan titik didih aquadest 84 OC ,
titik didih garam yang telah dilarutkan dengan titik didih
gula yang telah dilarutan dengan 50 ml aquadest
dihasilkan secara berturut-turut adalah 86 OC dan 88 OC
dan titik didih larutan gula A dan larutan gula B adalah
-9 OC dan -2 OC, namun hasil yang didapat salah,
seharusnya titik didih larutan garam lebih tinggi
dibandingkan larutan gula hal tersebut terjadi karena
garam merupakan larutan elektrolit, sehingga titik didih
dan titik bekunya lebih tinggi dibandingkan larutan non
elektrolit, factor kesalahannya , human error salah
melihat suhu pada thermometer, rusaknya thermometer,
api bunsen yang tidak stabil bisa terlalu besar dan terlalu
kecil, dll, terus kenapa larutan gula B lebih cepat
membeku dibandingkan larutan gula A, karena partikel
zat terlarutnya lebih sedikit dibandingkan larutan gula A,
semakin banyak zat terlarut semakin lama suatu larutan
untuk mendidih ataupun membeku.
Diagram tekanan uap

Tekanan uap dari zat padat seperti juga cairan


akan bertambah dengan naiknya temperature.
(Penyebabnya sama dan mudah dianalisa bila dipakai
prinsip Le Chatelier). Kenaikan dari tekanan uap karena
suhu akan terus berlanjut sampai semua zat padatnya
meleleh. Untuk air, pada grafik digambarkan dua garis
kesetimbangan. Bagian bawah adalah kurva tekanan uap

untuk zat cair. Kedua kurva ini akan berpotongan pada


garis suhu dan tekanan yang disebut titik tripel. Pada titik
ini ada kesetimbangan antara ketiga keadaan ; padat,
cair, dan gas. Dengan perkataan lain pada suhu dan
tekanan yang khusus ini, ketiga keadaan zat ini secara
bersamaan saling berda dalam kesetimbangan.

Diagram fase air

Kurva ini disebut diagram fase karena


kemampuannya dapat ditunjukkan suhu dan tekanan,
dimana terdapat ketiga fase ataupun keadaan dimana
kesetimbangan terjadi. Misalnya pada tekanan 1 atm, air
akan berbentuk padat pada keadaan suhu 0 OC dan
kenyataannya daerah yang dibatasi oleh garis
kesetimbaganpadat-cair dan padat-gas sesuai untuk
semua suhu dan tekanan dimana air cair-gas, maka zat
nya akan terbentuk cair sedangkan disebelah kanan dari
garis padat-gas maupun cair-gas, zat akan terbentuk gas.
Kenaikan titik didih adalah titik didih larutan akan
lebih tinggi daripada solven murninya. Contohnya air
mendidih, kemudian ditambahkan gula, maka titik
didihnya pun bertambah.
Penurunan titik beku adalah titik beku larutan
lebih rendah dibandingkan titik beku solvennya,
contohnya air murni akan membeku pada suhu 0 OC akan
tetapi jika dilarutkan kedalam gula maka titik bekunya
akan lebih cepat.
Tekanan osmotic adalah tercapai nya suatu
tekanan yang mampu menghentikan osmosis atau
perpindahan molekul pelarut, contohnya adalah
desalinasi air.

Penurunan tekana uap adalah peristiwa diman


tekanan uap larutan lebih rendah daripada solvennya,
contohnya laut mati, air berkadar garam.
Reverse osmosis adalah kebalikan dari osmosis
atau sebuah proses pemaksaan sebuah soluent dan
sebuah konsentrasi solute tinggi melalui sebuah
membrane kesebuah daerah solute rendah dengan
menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotic,
reverse osmosis mendorong sebuah solusi melalui filter
yang menangkap solute dari suatu sisi dan membiakan
pendapatan soluent murni dari sisi satunya, contohnya
mengolah air laut menjadi air tawar.
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zatterlarut lebih rendah (tekanan osmotic
lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak
ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam
lingkungan hipotonik, tekanan osmotic menyebabkan
jaringan mengalir air ke dalam sel, sehingga
menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi. Contohnya
infuse dengan tekanan osmotic lebih rendah dari cairan
tubuh (Dekstrosa 5% dan cairan rumatan (Seri KAEN)
disebut hipotonis karena kandungan glukosanya yang
masuk kedalam tubuh akan cepat diserap dan
dimetabolisme dalam sel).
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmostik
yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air
bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik,
tekanan osmotic menyebabkan air mengalir keluar sel.
Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma
akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga
sel tidak berfungsi lagi. Contohnya infuse dengan
tekanan osmotic lebih tinggi dari plasma darah.
Larutan isotonic adalah suatu larutan yang
mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan
osmotic yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga
tidak ada pergerakan air. Larutan isotonic dengan larutan
pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul
yang melewati membrane biologis tidak sempurna.
Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan
osmotic yang berhubungan dengan membrane biologis
tertentu disebut isotonic. Ini berbeda dengan larutanlarutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergeraka
jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membrane
semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai
konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh

yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan


larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman
isotonic dapat diminum untuk menggantikan fluida dan
mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
Contohnya infuse dengan tekanan sama sepeti cairan
tubuh normal ( contohnya Normal Saline (NaCl 0.9%,
larutan Ringer Laktat).
APLIKASI DALAM BISANG PANGAN
Aplikasi dalam bidang pangan pada sifat koligatif
larutan adalah untuk proses pembuatan es krim, dengan
cara menaruh larutan pada es batu yang telah diberi
garam,
lalu
digoyang-goyangkan,
lalu
untuk
penggorengan, dengan menggunakan vakum frying,
untuk proses pembuatan asinan, buah direndam dalam
air gula sehingga air yang didalam buah keluar dan air
gula masuk ke dalam daging gula.
DAFTAR PUSTAKA
Alghifari, Mohammad (2012). Kimia Larutan.
http://mster-al.blogspot.com/2012/08/portofoliokimia-larutan-hipotonik.html. Diakses 17 Desember
2013.
Anonim (2013). Osmosis Terbalik.
http://id.wikipedia.org/wiki/Osmosis_terbalik.
Diakses 17 Desember 2013
Brady.E.James. (1990).Kimia Universitas Edisi Kelima,
Binapura Aksara : Jakarta.
S. Turmala Ella, Dra, M.S.dan Nurminabari, S. Ina, Ir,
M.Sie.(2013). Penuntun Praktikum Kimia Dasar,
Universitas Pasundan : Bandung.

LAMPIRAN
Tabel Suhu Vs Waktu
Titik beku
Suhu (T)
Beku gula A
13 OC
8 OC
3 OC
1 OC
-1 OC
-1 OC
-1 OC
-1 OC
-2 OC
-5 OC
-6 OC
-9 OC

Waktu (t)
Beku gula A
30 detik
1 menit
1menit 30 detik
2 menit
2 menit 30 detik
3 menit
3 menit 30 detik
4 menit
4 menit 30 detik
5 menit
5 menit 30 detik
6 menit

Beku gula B
8 OC
3 OC
-1 OC
-1 OC
-1 OC
-1 OC
-2 OC

Tabel Suhu Vs Waktu


Titik didih
Suhu (T)
Didih gula
Didih garam
29 OC
1 menit
O
40 C
2menit
54 OC
3 menit
66 OC
4 menit
76 OC
5 menit
82 OC
6 menit
86 OC
7 menit
88 OC
8 menit
Kenaikan titik didih larutan gula dan larutan garam

Beku gula B
30 detik
1 menit
1menit 30 detik
2 menit
2 menit 30 detik
3 menit
3 menit 30 detik

Waktu (t)
Didih gula
30 OC
43 OC
57 OC
69 OC
78 OC
83 OC
86 OC

Didih garam
1 menit
2menit
3 menit
4 menit
5 menit
6 menit
6 menit 24 detik

100

Suhu
90
80
70
60
titik didih garam

50

titik didih gula

40
30
20
10

Menit

0
1

Penurunan titik beku larutan gula A dan larutan gula B


15

10

5
Titik beku gula A

0
0,5
-5

-10

-15

1,5

2,5

3,5

4,5

5,5

Titik beku gula B

Anda mungkin juga menyukai