Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN

MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA


DI KELURAHAN SUDIANG RT.05/RW.16
MAKASSAR 2013
Rahma Mahmud1, Hasanuddin2
1 STIKES
2 STIKES

Nani Hasanuddin Makassar


Nani Hasanuddin Makassar

(AlamatRespondensi: masasatopaulinus@gmail.com/085341166151)

ABSTRAK
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar mereka tahu, mau
dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau
keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya. Tujuan penyuluhan kesehatan adalah tercapainya
perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku
hidup sehat dan lingkungan sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat karena
meningkatnya pengetahuan Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor penyuluhan formal.
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan penyuluhan, dimana diharapkan bahwa dengan
penyuluhan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, akan tetapi
perlu ditekankan bukan berarti seseorang yang berpenyuluhan rendah mutlak berpengetahuan
rendah pula, pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung 2 aspek yaitu: aspek positif
dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek
positif dan objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap positif terhadap objek tertentu. Tujuan
penelitian untuk mengetahui adakah pengaruh pengetahuan masyarakat tersebut sebelum dan
sesudah penyuluhan. Penelitian ini menggunakan proposive sampling dengan rancangan penelitian
True experiment. Populasi dalam penelitian ini di Kelurahan Sudiang Rt.05/Rw.16 adalah 122 kepala
keluarga, dengan menggunakan teknik rumus Sugiono, dan hasilnya mencapai 60 sampel yang akan
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan tingkat
kemaknaan (p=0,003) Jadi kesimpulannya ada hubungan antara pengetahuan masyarakat sebelum
dan sesudah penyuluhan
Kata kunci

: Pengetahuan, Penyuluhan

PENDAHULUAN
Berbagai aktivitas dilakukan oleh
manusia untuk memenuhi kesejahteraan
hidupnya dengan memproduksi makanan dan
minuman dan barang lain dari sumber daya
alam. Selain menghasilkan barang-barang
yang akan dikonsumsi, aktivitas tersebut juga
menghasilkan bahan buangan yang sudah
tidak dibutuhkan oleh manusia. Bahan
buangan (limbah) makin hari makin bertambah
banyak dimana hal ini erat hubungannya
dengan
makin
bertambahnya
jumlah
penduduk di satu pihak, dan di pihak lain
dengan ketersediaan ruang hidup manusia
yang relatif tetap (Candra, 2012:11)
Kerusakan lingkungan adalah ulah
manusia sebagai mahluk hidup, selain
mendayagunakan unsur-unsur dari alam.
Tindakan ini akan berakibat buruk terhadap
manusia apabila jumlah buangan sudah

terlampau banyak sehingga alam tidak dapat


lagi membersihkan keseluruhannya (proses
self purification terlampaui). Dengan demikian
terjadi pengotoran lingkungan beserta sumber
daya alam yang sangat dibutuhkan utnuk
kehidupan sehari-sehari. Sebagai akibatnya,
manusia
akan
mengalami
gangguan
kesehatan karenanya, dari uraian di atas
menjadi jelas bahwa kelangsungan hidup
masyarakat
sangat
tergantung
pada
pengetahuan dan pengertian tentang prosesproses interaksi didalam ekosistem. Oleh
karena itu pengetahuan ekologi manusia perlu
diteliti
dan
dipahami
dengan
lebih
mendalam,sehingga
dapat
dimanfaatkan
dalam proses-proses pengendalian lingkungan
hidup. (Soemirat, 2011:23).
Indonesia merupakan negara dengan
sistem sanitasi (pengelolaan air limbah
domestic) terburuk ketiga di Asia Tenggara

385
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

setelah Laos dan Myanmar ( ANTARA News,


2006 ). Menurut data Status Lingkungan Hidup
Indonesia tahun 2002, tidak kurang dari
400.000 m3 / hari limbah rumah tangga
dibuang langsung ke sungai dan tanah, tanpa
melalui pengolahan terlebih dahulu. 61,5 %
dari jumlah tersebut terdapat di Pulau Jawa.
Pembuangan akhir limbah tinja umumnya
dibuang menggunakan beberapa cara antara
lain dengan menggunakan septic tank,
dibuang langsung ke sungai atau danau,
dibuang ke tanah , dan ada juga yang dibuang
ke kolam atau pantai.
Di beberapa daerah pedesaan di
Indonesia, masih banyak dijumpai masyarakat
yang berada di bawah garis kemiskinan
dengan sanitasi yang sangat minim. Masih
sering dijumpai sebagian masyarakat yang
membuang hajatnya di sungai karena tidak
mempunyai saluran pembuangan khusus
untuk pembuangan air limbah rumah tangga
maupun air buangan dari kamar mandi.
Bahkan terkadang masih dijumpai masyarakat
yang membuang hajatnya di pekarangan
rumahnya masing-masing. Hal ini terjadi selain
disebabkan karena factor ekonomi, faktor
kebiasaan yang sulit dirubah dan kualitas
penyuluhan yang relative rendah dari
masyarakat pun memang sangat berpengaruh
besar terhadap pola hidup masyarakat.
Berdasarkan perkiraan WHO/ UNICEF,
sekitar 60 persen penduduk di kawasan
pedesaan di Indonesia kekurangan akses
terhadap sarana sanitasi yang pantas.
Kegiatan mandi dan mencuci pakaian di
sungai serta buang air besar di tempat terbuka
membuat orang mudah terpapar penyakit,
mengontaminasi air tanah dan permukaan,
dan menurunkan kualitas tanah dan tempat
tinggal. Perempuan dan anak-anak berada
dalam risiko. (IPTEK, 2011)
Berdasarkan data yang diperoleh tahun
2013 di Kelurahan Sudiang Rt.05/Rw.16
memiliki 122 (100%) kepala keluarga, tentang
sarana pembuangan air limbah (SPAL)
menunjukkan bahwa dari 122 KK, yang
memiliki SPAL yang memenuhi syarat
kesehatan sebanyak 85 KK (69,6%), yang
tidak memenuhi syarat sebanyak 33 KK (27%)
dan yang tidak memiliki SPAL sebanyak 4 KK
(3,27%). Sedangkan data tentang kepemilikan
tempah pembuangan sampah menunjukkan
bahwa 119 KK (100%) memiliki tempat
pembuangan sampah sendiri, 98 KK (82,3)
membuang sampah di tempat pembuangan
sampah umum dan 21 KK (17.6%) tidak
memiliki tempat pembuangan sampah khusus/
dibuang sembarangan/ dibakar (Profil Sudiang
Rt.05/Rw.16).

Saat ini, kesadaran masyarakat di


daerah tersebut tentang pengelolaan limbah
rumah tangga masih cukup minim. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan untuk merubah
perilaku masyarakat dalam pengolahan limbah
rumah tangga dengan melakukan penyuluhan
kesehatan tentang pengolahan limbah.limbah
rumah tangga di Kelurahan Sudiang yang
bertempat Rt 05/Rw 16
BAHAN DAN METODE
Lokasi, Populasi dan Sampel
Jenis penelitian ini adalah penelitian
proposive sampling dengan rancangan
penelitian True experiment dimana kelompok
diawali dengan pra-tes dan setelah pemberian
perlakuan selesai, diadakan pengukuran
pasca-tes. Penelitan ini bertempat di
Kelurahan Sudiang Rt.05/Rw.16 Makassar,
dilaksanakan mulai tanggal 1 15 Juli 2013,
jumlah populasi semua kepala keluarga yang
tinggal di Kelurahan Sudiang Rt.05/Rw.16
yaitu sebanyak 122 kepala keluarga dan
sampel 60 orang yang akan bersedia menjadi
responden.
Pengumpulan data
1. Editing
Setelah kuesioner diisi oleh responden,
kemudian dikumpulkan dalam bentuk data,
data tersebut dilakukan pengecekan dan
memeriksa
kelengkapan
data,
kesinambungan,
dan
memeriksa
keseragaman data
2. Koding
Untuk memudahkan pengolahan data,
semua
data/jawaban
disederhanakan
dengan memberikan simbol untuk setiap
jawaban.
3. Tabulasi
Data dikelompokkan ke dalam suatu tabel
menurut sifat-sifat yang dimiliki, kemudian
data dianalisis secara statistic
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan
Umur
Umur
n
%
Responden
19 - 25 tahun
11
24.0
26 - 35 tahun
19
30.2
36 - 55 tahun
30
76.3
Total
60
100.0
Berdasarkan
tabel
diagram 1
menunjukkan bahwa responden kelompok
umur 19 25 tahun berjumlah 11 orang
(24.0%), umur 26 35 tahun berjumlah 19

386
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

orang (30.2%), dan berumur 36 55 tahun


berjumlah 30 orang (76.3%).

Distribusi
Tabel
2
Responden
Berdasarkan Status Pekerjaan
Pekerjaan Responden
n
%
Pelajar
2
3.3
Dagang
13
25.0
IRT
37
86.7
Swasta
3
91.7
PNS
5
100.0
Total
60
100.0
Berdasarkan tabel dan diagram 2
menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan Pekerjaan, Pelajar berjumlah
2 orang (3.3%), Dagang berjumlah 13
orang (25.0%), Ibu Rumah Tangga
berjumlah 37 orang (86.7%) Swasta
berjumlah 3 orang (91.7%) Pegawai Negeri
Sipil berjumlah berjumlah 5 orang (100.0%)
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan
Status Pendidikan
Pendidikan
n
%
Responden
Tidak tamat SD
3
5.0
SD
12
25.0
SMP
34
81.7
SMA
11
100.0
Total
60
100.0
Sumber Data Primer 2013

Berdasarkan tabel dan diagram 3


menunjukan
bahwa
responden
berdasarkan Pendidkan, tidak tamat
Sekolah Dasar berjumlah 3 orang (5.0%),
Sekolah Dasar berjumlah 12 orang
(25.0%), Sekolah Menengah Pertama
berjumlah 34 orang (81.7%). Sekolah
Menengah Atas berjumlah 11 orang
(100.0%).
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan
Pengetahuan Sebelum penyuluhan
Pengetahuan

Baik
Kurang
Total

17
43
60

100.0
71.7
100.0

Berdasarkan tabel dan diagram 4


menunjukkan bahwa responden yang
pengetahuan
masyarakat
sebelum
penyuluhan baik berjumlah 17 orang
(100.%) sedangkan yang kurang berjumlah
43 orang (71.7%)

Distribusi
Tabel
5
Responden
Berdasarkan
Pengetahuan
Sesudah
Penyuluhan
Pengetahuan
n
%
Baik
Kurang

30
30

100.0
50.0

Total

60

100.0

Berdasarkan tabel dan diagram 5


menunjukkan bahwa responden yang
pengetahuan masyarakatnya baik sesudah
penyuluhan berjumlah 30 orang (100.0)
sedangkan yang kurang berjumlah 30
orang (50%)
2. Analisis Bivariat
Tabel 6 Pengaruh Penyuluhan Kesehatan
Terhadap Pengetahuan
Penyuluhan
Total
Pengetahuan Pre test

Post test

Kurang

17

28.3

26

43.3

43

71.7

Baik

14

23.3

5.0

17

28.3

Jumlah

31

31.0

29

29.0

60

60.0

p = 0,003
Setelah dilakukannya uji statistik
dengan menggunakan uji chisquare
diperoleh nilai p= 0.003 yang berarti bahwa
terdapat hubungan antara penyuluhan
kesehatan
dengan
pengetahuan
responden tenttang pengolahan limbah
rumah tangga
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh
penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan
yang
didapatkan,
bahwa
pengetahuan
responden berdasarkan pada hasil penelitian
didapatkan bahwa responden yang masih
memiliki pengetahuan yang minim sebelum
dilakukan penyuluhan yaitu berjumlah 43
orang (71.7%) sedangkan yang baik yaitu
berjumlah 17 orang (100.0%) sedangkan
pengetahuan minim sesudah dilakukan
penyuluhan berjumlah 30 orang (50.0%) dan
yang baik berjumlah 30 orang (100.0%).
Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap
pengetahuan pengolahan limbah rumah
tangga, diperoleh nilai dengan menggunakan
uji paired t-test didapatkan nilai p=0,003 yang
berarti
ada
pengaruh
peningkatan
pengetahuan sesudah diberi penyuluhan.
Penyuluhan kesehatan merupakan
suatu
penyampaian
informasi
yang

387
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

berhubungan dengan kesehatan sehingga


dapat mempengaruhi pengetahuan dan
diharapkan nantinya pengetahuan ini dapat
memotivasi masyarakat dalam memelihara
lingkungan, karena termotivasinya seseorang
dipengaruhi oleh tingginya pengetahuan yang
diperoleh dari penyuluhan kesehatan yang
dapat berdampak positif dalam perubahan
perilaku akibat proses belajar sebab belajar
adalah proses perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu. Dan diperkuat oleh Notoatmodjo
(2007). Penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat tentang pengolahan limbah rumah
tangga sangat penting karena limbah rumah
tangga adalah limbah yang berasal dari dapur,
kamar mandi, cucian, limbah bekas industri
rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah
merupakan buangan/bekas yang berbentuk
cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat
bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan
berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat
memberi kehidupan bagi kuman-kuman
penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan
sebagainya. Air limbah tersebut harus diolah
agar
tidak
mencemari
dan
tidak
membahayakan kesehatan lingkungan. Air
limbah harus dikelola untuk mengurangi
pencemaran. (PDII LIPI, 1991). Penyuluhan
menurut (Subejo, 2010) adalah proses
perubahan perilaku dikalangan masyarakat
agar mereka tahu, mau dan mampu
melakukan perubahan demi tercapainya
peningkatan produksi, pendapatan atau
keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya.
Menurut
peneliti
sebelumnya
penyuluhan kesehatan merupakan suatu
proses perubahan perilaku yang dinamis
dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia yang meliputi komponen
pengetahuan, sikap atau praktik yang
berhubungan dengan tujuan hidup sehat baik
secara
individu,
kelompok
maupun
masyarakat, serta merupakan komponen dari
program kesehatan, yang dapat merubah
prilaku masyarakat seperti yang pernah

dilakukan peneliti sebelumnya sesudah


memberi
penyuluhan,
pengetahuan
masyarakat semakin luas dalam hal mengolah
limbah rumah tangga, dan hasil yang
didapatkan
ada
pengaruh
peningkatan
pengetahuan sesudah diberi penyuluhan.
(Fitri, 2009 )
Dari
beberapa
defenisi
yang
dikemukakan diatas, pada kesimpulannya
penyuluhan kesehatan merupakan proses
perubahan perilaku secara terencana pada diri
individu, kelompok, atau masyarakat untuk
dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan
hidup
sehat.
Penyuluhan
itu
sendiri
merupakan proses belajar pada individu,
kelompok, atau masyarakat dari tidak tahu
tentang nilai kesehatan menjadi tahu, dan dari
tidak mampu mengatasi masalah kesehatan
sendiri
menjadi
mandiri.
Berdasarkan
pengetahuan responden dari hasil penelitian
sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan,
didapakan bahwa ada pengaruh yang
bermakna.
KESIMPULAN
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
bahwa pengetahuan masyarakat dalam
pengolahan limbah rumah tangga setelah
diberi penyuluhan ada pengaruhnya.
SARAN
1. Bagi
petugas
kesehatan
untuk
menggalakkan penyuluhan kesehatan
2. Bagi masyarakat perlunya kesadaran untuk
mengubah kebiasaan dengan menjaga
kebersihan rumah dan lingkungan sekitar
agar terhindar dari berbagai macam
penyakit dan menciptakan lingkungan yang
sehat.
3. Bagi peneliti selanjutnya perlu melakukan
penelitian penyuluhan kepada kelompok
masyarakat dengan menggunakan metode
yang lain memakai peralatan yang lebih
jelas seperti memakai poster dan pengeras
suara.

DAFTAR PUSTAKA
Chandra Budiman, 2012, Pengantar Kesehatan Lingkungan, EGC: Jakarta
Depdiknas, 2008, KKBI dan Ing, dari pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional: Http://bahasa.
kemdiknas.go.id/kkbi/index.php.
Efendi Ferry, dkk, 2009 Teori dan Praktik dalam Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
IPTEK, 2011. Pengolahan Limbah , Http://dunia tehnikku.wordpress.com/ Diakses 29 maret 2013.
Irianto Kus, dkk, 2010 Gizi dan Pola Hidup Sehat, Yrama Widya, Bandung.
Notoatmodjo Soekidjo, 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo Soekidjo, 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

388
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Nursalam, 2011, Konsep dan Penerapan Motodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta
Nursalam, 2012, Aplikasi dalam Preaktik keperawatan professional, Edisi III Salemba Medika, Jakarta.
Prasko, 2011, Situs Pendidikan Hukum dan Kesehatan, Http://zona-prasko.blogspot.com/Diakses 5 april 2013.
PDII-LIPI, 1991, Panduan Air dan Sanitasi, Http://www.iptek.net.id/ind/warintek/ Diakses 25 maret 2013
Soemirat Juli, 2011, Kesehatan Lingkungan, UGM, Yogyakarta
Sugiyono,2012, Metodologi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung
Mubarak Wahit, dkk, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi, Salemba Medika, Jakarta
Wawan, dkk, 2011, Teori dan Pengukuran, Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Manusia, Muha Medika,
Yogyakarta

389
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 5 Nomor 3 Tahun 2014 ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai