Anda di halaman 1dari 7

Survei Kesehatan AIA: Pola Hidup Masyarakat Indonesia Terburuk di Asia Pasifik

Ilustrasi olahraga jalan kaki. (Health)


Jakarta - Masyarakat Indonesia masih jauh dari pola hidup sehat. Bahkan,
berdasarkan survei yang diinisiasi perusahaan asuransi AIA Grup di 15 negara di
Asia Pasifik, Indonesia menempati peringat terendah dalam penerapan pola hidup
sehat. Dalam survei itu, Indonesia hanya meraih skor 55 dari batas skor 100 dalam
AIA Healthy Living Index 2013.

Survei ini kami lakukan rutin, sebagai kontribusi AIA untuk masyarakat Indonesia.
Lewat survei ini kami ingin mengingatkan masyarakat pentingnya hidup sehat, tutur
kata Head of Marketing AIA Kathryn Monica Parapak di sela-sela acara
pengumuman hasil survei kesehatan AIA Healthy Living Index 2013 di Jakarta, Rabu
(18/12).

Hadir pada kesempatan itu, Consultant Intuit Research Thomas Isaac, Ahli Nutrisi
dari Universitas Indonesia Dr Samuel Oentoro, aktor Hollywood yang juga mantan
atlet judo Indonesia Joe Taslim, dan Personal Trainer Nano Oerip.

Kathryn menjelaskan, survei di 15 negara di mana AIA Grup berada itu melibatkan
10.245 responden dengan usia 18-65 tahun. Khusus di Indonesia, ada 750
responden yang tersebar di Jakarta, Surabaya, dan Medan.

Dikatakan, dari hasil survei itu menunjukkan, masyarakat Indonesia tidak puas
terhadap kondisi kesehatan mereka. Namun, mereka tidak proaktif dalam
mengembangkan pola hidup sehat. Sebanyak 71% dari masyarakat dewasa di
Indonesia setuju dengan pernyataan: Kesehatan saya tidak sebaik lima tahun lalu
termasuk 58% masyarakat berusia di bawah 30 tahun.

Thomas Isaac menambahkan, memang terjadi peningkatan jumlah masyarakat


dewasa yang berolahraga secara teratur sejak survei pertama 2011 lampau. Tetapi,
survei tahun ini juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai
kegiatan pasif untuk melepas stres. Justru hal ini malah meningkatkan ancaman
baru bagi kesehatan, kata dia.

Kegiatan yang paling sering dilakukan adalah menonton film (57%), jumlah yang
jauh lebih tinggi dari kegiatan aktif seperti berolahraga (hanya 26%). Angka itu jauh
di bawah jumlah rata-rata negara-negara lain yang sebesar 39%. Kegiatan lain
adalah berkumpul bersama teman-teman (49%), menghabiskan waktu bersama
keluarga dan anak (45%) untuk melepas stres.

Dipaparkan, kepuasan terhadap kesehatan masing-masing masyarakat Indonesia


mendapat nilai 7,6 dari nilai maksimum 10. Hal ini menandakan terjadi penurunan
dari nilai 7,9 pada survei 2011 lalu. Meskipun nilai saat ini lebih tinggi dari rata-rata di
kawasan lainnya, yaitu sebesar 7,0, tingkat kepuasan ini nampaknya tidak didukung
dengan pola hidup sehat.

Pada survei tahun ini, 63% orang dewasa Indonesia mengatakan bahwa mereka
berolahraga reguler. Angka itu meningkat dari tahun 2011 yang sebesar 57%. Hal itu
merupakan perkembangan positif. Namun, faktanya, 35% orang dewasa Indonesia
belum mengadopsi pola olahraga secara teratur. Demikian juga dengan jumlah
waktu olahraga setiap minggunya yang meningkat, yakni rata-rata 2,1 jam per
minggu pada 2011 lalu, menjadi 2,2 jam per minggu, tuturnya.

Isaac melanjutkan, terlepas dari tingkat keprihatinan yang tinggi menyangkut


penyakit jantung, kanker, dan diabetes, hanya seperempat dari orang dewasa di
Indonesia yang melakukan pemeriksaan medis dalam kurun waktu setahun terakhir.

Menurut Samuel, semestinya cek kesehatan dilakukan rutin. Sehingga, bisa


mengetahui kondisi tubuh, termasuk untuk menentukan aktivitas olahraga mana
yang tepat. Sebaiknya, orang yang berusia di atas usia 30 tahun, melakukan cek
kesehatan dua tahun sekali. Sedangkan yang di atas 40 tahun, setahun sekali.
Sebab, terjadinya perubahan dan kelainan dalam tubuh manusia itu periodenya
enam bulan hingga satu tahun.

Samuel mengatakan, sebenarnya yang perlu diperhatikan adalah 5S yakni Sehat


makan, Sehat berpikir dan perasaan, Sehat istirahat yakni dengan tidur 6-8 jam
sehari, Sehat aktivitas, dan Sehat lingkungan yakni berhenti merokok.

Tapi, yang penting diperhatikan, kita perlu memiliki pikiran dan perasaan yang harus
tenang dan nyaman. Ini juga mempengaruhi kondisi kesehatan kita, katanya.

Sementara itu, Joe Taslim mengatakan, pola hidup sehat memang harus gencar
disosialiasikan. Ia mengaku senang didaulat AIA untuk mensosialisasikan pola hidup
sehat. Saya memang sering mensosialisasikan ini. Setiap hari saya lari lima
kilometer, dan ini saya infokan lewat twitter, sehingga para follower juga melihat, Joe
Taslim itu lari. Saya berharap, kegiatan positif ini banyak diikuti masyarakat
Indonesia, ujar Joe.

Isaac melanjutkan, dari hasil survei menunjukkan, dengan meningkatnya isu


keamanan makanan di seluruh dunia, maka di wilayah Asia-Pasifik, termasuk di
Indonesia, masalah keamanan dan integritas juga menjadi hal yang sangat
dikhawatirkan.

Masyarakat dewasa Indonesia mengungkapkan, mereka khawatir terhadap


berbagai unsur membahayakan yang terkandung dalam makanan (83%), bahwa
unsur yang tertera di label tidak benar (80%), atau makanan yang mereka beli

ternyata sudah kedaluwarsa (80%). Keprihatinan ini juga berada di atas rata-rata
negara lainnya, tuturnya.

Selain itu, lanjut Isaac, polusi juga menjadi kekhawatiran di wilayah Asia Pasifik. Di
Indonesia, misalnya, 99% masyarakat dewasa yang diwawancarai mengaku, polusi
telah menjadi ancaman nyata bagi kesehatan. Polusi udara adalah polusi yang
paling mengkhawatirkan (51%), diikuti oleh polusi air (41%), dan polusi tanah (40%).

Jakarta, Gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini turut mempengaruhi hasil survei
yang dilakukan oleh AIA Group. Mendapat skor 55 dari 100 dalam survei tersebut,
Indonesia berada di tingkat paling rendah dibanding 15 negara lain.

Survei yang dilakukan oleh AIA Group setiap tahunnya ini dinamakan AIA Healthy
Living Index 2013. Melibatkan lebih dari 10.000 masyarakat dewasa di kawasan Asia
Pasifik, survei ini rupanya menunjukkan hasil yang relatif stabil pada 750 orang
responden Indonesia dibandingkan tahun sebelumnya.

Hasil survei tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah masyarakat


dewasa yang berolahraga secara teratur sejak tahun 2011. Namun ditemukan juga
bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai kegiatan pasif untuk melepas stres,
seperti menonton televisi. Padahal kebiasaan ini justru meningkatkan ancaman baru
bagi kesehatan.

Terlepas dari tingkat keprihatinan yang tinggi menyangkut penyakit jantung, kanker
dan diabetes, hanya seperempat orang dewasa di Indonesia yang melakukan
pemeriksaan medis dalam kurun waktu terakhir.

"Padahal medical check up itu penting untuk semua orang. Usia lebih dari 30 tahun
paling tidak 2 tahun sekali, kalau sudah lebih dari 40 tahun ya setahun sekali," tutur
dr Samuel Oentoro, MS, SpGK, ahli nutrisi dari Universitas Indonesia, dalam
konferensi pers yang diadakan di XXI Premier Lounge Plaza Indonesia, Jl MH
Thamrin, Jakarta, Rabu (19/12/2013).

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak puas terhadap
kondisi

kesehatan

mereka,

namun

sayang

tidak

semuanya

aktif

dalam

mengembangkan pola hidup sehat. Tak hanya itu, 71 persen dari masyarakat
Indonesia yang disurvei juga menyatakan bahwa mereka merasa kesehatannya kini
menurun jika dibandingkan saat 5 tahun lalu.

Dilihat dari sisi waktu tidur, responden menghendaki waktu selama 7,8 jam per hari
untuk tidur, namun realisasinya hanya 6,8 jam per hari. "Kalau memang malam tidak
bisa, diusahakan tidur siang, 30 menit cukup," lanjut dr Samuel.

Dari berbagai hasil tersebut kemudian dirangkum dan skor Overall Healthy Living
Index untuk Indonesia adalah 55. Skor ini menandakan Indonesia berada di
peringkat terendah di antara 15 kawasan Asia Pasifik yang berpartisipasi.

Kondisi Kesehatan Masyarakat di Indonesia

Pada saat ini Kesehatan Masyarakat di Indonesia bisa di katakan dalam


kondisi yang sudah semakin membaik, meskipun masih ada sebagian masyarakat
yang yang hidup jauh dari pola hidup sehat. Membaiknya kondisi Kesehatan
Masyarakat di Indonesia merupakan manifestasi dari info dari media masa yang
sering memberikan informasi edukatis sehingga masyarakat terdidik secara
otomatis. Pentingnya kesehatan masyarakat membuat dinas pendidikan membuat
ilmu atau fakultas yang khusus menangani bidang kesehatan masyarakat. Harapan
pemerintah pada perkuliahan yang membahas tentang kesehatan masyarakat untuk
kedepannya mampu membawa masyarakat yang sehat dan cerdas dalam menjaga
kesehatannya sendiri dan keluarga.
Ilmu tentang kesehatan masyarakat memiliki arti sebagai ilmu dan seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan
mental,

dan

efisiensi

melalui

usaha

masyarakat

yang

terorganisir

untuk

meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu


tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan,
untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang

akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan


yang kuat untuk menjaga kesehatannya.
Ilmu kesehatan masyarakat mempunyai ruang lingkup yang menjadi sorotan
di Indonesia adalah Gizi Masyarakat, pembahasan berkaitan dengan gizi memang
menjadi hal menarik, karena masih banyak masyarakat yang dalam pemenuhan
gizinya belum mendekati normal, artinya angka kecukupan gizi di masyarakat
Indonesia terutama di pedesaan masih sangat rendah. Banyak masyarakat yang
masih mengkonsumsi makanan satu macam sehingga nutrisinya tidak optimum, hal
ini juga yang menyebabkan banyaknya kasus seperti busung lapar kurang gizi dan
lain sebagainya.
Sumber daya manusia yang baik tentu dari kesehatan masyarakat yang baik.
Masalah gizi menjadi sorotan khusus karena di Indonesia sendiri masalah ini belum
bisa teratasi secara tuntas, sebenarnya banyak aspek yang melingkupi kesehatan
masyarakat, seperti Epidemiologi, Biostatistik, Kesehatan Lingkungan, Pendidikan
Kesehatan dan Perilaku, Administrasi Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja serta Kesehatan Reproduksi.
Pentingnya kesehatan

masyarakat

di

Indonesia harus

benar-benar

mendapatkan perhatian, karena masyarakat bisa menjadi cerminan suatu Negara.


Bagaimanapun Negara bisa terus berkembang karena ada masyarakat yang
menyumbangkan Sumber Daya Manusia-nya.

Anda mungkin juga menyukai