Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Tanggal Terbit
Halaman
1/1
Kriteria diagnosis :
Mencret, ubun-ubun cekung, mulut/bibir kering, turgor menurun, nadi cepat, mata
cekung, napas cepat dan dalam, oliguri
Sebagai acuan penatalaksanaan tentang diare akut
Dibawah tanggung jawab UGD dan rawat inap.
Diagnosis Diferensial
Menret psikologi (shigella, V. Cholera, Salmonella, E. Coli, Raota Firus, Campilo
bacter)
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan rutin tinja.
Perawatan
Rawat Inap, bila terdapat dehidrasi berat / sedang
Terapi
Rehidrasi oral / prenteral, antibiotik atas indikasi, diit
Penyulit
Asidosis, hipokalemi, renjatan, hipernatremi, kejang
Informet concent (tertulis)
Diperlukan pada tindakan invasif
Lama perawatan
Tiga sampai lima hari
Masa pemulihan
Dua sampai tiga minggu
Out Put
Sembuh total
Terapi
Dehidrasi ringan : (BB s/d 5%)
- Oralit
- Diit sesuai dengan umur
- Susu - Pengeceran (1 T = 40-50 cc)
Susu rendah laktosa / bebesa laktosa
- Antibiotik : atas indikasi
Dehidrasi sedang : (BB s/d 10%)
- Infus Ringer Laktat
Dehidrasi berat : (BB s/d 5%)
- Infus RL : 1-2 jam I 20cc/KgBB
- Selanjutnya sesuai jumlah cc/24 jam
Rawat Inap, Rawat jalan, IF.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
1/2
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Pengertia
n
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
Streril
1. Bak instrumen bensi
a. Spurt irigasi 50 cc
b. Soft koteker / tobe feeding
c. Pinset anatomis
d. Pinset chirrugis
e. Gunting jaringan
f. Arteri klem
g. Knop sonde
h. Container untuk cairan irigasi
2. Korentang dengan tempatnya
3. Kassa dan depres dalam tromol
4. Handschone / gloves steril
5. Neerbeken (bengkok)
6. Kom kecil/ sedang
7. Pembalut sesuai kebutuhan
a. Kasa
b. Kasa gulung
8. Topical terapi
a. Betadine sol
b. Sutratol
9. Cairan pencuci luka dan disinfektan
a. Cairan NS / RL hangat sesuai suhu tubuh 34 0 -37 0 C
b. Alkohol 70 %
Non Streril
1. Schort / gown
2. Perlak + alas perlak / underpad
3. Handschone / gloves bersih
4. Sketsel / tirai
5. Gunting verband
6. Neerbeken / bengkok
7. Plester (adhesive) atau hipafix micropone
8. Tas plastik kotoran / tempat sampah
9. Alat tulis
10. Form inform consern
11. Form UGD
Prosedur
Unit terkait
Status
Dokumen
Halaman
2/2
PENATALAKSAAN :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan kepada klien +inform concern
2. Meletakakan perlak + alas dibawah tubuh klien
3. Menempatkan bengkok dibawah luka untuk menopang cairan irigasi luka
4. Membantu mengatur posisi klien agar cairan irigasi dapat mengalir dari
ujung atas ke ujung bawah luka
5. Membuka dan menempatkan tas plastik kotoran didekat area kerja
6. Mencuci tangan dengan sabun
7. Mengenakan schort / gown plastik
8. Bila plester kotor, mengenkan gloves non steril,menyemprotkan alkohol 70
% pada plester yang menempel dikulit klien untuk melepaskannya.
9. Melepaskan / mengangkat pembalut kotor bila pembalut lengket pada luka,
basahi dengan ns / rl steril sampai balutan dapat dilepas dengan mudah
10. Membuang pembalut lama / kotor kedalam tas plastik, kemudian lepaskan
gloves (bagian luar berada didalam) dan buang kedalam tas plastik
11. Mengkaji jumlah , jenis dan bau cairan luka, observasi kondisi luka (warna
dasar luka, ukur dalamnya goa luka, jaringan nekrotik, granulasi dan epitel,
kontraksi luka, kulit sekitar luka)
12. Menuangkan solution irigasi steril yang hangat kedalam kom steril 200
500 ml atau tergantung luas dan kedalaman luka
13. Mengenakan handschone steril
14. Menghisap solution irigasi RL/ NS hangat kedalam spuit 30 cc (sambungkan
dengan soft koteler / baby feeding tube bila dipakai mengirigasi luka
berongga dalam)
15. Jika luka berongga dalam masukan soft kateler / baby feeding tube kedalam
luka sampai menyentuh dasar luka paling dalam
16. Menyemprotkan solution irigasi langsung kedalam luka secara perlatton. Jika
luka tidak berongga, semprotkan cairan irigasi dan pertahankan ujung spuit
2,5 cm diatas luka
17. Melakukan irigasi beberapa kali sampai cairan irigasi tampak bening dan
bersih
18. Mengeringkan sekitar luka dengan betadine sampai radius 4-5 cm dari tepi
luka
19. Menutup luka dengan pembalut / topical terapi :
20. Menutup luka dengan kasa (ketebalan kassa disesuiakan dengan kebutuhan)
dan rekatkan denga plester ( adhesive dan hipafix/ micrope untuk memfiksasi
21. Meletakan pinset dan gunting dalam bengkok yang berisi cairan desinfektan
22. Melepaskan gloves dengan bagian luar , kemudian buang kedalam tas plastik
23. Membereskan peralatan dan memberikan kenyamanan bagi klien
24. Mencuci tangan
25. Mengecek pembalut dan area luka tiap shift, mencatat di chart tentang
penggantian pembalut, penamilan luka dan gambaran cairan luka
Rawat Inap
Induk
Salinan
No.Distribusi
No Dokumen
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Pengertian
Tujuan
Tanggal Terbit
No Revisi
Halaman
00
1/1
Mengetahui gejala , tanda tingkat dehidrasi dan prinsip tindakan atau ( rehidran )
Sebagai acuan tatalaksana penderita GE agar petugas menyatakan tanda , gejala ,
tingkat dehidrasi dan mampu menghitung kebutuhan cairan.
Kebijakan
Sikap petugas harus mampu menyatakan tanda gejala dan tingkat dehidrasi serta
Prosedur
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
No Dokumen
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
No Revisi
Halaman
00
1/1
Pengertian
Mengelola obat/ bahan/ alkes yang masuk dan keluar RSIA AFDILA
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Logistik, Apotik
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
No Dokumen
Tanggal Terbit
No Revisi
Halaman
00
1/1
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Pengertia
n
Tujuan
Kebijakan
Dalam menghadapi penderita shock anaphilaktik selain berpedoman pada protab ini
perlu melihat protap penanganan protab shock secara umum.
Prosedur
1.
2.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Tanggal Terbit
Halaman
1/1
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Pelaksanaan terapi dan tindakan terhadap penderita dilakukan sesuai dengan protap
dan apabila ada hal yang sulit perlu konsul spesialis paru.
Prosedur
PENATALAKSANAAN
1. Informed concern
2. Posisi semi seluler atau 1/2 duduk
3. Menegakkan diagnosa Astma Bronchiale antra lain :
-
Aminopillin : diberikan secara i.v pelan ( 15 menit) atau drip per infus. Dosis
5 6 mg/kg BB.
Dosis dewasa : 1 ampul (240 mg) diberikan tiap 6 jam.
Kontra indikasi : keadaan syok atau hipotensi.
7. Berikan Hidrasi dengan infus D5 % atau NaCL 1 liter pada 2 jam pertama.
8. Bila ada Acidosis Respiratorik berikan Meylon (Bicaibona Natricus) 1 ml / kg BB.
9. Penderita di MRS kan bila mengalami status Astmatikus atau keadaan umumnya
jelek.
10. Bila perlu konsulatasi dengan spesialis paru
Unit Terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
00
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
1/1
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Dalam menghadapi penderita gastristis akut oleh karena banyaknya jenis dan nama
dagang maka tidak harus terpancar pada obat yang tertera dalam protap.
Prosedur
PENATALAKSANAAN
1. Informed concern
2. Menegakkan diagnosa Gastritis Akut.
Riwayat penggunaan obat analgetika
Riwayat makan makanan/minuman yang merangsang lambung.
Nyeri epigestric/ulu hati, kembung
Mual atau muntah.
Nyari tekan ulu hati
3. Obat-obatan yang digunakan menyesuaikan dengan keadaan antara lain
Anti spasmodic : Paperin, Sulfas atropin.
Obat lain : Buscopan, Baralgin, systabon, dll.
Antasida, obat lain yang sejenis
Preparat H2 Reseptor Antagonis : Smetidin, Ranitidin, Famotidin.
Anti Emetik mixal Primperan. Piralen.
4. Bila terjadi dehidrasi akibat muntah berikan Infus RL / D5%.
5. Dipertimbangkan pemberian Bicarbonat Natrikus (Meylon) bila ada acidosis.
6. Bila terjadi perdarahan (muntah darah) maka dilakukan Gastric cooling
dengan pemasangan NGT. Dan bila perlu diberikan obat Haemostatik.
7. Selanjutnya penderita pulang atau MRS tergantung selanjutnya.
Unit Terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
Halaman
00
1/1
Disetujui oleh, Direktur
( dr. Aditya Rachman )
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
00
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1/1
Unit terkait
catatan : Untuk keamanan setiap form di UGD disiapkan khusus untuk difotocopy
Logistik
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
00
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
1/1
5. Petugas melakukan pengecekan status rekam medik UGD setiap minggu untuk
melihat jumlah yang memenuhi jumlah aman
6. Apabila jumlah sudah dibawah aman petugas administrasi mengcopy form
status rekam medik UGD sejumlah lebih dari 100 lembar.
7. Bon pembayaran dari foto copy dibayar oleh petugas administrasi
8. Bon dari foto copy diklaimkan ke penanggungjawab ruang UGD untuk meminta
ganti sejumlah uang yang digunakan
Unit terkait
catatan : Untuk keamanan setiap form di UGD disiapkan khusus untuk difoto copy
Logistik
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Tanggal Terbit
Halaman
1/1
Pengertian
Tujuan
Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi
kuman Salmonella typhi.
Kebijakan
Prosedur
Unit terkait
Penyulit :
- Toksis
- Perforasi usus mengakibatkan peritonitis
- Perdarahan dari usus
Lama perawatan :
Umumnya sampai 7 hari bebas panas
Rawat Inap, Rawat jalan, IF.
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Halaman
00
1/1
Disetujui oleh, Direktur
Tanggal Terbit
Pengertian
Kriteria Diagnosis
Demam > 37,6OC terus-menerus menggigil
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Diagnosis Diferensial
- Demam typoid, DHF Malaria +Common Cold + FOU (Fever Unknown
Origin)
Pemeriksaan Penunjang
- Hb, Leko, Diff, Trombosit, Darah Tepi, Widal
Perawatan RSIA AFDILA
- Demam lama (> 1 minggu)
- Demam dengan perdarahan langsung dirujuk
- Demam dengan kesadaran menurun langsung dirujuk
Terapi
- Demam Typhoid
- Malaria
- DHF
Penyulit :
- Septik sjok
Lama perawatan :
1minggu
Unit terkait
: Chloramphenicol
: Chloroquin
: Infus RL,
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Tanggal Terbit
Halaman
1/1
Prosedur
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Tanggal Terbit
Halaman
1/1
Pengertian
Memasukkan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik agar
mendapatkan reaksi obat yang lebih cepat
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Pemasukan cairan obat kedalam vena dengan memakai jarum suntik dilakukan
dengan berpedoman pada protap
PERSIAPAN :
1. Bak spuit
2. Spuit 3 cc / 5 cc
3. Obat suntik (siap pakai)
4. Kapas desinfektan
5. Alas/perlak
6. Pembendung/stuing
7. Bengkok
8. Bad side/plester
9. Buku injeksi
10. Gunting
PROSEDUR :
1. Memberitahukan pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Memasang pengalas/perlak dibawah lokasi yang akan ditusuk
7. Menentukan lokasi tusukan
8. Melakukan pembendungan
9. Menghapus hama lokasi suntikan
10. Menusuk jarum dengan sudut 25O-45O
11. Melakukan pengisapan/aspirasi
12. Melepaskan pembendung
13. Memasukan obat berlahan-lahan
14. Mencabut jarum suntik
15. Menekan tempat tusukan dengan kapas desinfektan kalau perlu diplester/band
aid
16. Merapikan pasien dan alat-alat
17. Mencuci tangan
18. Mendokumentasikan hasil tindakan dibuku injeksi les paien
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Perhatikan reaksi pasien pada saat dan sesudah pemberian suntikan
2. Lokasi penusukan :
- Lengan (vena media kubiti/vena cephalica)
- Tungkai (vena saphenous)
- Kepala (vena frontalis temporalis) khusus anak
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
00
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Pengertian
Tanggal Terbit
1/1
Tujuan
Kebijakan
Pemasukan obat di bawah kulit dengan memakai jarum suntik steril dengan
berpedoman pada protap
Prosedur
Persiapan :
1. Bak semprit
2. Spuit steril 1 cc
3. Obat suntikan
4. Kapas desinfektan
5. Bengkok
6. Alat tulis / buku suntikan
Prosedur :
1. Memberitahukan/menjelaskan tindakan pada pasien
2. Mencuci tangan.
3. Membawa alat kepada pasien
4. Menyiapkan lingkungan
5. Mengatur posisi pasien
6. Menentukan dan menghapus hamakan lokasi suntikan
7. Menusukkan jarum suntik dengan sudut 45O-90O
8. Melakukan aspirasi (menarik penghisap sedikit)
9. Memasukkan obat perlahan-lahan
10. Mencabut jarum kemudian melakukan masage pada daerah suntikan
11. Merapikan pasien dan alat
12. Mendokumentasikan hasil tindakan
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Tempat penyuntikan :
1. Lengan atas sebelah luar, 1/3 bagian dari bahu
2. Paha sebelah luar, 1/3 bagian dari sendi panggul
3. Daerah perut, sekitar pusat
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Pengertian
Tanggal Terbit
1/1
Nebulizer adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengencerkan dahak dan
melonggarkan jalan napas
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
1. Normal Salin
2. Air biasa
3. Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin, dexamethasone
4. Tabung oksigen lengkap dengan : sungkup nebulizer, slang O 2,
5. Manometer
PERSIAPAN PASIEN :
1. Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
2. Pasien diatur sesuai kebutuhan
PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan
2. Mengisi air pada humidifaier sampai batas lever
3. Mengisi pada tempat manometer sungkup nebulizer dengan normal salin dan
bronchodilator : seperti ventolin atau (sabutamol) atau kadang diberi
dexamethasone pada status asmatikus.
4. Memasang masker pada pasien
5. Flowmeter dibuka (identifikasi adanya asap)
6. Observasi pasien (sesuai kebutuhan)
7. Selesai dilakukan tindakan pasien dirapikan
8. Alat-alat dibereskan dan dikembalikan
9. Perawat cuci tangan
Unit terkait
Status
Dokumen
Rawat inap
Induk
Salinan
No.Distribusi
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
Halaman
00
1/1
Disetujui oleh, Direktur
( dr. Aditya Rachman )
Pengertian
Tujuan
Sebagai acuan orientasi petugas UGD baru agar petugas baru mengenal, mengetahui
dan memahami cara kerja di UGD.
Kebijakan
Sebelum bertugas di UGD petugas baru perlu menjalani orientasi selama 1 minggu
sebagai persiapan melaksanakan tugas.
Prosedur
1.
2.
3.
4.
5.
Pada minggu ke II petugas baru melaksanakan tugas sesuai dengan tugas yang
diberikan.
Unit terkait
TU
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
Pengertian
Tata cara memperoleh nomor register dan dimana nomor harus di tulis atau dicatat.
Tujuan
Sebagai acuan pemberian nomor register agar semua petugas dan siapa saja yang
ingin mengetahui cara memperoleh nomor register mudah dan pasti segera
Kebijakan
mengetahui.
Tata cara penomoran melaui satu pintu baik hari libur atau tidak UGD.
Prosedur
Dibuatkan kartu kunjungan / kartu kontrol untuk penderita yang telah diisi
identitasnya.
Unit terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Halaman
1/1
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Tanggal Terbit
Pengertian
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
PERSIAPAN ALAT :
Perangkat penghisap lendir meliputi :
1. Mesin penghisap lendir
2. Slang penghisap lendir sesuai kebutuhan
3. Air matang untuk pembilas dalam tempatnya (kom)
4. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam slang
5. Pinset anatomi untuk memegang slang
6. Spatel / sundip lidah yang dibungkus dengan kain kasa
7. Sarung tangan
8. Bak instrumen
9. Kasa
10. Bengkok
PERSIAPAN PASIEN :
1. Bila pasien sadar, siapkan dengan posisi setengah duduk
2. Bila pasien tidak sadar ;
a. Posisi miring
b. Kepala ekstensi agar penghisap dapat berjalan lancar
PELAKSANAAN :
1. jelasakan pada pasien/ keluarga + inform concern
2. Alat didekatkan pada pasien dan perawat cuci tangan
3. Perawat memakai sarung tangan
3. Pasien disiapkan sesuai dengan kondisi
4. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir
5. Mesin penghisap lendir dihidupkan
6. Sebelum menghisap lendir pada pasien, cobakan lebih dahulu untuk air bersih
yang tersedia
7. tekan lidah dengan spatel
8. Hisap lendir pasien sampai selesai. Mesin/pesawat dimatikan
9. Bersihkan mulut pasien kasa
10. membersihakan slang dengan air dalam kom
11. Slang direndam dalam cairan desinfektan yang tersedia
12. Perawat cuci tangan
Unit terkait
Status
Dokumen
Ruang inap
Induk
Salinan
No.Distribusi
No Dokumen
STANDAR
PROSEDU
R
OPERASIO
NAL
Pengertia
n
Tanggal Terbit
No Revisi
Halaman
00
1/1
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Persiapan alat :
1. NGT
2. Plester
3. Gunting
4. Bengkok
5. Sarung tangan
6. Aqua Jelly
7. Perlak + Pengalas
8. Alat tulis
tindakan
pemasang
NGT
9.
10.
11.
12.
Stetoscope
Spuit 10 cc
Aquades dalam Kom
Obat- obatan/ makanan yang
akan dimasukan
13. Corong
14. kasa
15. Spatel
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan tujuan pemasangan NGT pada keluarga pasien
2. Membawa alat-alat ke dekat pasien
3. Mengatur posisi pasien sesuai dengan keadaan pasien
4. Memasang perlak + pengalas pada daerah dada
6. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
7. Mengukur dan memberi tanda pada NGT yang akan dipasang lebih
kurang 40-45 cm (diukur mulai dahi s/d proxesus xypoideus)
8. Mengolesi NGT dengan Aqua Jelly sepajang 15 cm dari ujung NGT
9. Memasukkan NGT malalui lubang hidung dan pasien dianjurkan untuk
menelan (jika pasien tidak sadar tekan lidah pasien dengan spatel)
masukan NGT sampai pada batas yang sudah ditentukan sambil
perhatikan keadaan umum pasien.
10. Cek posisi NGT (apakah masuk di lambung atau di paru-paru) dengan
3 cara :
a. Aspirasi cairan lambung dengan spuit 10 cc jika cairan bercampur
isis lambung berarti sudah masuk kelambung,
b. Memasukan ujung NGT (yang dihidung) kedalam air dalam kom bila
ada gelembung berarti NGT dalam paru-paru
c. Petugas memasukan gelembung udara melalui spuit bersamaan
dilakukan
pengecekan
perut
dengan
stetoskop
untuk
mendengarkan gelembung udara di lambung
11. Memasang corong (yang sudah dibilas dengan air hangat), kemudian
memasukan obat-obatan/makanan
12. Melepas corong, menutup NGT dengan spuit 10 cc.
13. Merapikan alat-alat dan pasien kemudian sarung tangan dilepas.
14. Mendokumentasikan
Unit
terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Tanggal Terbit
Halaman
1/2
Pemeriksaan tubuh pasien secara keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu
Sebagai acuan untuk melakukan tindakan pemeriksaan fisik
BAGIAN TUBUH YANG DIPERIKSA :
1. Rambut
2. Kepala
3. Muka
4. Mata
5. Hidung
6. Mulut
7. Telinga
8. Leher
9. Dada
10. Perut / abdomen
11. Genetalia
12. Extermitas /atas/ bawah
Selain pemeriksaan di atas perlu diperhatikan juga gejala-gejala objektif pasien, misalnya :
- Sikap pasien : ketakutan, apatis dan sejenisnya.
- Sikap tubuh : biasa, lordosa atau kyposa
CARA PEMERIKSAAN :
- Melihat (inspeksi)
- Mengetuk (perkusi)
Meraba (palpasi)
Mendengar (Auskultasi)
PERSIAPAN :
- Alat :
- Lampu baterai
- Spatel lidah
- Sarung tangan dan vaselin
- Refleks hammer
- Termometer
- Stetoskop
- Bengkok
- Kom berisi larutan desinfektan
- Tensi meter
- Buku catatan perawat
- Catatan medik
- Blangko resep dan blangko pemeriksaan lanjutan
-
Pasien :
- Pasien diberi tahu
- Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
Halaman
00
Prosedur
2/2
PELAKSANAAN :
-
Unit
terkait
Status
Dokumen
Induk
Salinan
No.Distribusi
Tanggal Terbit
Halaman
1/1
Pengertian
Kriteria Diagnosis
Batuk / sesak / mengi berulang, ekspirium memanjang PFR / FEV I menurun, riwayat
atopi sendiri dan atau keluarga
Tujuan
Kebijakan
Prosedur
Diagnosis Diferensial
Bronkiolitits pada bayi dan anak kecil
Pemeriksaan Penunjang ( dilakukan di RS)
Darah rutin eosinofil total, uji tuberkulin, foto toraks, foto sinus paranasalis, IgD, IgA,
IgM, IgE, analisis gas darah atas indikasi
Perawatan
Rawat Inap, pada kasus berat
Terapi
Penghindaran alergen/iritan, bronkodilator oral/inhalasi, steroid oral inhalasi, obat-obat
pencegahan.
Penyulit :
Gagal napas, Gagal jantung
Informet concent (tertulis)
Perlu
Out Put
Sembuh, Kronik, Kematian Jarang
Terapi
- Aminophillin Oral / IV 3-5 mg/KgBB/kali
- Dexamethason Oral : 0,5 mg/KgBB/kali
- Aampicillin 50-100 mg/KgBB/kali (bila ada tanda-tanda infeksi)
- Oxigen : 1-3 liter / menit
Nebulizer bila perlu
Unit terkait