MALARIA SEREBRAL
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Faktor risiko
Patogenesis/patofi
siologi
Pemeriksaan
penunjang
Penatalaksanaan
Prognosis
9. TETANUS
Penyakit pada susunan saraf yang ditandai dengan
Definisi
spasme tonik persisten disertai dengan serangan yang
jelas dan keras
1. Spasme otot :
Rigiditas abdomen
Rhisus sardonicus/rhisus smile
Kontraksi otot rahang dan leher retraksi kepala
Trismus/lockjaw (kontraksi masseter)
Spasme otot menelan disfagia
Tanda & gejala
Opistotonus
Otot ekstremitas
2. Obstruksi laring
3. Miokarditis : demam, rash, eosinofilia perifer,
peningkatan biomarker nekrosis
4. disotonomi
Clostridium tetani
Bakteri gram positif, obligat anaerob, drum stick
Berubah jadi endospore menghasilkan toksin
Etiologi
Terdapat di tanah, 10-40% kotoran binatang
Masuk melalui luka trauma, jaringan nekrosis, jaringan
yang < vaskularisasi
Luka bakar, ulkus, gangrene, gigitan ular, nekrosis,
Faktor risiko
septic abortion, kelahiran, bedah yang terkontaminasi
tanah
Patogenesis/patofi Toksin tetanus menghambat pelepasan GABA di
siologi
junction sinaps saraf inhibisi GABA << eksitasi >>
Pemeriksaan
penunjang
Metronidazol 15 mg/kgBB saat awal diikuti 20-30
mg/kg/hari iv selama 7-14 hari atau sampai hilangnya
tanda-tanda infeksi lokal yang aktif
Penatalaksanaan
Penisilin dapat digunakan dengan dosis 100.000200.000 IU/kg/hari
Spasme otot : benzodiazepin
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
Faktor risiko
Patogenesis/patofi
siologi
Pemeriksaan
penunjang
Penatalaksanaan
Prognosis
Hal penting lain
Mortalitas >60%
Anti-Toxoplasmagondii IgM-IgG
CT Scan
MRI
Penatalaksanaan
Biopsi otak
Kortikosteroid
Prymethamine, sulfadiazine
Trimethoprim-sulfamethoxazole
Etiologi
Faktor risiko
Patogenesis/patofi
siologi
Pemeriksaan
penunjang
Penatalaksanaan
Prognosis
Etiologi
Faktor risiko
Patogenesis/patofi
siologi
Pemeriksaan
penunjang
Penatalaksanaan
Stadium
Stadium 1 : tidak ada gejala, limfadenopati generalisata
persisten
Stadium 2 : penurunan BB, infeksi saluran napas
berulang, herpes zoster, keilitis angularis, ulkus mulu
berulang, ruam kulit berupa papel yang gatal,
dermatitis seboroik, infeksi jamur pada kuku
Stadium 3 : penurunan BB, diare kronis, demam
menetap, kandidiasis oral, oral hairy leukoplakia, Tb
paru, infeksi bakteri berat, stomatitis nekrotikans,
anemia
Stadium 4 : sindrom wasting HIV, pneumonia, herpes
simplex kronis, Tb extra paru, sarcoma Kaposi, CMV,
toksoplasmosis, ensefalopati HIV, karsinoma serviks
invasif
HIV
PSK, homoseksual, berganti pasangan, penggunaan
jarum suntuk biersama
HIV menyerang CD4+ gagguan respons imum yang
progresif
Sebagian 3 tahun menjadi AIDS, 50% 10 tahun, dan
sesudah 13 tahun hampir semua menjadi AIDS dan
meninggal
CD4, antibody HIV, Viral Load RNA HIV
Indikasi :
- ODHA tanpa gelaja klinis (stadium klinis 1) dan belum
pernah dapat ARV, CD4 350
- ODHA dengan gejala klinis dan belum pernah dapat
terapi ARV dg stadium klinis 2 bila CD4 350 atau
stadium klinis 3 atau 4 berapapun jumlah CD4
- semua ibu hamil berapapun jumlah CD4 atau apapun
stadium klinis
- ODHA dengan koinfeksi Tb berapapun jumlah CD4
- ODHA dengan koinfeksi Hep B berapapun jumlah CD4
Panduan terapi ARV
- ODHA yang belum pernah mendapat terapi ARV : AZT
atau TDF + 3TC (atau FTC) + EFV atau NVP
- Perempuan hamil HIV + : AZT + 3TC + EFV atau NVP
- Koinfeksi TB HIV : AZT atau TDF + 3TC (FTC) + EFV
- Koinfeksi HIV Hep B : TDF + 3TC )FTC) + EFV atau NVP