Pneumothorax
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
TANDA
GEJALA
& Keluhan
a) Nyeri dada hebat yang tiba-tiba pada sisi paru terkena
khususnya padasaat bernafas dalam atau batuk.
b) Sesak, dapat samapai berat, kadang bisa hilang dalam
24 jam, apabila sebagian paru yang kolaps sudah
mengembang kembali
c)
Mudah lelah pada saat beraktifitas maupun
beristirahat.
d)
Warna kulit yang kebiruan disebabkan karena
kurangnya oksigen.
Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi: dapat terjadi pencembungan dan pada waktu
pergerakan nafas, tertinggal pada sisi yang sakit
b) Palpasi: Pada sisi yang sakit ruang sela iga dapat
normal atau melebar, iktus jantung terdorong kesisi
thoraks yang sehat. Fremitus suara melemah atau
menghilang.
c) Perkusi: Suara ketok hipersonor sampai tympani dan
tidak bergetar, batas jantung terdorong ke thoraks yang
sehat, apabila tekanannya tinggi
d) Auskultasi: suara nafas melemah sampai menghilang,
nafas dapat amforik apabila ada fistel yang cukup
besar
Adanya
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
Radiologis:
1. Tampak bayangan hiperlusen baik bersifat lokal maupun
general
PENATALAKSA
NAAN
Komplikasi
yang
dapat
berkembang
pneumotoraks
antara
lain
emfisema
pneumomediastinum dapat berlanjut menjadi
napas gangguan kontraksi jantung dan
kematian
dari
kejadian
subkutis
dan
depresi saluran
berujung pada
Sumber:
EFUSI PLEURA
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
Hipoalbuminemia
Hidrothoraks hepatik
Meigs Syndrom
Dialisis Peritoneal
Darah
PATOGENESIS/
Dalam keadaan normal hanya terdapat 10-20 ml cairan
PATOFISIOLOGI dalam rongga pleura berfungsi untuk melicinkan kedua pleura
viseralis dan pleura parietalis yang saling bergerak karena
pernapasan. Gangguan yang menyangkut proses penyerapan dan
bertambahnya kecepatan proses pembentukan cairan pleura akan
menimbulkan penimbunan cairan secara patologik di dalam rongga
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Foto thoraks
Pada foto dada posterior anterior (PA) permukaan
cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan
membentuk bayangan seperti kurva, dengan permukaan
daerah lateral lebih tinggi dari pada bagian medial,
tampak sudut kostrofrenikus menumpu. Pada
pemeriksaan foto dada posisi lateral dekubitus, cairan
bebas akan mengikuti posisi gravitasi.
Torakosentesis.
Aspirasi cairan pleura (torakosentesis) sebagai
sarana diagnostik maupun terapeutik. Pelaksanaannya
sebaiknya dengan posisi duduk. Aspirasi dilakukan pada
bagian bawah paru sela iga garis aksilaris posterior
dengan jarum abbocath nomor 14 atau 16. Pengeluaran
cairan pleura sebaiknya tidak melebihi 1000-1500 cc
pada setiap aspirasi.
Sitologi
Bakteriologi
Cairan pleura umumnya steril, bila cairan purulen dapat
mengandung mikroorganisme berupa kuman aerob atau
anaerob. Paling sering pneumokokus, E.coli, klebsiela,
pseudomonas, enterobacter.
Biopsi Pleura.
Dapat menunjukkan 50%-75% diagnosis kasus pleuritis
tuberkulosis dan tumor pleura.
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber:
EMFISEMA PARU
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA &
GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber:
ATELEKTASIS
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA &
GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber:
EDEMA PARU
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA &
GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber:
INFARK PARU
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA &
GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber:
ABSES PARU
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA &
GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber:
EMBOLI PARU
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR
RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA &
GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSA
NAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING
LAIN
Sumber: