Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bidang obstetri di Indonesia masih terbelit masalah

tingginya angka

kematian ibu. Menurut laporan BPS pada tahun 2005, Angka kematian ibu (AKI)
di Indonesia mencapai 262/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan
negara-negara ASEAN lainnya, AKI di Indonesia tertinggi.1
Penyebab kematian ibu salah satunya adalah kondisi yang terdiri dari
empat kriteria terlalu yaitu, terlalu tua saat melahirkan (> 35tahun), terlalu muda
saat melahirkan (<20tahun), terlalu banyak anak (>4anak), terlalu rapat jarak
melahirkan (< 2tahun).2
Di Indonesia, faktor yang mempengaruhi tingginya angka kematian ibu
antara lain adalah grande multipara. Risiko kematian ibu hamil dari golongan ini
adalah delapan kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang hamil kurang dari lima
kali. Hal ini disebabkan banyaknya komplikasi yang dapat dijumpai pada grande
multipara, baik pada kehamilan, persalinan maupun setelah melahirkan (masa
nifas) sehingga ibu dengan riwayat persalinan lebih dari lima kali digolongkan
dengan kehamilan risiko tinggi.1,2
Grande multipara adalah wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau
lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan. Grande
multipara pada umumnya terjadi pada usia 26 35 tahun (75%) dimana 33%
adalah para VII, 87% diantaranya merupakan masyarakat dengan pendidikan
rendah. Kehamilan yang paling optimal adalah kehamilan kedua sampai keempat.
Kehamilan pertama dan kehamilan setelah keempat memiliki resiko yang
meningkat. Kehamilan pada wanita kelompok grande multipara sering disertai

penyulit seperti kelainan letak, perdarahan antepartum, perdarahan postpartum


dan lainnya.1,3
Di Indonesia, wanita dengan paritas tinggi masih sering ditemukan.
Menurut laporan BKS PENFIN komposisi wanita hamil berdasarkan paritas
adalah sebagai berikut, para 0 : 34,8% ; para 1-3 42,1% ; para 4 atau lebih :
23,1%. Dari angka tersebut kita dapat ketahui bahwa masalah paritas tinggi masih
cukup relevan untuk negara kita.1
Penyebab kematian ibu merupakan suatu hal yang cukup kompleks yang
dapat digolongkan berdasarkan beberapa faktor diantaranya faktor reproduksi,
komplikasi obstetri, pelayanan kesehatan, dan sosioekonomi yang rendah
misalnya pengetahuan yang kurang dengan kepercayaan-kepercayaan dan peranan
dukun/paraji yang masih dapat ditemukan dalam pelayanan kepada ibu hamil.
Dengan adanya obstetri sosial, masalah obstetri tidak hanya dipandang dari segi
klinisnya saja, namun diperhatikan juga faktor lingkungan yang mempengaruhi
fungsi reproduksi manusia. Dengan memperhatikan keadaan-keadaan tersebut,
maka hasil pelayanan obstetri sosial yang dicapai akan lebih sempurna.3

Anda mungkin juga menyukai