Anda di halaman 1dari 35

PENDAHULUAN

Pertemuan I
Yani Prihatina Eka Furda, SE, M.Si

SEJARAH STATISTIK

Penggunan Sttistik sudah ada sebelum abad ke- 18, pada


saat itu negara Babilon, Mesir, dan Roma mengeluarkan
catatan tentang nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan
jumlah anggota keluarga.
Kemudian pada tahun 1500, pemerintahan Inggris
mengeluarkan catatan mingguan tentang kematian dan
tahun 1662 dikembangkan catatan tentang kelahiran dan
kematian.
Pada tahun 1772-1791 G. Achenwall menggunakan istilah
statistik sebagai kumpulan data tentang Negara.
Pada abad 19 Karl Pearson mempelopori penggunaan
metoda statistik dalam berbagai penelitian biologi maupun
pemecahan persoalan yang bersifat sosio ekonomis.

PENGERTIAN STATISTIK DAN


STATISTIKA

Kata statistic berasal dari kata latin yaitu status yang


berarti Negara
Pada awalnya statistic diartikan sebagai keteranganketerangan yang dibutuhkan oleh Negara dan berguna
bagi negara.
Misal keterangan menganai jumlah keluarga penduduk
suatu negara., keterangan mengenai pekerjaan
penduduk suatu Negara, dan sebagainya.
Perkembangan lebih lanjut menunjukkan bahwa
pengertian statistik merupakan kumpulan suatu angkaangka.
Misalnya statistik kelahiran, statistik hasil pertanian,
statistik penduduk, dan sebagainya.

STATISTIK

Jenis data statistik menurut cara memperolehnya dibagi


menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang secara langsung diambil
melalui obyek penelitian oleh peneliti secara individu
maupun kelompok.
Misalnya wawancara langsung penonton bioskop XXI
untuk penelitian pretensi konsumen bioskop.
Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat
secara tidak langsung dari obyek penelitian.
Disini peneliti mendapat data yang sudah dikumpulkan
oleh pihak lain melalui berbagai cara, baik komersial
maupun tidak komersial.
Misalnya peneliti menggunakan hasil riset dari surat
kabar yang akan digunakan untuk penelitian statistiknya.

STATISTIKA

Statistika berbeda dengan statistik, jika dalam


statistik terdapat jenis pengambilan data namun di
dalam statistika terdapat metode pengambilan
sampel yang terdiri dari dua teknik, yaitu teknik
sampling dan teknik berdasarkan peluang dan teknik
sampling tidak berdasarkan peluang.
Teknik sampling berdasarkan peluang adalah teknik
pengambilan sampel dengan setiap unit observasi
yang terdapat dalam populasi tersebut memiliki
kesempatan yang sama untuk dijadikan pilihan
sampel.
Sedangkan teknik tidak berdasarkan peluang adalah
teknik pengambilan sampel di mana setiap unit
dalam populasi tidak memiliki kesempatan yang
sama
untuk
terpilih
menjadi
sampel.

Statistik

Merupakan
kumpulan
data, bilangan maupun
non
bilangan
yang
disusun dalam table dan
atau
diagram
yang
melukiskan
suatu
persoalan.

Statistika adalah Ilmu yang


mempelajari bagaimana
merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis,
menginterpretasi dan
mempresentasikan data.

FUNGSI STATISTIK

Deskriptif

Inferensial

DESKRIPTIF

Statistikdeskriptifmemberikan
informasi
yang
terbatas, yaitu memberi informasi yang terbatas pada
data apa adanya.
Oleh karenanya pemakai statistik deskriptif tidak
dapat mengambil kesimpulan yang umum atas data
yang terbatas. Kesimpulan yang dapat diambil,
terbatas atas data yang ada.
Mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran objek yang diteliti sebagaimana
adanya tanpa menarik kesimpulan atau generalisasi.
Dalam deskriptif ini dikemukakan cara-cara penyajian
data dalam bentuk tabel maupun diagram, penentuan
rata-rata (mean), modus, median, rentang serta
simpangan baku.

INFERENSIAL

Merupakan
pengembangan
dari
statistik
deskriptif dapat memberikan informasi lebih
luas dan kompleks.
Oleh karenanya pemakai statistik ini dapat
melakukan generalisasi yang didasarkan pada
hasil analisis.
Mempunyai tujuan untuk penarikan kesimpulan.
Sebelum menarik kesimpulan dilakukan suatu
dugaan yang diperoleh dari statistika deskriptif.

LANJUTAN..

Kegunaan
statistik
adalah
membantu
peneliti/pemakai untuk: Menentukan sampel
yang representative, sehingga peneliti dapat
bekerja efisien, tetapi hasilnya sesuai dengan
objek yang diinginkan atau diteliti.
Membaca data yang telah dikumpul, sehingga
peneliti dapat mengambil keputusan yang tepat.
Melihat ada tidaknya perbedaan antara kelompok
satu dengan yang lainnya atas objek yang
diteliti.

DISTRIBUSI FREKUENSI
Jenis-Jenis Distribusi Frekuensi
Ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi
a. Distribusi frekunsi absolut
b. Distribusi frekuensi relatif
Ditinjau dari Jenisnya
c. Distribusi frekuensi numerik
d. Distribusi kategorikal
Ditinjau dari Kesatuannya
e. Distribusi frekuensi satuan
f. Distribusi frekuensi komulatif

DISTRIBUSI FREKUENSI ABSOLUT DAN


RELATIF

Distribusi frekuensi absolut adalah suatu jumlah


bilangan yang menyatakan banyaknya data pada
suatu kelompok tertentu.
Distribusi ini disusun berdasarkan data apa
adanya, sehingga menyukarkan peneliti dalam
membuat distribusi ini.
Distribusi frekuensi relatif adalah suatu jumlah
persentase yang menyatakan banyaknya data pada
suatu kelompok tertentu.
Pembuat distribusi terlebih dahulu harus dapat
mengitung
persentase
pada
masing-masing
kelompok, skor, atau pada masing2 bagian.

CONTOH

Data pengukuran tinggi badan atas 100 orang.


Setelah dilakukan penyederhanaan data (tinggi
badan dikelompokkan menjadi 7 kelompok), maka
distribusi frekuensi absolut dan relatif dapat dilihat:
Tinggi Badan (cm)

Frekuensi
Absolut

Frekunsi Relatif

Kurang dari 155

0,05

155-159,99

10

0,10

160-164,99

25

0,25

165-169,99

30

0,30

170-174,99

19

0,19

175-179,99

0,08

Lebih dari atau=180

0,03

Jumlah

100

1,00

DISTRIBUSI FREKUENSI NUMERIK


DAN KATEGORIKAL

Distribusi frekuensi numerik adalah distribusi


frekuensi yg didasarkan pada data-data
kontinue yaitu data yg berdiri sendiri dan
merupakan suatu deret hitung.
Distribusi frekuensi kategorikal adalah distribusi
frekuensi yg didasarkan pada data yg
terkelompok.
Jika data masih berbentuk kontinue, maka harus
diubah lebih dahulu menjadi kategorikal dan
selanjutnya baru dicari frekuensi masing-masing
kelompok.

LANJUTAN..

Pada contoh diatas tinggi badan dikelompokkan


menjadi 7 kelompok, sehingga contoh tersebut
merupakan distribusi frekuensi kategorikal.

Jika tinggi badan tidak dikelompokkan seperti


pada contoh, maka distribusinya disbut distribusi
frekuensi numerik.

CONTOH

Penelitian terhadap nilai mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan


Dunia Usaha untuk mata kuliah statistik pada suatu perguruan
tinggi. Dari hasil pengambilan sampel secara random (acak)
terambil sampel sebanyak 150 nilai statistik.

75

80

30

70

20

35

65

65

70

57

55

25

58

70

40

35

36

45

40

25

15

55

35

65

40

15

30

30

45

40

35

45

30

25

70

40

90

65

90

20

95

84

20

45

65

40

65

25

20

45

55

30

40

59

30

80

40

35

15

65

40

25

50

63

58

26

20

40

35

58

75

30

40

18

60

20

75

25

48

60

70
61

52
50

55
55

30
35

80
60

40
40

33
45

30
30

85
10

47
30

48
31
57

50
30
45

47
50
90

20
40
10

60
20
65

59
45
55

30
30
50

25
75
65

70
25
40

75
30
65

45
40

58
85

15
60

55
45

15
25

40
49

47
40

15
20

20
62

40
55

Data diatas belum berurutan sehingga menyukarkan jika


langsung dibaca.
Untuk mempermudah membaca data tersebut, maka data
tersebut sebaiknya disusun menurut urutannya, baik dari angka
terbesar ataupun terkecil.

95
90
90
90
85
85
85
80
80
80
75
75
75
75
75

70
70
70
70
70
70
65
65
65
65
65
65
65
65
65

63
62
61
60
60
60
60
60
59
59
58
58
58
58
57

57
55
55
55
55
55
55
55
50
50
50
50
50
50
50

49
48
48
47
47
47
45
45
45
45
45
45
45
45
45

45
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40

40
40
40
40
40
36
35
35
35
35
35
35
35
35
33

31
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30

30
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
20
20
20
20

20
20
20
20
20
20
18
15
15
15
15
15
15
10
10

LANJUTAN..

Berdasarkan data yang telah tersusun dapat disusun


distribusi frekuensi numerik absolut dan relatif
Serta distribusi frekuensi kategorikal absolut
maupun relatif.
Apabila data disusun menjadi berdistribusi frekuensi
numerik, maka susunan angka-angka masih tetap
panjang.
Tetapi, jika data disusun menjadi berdistribusi
frekuensi kategorikal, maka susunan angka-angka
akan tampak sederhana.
Dengan demikian, maka distribusi frekuensi
kategorikal merupakan penyederhanaan dari
distribusi frekuensi numerik.

DISTRIBUSI FREKUENSI NUMERIK


Nilai

fA

fR

Nilai

fA

fR

95

0,0067

49

0,0667

90

0,0200

48

0,1333

85

0,0200

47

0,2000

80

0,0200

45

10

0,6667

75

0,0333

40

19

1,2667

70

0,0400

36

0,0667

65

0,0600

35

0,5333

63

0,0067

33

0,0667

62

0,0067

31

0,0667

61

0,0067

30

15

1,0000

60

0,0333

25

10

0,6667

59

0,0133

20

10

0,6667

58

0,0267

18

0,0667

57

0,0133

15

0,4000

55

0,0533

10

0,1333

50

0,0400

LANJUTAN..

Data numerik diatas dapat dibuat bentuk kategorikal.


Besar kecilnya interval setiap kelompok pada bentuk
kategorikal, tergantung kepada rentangan data.
Rentangan data merupakan selisih data terbesar
dengan data kecil.
Jumlah kelompok dapat dihitung dengan rumus
K = 1 + 3,3 Log n
K = jumlah kelompok
n = jumlah sampel
Ada kemungkinan jumlah kelompok hasil perhitungan
rumus diatas merupakan bilangan ganjil.
Pembulatan selalu ke atas, walaupun angka
dibelakang kecil.

LANJUTAN..

K = 1 + 3,3 Log n
= 1 + 3,3 Log 150
= 1 + 3,3.2,176091259
= 1 + 7,181101155
= 8,181101155 atau 8,18
Jadi, jumlah kelompok yang diterapkan pada data
diatas adalah 9.
Langkah berikutnya adalah mencari rentangan
(interval) tiap kelompok.
Interval kelompok dapat dihitung dengan rumus.

LANJUTAN..

Pembulatan di sini pun sebaiknya ke atas,


Karena pembulatan ke bawah akan menanggung
risiko yaitu ada data yang tidak masuk dalam
kelompok yang telah ditentukan.

PENGELOMPOKANNYA DAPAT DILAKUKAN


DENGAN MENGGUNAKAN DUA CARA
1.

.
.

Batas bawah kelompok dimulai dari nilai terendah,


maka batas bawah kelompok adalah
10 20 30 40 50 60 70 80 90. batas bawah yang
tepat adalah
9,5 19,5 29,5 39,5 49,5 59,5 69,5 79,5 89,5.
Dalam kasus ini batas atas mengikuti batas bawah,
sehingga batas atas kelompok adalah 19 29 39 49
59 69 79 89 99
Batas atas yang tepat adalah 19,5 29,5 39,5 49,5
59,5 69,5 79,5 89,5 99,5

LANJUTAN..
2.
.

Batas atas kelompok dimulai dari nilai tertinggi


Maka batas atas kelompok adalah 95 85 75 65 55 45
35 25 15
Batas atas yang tepat adalah 95,5 85,5 75,5 65,5
55,5 45,5 35,5 25,5 15,5.
Sedangkan batas bawahnya adalah 86 76 66 56 46
36 26 16 6.
Batas bawah yang tepat adalah 85,5 75,5 65,5 55,5
45,5 35,5 25,5 15,5.

DISTRIBUSI FREKUENSI KATEGORIKAL


Kelompok
Berinterval
95-86
85-76
75-66
65-56
55-46
45-36
35-26
25-16
15-6
Jumlah

fA
4
6
11
25
20
30
25
21
8
150

fR
0,0267
0,0400
0,0733
0,1667
0,1333
0,2000
0,1667
0,1400
0,0533
1,0000

2,67
4
7,33
16,67
13,33
20
16,67
14
5,33
100

DISTRIBUSI FREKUENSI SATUAN


DAN KOMULATIF

Distribusi frekuensi satuan adalah distribusi frekuensi


yang menunjukkan berapa banyak data pada kelompok
tertentu.
Contoh distribusi frekuensi diatas menunjukkan
distribusi frekuensi satuan, baik yang numerik maupun
relatif.
Yang dimaksud distribusi frekuensi komulatif adalah
distribusi frekuensi yang menunjukkan jumlah frekuensi
pada sekelompok nilai (tingkat nilai) tertentu mulai
dari kelompok sebelumnya.
Berdasarkan contoh diatas telah dibuat distribusi
frekuensi absolut maupun relatif secara kelompok
(kategorikal), dapat disusun distribusi frekuensi
komulatif sbb:

DISTRIBUSI FREKUENSI KOMULATIF


Kelompok Berinterval
95-86
85-76
75-66
65-56
55-46
45-36
35-26
25-16
15-6

fA
4
6
11
25
20
30
25
21
8

fR
2,67
4
7,33
16,7
13,3
20
16,7
14
5,33

Fka Fkr
4
2,67
10 6,67
21
14
46 30,7
66
44
96
64
121 80,7
142 94,7
150 100

Frekuensi komulatif numerik yang terakhir


selalu sama dengan jumlah sampel (data).
Sedangkan frekuensi komulatif relatif yang
terakhir selalu sama dengan 100 yang berarti
= 100%.
Distribusi frekuensi komulatif bermanfaat
sebagai dasar perhitungan median

SKALA PENGUKURAN
Skala Nominal
Skala Ordinal
Skala Interval
Skala Ratio

SKALA NOMINAL
Skala nominal yaitu
angka yang tidak
mempunyai arti
hitung.
Angka yang
diterapkan hanya
merupakan simbol/
tanda dari objek
yang akan
dianalisis.

SKALA ORDINAL
Skala ordinal
adalah suatu skala
yang sudah
mempunyai daya
pembeda
Tetapi perbedaan
antara angka yang
satu dengan angka
yang lainnya tidak
konstan.

SKALA INTERVAL

Sakala interval yaitu skala yang mempunyai


rentangan konstan antara tingkat satu
dengan asilnya
Tetapi tidak mempunyai angka 0 mutlak.

SKALA RATIO

Skala ratio adalah


suatu skala yang
mempunyai
rentangan
konstan dan
mempunyai angka
0 mutlak

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai