Anda di halaman 1dari 43

Bab: Anggaran Material

MINGGU KE 5 DAN 6
BAB:
ANGGARAN MATERIAL
 Pengertian
 Penyusunan Anggaran Material:
1.Anggaran Kebutuhan Material
2.Anggaran Pembelian Material
3.Anggaran Penggunaan Material
4.Anggaran Persediaan Material
BAB:
ANGGARAN MATERIAL(Bhn Mentah)

Pengertian:
Material/ Bhn Mentah yang dimaksud adl BM
Langsung, dimana merupakan bagian produk
yang akan “TAMPAK” pada produk jadi.
Sedangkan bahan pembantu biasanya “tidak
tampak” pada produk jadi.
1. Anggaran Kebutuhan Material

Merencanakan, berapa satuan material yang


dibutuhkan dalam satu periode.
Yang dipentingkan adalah jumlah fisik, bukan pada
nilai materialnya.

Kebutuhan Material=Produksi X SPM


SPM adl standar penggunaan material atau
SUR= Standar Usage Rate
Yaitu Jumlah Material yg digunakan untuk
menghasilkan 1 unit produk
2. Anggaran Pembelian Material
a. Ditentukan berapa jumlah material yang dibeli
dan berapa nilai pembelian tersebut.
b. Besar kecilnya pembelian material tergantung
pada:
1. anggaran kebutuhan material
2. tingkat persediaan material:
-Persediaan awal (makin besar persediaan
awal, jml pembelian material makin kecil)
-persediaan akhir(makin besar
persediaan akhir, jml material yang
dibeli makin besar)
3.Harga persatuan ( ada supplier yang
memberikan harga sama per unit, dan ada yang
memberi harga berbeda untuk pembelian
berikutnya/untuk beli dalam jml yang besar)
Rumus:Angg Pembelian

Anggaran kebutuhan
Saldo Akhir +
Total
Saldo Awal -
Yang dibeli
Contoh:
Diketahui produksi th depan diperkirakan:
Tw1 = 1300
Tw 2= 1500
Tw3 = 1200
Tw 4= 1500 unit meja
5.500 unit
1 unit butuh bhn baku kayu= 2 lonjor dan triplek
1,5 lembar. Hitung kebutuhan B.Baku tiap
triwulan !
Produksi SUR TOTAL SUR Total
Kayu Kebuth Ky Triplek Kebut Trip
1=1300 2 ljr 2600 ljr 1,5 lbr 1950
2=1500 2 3000 1,5 2250
3=1200 2 2400 1,5 1800
4=1500 2 3000 1,5 2250
Total= 2 11000 1,5 8250 lbr
5500
Untuk Kayu: Saldo ak= 100 lonjor; S awal= 80
lonjor. (harga beli Rp=20.000/ljr)
Untuk Triplek: S. Ak= 6 lsn; S awal 10 lsn (hrg beli
Rp= 50.000/ lsn)
Hitung anggaran pembelian kayu dan triplek scr
triwulan th dpn !
T Kebuth S. Ak Total S. Awal Pemb Pemb
W Kayu Unit Rp
1 2600 85 2685 80 2605 52,1jt
2 3000 90 3090 85 3005 60,1jt
3 2400 95 2495 90 2405 48,1jt
4 3000 100 3100 95 3005 60,1jt

11000 100 11.100 80 11.020 220,4jt


TW Kebut Kebut S. Ak Jml S. Aw Pemb Pemb
Triplek Triplek Lsn Rp
LBR Lusin
1 1950 162,5 9 171,5 10 161,5 8,050jt
2 2250 187,5 8 195,5 9 186,5+ 9,350jt
1
3 1800 150 7 157 8 149 7,45ojt
4 2250 187,5 6 193,5 7 186,5+ 9,350jt
1`
Tot 8250 687,5 6 693,5 10 683,5 34,2jt
lbr lsn

684
lsn
Pertanyaan

1. TULIS RUMUS ANGGARAN PEMBELIAN

Lihat hal 50
Dalam Anggaran Pembelian Material;
Menggunakan Analisis EOQ (Economic
Order Quantity)
Dlm EOQ, pembelian ekonomis adalah pembelian
material yg meminimalkan biaya pemesanan dan
biaya penyimpanan, yaitu dengan cara:
a. Tentukan jml kebutuhan material dlm 1 th
b. Tentukan by pemesanan tiap kali pesan
c. Tentukan hrg material per satuan
d. Tentukan by penyimpanan per satuan
3. Anggaran Penggunaan Material:

 Merencanakan berapa nilai material yg habis


digunakan dlm memproduksi barang dlm satu
periode.
 Total penggunaan material yg digunakan akan
tergantung pada:
1. Anggaran By Pemb Material
2. Nilai Persediaan
a. Nilai persed. Awal material
b. Nilai persed. Akhir (FIFO, LIFO, Average)
Metode FIFO

First in first out


Pertama masuk, pertama keluar. Material yg
pertama / pertama dibeli langsung digunakan
dalam proses produksi. Dengan demikian
persediaan pada akhir periode dinilai dengan
harga pd pembelian terakhir
Metode LIFO

Last in first out


Terakhir masuk, pertama keluar. Material yg
terakhir masuk, pertama digunakan dalam
proses produksi. Dengan demikian
persediaan pada akhir periode dinilai dengan
harga pd pembelian pertama
Rumus:
Anggaran by pemb. Material xxxxx
Nilai persed awal material xxxxx+
Jumlah xxxxx
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) xxxxx-
Anggaran penggunaan material xxxxx
Perhitungan nilai persed akhir dgn
3 metode :

 Material yg ada terdiri:


persed awal 200 kg @ Rp. 950,-
pembelian th 2012:
pemb 1 : 950 kg @ Rp.1.000,-
pemb 2 : 950 kg @ Rp. 1.050,-
pemb 3 : 950 kg @ Rp. 1.100,-
pemb 4 : 950 kg @ Rp. 1.150,-
 Persed akhir tahun 2012 sebesar 400 kg
 Nilai persed akhir dgn masing-masing metode:
1. FIFO
Nilai persed akhir= 400 kg @Rp. 1.150,-
=Rp. 460.000,-
2. LIFO
Nilai persed akhir:
200 kg @Rp. 950,- =Rp. 190.000,-
200 kg @Rp. 1.000,- =Rp. 200.000,-
400 kg =Rp.390.000,-
3. Average
Nilai persed akhir=400
(950+1000+1050+1100+1150)
5
5250 : 5 = Rp. 1.050,-
400 unit x Rp 1.050= Rp 420.000,-
Anggaran penggunaan material
bila nilai persediaan akhir
1.
dihitung
FIFO
dgn metode:
Anggaran by pemb. Material Rp.4.085.000,-
Nilai persed awal material Rp. 190.000,-+
Jumlah Rp.4.275.000,-
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) Rp. 460.000,--
Anggaran penggunaan material Rp.3.815.000,-
2. LIFO

Anggaran by pemb. Material Rp.4.085.000,-


Nilai persed awal material Rp. 190.000,-+
Jumlah Rp.4.275.000,-
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) Rp. 390.000,--
Anggaran penggunaan material Rp.3.885.000,-
3. AVERAGE

Anggaran by pemb. Material Rp.4.085.000,-


Nilai persed awal material Rp. 190.000,-+
Jumlah Rp.4.275.000,-
Nilai persed akhir material
(tergantung metode penilaian ) Rp. 420.000,--
Anggaran penggunaan material Rp.3.855.000,-
4.Anggaran Persediaan
Material
 Dalam anggaran ini akan ditentukan satuan
fisik persediaan material, yg akan tergantung
pada;
1. Jumlah persediaan awal
2. Jumlah persediaan akhir
3. Anggaran pembelian material 1 th ke
periode(bulanan, tri wulan ,dll)
4. Anggaran kebutuhan material.
Yg termasuk by pemesanan:
-by persiapan pemesanan
-by admin
-by pengiriman
-by mencocokan pesanan yg masuk
-by mempersiapkan order pembyr

Yg termasuk by penyimpanan:
-pemeliharaan
-asuransi
-perbaikan kerusakan
EOQ= 2R.S
P.I

R= jml BM dlm jangka waktu 1 th


S= biaya pesan
P= hrg per unit BM
I= by penyimpanan yg dinyatakan dlm %
atau
Contoh :
PT X memperkirakan kebutuhan BM 1 th 2012 =
1000 kg. setiap pesan, by yg dikeluarkan Rp.50
sbg by perangko. Hrg BM Rp 20,-/kg. By
penyimpanan akan sebesar 50% dari persediaan
rata-rata. Jml pembelian paling ekonomis adl:
EOQ= 2x 1000x 50 = 100 kg
20x 0,50
EOQ= 2R.S
C
C= by penyimpanan setiap unit BM
Contoh:
PT X memperkirakan kebutuhan BM 1 th 2012 =
1000 kg. setiap pesan, by yg dikeluarkan Rp.50
sbg by perangko. Hrg BM Rp 20,-/kg. By
penyimpanan setiap kg BM Rp 10,-. Jml
pembelian paling ekonomis adl

EOQ = 2 x 1000x 50 = 100 kg


10
Waktu pembelian BM:
Hrs ditentukan, kapan pemesanan BM hrs
dilakukan, agar BM datang tepat waktu.
BM yg datang terlambat akan mengakibatkan
terganggunya proses prod. Terkadang perlu
dicari BM pengganti, agar prod tdk terhenti.
Biaya yg terpaksa dikeluarkan krn
keterlambatan datangnya disebut STOCK OUT
COST. (SOC)
Sebaliknya BM yg datangnya terlalu awal/ cepat
akan menimbulkan biaya pula, yaitu by
penyimpanan dan pemeliharaan. Biaya inilah yg
disebut EXTRA CARRYING COST (ECC)

Oleh sb itu perlu menentukan waktu pemesanan


dgn memperhatikan faktor LEAD TIME, yaitu
jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan
sampai BM tsb datang dan siap untuk di
produksi.
Reorder point adl saat dimana hrs dilakukan
pemesanan kembali BM yg diperlukan.

Contoh:
Mnrt perkiran, selama th depan, PT X
membutuhkan BM 10.000 kg. Untuk itu diamati
20 buah data pemesanan th sebelumnya, untuk
menentukan pemesanan kembali dgn tepat.
Lead time 3 hari = 5 buah (=0,25)
Lead time 4 hari = 10 buah (=0,5)
Lead Time 5 hari = 5 buah (= 0,25)
20 buah (=100%)
Diketahui Kebutuhan BM (R)= 10.000 kg
By penyimpanan Rp 2/kg/th
By pemesanan Rp 100/ pesan
By pengganti Rp 0,50/unit BM pengganti
EOQ= 2x10.000x100 = 1000 kg
2
Frekuensi pemesanan= 10.000: 1000=10 x
Biaya penyimpanan/hari, jika 1 th= 300 hr

(1000 xRp 2) : 300 hr = Rp 6,67

Bila Lead time 3 hari


ECC = 0
Bila lead time 4 hari, maka
ECC= 1hr (0,25) (Rp 6,67) = Rp 1,6675
Bila lead time 5 hari,maka
ECC= 2 hr (0,25) (Rp 6,67) = Rp 3,335
=1 hr (0,5) (Rp 6,67) = Rp 3,335
Rp 6,670
STOCK OUT COST= SOC
SOC per kg = 0,50
Kebutuhan BM/ hr =
10.000kg: 300 = 33,3 kg/ hari

Bila lead time 5 hari, maka


SOC = 0 (5 hr waktu paling lama, tdk ada yg lebih
lama lagi)
Bila lead time 4 hari, maka
SOC= 1 hr (0,25) (33,3) (Rp 0,50)=
Rp 4,1625
Bila lead time 3 hari, maka
SOC= 2 hr (0,25) (33,3) (Rp 0,50)= Rp 8,325
SOC= 1 hr (0,5) (33,3) (Rp 0,50)= Rp 8,325
Rp 16,650

Persediaan besi= persediaan untuk jangka waktu


tertentu, sesuai keinginan perusahaan.misal
untuk 10 hr.
Lead time ECC SOC Total per
th
Per order Per th Per order Per th

3 hr 0 0 16,65 166,50 166,50


4 hr 1,6675 16,675 4,1625 41,625 58,30
5 hr 6,67 66,70 0 0 66,70
Kesimplan:
Lead time 4 hr mendatangkan biaya total yg
minimum. Stlh lead time diket, tinggal
dihubungkan dgn kebijakan besarnya persed
besi. Pemesanan dilakukan lagi saat:
Persed besi (mis,ditetapkan 10 hr)=333 kg
Kebut selama lead time 4x33,3 =133,2
Saat pemesanan kembali = 466,2 kg
Latihan soal

Diketahui kebutuhan bahan mentah A selama 1


th= 25.000 unit
1 th= 310 hr, biaya penyimpanan=Rp25,-
/unit/th. Biaya bhn mentah pengganti Rp Rp
100/unit.
Biaya pesan Rp 200/pesan
Persediaan besi= 4 hari
Jika terdpt lead time:
Dari nota pemesanan th kemarin diketahui sbb:
Lead time 4 hari = 27 %
Lead time 5 hr = 35%
Lead time 6 hr = 38%
Pertnyaan:
a.Hitunglah pada lead time ke berapa by minimum !
b. Pada saat berapa persediaan BB, dilakukan
Reorder point !
Soal latihan:
 Perusahaan “ MAKMUR SELALU” akan
menyusun anggaran material tahun depan
(2012) dengan data sbb:
 Anggaran produksi th depan:
Triwulan Produksi (unit)
I 6.500
II 6.000
III 4.000
IV 4.000
 Standar pemakaian material (SUR) adalah 2 Kg
 Persediaan awal material 6000 kg
 Persediaan akhir material 5000 kg
 Pembelian material direncanakan 4 kali dlm th
depan dengan jml yg sama pada setiap
pembelian dgn perkiraan harga/kg sbb:
 Pemb 1 s/d 4 berurut sbb: Rp. 1.100,-; 1.200,-;
1.300,-; dan 1.400,-

Anda mungkin juga menyukai