Anda di halaman 1dari 24

LOGO

LOGO

Jenis Data dan


Distribusi
Pertemuan III

Pendahuluan
Seandainya Anda memperoleh nilai
72 dalam UAS Statistika Sosial.
Apakah nilai ini bisa dianggap baik,
jika kita melihat distribusi nilai
populasi di mana Anda berada ?
Jika rata-rata nilai kelas 70 &
simpangan bakunya 4, maka posisi
nilai Anda diantara nilai rata-rata
dengan nilai rata-rata +1 simpangan
baku.

Z Skor
Merupakan perbedaan antara raw score
(skor asli) dengan rata-rata dengan
menggunakan unit-unit simpangan baku,
untuk mengukur perbedaan tersebut.
= rata-rata populasi
= simpangan baku populasi
Mengingat nilai dan tidak diketahui
maka rata- rata dan simpangan baku yang
digunakan berasal dari sampel.

Lanjutan...
Pada contoh sebelumnya: Z-skor = (7270)/4 = 2/4 = +1/2
Z-skor merupakan perhitungan yang
sering dipakai karena rumus-rumus
statistik parametrik diturunkan dengan
menggunakan asumsi, bahwa distribusi
suatu populasi berdistribusi normal
Dengan demikian maka transformasi
ke Z-skor merupakan cara sederhana
dan baik untuk analisis parametrik

Contoh Soal
Distribusi Intelegensia mahasiswa
suatu perguruan tinggi mempunyai
rata-rata 110 dengan simpangan
baku 10.
Berapakah Z skor mahasiswa yang
mempunyai nilai intelegensia 125?
Z skor = (x-) :

= (125-110) : 10

= 15/10 =1,5

Lanjutan...
Apabila ada mahasiswa yang mempunyai
nilai intelegensia 105 berapakah nilai Z
skornya ?
Z skor = (105-110) : 10

= -5/10 = -0,5
Berdasarkan rumus sebelumnya dapat
dikembangkan
rumus
lain
secara
matematika sederhana sbb:

Contoh
Misalnya suatu distribusi nilai sbb:
1 9 5 8 7
Berdasarkan distribusi nilai tersebut dapat
dihitung: = 6, = 2,83
Jika
distribusi
nilai
tersebut
ditransformasikan ke Z skor, maka hasilnya
sbb:
X = 1 menjadi (1-6) : 2,83 = -1,77
X = 5 menjadi (5-6) : 2,83 = -0,35
X = 7 menjadi (7-6) : 2,83 = 0,35
X = 8 menjadi (8-6) : 2,83 = 0,71

Lanjutan..

Dari perhitungan di atas dapat disusun suatu


tabel yang dapat membantu dalam pencarian
simpangan baku Z skor.
2
Z

Z-

(Z-z)

-1,77

-1,77

3,1329

-0,35

-0,35

0,1225

0,35

0,35

0,1225

0,71

0,71

0,5041

1,06

1,06

1,1236

Jumlah

5,0056

Latihan...

Z selalu 0, sedangkan Z = 1.
Dengan demikian maka transformasi skor
asli ke Z skor bisa digunakan untuk
membandingkan dua sekumpulan data.

Membuat Komparasi Dengan


Menggunakan Z Skor
Transformasi ke Z skor sangat berguna ketika kita
ingin membandingkan dua distribusi yang
berbeda.
Dengan mentransformasikan kedua distribusi
tersebut berarti kita menstandarkan distribusi
yang akan dibandingkan.
Setelah distribusi yang ingin dibandingkan
distandarkan,
baru
kita
dapat
membandingkannya.
Membandingkan dua distribusi tanpa melakukan
standardisasi merupakan tindakan ceroboh,
karena seolah-olah membandingkan dua macam
objek yang berbeda.
Masing-masing distribusi masih mengandung sifat

Contoh
Pada UAS, Tuti memperoleh nilai 60 untuk mata
kuliah ekonomi.
Untuk mata kuliah ekonomi rata-rata kelas adalah
50 dan simpangan bakunya 10.
Disamping itu Tuti memperoleh nilai 56 untuk mata
kuliah akuntansi, dimana rata-rata kelas untuk
mata kuliah ini adalah 48 dengan simpangan baku
4.
Dalam kasus ini, di manakah posisi Tuti yang lebih
baik?
Nilai ekonomi 10 lebih besar dari rata-ratanya,
sedangkan nilai akuntansi hanya 8 angka di atas
rata-rata nilai akuntansi.
Membandingkan nilai Tuti hanya melihat pada nilai

Lanjutan..
Pada kasus ini kita berhadapan dengan dua
distribusi
nilai,
sehingga
kita
harus
melakukan standardisasi lebih dahulu.
Melakukan transformasi skor asli ke dalam Z
skor berarti membuat distribusi tersebut
mempunyai rata-rata 0 dan simpangan
bakunya 1.
Kondisi
inilah
yang
cocok
untuk
membandingkan duah buah distribusi,
karena dengan membuat distribusi itu
dalam kondisi yang sama rata-rata dan
simpangan bakunya, berarti kedua distribusi

Lanjutan..
Untuk mata kuliah ekonomi

Untuk mata kuliah akuntansi

Jelas di sini bahwa Tuti untuk mata kuliah


akuntansi lebih baik posisinya dalam kelas
daripada nilai ekonominya.
Dalam kasus ini tingkat kesukaran soal yang
dapat mempengaruhi nilai mahasiswa tidak
berperan lagi (dengan adanya standardisasi).

Lanjutan..
Walaupun distribusi Z skor mempunyai daya
pembeda yang baik, tetapi masih ada beberapa hal
yang masih bisa menyulitkan pemakainya.
Hal ini disebabkan oleh adanya tanda-tanda positif
dan negatif pada z skor.
Disamping itu, angka-angka Z skor melibatkan
kesalahan dalam penafsiran.
Oleh karena itu, ditemukan jalan lain untuk
mengatasi kelemahan Z skor.
Apabila kita telah mempunyai nilai standar, maka
standardisasi (transformasinya) diarahkan kepada
nilai standar tersebut.
Dalam kasus ini kita dapat menetapkan nilai standar
tertentu untuk kedua distribusi yang akan kita

Contoh
Pada pengumpulan nilai matematika dari dua kelas
diperoleh data sebagai berikut:
Tuti dan Harry sekelas (kelas A), mereka memperoleh
nilai matematika 64 dan 43.
Di kelas A rata-rata nilai matematika adalah 57
dengan simpangan baku 14.
Dikelas B rata-rata nilai matematika adalah 31, dan
simpangan bakunya 6.
Ary dan Tono adalah siswa kelas B memperoleh nilai
matematika 34 dan 28.
Apabila dalam kasusu ini diteteapkan suatu
nilai standar (rata-rata standar) adalah 50
dengan simpangan baku 5.
Untuk membandingkan nilai keempat siswa

Pertama
Transformasi nilai asli ke Z skor untuk keempat
siswa tersebut sehingga hasilnya adalah:
Nilai Tuti 64 menjadi:

Nilai Harry 43 menjadi:

Nilai Ary 34 menjadi:

Nilai Tono 28 menjadi:

Kedua
Mengubah Z skor ke standar skor yang telah di tetepkan
dengan rumus

Keterangan:
st adalah rata-rata stadar
st adalah simpangan baku standar
Nilai Tuti yang distandarkan adalah
50 + (5 x 0,5) = 52,5
Nilai Harry yang distandarkan adalah
50 + (5 x -1) = 45
Nilai Ary yang distandarkan adalah
50 + (5 x 0,5) = 52,5
Nilai Tono yang distandarkan adalah
50 + (5 x -0,5) = 47,5

Ketiga
Membandingkan nilai-nilai yang telah distandarkan.
Dalam contoh diatas ternyata nilai terendah adalah
Harry, sedangkan siswa yang mempunyai nilai baik
dari keempat siswa tersebut adalah Tuti dan Ary.
Apabila kita akna membandingkan sekumpulan nilai
yang cukup banyak jumlahnya, maka perlu disusun
suatu tabel.
Tabel tersebut berfungsi untuk mempermudah
membaca hasil perhitungan dan memuat nama
responden, skor asli Z skor, serta skors standar.
Dengan demikian maka akan tampak jelas
perbedaan-perbedaan yang ada untuk setiap
bentuk skor, apabila kondisi itu memang diperlukan.

Lanjutan..

Nama
Tuti
Harry
Ary
Tono

Skor Asli
64
43
34
28

Z Skor
0,5
-1
0,5
-0,5

Skor St
52,5
45
52,5
47,5

Contoh
Seorang ahli pendidikan mengembangkan suatu tes
intelegensi. Dalam satu tahun dia telah menerapkan
tes yang telah dikembangkannya kepada sekelompok
responden yang mempunyai kriteria hampir sama
(terikat dengan aturan yang sama), dalam jumlah
yang besar.
Berdasarkan penerapan tes tersebut pada populasi itu
diperoleh = 80 dan = 10. selanjutnya, dia
melakukan
perbandingan
atas
beberapa
hasil
pengujiannya = 100 dan = 15, atau dengan kata
lain
dia
ingin
melakukan
standardisasi
hasil
pengujiannya dengan tes yang telah terstandar
Sisw itu diambil beberapa sampel dengan nilai sbb:
Untuk
A
B
C
D
E
F
G
H
a

90

85

100

90

70

70

75

95

Langkah 1

Siswa A
:

Z
=

( 90 80
)

: 10 = 1

Siswa
B:

Z
=

( 85 80
)

: 10 = 0,5

Siswa
C:

Z
=

( 100
80 )

: 10 = 2

Siswa D
:

Z
=

( 90 80
)

: 10 = 1

Siswa
E:

Z
=

( 70 80
)

: 10 = -1

Siswa
F:

Z
=

( 70 80
)

: 10 = -1

Langkah 2

Siswa
A:

Xst

= 100 + (15 x
1)

= 115

Siswa B Xst
:

= 100 + (15 x
0,5)

= 107,5

Siswa C Xst
:

= 100 + (15 x
2)

= 130

Siswa
D:

Xst

= 100 + (15 x
1)

= 115

Siswa E Xst
:

= 100 + (15 x
-1)

= 85

Siswa F Xst
:

= 100 + (15 x
-1)

= 85

Siswa
G:

= 100 + (15 x
-0,5)

= 92,5

Xst

Langkah 3
Siswa

Skor Standard

90

115

85

0,5

107, 5

100

130

90

115

70

-1

85

70

-1

85

75

-0,5

92,5

95

1,5

122,5

SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai