Anda di halaman 1dari 63

BAB I

PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

Pada Modul Penemuan Pasien TB telah dipelajari cara mengidentifikasi


suspek, diagnosis, klasifikasi dan tipe pasien TB. Diagnosis, klasifikasi dan
tipe pasien TB diperlukan untuk menetapkan kategori obat yang akan
digunakan. Dalam modul ini peserta latih akan mempelajari tatalaksana
pengobatan pasien TB.
Pengobatan TB terdiri dari dua tahap yaitu tahap awal dan tahap lanjutan.
Tahap pengobatan harus dijalani secara teratur dan benar oleh pasien TB agar
dapat sembuh dan memperkecil risiko terjadinya TB Multi Drug Resistant
(MDR) atau bahkan Extensively Drug Resistant (XDR).
MDR dan XDR TB tersebut merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat
karena pengobatannya semakin sulit, lebih mahal dan membutuhkan waktu
yang lebih lama karena menggunakan OAT lini kedua,.
Dalam mengobati pasien TB dengan menggunakan strategi DOTS,
pengawasan secara ketat oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO)
merupakan hal yang penting untuk menjamin keteraturan dan kepatuhan
pengobatan. Petugas kesehatan harus memastikan bahwa setiap pasien TB
didampingi oleh seorang PMO.
Selain untuk memastikan pasien menelan obat secara teratur, cara ini dapat
menciptakan hubungan yang baik antara petugas kesehatan atau PMO dengan
pasien. Hubungan yang baik ini akan membuat pasien tidak segan-segan untuk
bertanya ataupun membahas hal-hal yang terkait dengan penyakitnya serta
masalah yang muncul dalam masa pengobatan.
Kemajuan hasil pengobatan pasien TB harus di pantau atau di follow up dengan
cara pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal, sebulan sebelum akhir
pengobatan dan akhir pengobatan. Apabila hasil pemeriksaan ulang dahaknya
negatif, merupakan pertanda baik kemajuan pengobatannya. Keadaan ini akan
memberi semangat bagi pasien, petugas, PMO dan keluarga untuk lebih
bersungguh-sungguh menyelesaikan pengobatan.
Pada akhir pengobatan, pemeriksaan ulang dahak wajib dilakukan untuk
menentukan apakah seorang pasien TB dapat dinyatakan sembuh atau tidak.

B. Tujuan Pembelajaran.
1. Tujuan Pembelajaran Umum(TPU)
Setelah mempelajari materi modul ini peserta latih mampu melaksanakan
tatalaksana pengobatan pasien TB.
2.Tujuan Pembelajaran Khusus(TPK)
Setelah mempelajari materi modul ini peserta latih mampu :
a. Menetapkan pengobatan TB pada pasien dewasa.dan anak
b. Menatalaksana TB pada pasien dengan keadaan khusus.
c. Menetapkan PMO dan tempat pengobatan.
d. Mengisi dan melengkapi Kartu Pengobatan TB ( TB.01)
e. Mengisi dan melengkapi Kartu Identitas Pengobatan Pasien (TB.02)
f. Mengisi dan melengkapi Buku TB.03 UPK
g. Melakukan tatalaksana efek samping obat.
h. Memantau kemajuan pengobatan dengan pemeriksaan ulang dahak.
i. Melakukan tatalaksana pasien TB yang berobat tidak teratur.
j. Menentukan dan mencatat hasil akhir pengobatan.
k. Mengisi dan melengkapi Formulir Pindah Berobat (TB.09) dan Laporan
Hasil Pengobatan Pindah Berobat (TB.10)

BAB II
MATERI PEMBELAJARAN
Tujuan Pengobatan:
Pengobatan pasien TB bertujuan untuk menyembuhkan, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah
terjadinya resistensi kuman terhadap OAT.
Prinsip pengobatan pasien TB dilakukan sebagai berikut:
a. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Tidak
boleh memberikan pengobatan dengan OAT tunggal (mono terapi) atau
tidak sesuai regimen yang direkomendasikan.
b. Pemakaian OAT kombinasi dosis tetap (OAT-KDT) lebih menguntungkan
dan sangat dianjurkan.
c. Obat ditelan sekaligus (single dose) dalam keadaan perut kosong.
d. Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
secara langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang
pengawas menelan obat (PMO).
e. Pengobatan TB diberikan dalam dua tahap, yaitu tahap awal dan tahap
lanjutan.
Paduan OAT yang digunakan di Indonesia
Paduan OAT yang digunakan oleh Program Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis di Indonesia:
- Kategori 1 :
KDT: 2(HRZE)/4(HR)3.
Kombipak : 2HRZE/4H3R3
-

Kategori 2 :
KDT : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.
Kombipak : 2HRZES/ HRZE/5H3R3E3

OAT sisipan :
KDT : (HRZE)
Kombipak : HRZE

Kategori Anak:
KDT : 2(HRZ)/4(HR).
Kombipak : 2HRZ/4HR

Catatan : OAT Kombipak hanya digunakan jika terjadi efek samping dengan
OAT KDT yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
3

Paduan OAT ini disediakan dalam bentuk paket dengan tujuan untuk
memudahkan pemberian obat dan menjamin ketersediaan obat sampai
pengobatan selesai. Satu paket untuk satu pasien dalam satu masa
pengobatan.
Keuntungan penggunaan OAT-KDT dalam pengobatan pasien TB :
1.
Mencegah penggunaan obat tunggal sehingga menurunkan
risiko terjadinya resistensi obat dan mengurangi kemungkinan kesalahan
penulisan resep.
2. Dosis obat dapat lebih disesuaikan dengan kelompok berat badan pasien
sehingga menjamin efektifitas obat dan memperkecil risiko terjadinya efek
samping obat.
3. Jumlah tablet yang ditelan lebih sedikit sehingga pemberian obat menjadi
lebih mudah dan lebih meningkatkan kepatuhan pasien untuk berobat.
A. Menetapkan Pengobatan TB Pada Pasien Dewasa.
Menetapkan kategori pengobatan yang tepat untuk pasien TB dewasa
berdasarkan klasifikasi dan tipe penyakit pasien.
Kategori-1:
Katagori OAT ini diberikan kepada :
1. Pasien baru TB paru BTA positif.
2. Pasien baru TB paru BTA negatif dengan gambaran foto toraks spesifik TB.
3. Pasien baru TB ekstraparu.
Tahap awal
Diberikan pengobatan dengan OAT KDT yang mengandung 4 jenis obat disebut
tablet 4-KDT, diberikan setiap hari, selama 2 bulan. Setelah dua minggu
pengobatan, biasanya kondisi klinis pasien membaik dan potensi penularan
sudah menurun. Pasien TB paru BTA positif setelah menjalani pengobatan
tahap awal secara tepat dan benar, umumnya hasil pemeriksaan dahaknya
akan berubah menjadi BTA negatif (konversi). Jumlah obat yang ditelan selama
tahap awal sebanyak 56 dosis harian.
Tahap lanjutan.
Diberikan pengobatan dengan OAT KDT yang mengandung 2 jenis obat disebut
tablet 2-KDT, yang diberikan 3 kali dalam seminggu, selama 4 bulan. Jenis obat
dalam tahap lanjutan lebih sedikit dan frekuensi minum obat lebih jarang, akan
tetapi waktu pengobatannya lebih lama. Maksud dari pemberian tahap lanjutan
ini untuk membunuh kuman persister dan mencegah terjadinya kekambuhan.
Jumlah obat yang ditelan selama tahap lanjutan sebanyak 48 dosis harian,
diberikan 3 kali dalam seminggu.

Kategori -2:
Paduan OAT ini diberikan untuk pasien TB paru BTA positif yang sebelumnya
pernah mendapat pengobatan TB, yaitu:
1. Pasien kambuh
2. Pasien setelah mengalami kegagalan dalam pengobatan sebelumnya
3. Pasien dengan pengobatan setelah default (putus berobat)
Tahap awal
Diberikan pengobatan dengan OAT KDT yang terdiri dari 4 jenis OAT berupa
tablet 4-KDT dan satu jenis OAT suntik. OAT tablet ditelan setiap hari, selama 3
bulan (84 dosis harian). Sedangkan OAT suntikan diberikan setiap hari hanya
selama 2 bulan pertama pengobatan (56 dosis harian).
Tahap Lanjutan
Diberikan pengobatan dengan OAT KDT yang terdiri dari tablet 2-KDT dan
tablet Etambutol, yang diberikan 3 kali seminggu, selama 5 bulan.
Jumlah obat yang ditelan selama 5 bulan atau 20 minggu pada tahap lanjutan
adalah 60 dosis.
Catatan: Pengobatan pasien kronis maupun TB MDR untuk sementara dilakukan di Rumah
Sakit atau Sarana Pelayanan Kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas yang
diperlukan. Oleh karena itu tidak dijelaskan dalam Modul ini tetapi akan diuraikan
dalam modul pelatihan TB MDR.

Paduan pengobatan sesuai klasifikasi dan tipe pasien adalah seperti tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Menetapkan Paduan Pengobatan
Lokasi
Penyakit

Hasil
Pemeriksaan
Dahak SPS

Tipe Pasien
Baru

Paru

BTA Positif

BTA Negatif
Ekstra Paru

Sudah pernah
mendapat
pengobatan
dengan OAT
sebulan atau
lebih
Baru
Baru

Kambuh
Pengobatan
Setelah Gagal
Pengobatan
setelah
default/Lalai
Kronis atau
TB MDR

Paduan
Pengobatan
Kategori-1
Kategori-2
Kategori-2
Kategori-2
Rujuk untuk
mendapat
OAT TB MDR
Kategori-1
Kategori-1

Menentukan dosis pengobatan Pasien TB Dewasa sesuai kelompok berat


badan pasien
Penatalaksanaan pasien TB disesuaikan dengan kategori pengobatannya dan
perhitungan dosis obat diberikan berdasarkan tabel kelompok berat badan.
Perinciannya dapat dilihat pada tabel 2 untuk kategori-1 dan tabel 3 untuk
kategori-2.
Tabel 2. Dosis paduan OAT-KDT Kategori-1
Berat
Badan

Tahap Awal
tiap hari selama 56 hari
RHZE (150/75/400/275)

30 37 kg
38 54 kg
55 70 kg
71 kg

2 tablet 4KDT
3 tablet 4KDT
4 tablet 4KDT
5 tablet 4KDT

Tahap Lanjutan
3 kali seminggu selama 16
minggu
RH (150/150)
2 tablet 2KDT
3 tablet 2KDT
4 tablet 2KDT
5 tablet 2KDT

Tabel 3. Dosis untuk paduan OAT- KDT Kategori-2

Berat
Badan

Tahap Awal
tiap hari
RHZE (150/75/400/275) + S
Selama 56 hari

3037 kg
3854 kg
5570 kg
71 kg

2 tab 4KDT
+ 500 mg Streptomisin inj.
3 tab 4KDT
+ 750 mg Streptomisin inj.
4 tab 4KDT
+1000 mg Streptomisin
inj.
5 tab 4KDT
+ 1000 mg Streptomisin
inj.

Selama 28
hari
2 tab 4KDT
3 tab 4KDT
4 tab 4KDT
5 tab 4KDT

Tahap Lanjutan
3 kali seminggu
RH (150/150) +
E(275)
selama 20
minggu
2 tab 2KDT
+ 2 tab Etambutol
3 tab 2KDT
+ 3 tab Etambutol
4 tab 2KDT
+ 4 tab Etambutol
5 tab 2KDT
+ 5 tab Etambutol

Catatan:
Pasien yang berumur 60 tahun ke atas dosis maksimal untuk streptomisin adalah
500 mg tanpa memperhatikan berat badan.
Perempuan hamil tidak boleh diberikan suntikan streptomisin.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu dengan menambahkan aquabidest
sebanyak 3,7ml sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg)

Ketentuan pengobatan adalah sebagai berikut:


Satu bulan artinya 4 minggu.
Bila pengobatan diberikan setiap hari (tahap awal), berarti diperlukan obat
sebanyak 4 minggu x 7 dosis harian = 28 dosis harian untuk satu bulan
pengobatan.
Bila pengobatan diberikan 3 kali seminggu (tahap lanjutan), berarti diperlukan
4 minggu x 3 dosis = 12 dosis harian untuk satu bulan pengobatan.
Kategori 1 :
- Tahap Awal diberikan 2 bulan pengobatan : 2 x 28 dosis = 56 dosis
- Tahap Lanjutan diberikan 4 bulan pengobatan perlu 4 x 12 dosis = 48 dosis
Kategori 2 :
- Tahap Awal diberikan 3 bulan pengobatan: 3 x 28 dosis = 84 dosis,
sedangkan
Streptomisin diberikan 2 bulan pertama : 2 x 28 suntikan = 56 suntikan
- Tahap Lanjutan diberikan 5 bulan pengobatan: 5 x 12 dosis = 60 dosis
OAT Sisipan
Paket sisipan diberikan kepada :
Pasien TB BTA positif yang pada pemeriksaan ulang dahaknya tidak
mengalami konversi pada akhir tahap awal baik bagi tipe baru maupun
pengobatan ulang.
OAT sisipan sama seperti paduan OAT tahap awal kategori 1, diberikan
untuk sebulan pengobatan (28 dosis harian).
Tabel 4. Dosis OAT KDT untuk pengobatan sisipan
Berat Badan
30 37 kg
38 54 kg
55 70 kg
71 kg

Tahap Awal tiap hari selama 28 hari


RHZE (150/75/400/275)
2 tablet 4KDT
3 tablet 4KDT
4 tablet 4KDT
5 tablet 4KDT

Penggunaan OAT lini kedua (second line drugs) misalnya golongan


aminoglikosida (kanamisin) dan golongan kuinolon tidak dianjurkan
pemberiannya kepada pasien baru tanpa indikasi yang jelas karena
potensi obat tersebut jauh lebih rendah dibanding OAT lini pertama. Di
samping itu dapat menghindari terjadinya resistensi kuman terhadap
OAT lini kedua.
7

B. Menetapkan Pengobatan TB Pada Pasien Anak


Paduan OAT untuk anak berbeda dengan orang dewasa terkait dengan
jumlah, jenis obat, dosis dan cara pemberiannya. Pada tahap awal maupun
tahap lanjutan, obat diberikan setiap hari. Paduan OAT untuk anak hanya
mengandung 3 jenis obat.
Kisaran dosis OAT untuk anak per kilogram berat badan adalah sebagai
berikut:
Tabel 5. Dosis OAT untuk anak per kilogram berat badan
(sesuai rekomendasi WHO)
Jenis Obat
Isoniasid (H)
Rifampisin (R)
Pirasinamid (Z)

Dosis
Dosis harian
5 mg (4-6 mg) per kg BB
10 mg (8-12 mg) per kg BB
25 mg (20-30 mg) per kg BB

Dosis 3 x seminggu
10 mg (8-12 mg) per kg BB
10 mg (8-12 mg) per kg BB
35mg(30-40 mg) per kg BB

Keterangan:
Angka yang tertulis dalam tanda kurung adalah merupakan batas bawah dan atas (range).

Untuk memudahkan pemberian obat pada anak menggunakan tabel berikut:


Tabel 6. Dosis OAT KDT pada anak
(sesuai rekomendasi IDAI)
Berat badan
(kg)
5-9
10-14
15-19
20-32

2 bulan tiap hari 3KDT


Anak
RHZ (75/50/150)
1 tablet
2 tablet
3 tablet
4 tablet

4 bulan tiap hari 2KDT


Anak
RH (75/50)
1 tablet
2 tablet
3 tablet
4 tablet

Keterangan:
Bayi dengan berat badan kurang dari 5 kg harus dirujuk ke rumah sakit
Anak dengan BB > 33 kg , harus dirujuk ke rumah sakit.
Obat harus diberikan secara utuh, tidak boleh dibelah.
OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum
diminum.

Tabel 7. Dosis OAT Kombipak berdasarkan kelompok berat badan Anak


(sesuai rekomendasi IDAI)
Jenis obat
Isoniasid (H)
Rifampisin (R)
Pirasinamid (Z)

BB
< 10 kg
50 mg
75 mg
150 mg

BB
10 - 19 kg
100 mg
150 mg
300 mg

BB
20 32 kg
200 mg
300 mg
600 mg
8

Paket OAT Kombipak Anak yang tersedia dikemas dalam bentuk sachet
(kantong) untuk kelompok Berat Badan 10-19 Kg.
Aturan penggunaanya mengikuti petunjuk sbb:

Untuk pasien TB anak yang berat badannya kurang dari 10


kg, berikan 1/2 sachet per hari dosis tunggal

Untuk pasien TB anak yang berat badannya antara 10-19


kg, berikan 1 sachet per hari dosis tunggal

Untuk pasien TB anak yang berat badannya antara 20-32


kg, berikan 2 sachet per hari dosis tunggal
Apabila menemukan pasien TB anak yang berat badannya lebih dari 33 kg,
maka pengobatannya dengan OAT Kombipak Anak, yang dosisnya disesuaikan
dengan berat badan pada tabel 5.
Bila menemukan pasien TB anak dengan berat badan kurang dari 5 kg, pasien
harus dirujuk ke rumah sakit.

LATIHAN - 1
Menetapkan Kategori Pengobatan
Kerjakanlah kasus-1 secara bersama-sama setelah itu kerjakanlah kasus 2-4
secara perorangan.
Pasien-1: Abdul Mantab
Abdul Mantab belum pernah mendapat pengobatan TB sebelumnya. Berikut
adalah hasil pemeriksaan laboratorium.
No. Register Lab (Sesuai dengan form di TB.04) : 497
Tanggal
Spesimen
Hasil**
Pemeriksaan
dahak*
3+

27/08/ 2006

A (Sewaktu)

28/08/ 2006

B (Pagi)

28/08/ 2006

C (Sewaktu)

2+

1+

1 9***

Neg

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

1. Apakah klasifikasi penyakitnya ?


2. Apa tipe penyakitnya?
3. Pengobatan Kategori berapa yang diberikan?
Pasien-2: Markus Jamala
Menurut Markus pada tahun yang lalu ia sudah pernah menjalani pengobatan
TB secara lengkap. Sekarang hasil pemeriksaan laboratorium sebagai berikut:
No. Register Lab (Sesuai dengan form di TB.04) : 489
Tanggal
Spesimen
Hasil**
Pemeriksaan
dahak*
3+

1/09/ 2008

A (Sewaktu)

2/09/ 2008

B (Pagi)

2/09/ 2008

C (Sewaktu)

2+

1+

1 9***

Neg

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

1. Apakah klasifikasi penyakitnya?


2.
Apa Tipe penyakitnya?
3.
Pengobatan Kategori berapa yang diberikan?

10

Pasien-3: Raja Adias


Raja Adias belum pernah mendapat pengobatan TB sebelumnya dengan hasil
pemeriksaan laboratorium sbb:
No. Register Lab (Sesuai dengan form di TB.04) : 560
Tanggal
Spesimen
Hasil**
Pemeriksaan
dahak*
3+

2+

1+

1 9***

1/09/ 2008

A (Sewaktu)

2/09/ 2008

B (Pagi)

2/09/ 2008

C (Sewaktu)

Neg

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

1. Apakah klasifikasi penyakitnya?


2. Apa Tipe penyakitnya?
3. Pengobatan Kategori berapa yang diberikan?
Pasien-4: Jane Nadira
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Jane Nadira dirujuk kepada dokter
Sarana Pelayanan Kesehatan untuk penetapan penyakitnya, hasil diagnosis
waktu itu ia menderita TB Paru BTA positif. Menurut Jane Nadira telah
mendapat pengobatan OAT selama 2 bulan pada 4 bulan yang lalu.
No. Register Lab (Sesuai dengan form di TB.04) : 653
Tanggal
Spesimen
Hasil**
Pemeriksaan
dahak*
3+

2+

1+

1 9***

23/04/ 2008

A (Sewaktu)

24/04/ 2008

B (Pagi)

24/04/ 2008

C (Sewaktu)

Neg

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

1. Apakah klasifikasi penyakitnya?


2. Apa Tipe penyakitnya?
3. Pengobatan Kategori berapa yang diberikan?

Jika sudah selesai Saudara diminta


mendiskusikannya dalam kelompok

11

C. Menatalaksana TB Pada Pasien Dengan Keadaan Khusus


1. Pasien TB wanita sebaiknya tidak hamil selama pengobatan TB. Apabila
terjadi juga kehamilan, pada umumnya OAT aman bagi ibu hamil dan janin,
kecuali suntikan streptomisin tidak boleh diberikan karena dapat
menyebabkan gangguan pendengaran yang menetap pada bayi. Ibu
dengan pengobatan Kategori-2, tidak perlu diberikan suntikan streptomisin,
tapi cukup dengan obat tablet saja. Pasien TB tersebut harus tetap dalam
pengawasan ketat dokter.
2. Pasien TB wanita yang menggunakan cara kontrasepsi hormonal (tablet,
suntikan, implant/susuk) yang sedang dalam pengobatan TB dianjurkan
mengganti cara kontrasepsi hormonal dengan cara kontrasepsi yang lain
seperti IUD. OAT yang mengandung rifampisin dapat mengurangi manfaat
kontrasepsi hormonal. Cara lain adalah dengan menggunakan cara
kontrasepsi hormonal yang mengandung kadar estrogen tinggi 50
mikrogram (dengan pengawasan dokter).
3. Pasien TB wanita yang sedang menyusui bayinya dapat meneruskan
pengobatannya serta meneruskan pemberian ASI kepada bayinya.
Sebaiknya menutup mulutnya dengan menggunakan masker. Bayi diberi
pengobatan INH pencegahan selama 6 bulan. Apabila sudah selesai
pemberian pengobatan INH pencegahan, seminggu kemudian diberikan
imunisasi BCG kalau bayinya belum pernah diberikan imunisasi
sebelumnya.
4. Pasien TB yang terinfeksi HIV atau AIDS dan juga harus mendapatkan
pengobatan ARV bersama-sama dengan OAT,dapat mengalami IRIS (
Immune Reconstitution Inflammatory Syndrome ). IRIS adalah suatu
keadaan dimana saat kondisi klinis pasien TB yang sudah membaik setelah
pemberian OAT menjadi memburuk setelah menerima pengobatan ARV.
Kondisi ini bukan merupakan alasan untuk menghentikan pengobatan
karena keadaan ini umumnya hanya berlangsung sementara.
D.

Menetapkan PMO Dan Tempat Pengobatan.


Pengawasan menelan OAT secara langsung selama masa pengobatan
sangatlah penting terutama pada tahap awal yaitu pada 2 3 bulan pertama
pengobatan TB agar dapat terjadi konversi. Namun pengawasan pada tahap
lanjutan tetap diperlukan agar hasil pemeriksaan dahak ulang tidak kembali
menjadi positif dan mengakibatkan kegagalan pengobatan. Pengawasan
secara langsung menelan obat dapat memastikan bahwa OAT yang ditelan
sesuai paduan dan jadwal menelannya. Juga akan dapat memastikan
apakah pasien TB bisa menyelesaikan semua dosis pengobatannya.
Yang dapat menjadi PMO adalah petugas kesehatan, disamping itu boleh,
keluarga, anggota masyarakat, tokoh masyarakat, kader kesehatan.
12

Apabila PMO bukan petugas kesehatan, sebelum bertugas menjadi PMO


pastikan apakah ia bersedia bertugas sebagai PMO atau tidak. Jika
bersedia, maka PMO itu akan diberikan informasi tentang TB dan
tatalaksana pengobatannya. Jelaskan pula tugas-tugas PMO dalam
mengawasi pasien selama menjalani pengobatan TB.
Untuk memutuskan dimana pasien mendapatkan pengobatan dengan
pengawasan langsung, perlu disampaikan kepada setiap pasien :

Pentingnya
pengobatan yang diberikan sehingga
diperlukan pengawasan menelan obat secara langsung selama masa
pengobatan, baik di rumah maupun di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Untuk pasien dengan pengobatan kategori 2 terutama 2
bulan pertama tahap awal, harus dilakukan oleh petugas kesehatan
sekaligus sebagai PMO.

E. Mengisi Dan Melengkapi Kartu Pengobatan (TB.01)


Setiap pasien TB yang akan diobati, harus dibuatkan Kartu Pengobatan TB
(TB.01), termasuk pasien TB pindah berobat. Lihat contoh pengisian Kartu
Pengobatan TB yang sudah diisi pada halaman berikut.
Simpanlah Kartu Pengobatan TB di Sarana Pelayanan Kesehatan. Pastikan
Kartu ini diisi lengkap, tepat , benar dan selalu diisi data terbaru selama
pengobatan berlangsung.
Pada pasien dengan kondisi khusus bila PMO-nya berasal dari
masyarakat, berikan satu fotokopi Kartu Pengobatan pasien. Mintalah
PMO tersebut memberi tanda rumput pada kolom tanggal, setiap kali
pasien menelan OAT. Salinlah ke Kartu asli (TB.01) data dari fotokopi
Kartu Pengobatan Pasien yang dibawa oleh PMO secara rutin ke Sarana
Pelayanan Kesehatan anda.

13

TB.01

KARTU PENGOBATAN PASIEN TB


Nama pasien
Alamat lengkap
Pelayanan Kesehatan
Nama PMO
Alamat lengkap PMO

Rasyid
7877966
: No.telp/Hp:
Desa Ambang Lk.II
: .
Bustaman (Pet. Pustu)
.
:
: No.telp/Hp:
Desa Ambang
: .

2007
:
.
175

Tahun
No Register TB.03 Sarana

No Register TB.03 Kab/Kota


:
RS Inobonto
Nama Sarana Pelayanan Kesehatan:

(Berilah tanda pada kotak pilihan yang sesuai)

Jenis Kelamin: L

Umur

Riwayat pengobatan sebelumnya:

Thn.

Parut BCG: Jelas

Belum pernah/
kurang 1 bulan

Tdk ada

Jenis OAT:
Kombipak
TAHAP AWAL
Kategori 1
Kategori 2

4KDT(FDC):

Umur

36

52

Tgl pemeriksaan

22-06-2007

22-06-2007

KDT (FDC)

tablet/hari

Hasil

T.A.K

T.A.K

.
.
.

Sisipan

Streptomisin:

mg/hari

Ekstra paru
Lokasi

Inisiatif pasien
Anggota masy
Sarana Pelayanan
Kesehatan
Pemerintah
Sarana Pelayanan
Kesehatan swasta
Lain-lain, sebutkan

Baru
Pindahan

Kambuh
Gagal

Pengobatan

Lain-lain

setelah default

sebutkan

..
Bulan ke
0 (awal)
2
3
4
5/6
7/8
AP

Kategori Anak

TIPE PASIEN

Pemeriksaan kontak serumah:


L/P

Paru

Dirujuk oleh:

Tgl. 23 Juni 2007 keluhan gatal-gatal setelah makan obat.


Diberikan CTM 3 x 1 tablet, keluhan hilang.

KLASIFIKASI PENYAKIT

Pernah diobati lebih dari 1 bulan

Catatan: (untuk hasil pemeriksaan lain, misalnya: foto toraks, biopsi, kultur, skoring TB Anak, dll)
Foto toraks menunjukkan gambaran proses spesifik
No seri foto 33, tanggal 10 Juni 2007

No
Nama
Mariana
1 ..
Rusli
2 ..
.
3 ..
.
4 ..
.
5 ..
.
6 ..

Meragukan

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium pembaca
Tanggal
No Reg Lab
BTA *
12/06/07
504
2+
03/08/07
712
Neg

BB (kg)
46
46

23/10/07

1106

Neg

48

23/11/07

1214

Neg

48

*) Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
Tanggal
Bulan

Juni 07
Juli 07
Agust 07

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Jumlah

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jumlah

16
31
9
56

Berilah tanda jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda garis lurus menyambung jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri dirumah.

14

TAHAP LANJUTAN
(Berilah tanda pada kotak pilihan yang sesuai)

Kategori 1 1 2

Tanggal
Bulan

3Kategori
4
5

7
8 Anak
9
10
Kategori

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21
22

Agust 07
2KDT(FDC):
Sept
07
Okt 07
Nop 07

tablet/hari

Etambuthol

tablet/hari

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jumlah

10
13
13
12

Jumlah

48

Berilah tanda jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda garis lurus putus-putus sesuai tanggal minum obat jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri dirumah.
CATATAN:
Layanan Konseling dan Test Sukarela
Tgl. dianjurkan

HASIL AKHIR PENGOBATAN:


(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)
Sembuh

P. Lengkap

Tempat
Test

Hasil test ditulis dengan kode :


R = REAKTIF
NR = NON REAKTIF

Tgl. Test

IND

Tgl. Post Test


Konseling

Hasil Test

= INDETERMINE

Default

27/11/07
Gagal

Tgl. Pre Test


Konseling

Layanan PDP (Perawatan, Dukungan & Pengobatan)


Pindah

Meninggal

Nama Sarana Pelayanan


Kesehatan

No. Reg.
Pra ART

Tgl. Rujukan
PDP

Tgl. Mulai
PPK

Tgl. Mulai
ART

15

1. Mencatat Data Umum Pasien TB


Isilah data umum pasien TB pada bagian depan Kartu Pengobatan TB
seperti contoh sebelumnya.
Pastikan mencatat alamat lengkap pasien TB bila perlu dengan data RT /
RW-nya serta nomor telepon agar dapat digunakan jika suatu saat anda
akan melacak. Apabila tidak ada nomor rumah, tulislah lokasi rumah itu
dekat dengan sekolah, mesjid, atau dekat dengan rumah orang yang
dikenal di desa tersebut. Lakukan pengisian pada setiap baris, satu
persatu, dengan benar dan lengkap.
Tulis nama Sarana Pelayanan Kesehatan, nama PMO dan alamat
lengkapnya, serta hubungan PMO dengan pasien.
Nomor Register TB Kabupaten/Kota diberikan oleh Pengelola Program TB
Kabupaten/Kota. Untuk Sarana Pelayanan Kesehatan yang telah
menggunakan buku Register TB.03 UPK, maka tulislah nomor register
TB.03 UPK tersebut pada kartu Pengobatan Pasien (TB.01).
Berilah tanda rumput pada kotak yang sesuai dengan jenis kelamin
pasien.
Tulislah umur dalam tahun pada kotak umur.
Berilah tanda rumput pada kotak yang sesuai tentang jaringan parut BCG
(jelas/tidak ada/meragukan).
Berilah tanda rumput pada kotak yang sesuai apakah pasien belum
pernah menelan OAT atau sudah pernah menelan OAT sebelumnya
(kurang dari 1 bulan atau pernah lebih dari 1 bulan).
Lihat kembali contoh Kartu Pengobatan TB yang telah diisi pada halaman
sebelumnya.
2. Mencatat Klasifikasi Penyakit dan Tipe Pasien TB
Berilah tanda rumput pada kotak yang sesuai untuk klasifikasi dan tipe
pasien TB.
Pada umumnya pasien menderita TB paru. Jika pasien menderita TB
ekstraparu, tuliskan lokasinya, contoh: kelenjar limfe pada leher sisi kiri,
tulang paha dan lain-lain pada kotak klasifikasi. Untuk lebih jelasnya
lihatlah contoh berikut.
Ada 2 contoh pasien yang kasusnya berbeda.

16

Contoh 1:

KLASIFIKASI PENYAKITParu

Ekstra Paru
Lokasi:

TIPE PASIENBaru

Pindahan
Pengobatan

Setelah lalai/defaultKambuh
Gagal
Kronis

Contoh 2:

Lain-lain, sebutkan:

KLASIFIKASI PENYAKITParu
Ekstra Paru
Lokasi:
klj limfe leher sisi kiri
TIPE PASIENBaru

Pindahan

Pengobatan
Setelah lalai/defaultKambuh
Gagal
Kronis
Lain-lain, sebutkan:

3. Mencatat hasil pemeriksaan dahak untuk diagnosis dan berat badan


pasien
Pindahkan hasil pemeriksaan laboratorium pada bagian bawah formulir
Permohonan laboratorium TB untuk pemeriksaan dahak(TB.05).
Petugas Laboratorium telah mencatat hasil pemeriksaan dari setiap
sediaan dahak. Apabila ada beberapa sediaan hasilnya positif, maka
pilihlah gradasi yang paling tinggi. Catatlah hasil gradasi yang tertinggi
itu pada Kartu Pengobatan (TB.01) pada baris bulan ke 0 pada Hasil
Pemeriksaan Dahak. Jika terdapat gradasi hasil pemeriksaan dahak
yang sama pada dua tanggal yang berbeda maka tulislah hasil pada
tanggal yang paling awal. Sedangkan dalam kolom BTA, tulislah
gradasi yang paling tinggi.
Jadi dalam kolom BTA tulislah salah satu dari yang berikut:
Apabila 3 pemeriksaan semuanya negatif tulis Neg
Apabila hasilnya positif :
o
Tulis pada kolom BTA, hasil gradasi tertinggi, sebagai
contoh hasil pemeriksaan laboratorium: 2+ atau 1+, maka dipilih :
2+
17

Apabila hasilnya meragukan/sangat sedikit (scanty)


tulislah didalam kolom tersebut total jumlah kuman yang ditemukan
dalam 100 lapang pandang, misalnya 1 BTA/ 2 BTA/ 3 BTA, dst

Tuliskan juga Nomor Register Laboratorium pemeriksa.


Pada baris kolom terakhir ditulis berat badan pasien setiap kali
menuliskan hasil pemeriksaan laboratorium. Berat badan awal
menentukan dosis OAT yang akan diberikan dan dapat pula dipakai
sebagai tanda klinis sederhana untuk menilai kemajuan hasil pengobatan
pasien TB selanjutnya.
Untuk jelasnya, lihat contoh pengisian hasil pemeriksaan dahak dibawah
ini.
HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM (TB.05 bagian bawah)
No. Register Lab (Sesuai dengan form di TB.04) : 630
Tanggal
Spesimen
Hasil**
Pemeriksaan
dahak*
3+

4/05/ 2008

A (Sewaktu)

5/05/ 2008

B (Pagi)

5/05/ 2008

C (Sewaktu)

2+

1+

1 9***

Neg

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

Hasil yang didapatkan dari formulir Permohonan laboratorium TB untuk


pemeriksaan dahak (TB.05) diatas dipindahkan ke kartu Pengobatan TB (TB.01),
seperti dibawah ini:

Bulan ke

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium Pembaca
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
5/05/2008
630
2+

BB (kg)

0 (awal)
48
2
3
4
5/6
7/8
AP
* Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
18

4. Mencatat kategori pengobatan serta dosis yang diberikan untuk tahap


awal maupun tahap lanjutan
Beri tanda rumput ( ) pada kotak yang sesuai dengan kategori OAT yang
digunakan dan tulislah jumlah dosis yang diberikan kepada pasien pada
tempat yang disediakan.
Pengobatan tahap awal dicatat pada halaman depan Kartu Pengobatan dan
pengobatan tahap lanjutan dicatat pada halaman belakang Kartu
Pengobatan.
Contoh Kategori-1.
Pasien dengan berat badan 48 Kg akan mendapat 3 tablet OAT KDT setiap
hari sebagai satu dosis. Berilah tanda rumput pada kotak kategori 1 dan tulis
3 tablet 4KDT pada tempat yang disediakan (Perhitungan dosis berdasarkan
berat badan dapat dilihat pada tabel 2).
Lihat contoh dihalaman berikut cara memberi tanda rumput pada kotak yang
sesuai untuk Kategori pengobatannya.
a. Mencatat pemberian obat pada tabel pengobatan tahap awal
Pertama tulis nama bulan dan tahun pada baris atas kolom paling kiri.
Beri tanda pemberian obat harian dengan cara:

Memberikan tanda rumput () pada kotak tanggal setiap kali pasien


menelan obat di depan petugas atau pada hari pasien datang
mengambil obat.

Memberikan garis lurus menyambung (


) setiap kotak tanggal
pada hari pasien menelan obat di rumah di bawah pengawasan PMO.
Lihat contoh pada halaman berikut untuk pemberian OAT selama 1
minggu dengan perincian 1 kali menelan obat di depan petugas dan 6
hari menelan obat di rumah dengan garis lurus menyambung.

19

I. TAHAP AWAL:
Kati-1

Kat-2

Kat Anak

Sisipan

Dosis yang diberikan: .....3 tablet 4KDT.......

BULAN
Mei
2008

1
0

1
1

1
2

1
3

1
4

1
5

1
6

1
7

1
8

1
9

2
0

2
1

2
2

2
3

2
4

2
5

2
6

2
7

2
8

2
9

3
0

Berilah tanda jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda garis lurus menyambung jika obat dibawa pulang dan ditelan dirumah.

20

3
1

Juml
ah

b. Mencatat pemberian obat pada tabel pengobatan tahap lanjutan


Beri tanda rumput pada kotak kategori pengobatan yang diberikan dan
tulis jumlah dosis yang diberikan dibawah kotak tersebut.
Contoh pasien diatas dengan berat badan 48 kg (sebelum pengobatan
dimulai) diberikan 3 tablet 2KDT. Tulis 3 tablet 2KDT dibawah kotak
kategori pengobatannya.
Catatlah jumlah obat yang diberikan kepada pasien dengan cara :
Memberikan tanda rumput ()pada kotak tanggal setiap kali pasien
menelan obat di depan petugas atau pada hari pasien datang
mengambil obat.
Memberikan garis lurus untuk setiap kotak tanggal pada hari pasien
menelan obat di rumah. Jadi, kalau 3 x seminggu pasien menelan obat
maka garisnya terputus-putus( ------).
Untuk jelasnya lihat contoh di halaman berikut.

21

Pemeriksaan Kontak Serumah :


No.
Nama
L/P
Hasil
1.
..
2.
..
II. TAHAP LANJUTAN:

Umur

Tgl Pemeriksaan

Beri tanda pada kotak sesuai jenis paduan obat yang diberikan.

Kat - 1

Kat - 2

Kat anak

Dosis yang diberikan: 3 tablet 2KDT


Bulan
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Tanggal

Juli 2008

Beri tanda jika penderita mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda garis apabila obat dibawa pulang dan ditelan dirumah.

22

Jumla
h

LATIHAN - 2
Mengisi dan melengkapi Kartu Pengobatan TB (TB.01)
Kerjakan kasus-1 secara bersama. Setelah itu kerjakanlah kasus 2 - 4 secara
perseorangan !
Isi dan lengkapi Kartu Pengobatan(TB.01) untuk pasien 1-4 pada halaman
sebelumnya! (lihat latihan 1)
Berikut adalah langkah-langkah dalam mengisi Kartu Pengobatan TB:
1.

Catat semua data umum pasien TB pada bagian atas


kartu. Nomor Reg Kabupaten untuk semua kasus ini belum diberikan oleh
wasor.
2.
Beri tanda rumput pada kotak Tipe dan Klasifikasi yang
sesuai.
3.
Beri tanda rumput pada Kategori pengobatan yang
sesuai (lihat paduan OAT yang digunakan). Berdasarkan berat badan, tulislah
jumlah kaplet/tablet yang akan ditelan pada tahap awal dan tahap lanjutan.
Untuk pemberian streptomisin tulis dosis (dalam mg) setiap kali suntikan.
4.
Tulis nama dan alamat orang yang dapat dihubungi jika
perlu.
Pasien-1: Abdul Mantab
Ia akan datang ke Sarana Pelayanan Kesehatan untuk mengambil obat dengan
pengawasan langsung menelan OAT. Orang yang dapat dihubungi adalah ibu
Mara Akbar tinggal di Jalan Pasar Aruna No 102, Atambua.
Berat badan 49 Kg. Petugas kesehatan akan memberikan pengobatan lanjutan 3
kali seminggu.
Pasien-2: Markus Jamala
Ia akan mengambil obat ke Sarana Pelayanan Kesehatan dengan pengawasan
langsung menelan OAT.
Orang yang dapat dihubungi adalah isterinya, yaitu Anna Marina, Tinggal di Jalan
Pondok No. 139, Padang. Berat badan 44 Kg. Petugas kesehatan akan
memberikan pengobatan lanjutan 3 kali seminggu.
Pasien-3: Raja Adias
Ia akan mengambil obat ke Sarana Pelayanan Kesehatan dengan pengawasan
langsung menalan OAT.
Orang yang dapat dihubungi adalah mertuanya, yaitu Suarjana Gopar, Tinggal di
Jalan Lingkar Selatan No 22, Serang, Banten. Berat badan 42 Kg. Petugas
kesehatan akan memberikan pengobatan lanjutan 3 kali seminggu.
Pasien-4: Jane Nadira

23

Ia akan mengambil obat ke Sarana Pelayanan Kesehatan dengan pengawasan


langsung menelan OAT.
Orang yang dapat dihubungi adalah pemilik warung sembako, yaitu Pak Jaroli,
tinggal di Jalan Kampus No 44, Pangkalan Bun. Berat badan 42 Kg. Petugas
kesehatan akan memberikan pengobatan lanjutan 3 kali seminggu.
Pasien 5 : Cinta Laura
Cinta Laura, usia 7 tahun adalah puteri bapak dan ibu Ciputra. Cinta Laura
menderita panas, batuk batuk, nafsu makan menurun tanpa sebab yang jelas
lebih dari 2 minggu. Sudah diberi parasetamol, panas turun tetapi kemudian
panas lagi.
Pada tanggal 18 Februari 2008, Cinta Laura dibawa ke Puskesmas Bintuni di
Papuatara. Dokter menemukan pembesaran beberapa kelenjar getah bening
pada leher sisi kiri dengan ukuran > 1 cm, jumlahnya ada 3 dan tidak nyeri tekan.
Cinta Laura juga mengalami klinis gizi buruk (BB/U <60%).
Dari hasil wawancara diketahui bahwa bapak Ciputra sedang menjalani
pengobatan sebagai pasien TB dengan BTA positif .
Berat badan Cinta Laura 13 kg dan terlihat parut BCG, Cinta Laura belum pernah
mendapat pengobatan TB. Dokter Puskesmas menyarankan agar Cinta Laura
segera diobati . Pengobatan dimulai pada tanggal 22 Februari 2008.
Ibu Ciputra akan bertindak sebagai PMO-nya. Alamat Cinta Laura adalah jalan
raya Bintuni No.17 . No Telpon ibu Ciputra 081 2233 6677. Ibu Ciputra berjanji
akan datang ke poli anak untuk mengambil obat setiap hari selama 2 minggu .
Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap, Cinta Laura didiagnosis menderita TB
kelenjar dan diputuskan untuk diobati.
Pertanyaan:
a. Paduan OAT Kombipak apa yang akan diberikan kepada Cinta Laura?

b. Isi dan lengkapi kartu TB.01 dan TB.02 yang sudah tersedia dalam buku kerja
Pengobatan.
c. Perlukah pemeriksaan terhadap kontak erat pasien? Jelaskan!

d. Kenapa Cinta Laura bisa sakit TB padahal sudah mendapat BCG?

Jika sudah selesai, Saudara diminta untuk mendiskusikan dengan fasilitator!

24

HAL PENTING SELAMA PEMBERIAN PENGOBATAN


1. Mengawasi langsung setiap kali menelan obat dan mencatat pada Kartu
Pengobatan.
Amatilah pasien setiap kali menelan obat. Jika anda tidak melihat sendiri
pasien menelan obat bisa saja obat tidak diminum, diminum sebagian,
diberikan kepada orang lain, atau dia simpan untuk obat di masa yang akan
datang dsb.
Berikan obat begitu pasien tiba di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jangan
biarkan pasien menunggu lama hanya untuk mengambil obat dan
menelannya dihadapan anda. Kalau menunggu lama untuk mendapatkan
obat, pasien akan malas datang kembali untuk mengambil obat.
Sangat penting mengawasi pasien TB menelan obat secara teratur, karena
setelah dua minggu pengobatan tahap awal, sebagian besar pasien
menjadi tidak menular lagi. Hal ini sangat penting untuk mencegah
penularan TB kepada petugas kesehatan maupun kepada orang di
sekitarnya. Ventilasi atau aliran udara yang baik dimana pengobatan
diberikan juga merupakan hal yang penting untuk mengurangi risiko
penularan TB di Sarana Pelayanan Kesehatan.
Jangan lupa beri tanda pada kartu TB.01 segera setelah pasien menelan
obat. Juga tuliskan di TB.02 jumlah obat yang diberikan termasuk yang
dibawa pulang.
2. Memeriksa dan mencatat hasil pengawasan pengobatan oleh PMO
Untuk pasien-pasien dari daerah sulit (terpencil, sulit transportasi dll), PMO
bersama-sama dengan pasien datang ke Sarana Pelayanan Kesehatan
sesuai dengan kesepakatan. Setiap kali mereka datang periksalah catatan
pengawasan menelan obat oleh PMO yang dicatat pada salinan/fotokopi kartu
pengobatan atau catatan lain. Salinlah catatan PMO tersebut ke Kartu
Pengobatan TB.01 asli yang disimpan di Sarana Pelayanan Kesehatan,
periksa juga apakah ada catatan-catatan penting lainnya berkaitan dengan
pengawasan pengobatan pasien oleh PMO, misalnya: pasien bepergian,
pasien terlambat menelan OAT, dll.
Tanyakan kepada pasien berapa jumlah obat yang sudah ditelan dan
cocokkan dengan catatan di kartu pengobatan TB.01 yang ada pada PMO.
Jangan lupa menanyakan pada pasien maupun PMO apakah ada masalah
lain sehubungan dengan pengobatannya.
Uraian secara rinci tentang hal ini akan dipelajari pada Modul KIE pada
Program TB.

25

LATIHAN - 3
Pengawasan Langsung Menelan Obat
Pada Latihan ini anda akan mencatat pada Kartu Pengobatan TB 01. Bukalah
kartu pengobatan Raja Adias. Berikut adalah daftar hari-hari pasien datang
mengambil obat atau pasien terlewat/lupa minum obat, atau Sarana Pelayanan
Kesehatan Sukamaju tutup (misalnya pada hari Minggu).
1. Beberapa minggu pertama pengobatan telah dicatat pada Kartu
Pengobatan. Perhatikan tanda-tanda pada Kartu Pengobatan bagaimana
petugas mencatat data/informasi berikut:
Raja Adias memulai pengobatan pada hari Senin, 3 September 2008. Ia telah
datang dan menerima pengobatan pada hari berikut:
a. Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada
tgl 4, 5, 6, 7, 8 September
b. Tanggal 9 september adalah hari minggu Sarana Pelayanan Kesehatan
tutup.
c. Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada
tgl 10, 11, 12, 13, 14, 15 September, 16 September adalah hari minggu.
d. Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada
tgl 17 September. Pada tanggal 18, 19, 20 September ia tidak datang.
e. Tgl 21 September petugas kesehatan mengunjungi rumah pasien dan
menemukan Raja Adias sedang sakit. Petugas memberikan pengobatan
dan pengawasan langsung di rumahnya.
f. Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada
tgl 22 September. Tgl 23 September adalah hari minggu.
g. Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada
tgl 24, 25, 26, 27, 28, 29 September. 30 September adalah hari minggu.
h. Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada
tgl 1, 2, 3, 4, 5, 6 Oktober. Tanggal 7 Oktober adalah hari minggu.
i. Pada tanggal 8 Oktober Pengelola program TB Kabupaten mengunjungi
Sarana Pelayanan Kesehatan. Ia mencatat pasien-pasien yang ditemukan
sejak kunjungannya yang terakhir. Kepada pasien Raja Adias diberikan
nomor Register Kabupaten 1261 ditulis pada Kartu Pengobatan TB.01

26

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 8, 9, 10, 11, 12 Okober.

Pada tanggal 13 Oktober ia menerima pengobatan dan memberitahu


petugas kesehatan bahwa ia akan melakukan perjalanan mengunjungi
kakaknya untuk beberapa hari. Petugas membekali dia OAT untuk 4 hari.

Setelah kembali, ia mendapatkan pengobatan dengan pengawasan


langsung menelan OAT di Sarana Pelayanan Kesehatan pada tgl 19 dan
20 Oktober.
21 Oktober adalah hari minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 22, 23, 24, 25, 26, 27 Oktober. Tgl 28 Oktober adalah hari minggu.

2. Bacalah data berikut dan beri tanda pada Kartu Pengobatan (TB.01):

Raja Adias menerima pengobatan pada tanggal 29, 30, 31 Oktober

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 1, 2, 3 November. Tgl 4 November adalah hari minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 5, 6, 7, 8, 9 November . Disini ia telah menyelesaikan tahap awal
dengan mendapat 2 X 28 = 56 dosis OAT.

Petugas kesehatan telah menerima hasil pemeriksaan laboratorium yang


dikirim seminggu yag lalu. Hasil keduanya negatif, ditulis tgl 5 Nov 2008
dengan no. reg Lab 622. BB Raja Adias pada 6 November : 41 kg.
Catatlah semua data ini pada Kartu Pengobatan TB.01 Raja Adias.

Pada 10 November Raja Adias meneruskan pengobatan tahap lanjutan.


Pemberian paduan obat 3 kali seminggu. Ia sepakat dengan petugas
kesehatan bahwa ia akan datang pada hari Senin, Rabu, Jumat untuk
pengawasan langsung menelan OAT. Tgl 11 Nov adalah hari Minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 12 Nov ia tidak datang pada Rabu 14 Nov. Pada 15, 17 Nov dia
datang. Tgl 18 Nov adalah hari Minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 19, 21, 23 Nov. Sedang 25 Nov adalah hari Minggu.

27

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 26, 28, 30 November. Tgl 2 Desember adalah hari Minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 3 Des. Tgl 5, 7 Des ia tidak datang. Tgl 9 Des adalah hari Minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 10, 12, 14 Desember. Tgl 16 Des adalah hari Minggu.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 17, 19, 21 Desember.

Pada tgl 21 Desember ia memberitahu petugas kesehatan bahwa ia akan


mengunjungi saudaranya pada hari libur Natal minggu depan. Petugas
memberinya 3 dosis OAT untuk seminggu ke depan. Tgl 23 dan 30
Desember 2008 adalah hari Minggu

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 31 Desember 2008.

Menerima pengobatan dengan pengawasan langsung menelan OAT pada


tgl 2 dan 4 Januari 2009.

Jika sudah selesai anda diminta membahasnya dengan fasilitator. Selanjutnya jawablah
pertanyaan berikut ini!

DISKUSI
Setiap peserta diminta mengerjakan soal berikut. Setelah selesai semua,
lakukanlah diskusi kelompok untuk membahas jawaban-jawaban pertanyaan
tersebut.
1. Berapa dosis lagi yang dibutuhkan oleh Raja Adias untuk menyelesaikan
pengobatan tahap lanjutannya?
2. Petugas kesehatan sangat sibuk dan antrian pasien mengambil obat sangat
banyak, diantaranya ada pasien TB bernama ibu Maria Alena. Ia tidak ingin
membiarkannya menunggu terlalu lama dalam antrian lalu memberi kode
agar Maria Alena datang kepadanya. Kemudian petugas memberi OAT untuk
hari itu kepada ibu Maria Alena dan minta agar obat itu ditelan setelah
sampai dirumah.
Tulislah sedikitnya 5 kemungkinan yang dapat terjadi terhadap OAT yang
diberikan oleh petugas kesehatan.

28

............................................................................................................................
............................................................................................................................
3. Apa yang seharusnya dilakukan oleh petugas kesehatan jika akan memberi
OAT kepada Maria Alena?
Jika seorang pasien TB tidak menelan obat dengan benar atau tidak sesuai
jadual pada suatu periode waktu tertentu, apa saja kemungkinan yang akan
terjadi?
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
F. Mengisi dan Melengkapi Kartu Identitas Pasien TB (TB.02)
Kartu TB.02 disimpan oleh pasien. Selain mencatat identitas pasien, kartu ini
dipakai pula untuk mencatat paduan obat yang diberikan kepada pasien,
jumlah obat yang telah diberikan kepada pasien, tanggal harus kembali,
tanggal pemeriksaan ulang dahak, dan catatan lain oleh dokter atau perawat.
Cara pengisian bagian kiri dapat dilihat pada halaman berikut :
Cara pengisian bagian kanan :
Tanggal
Tahap pengobatan

:
:

Jumlah obat yang


diberikan
Tanggal
harus
kembali
Tanggal perjanjian
untuk pemeriksaan
dahak ulang
Catatan penting :
oleh dokter atau
perawat

:
:
:
:

Tulis tanggal kunjungan pasien sekarang


Tulis awal atau lanjutan sesuai dengan tahap
pengobatan yang diberikan.
Tulis jumlah blister yang diberikan termasuk
jumlah yang dibawa pulang
Tulis tanggal yang diminta pasien harus
kembali untuk mendapat pengobatan.
Cukup jelas
Tulis catatan lain yang penting diketahui oleh
penderita

29

PROGRAM PENANGGULANGANTB NASIONAL

KARTU IDENTITAS PASIEN


Nama : ..Rasyid
Alamat Lengkap : Desa Anbang Lk. II Inobonto
..
Jenis Kelamin :

Umur : 24... tahun.

No. Reg. Kab. : 175.


Nama Unit Pengobatan : RSUD Inobonto
Tgl. mulai berobat:
15 - 06 - 2007

KLASIFIKASI PENYAKIT
Paru

Ekstraparu
Lokasi:..................
..

TIPE PENDERITA
Baru

Rejimen obat yang


diberikan:

Kategori 1 KDT
Kambuh

Tanggal Perjanjian
Mengambil Obat, Konsultasi Dokter, Periksa Ulang Dahak
Tanggal

Tahap
Pengobatan

Jumlah Obat
Yang Diberikan

Tanggal Harus
Kembali

15 06 07
22 06 07
29 06 07
06 07 07
13 07 07
20 07 07
27 06 07
03 08 07

Awal

7 dosis
7 dosis
7 dosis
7 dosis
7 dosis
7 dosis
7 dosis
7 dosis

22 06 07
29 06 07
06 07 07
13 07 07
20 07 07
27 06 07
03 08 07
10 08 07

10 08 07
23 08 07
06 09 07
20 09 07
04 10 07
18 10 07
01 11 07
15 11 07

Lanjutan

6 dosis
6 dosis
6 dosis
6 dosis
6 dosis
6 dosis
6 dosis
6 dosis

23 08 07
06 09 07
20 09 07
04 10 07
18 10 07
01 11 07
15 11 07
26 11 07

Gagal
Pindahan
Pengobatan
setelah default

Lain-lain

Sebutkan

Lihat halaman sebelah

INGAT:
1. Peliharalah kartu anda dan bawa selalu bila datang ke RS/UPK.
2. Anda dapat sembuh jika mengikuti aturan pengobatan dengan menelan
obat secara teratur.
3. Penyakit TB dapat menyebar ke orang lain bila tidak diobati teratur sampai
tuntas.

Bila kartu ini sudah penuh


dapat diganti dengan kartu baru.

Tanggal Perjanjian Untuk Periksa Dahak Ulang:


Harap datang periksa dahak ulang pada:
1. Tgl 03 Agustus 2007 (seminggu sebelum akhir bulan ke 2....)
2. Tgl 23 Oktober 2007. (seminggu sebelum akhir bulan ke 5....)
3. Tgl 23 Nopember 2007 (seminggu sebelum akhir bulan ke 6....)
4. Tgl .. (seminggu sebelum akhir bulan ke ..)
5. Tgl .. (seminggu sebelum akhir bulan ke ..)
Catatan Penting: oleh Dokter atau Perawat
..
..
30
.

G. Mengisi dan Melengkapi TB.03 UPK


1. Buku TB.03 UPK (Registerasi UPK)
a. Buku TB.03 UPK adalah buku bantu yang dimodifikasi dari buku
register kabupaten/kota, yang digunakan untuk merekapitulasi data
kartu TB.01 seluruh pasien TB yang diobati di Sarana Pelayanan
Kesehatan.
b. Setiap lembar terdiri dari 39 kolom sesuai variabel data yang
diperlukan dan 20 baris untuk merekapitulasi data 20 pasien TB.
c. Buku TB.03 UPK ini terdiri dari 4 lembar dengan warna berbeda yang
telah menggunakan carbonated paper.
d. Buku TB.03 UPK juga memudahkan petugas TB di sarana pelayanan
kesehatan untuk melihat, mengolah data secara keseluruhan dalam
satu triwulan/tahunan.
2. Fungsi setiap lembaran TB.03 UPK :
a. Lembar 1 (warna putih), berfungsi sebagai arsip untuk Sarana
Pelayanan Kesehatan.
b. Lembar 2 (warna hijau), akan disampaikan kepada Wasor TB pada
minggu pertama triwulan berikutnya.
c. Lembar 3 (warna kuning), akan disampaikan kepada Wasor TB pada
minggu pertama triwulan ketiga.
d. Lembar 4 (warna merah), akan disampaikan kepada Wasor TB pada
minggu pertama awal triwulan tahun berikutnya.
3. Cara Pengisian dan penyampaian tiap lembar TB.03 UPK per triwulan :
Tahap Pengisian untuk Penemuan Kasus
a. Salin informasi data dari kartu TB.01 ke buku TB.03 UPK dari kolom 1
sampai kolom hasil pemeriksaan dahak awal (16) pada lembar warna
putih untuk periode 1 Januari sampai 31 Maret.
b. Nomor urut setiap triwulan dimulai dengan nomor 001 (pada kolom 1).
c. Pada minggu pertama awal triwulan berikutnya lembaran warna hijau
disampaikan ke Wasor TB.
1) Tahap Pengisian Hasil Konversi Dahak Pengobatan Tahap Awal
a) Salin informasi setiap kartu TB01, yang sudah ada hasil
pemeriksaan ulang dahak pengobatan tahap awal di TB.03 UPK
pada kolom 18 pada lembar putih triwulan yang sama.
b) Pada minggu pertama awal dua triwulan berikutnya lembaran
warna kuning disampaikan ke Wasor TB.

2) Tahap Pengisian Hasil Pengobatan

31

a) Salin informasi setiap kartu TB01, yang sudah ada hasil


pemeriksaan ulang dahak pengobatan pada sebulan sebelum akhir
pengobatan dan akhir pengobatan ke TB.03 UPK pada kolom 22
dan kolom 24 pada lembar putih triwulan yang sama.
b) Pada minggu pertama awal triwulan tahun berikutnya pada lembar
warna merah muda disampaikan ke Wasor TB.
H. Melakukan Tatalaksana Efek Samping Obat TB
Pada umumnya pasien TB dapat menyelesaikan pengobatan tanpa
mengalami efek samping obat. Efek samping OAT dapat bersifat ringan atau
berat. Itulah sebabnya sangat penting untuk memantau pasien TB secara
klinis selama masa pengobatannya sehingga efek samping OAT dapat
dideteksi segera dan diatasi secara tepat. Pemeriksaan laboratorium rutin
tidak diperlukan.
Petugas kesehatan dapat memantau efek samping OAT dengan cara
mengajarkan kepada pasien bagaimana mengenal gejala-gejala umum efek
samping OAT dan melaporkannya bila mengalami keluhan yang terkait atau
petugas secara aktif menanyakan keluhan-keluhan pada saat pasien datang
mengambil obat.
Petugas kesehatan dapat mencegah beberapa efek samping OAT, misalnya
Neuritis perifer oleh karena INH. Biasanya berupa rasa kebas, kesemutan
atau rasa terbakar pada telapak kaki dan biasanya terjadi pada wanita hamil
atau pada orang dengan kondisi sebagai berikut: infeksi HIV, pecandu
alkohol, kurang gizi, penderita diabetes, penderita penyakit hati kronis.
Pasien pasien tersebut harus mendapatkan pengobatan pencegahan efek
samping OAT dengan pemberian vitamin B6: 10 mg / hari bersama OAT yang
ditelannya.
Efek samping ringan dan efek samping berat OAT dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Secara umum, seorang pasien yang mengalami efek samping ringan OAT
dapat melanjutkan pengobatannya, kadang dengan dosis yang dikurangi.
Pasien juga perlu memperoleh pengobatan simtomatis. Apabila efek samping
OAT bertambah berat, pengobatan dihentikan. Penatalaksanaan selanjutnya
tergantung dari tingkat berat ringannya efek samping OAT. Pasien yang
mengalami efek samping berat OAT harus dirawat di rumah sakit.

32

Tabel 8. Gejala Efek Samping Ringan dan Berat serta Cara


Mengatasinya
Gejala Efek Samping Ringan
Anoreksia, Mual, Nyeri pada Lambung
Nyeri sendi
Rasa terbakar di kaki
Air seni berwarna kemerahan

Cara Mengatasinya
Telan OAT bersama sedikit
makanan, bubur atau OAT ditelan
menjelang tidur malam
Beri Aspirin atau Analgetika lain
Beri Piridoksin (Vitamin B6) 100 mg
setiap hari
Yakinkan pasien bahwa hal ini biasa
terjadi dan tidak membahayakan
bagi seseorang yang menelan obat
Rifampisin

Gejala Efek Samping Berat

Cara Mengatasinya

Rasa gatal dan bercak kemerahan dikulit


*)
Gangguan pendengaran (bukan karena
kotoran telinga pada pemeriksaan
auroskopi)
Gangguan keseimbangan
Sakit kuning (setelah disingkirkan
kemungkinan faktor penyebab lain)
Bingung ( dicurigai kelainan hati akut
oleh karena obat bila disertai juga gejala
kekuningan **) atau muntah muntah
hebat
Gangguan penglihatan
Shock (renjatan), perdarahan dibawah
kulit, gagal ginjal akut

Hentikan pemberian OAT dan segera


rujuk pasien ke dokter untuk
penatalaksanaan selanjutnya

Keterangan:
*) Pastikan apakah penyebab gatal dan kemerahan tersebut bukan karena
penyebab lain, misalnya: skabies, alergi oleh zat/bahan lain bukan OAT,
dll.
**) Muntah berulang kali merupakan masalah karena OAT tidak dapat diserap
usus. Muntah sampai pingsan atau kesadaran menurun merupakan gejala
serius, karena ini merupakan tanda kegagalan liver (hati). Rujuklah pasien
muntah tersebut ke dokter.

I.

Perhatian:
Jika anda mengamati kondisi pasien TB semakin memburuk,
rujuklah segera pasien tersebut ke Rumah Sakit
Memantau Kemajuan Pengobatan Dengan Pemeriksaan Ulang Dahak

33

a. Menentukan waktu pemeriksaan ulang dahak


Memantau kemajuan hasil pengobatan dengan pemeriksaan ulang dahak
merupakan cara untuk menetapkan kemajuan hasil pengobatan dan
tindak lanjut pengobatan. Pengambilan spesimen dahak untuk
pemeriksaan ulang dahak dilakukan seminggu sebelum berakhirnya
tahap-tahap pemantauan hasil pengobatan.
Bagi pasien TB paru BTA positif:
Kemajuan hasil pengobatan dipantau melalui pemeriksaan ulang dahak di
akhir tahap awal, sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada akhir
pengobatan, serta dinilai kondisi klinisnya oleh dokter. Peningkatan berat
badan pasien merupakan indikator yang bermanfaat.
Bagi pasien TB paru BTA negatif:
kemajuan hasil pengobatannya dipantau melalui pemeriksaan ulang
dahak di akhir tahap awal dan dinilai kondisi klinisnya oleh dokter.
Peningkatan berat badan pasien merupakan indikator yang bermanfaat.
Bagi pasien TB ektraparu:
Pemeriksaan secara berkala oleh dokter sangat dianjurkan untuk menilai
perbaikan kondisi klinis pasien, menjawab pertanyaan pasien tentang halhal yang terkait dengan penyakit dan pengobatannya, memberi dukungan
dan anjuran untuk melanjutkan pengobatan sampai selesai.
Jadual pemeriksaan ulang dahak yang akan diuraikan dibawah ini berlaku
untuk pasien TB paru yang BTA positif.
Ingatkan kepada pasien dan PMO tentang jadual pemeriksaan ulang
dahak sebagai berikut:
Kategori-1: seminggu sebelum akhir tahap awal/bulan ke-2, sebulan
sebelum AP dan bulan ke-6 (AP).
Kategori-2: seminggu sebelum akhir tahap awal/bulan ke-3, sebulan
sebelum AP dan bulan ke-8 (AP).
Pemeriksaan dahak dilakukan seminggu sebelum akhir tahap awal,
sebulan sebelum AP dan AP dengan tujuan agar ada tenggang waktu
untuk mendapatkan hasil tepat waktu sebagai dasar penetapan tindak
lanjut pengobatan.
INGAT-INGAT!!!
Maksud dilakukannya pemeriksaan ulang dahak pada pengobatan
dengan Kategori-1 dan Kategori-2 adalah:
Pemeriksaan pada akhir tahap awal: untuk menentukan konversi.
Apabila telah mengalami konversi, berarti pasien telah menelan obat
secara teratur dan paduan obat yang diberikan efektif.
Apabila tidak konversi berikan sisipan.
Pemeriksaan pada sebulan sebelum akhir pengobatan: untuk
menentukan kemungkinan ada tidaknya kuman yang sudah kebal
obat terhadap paduan OAT yang diberikan.
Apabila hasilnya masih BTA positif, kemungkinan ada kuman-kuman
TB kebal obat yang berkembang, sehingga pasien ini perlu diberi
paduan obat yang spesifik.
34
Pemeriksaan pada akhir pengobatan: untuk menentukan
kesembuhan. Apabila hasilnya BTA negatif itu berarti kesembuhan
dapat dikonfirmasi.

b. Mengumpulkan dahak untuk pemeriksaan ulang dahak


Sampaikan kepada pasien untuk memeriksakan ulang dahak agar
diketahui kemajuan pengobatannya. Setiap kali pemeriksaan ulang dahak
diperiksa 2 dahak yaitu dahak Pagi dan Sewaktu.
Contoh: pengobatan tahap awal akan berakhir pada tanggal 30 April 2006.
Pada waktu pasien datang mengambil obatnya pada tanggal 16 April 2006
(2 miggu sebelum tahap awal berakhir), pasien dibekali 1 buah pot dahak
(sudah diberi label) untuk pengumpulan dahak pagi pada tanggal 23 April
2006.
Pada waktu pasien datang mengantar dahak pagi itu, timbanglah berat
badan pasien dan mintalah pasien untuk mengeluarkan dahak Sewaktu
yang ditempatkan dalam pot dahak yang telah diberi label.
Maksud pengumpulan dahak seminggu sebelum akhir tahap awal adalah
supaya hasil pemeriksaan dapat diperoleh sebelum pengobatan tahap
awal berakhir. Dengan demikian anda dapat menentukan tindakan lanjut
pengobatan yang tepat (apakah melanjutkan pengobatan ke tahap
lanjutan atau harus memberikan terlebih dulu paket OAT sisipan).
Spesimen dahak untuk pemeriksaan ulang dahak yang telah dikumpulkan
atau telah dibuat sediaan apus (fiksasi) harus dikirim ke laboratorium
dengan menggunakan formulir Permohonan Laboratorium TB untuk
Pemeriksaan Dahak (TB.05). Penting diperhatikan untuk mengisi alasan
pemeriksaan, yaitu follow up pengobatan (berikan tanda rumput pada
kotak yang sesuai).
Untuk jelasnya lihatlah contoh pengisian formulir TB.05 di bawah ini untuk
pemeriksaan ulang dahak.
PROGRAM TB NASIONAL

TB.05

FORMULIR PERMOHONAN LABORATORIUM TB UNTUK PEMERIKSAAN DAHAK

35

Nama Sarana
Pelayanan Kesehatan

Nama tersangka/pasien

Pusk. Mataram

No.Telp.:

Franky Lontoh

Umur

Jenis kelamin

Alamat lengkap

Jl. Juanda No.15 , Kota Mataram

Kab/Kota

Kota Mataram

Propinsi

NTB

Thn

Alasan pemeriksaan:
Diagnosa
Follow up

Ekstraparu

Klasifikasi penyakit
Paru

1. Akhir tahap awal


Lokasi :

2. Akhir sisipan
3. 1 bulan sebelum AP

No. identitas sediaan

4. Akhir pengobatan (AP)

(sesuai dengan TB.06)

No.Reg.TB kab/kota:

14

13

121
Tgl.pengambilan dahak terakhir:

2 - 3 - 08

Tgl.pengiriman sediaan

3 - 3 - 08

Tanda tangan pengambil sediaan


Secara visual dahak tampak:
Nanah lendir :

Bercak darah :

Air liur :

HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM


No. Register Lab. (sesuai dengan TB.04) : 156
Tanggal Pemeriksaan

Spesimen dahak *

S (Sewaktu)
03-03-2008

P (Pagi)

03-03-2008

S (Sewaktu)

Hasil **
3+

2+

1+

1-9 ***

Neg

36

c. Mencatat hasil pemeriksaan ulang dahak


Petugas laboratorium mencatat hasil pemeriksaan laboratorium untuk
pemeriksaan ulang dahak pada formulir TB.05 bagian bawah. Setelah
anda menerima hasil tersebut, salinlah ke Kartu Pengobatan (TB.01).
Apabila hasil dari kedua spesimen tersebut adalah negatif, maka dicatat
pada Kartu Pengobatan sebagai BTA negatif. Sedangkan bila hasilnya 1
spesimen negatif dan 1 spesimen positif, maka disimpulkan dan dicatat
pada Kartu Pengobatan sebagai BTA positif dan tuliskan gradasinya.
Kalau kedua spesimen hasilnya positif, maka dicatat gradasi yang
tertinggi.
d. Menentukan tindak lanjut hasil pemeriksaan ulang dahak
1) Menentukan apakah pengobatan tahap lanjutan sudah dapat
dimulai atau belum.
Apabila hasil pemeriksaan ulang dahak tahap awal :
Pasien dengan Kategori-1 maupun Kategori-2 pada akhir tahap awal
sudah BTA negatif dan dosis OAT tahap awal sudah ditelan secara
lengkap, maka pengobatan tahap lanjutan dapat segera diberikan.
Pada akhir tahap awal hasilnya masih BTA positif, maka diberikan
pengobatan dengan OAT sisipan sebanyak 28 dosis harian (1 bulan).
Sebelum berakhir paket OAT sisipan, anda harus melakukan kembali
pemeriksaan ulang. dahak Apa pun hasilnya (BTA positif atau BTA
negatif), segera mulai pengobatan tahap lanjutan.
Pemberian pengobatan dengan OAT sisipan ini harus tetap dibawah
pengawasan langsung.
Catatlah pemberian pengobatan dengan OAT paket sisipan ini pada
kartu pengobatan di kotak tahap awal (halaman depan).
Apabila pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal hasilnya
masih BTA positif, hal ini mungkin diakibatkan oleh salah satu sebab
di bawah ini :
Paling
sering: pengobatan
tahap awal
sangat lemah
pengawasannya; atau OAT ditelan tidak sesuai aturannya; atau
tidak mengikuti jadual yang ditetapkan.
Kadang-kadang: proses konversi apusan dahaknya berjalan lambat
akibat terlalu banyak jumlah kuman TB dalam tubuh; atau karena
telah terjadi kerusakan jaringan paru yang luas; atau karena
adanya gangguan penyerapan OAT.
Jarang: kuman sudah kebal terhadap OAT (TB MDR) sehingga tidak
ada lagi manfaat pemberian OAT lini pertama.

37

Pasien TB Paru BTA negatif :

Pada pasien TB paru BTA negatif yang hasil pemeriksaan ulang


dahak pada akhir tahap awal hasilnya negatif, maka pengobatan
tahap lanjutan harus segera dimulai sampai selesai tanpa harus
menjalani pemeriksaan ulang dahak pada saat sebulan sebelum
akhir pengobatan dan saat akhir pengobatan.
Apabila pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal hasilnya
menjadi BTA positif, ada tiga kemungkinan :
o hasil pemeriksaan dahak saat diagnosis salah (negatif palsu)
o hasil pemeriksaan ulang dahak salah (positif palsu)
o pasien benar benar berubah menjadi pasien dengan hasil
apusan dahak BTA positif. Mungkin saja karena OAT yang
digunakan tidak lagi bermanfaat karena adanya kuman kebal
obat.

Bagi pasien TB paru BTA negatif yang setelah mendapat pengobatan dan
ternyata pemeriksaan ulang dahak pada akhir tahap awal hasilnya BTA
positif, maka pengobatan dinyatakan GAGAL dan harus diberikan
pengobatan dengan paduan OAT kategori 2.
2) Menentukan tindakan pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan
dahak ulang pada sebulan sebelum AP.
Hasil pemeriksaan ulang dahak pada saat sebulan sebelum akhir
pengobatan penting untuk menentukan apakah pengobatan pasien
tersebut efektif atau gagal.
Jika hasilnya masih BTA positif pada sebulan sebelum AP atau lebih
maka pengobatan pasien dinyatakan Gagal. Sebenarnya kasus gagal
ini sangat jarang terjadi jika pengobatan diberikan dengan pengawasan
langsung secara benar.
Tindakan yang harus dilakukan:
Akhirilah pengobatan pasien tersebut dan tuliskan tanggal dinyatakan
gagal pada kotak Gagal disisi belakang Kartu TB-01.
Buatlah Kartu Pengobatan TB.01 di halaman yang baru untuk pasien
tersebut dan pilihlah tipe pasiennya sebagai pengobatan setelah
Gagal.
Berikan pengobatan Kategori-2 mulai dari awal.
Jika hasilnya BTA negatif pada sebulan sebelum akhir pengobatan,
teruskan sisa pengobatan tahap lanjutan sampai selesai.

38

3) Menentukan tindakan pengobatan berdasarkan hasil pemeriksaan


ulang dahak pada akhir pengobatan( AP).
Pada akhir pengobatan (AP), lakukanlah kembali pemeriksaan ulang
dahak untuk memastikan pasien itu sudah sembuh. DinyatakanSembuh
apabila pemeriksaan ulang dahak pada akhir pengobatan hasilnya BTA
negatif dan paling tidak satu kali pemeriksaan ulang dahak sebelumnya
hasilnya juga BTA negatif.
Jika tidak dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir pengobatan,
pasien TB tidak boleh dinyatakan sembuh, namun dinyatakan sebagai
Pengobatan Lengkap.
Pengambilan
ulang dahak untuk pemeriksaan dilakukan dalam
minggu terakhir setiap tahap evaluasi hasil pengobatan.
Sebagai ringkasan dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 9. Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Ulang Dahak
Tipe Pasien TB
paru

Tahap
Pengobatan

Hasil
Pemeriksaan
Dahak
Negatif

Akhir tahap
awal
Positif

Pasien baru BTA


positif dengan
pengobatan
kategori 1

Negatif
Sebulan sebelum
Akhir
Pengobatan

Positif

Negatif
Akhir
Pengobatan (AP)
Positif
Pasien baru BTA
(-) R (+) dengan
pengobatan
kategori 1

Negatif
Akhir tahap
awal

Positif

Tindak Lanjut
Tahap lanjutan dimulai.
Dilanjutkan dengan OAT sisipan selama 1
bulan. Apabilasetelah pengobatan dengan
OAT sisipan masih tetap positif, tahap
lanjutan tetap diberikan.
Pengobatan dilanjutkan
Pengobatan dihentikan dan diberikan
pengobatandengan OAT Kategori 2 mulai
dari awal.
Pengobatan diselesaikan sampai dosis yang
terakhir
Pengobatan dihentikan dan diberikan
pengobatan dengan OAT Kategori 2 mulai
dari awal.
Tahap lanjutan dimulai.
Pengobatan dihentikan, dinyatakan gagal
dan pasien TB diberikan pengobatan
Kategori 2 mulai dari awal

Teruskan
Negatif
Akhir Tahap awal
Positif

pengobatan dengan tahap lanjutan.


Beri Sisipan 1 bulan. Apabila setelah
pengobatan dengan OAT sisipan masih
tetap positif, teruskan pengobatan ke tahap
lanjutan. Apabila mungkin, dirujuk ke unit
pelayanan spesialistik.

39

Sebulan sebelum
Akhir
Pengobatan

Negatif
Positif
Negatif

Akhir
Pengobatan (AP)

Positif

Pengobatan diselesaikan sampai dosis yang


terakhir
Pengobatan dihentikan dan segera dirujuk
ke unit pelayanan spesialistik.
Pengobatan diselesaikan sampai dosis yang
terakhir
Pengobatan dihentikan dan segera dirujuk
ke unit pelayanan spesialistik.

4) Membuat jadual pemeriksaan ulang dahak


Buatlah jadual pemeriksaan ulang dahak untuk mengingatkan pasien agar
tidak lupa. Tanggal tersebut biasanya dicatat pada Kartu Identitas Pasien
(TB-02). Mintalah kepada PMO dan anggota keluarga pasien untuk
mengingatkan tanggal tersebut.
Adapun jadual pemeriksaan ulang dahak berdasarkan kategori
pengobatan adalah sebagai berikut:
Bulan Pengobatan ke
Kategori
Pengobatan
1
2
3
4
5
6
7
Kategori 1

Kategori 2

Catatan:
Jadual diatas untuk pasien yang tidak mendapatkan pengobatan tambahan dengan
paket OAT sisipan.
Apabila pasien mendapat pengobatan tambahan dengan paket OAT sisipan,
maka perlu dilakukan pemeriksaan ulang dahak pada akhir pengobatan dengan paket
OAT sisipan selesai. (Kategori 1 pada bulan ke 3 dan Kategori 2 pada bulan ke 4).

Apabila pasien TB yang anda layani cukup banyak jumlahnya dalam 1


triwulan, maka anda dapat membuat daftar tanggal pemeriksaan ulang
dahak bagi semua pasien yang sedang diobati. Daftar ini sangat berguna
sebagai alat bantu bagi anda untuk mengingatkan kapan setiap pasien
harus dilakukan pemeriksaan ulang dahak.
Contoh buku bantu:
Tanggal pemeriksaan ulang dahak
No

Nama

Kat

Akhir tahap
awal

Akhir sisipan

Akhir 1 bln
sebelum AP

AP

c) Melakukan tatalaksana pasien TB yang berobat tidak teratur


Untuk melakukan tatalaksana pasien TB yang berobat tidak teratur dapat
dilihat pada tabel berikut.

40

Tabel 10. Tatalaksana pasien yang berobat tidak teratur


Tindakan pada pasien yang putus berobat kurang dari 1 bulan:
Lacak pasien
Diskusikan dengan pasien untuk mencari penyebab masalah sehingga
berobat tidak teratur
Lanjutkan pengobatan sampai seluruh dosis selesai
Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan:
Tindakan-1
Tindakan-2
Lacak pasien
Bila hasil BTA (-) Lanjutkan pengobatan sampai seluruh
Diskusikan dan atau TB extra dosis selesai
cari penyebab paru:
Bila satu atau Lama pengobatan Lanjutkan
masalah
pengobatan
Periksa dahak lebih hasil BTA (+) sebelumnya
kurang
dari
5
sampai seluruh
SPS dan
bulan *
dosis selesai
lanjutkan
Lama
pengobatan
Kategori-1:
pengobatan
sebelumnya lebih
mulai kategorisementara
dari
5
bulan
2
menunggu
Kategori-2:
hasilnya
rujuk, mungkin
kasus kronik.
Tindakan pada pasien yang putus berobat lebih 2 bulan (Default)
Periksa dahak Bila hasil BTA (-) Pengobatan
dihentikan,
pasien
atau TB extra diobservasi, apabila gejalanya semakin
SPS
parah perlu dilakukan pemeriksaan
Diskusikan dan paru:
kembali (SPS dan atau biakan)
cari penyebab
Bila satu atau Kategori-1
Mulai kategori-2
masalah
lebih
hasil
BTA
(+)
Hentikan
pengobatan
sambil
Kategori-2
Rujuk, mungkin
menunggu
kasus kronik.
hasil
pemeriksaan
dahak.
Keterangan :
*Tindakan pada pasien yang putus berobat antara 1-2 bulan:
Lama pengobatan sebelumnya kurang dari 5 bulan lanjutkan pengobatan dulu sampai seluruh
dosis selesai dan pada 1 bulan sebelum akhir pengobatan serta akhir pengobatan harus
diperiksa ulang dahaknya.

41

LATIHAN - 4
Pemeriksaan Ulang Dahak

Untuk mengerjakan latihan ini merujuk pada latihan 1.


Latihan ini terdiri dari 2 bagian, yaitu:
Bagian I : anda akan menentukan kapan pasien TB harus melakukan
pemeriksaan ulang dahak.
Bagian II : anda diminta menetapkan tindakan apa yang akan dilakukan jika
sudah diketahui hasil pemeriksaan ulang dahak.
BAGIAN I.
Pasien-1. Abdul Mantab
Abdul mendapat pengobatan OAT Kategori-1. Berhubung hasil laboratoriumnya
pada akhir bulan kedua pengobatan masih BTA positif maka petugas kesehatan
memberinya pengobatan dengan OAT Sisipan satu bulan. Sekarang ia sudah
memasuki pengobatan bulan ketiga. Kapan sebaiknya ia memeriksakan dahak
ulang?
Pasien-2. Markus Jamala.
Pasien TB ini mendapat pengobatan Kategori-2. Ia telah menyelesaikan
pengobatan tahap awal selama 3 bulan dan hasil pemeriksaan ulang dahak BTA
negatif. Pada bulan ketujuh pengobatan telah dilakukan juga pemeriksaan ulang
dahak dan hasilnya BTA negatif. Kapan seharusnya ia melakukan pemeriksaan
ulang dahak selanjutnya?
Pasien-3. Raja Adias.
Raja mendapat pengobatan OAT Kategori-1. Hasil laboratoriumnya pada akhir
bulan kedua pengobatan BTA negatif.
Kapan sebaiknya ia memeriksakan ulang dahak berikutnya?
BAGIAN II.
Tetapkan tindakan apa yang akan dilakukan berdasar hasil pemeriksaan ulang
dahak.
Pasien-1. Abdul Mantab (Kategori-1)
Abdul mendapat pengobatan OAT Kategori-1. Berikut adalah hasil pemeriksaan
dahak dari kartu pengobatan pasien.

42

Bulan ke

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium Pembaca
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
28/08/2006
497
3+
25/10/2006
581
1+
24/11/2006
687
neg

BB (kg)

0 (awal)
48
2
49
3
49
4
5/6
28/01/2007
67
1+
48
7/8
AP
* Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
Jika hasilnya demikian, tindakan apa yang tepat untuk pasien tersebut
sekarang? Jelaskan alasan anda.
Pasien-2: Markus Jamala. (Kategori-2)
Hasil pemeriksaan dahak Markus Jamala pada bulan ke 7 dan ke 8 adalah
negatif. Tindakan apa yang harus dilakukan pada pasien tersebut? Jelaskan
alasan anda?
Pasien-3: Raja Adias. (Kategori-1)
Hasil pemeriksaan dahak pada akhir bulan ke 5 pengobatan negatif. Tindakan
apa yang paling tepat dilakukan terhadap pasien ini sekarang?
Kapan sebaiknya ia memeriksakan dahak ulang yang berikutnya?
Pasien-4. Jane Nadira.
Hasil pemeriksaan dahak pada akhir bulan ke 7 negatif. Tindakan apa yang
paling tepat dilakukan terhadap pasien ini sekarang?
Kapan sebaiknya ia memeriksakan dahak ulang yang berikutnya?
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................

Jika sudah selesai Saudara diminta membahasnya dengan Fasilitator.

d)

Menentukan Dan Mencatat Hasil Akhir Pengobatan

Apabila pasien telah menelan dosis obat tahap lanjutan secara lengkap, maka
pasien dinyatakan telah menyelesaikan pengobatan. Apabila ternyata ada
beberapa kali dosis tidak diambil/ditelan, maka waktu pengobatan pasien harus
diperpanjang sampai semua sisa dosis OAT tahap lanjutan habis.

43

Pasien yang tidak datang mengambil obat harus dilacak. Untuk pasien-pasien
yang pelacakannya tidak berhasil dan tidak diketahui keberadaannya serta
tidak dapat dipastikan akan datang mengambil OAT lagi, harus dilacak kembali
setelah 2 bulan untuk memastikannya, sebelum dinyatakan sebagai pasien
Default.
Apabila pengobatan tahap lanjutan dinyatakan sudah berakhir maka Kartu
Pengobatan TB.01 perlu dilengkapi pada kolom Hasil Pengobatan, isi tanggal
pada kotak yang sesuai.
Ada 6 kemungkinan hasil pengobatan seperti dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 11. Hasil Akhir Pengobatan
Hasil
Akhir Pengobatan
Sembuh

Pengobatan Lengkap
Meninggal
Gagal

Default
Pindah

Definisi
Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara
lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up)
hasilnya negatif pada AP dan pada satu pemeriksaan
follow up sebelumnya
Adalah
pasien
yang
telah
menyelesaikan
pengobatannya secara lengkap tetapi tidak memenuhi
persyaratan sembuh atau gagal.
Adalah pasien yang meninggal dalam masa pengobatan
karena sebab apapun

Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap


positif atau kembali menjadi positif pada bulan
kelima / 1 bulan sebelum AP atau lebih selama
pengobatan

Pasien TB Paru BTA negatif menjadi positif pada


pemeriksaan akhir tahap awal
Adalah pasien yang tidak berobat 2 bulan berturut-turut
atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai
Adalah pasien yang pindah berobat ke Sarana
Pelayanan Kesehatan lain dengan register (TB.03) yang
lain dan hasil pengobatannya tidak diketahui

Untuk jelasnya cara pengisian hasil pengobatan pada kartu Pengobatan


(TB.01), lihat contoh di bawah ini untuk pasien yang dinyatakan sembuh pada
tanggal 22 Juni 2008.
HASIL AKHIR PENGOBATAN:
(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)

44

Sembuh

Lengkap

Meninggal

Gagal

Default

Pindah

22/06/2008

Apabila seorang pasien dipindahkan ke Sarana Pelayanan Kesehatan lain


untuk meneruskan pengobatannya, catatlah tanggal pindah tersebut pada
kolom catatan yang ada pada kartu pengobatan di halaman belakang.
Apabila anda menerima balasan formulir rujukan/Pindahan TB.09 (bagian
bawah formulir Rujukan/Pindahan Pasien TB, TB.09), berarti anda akan
dapat meminta hasil akhir pengobatannya kemudian.
Apabila anda sudah mendapatkan hasil akhir pengobatan (formulir Hasil Akhir
Pengobatan dari pasien TB Pindahan=TB.10) dari Sarana Pelayanan
Kesehatan lain tentang pasien tersebut, catatlah tanggal hasil akhir
pengobatannya pada kartu pengobatan. Apabila anda tidak dapat
memperoleh hasil akhir pengobatan dari Sarana Pelayanan Kesehatan lain
tempat pengobatan baru pasien pindah, catatlah hasil pengobatannya
sebagai Pindah.
Usahakan untuk mengetahui apa yang menyebabkan seorang pasien tidak
datang mengambil obat dan usahakan selalu meyakinkan pasien-pasien
tersebut untuk kembali berobat. Jagalah hubungan baik dengan pasien dan
ingatkan jika pasien akan bepergian atau pindah supaya memberitahukan
terlebih dahulu kepada anda atau setidaknya kepada PMO, sehingga anda
dapat mengkoordinasikan kepindahan atau perjalanan pasien tersebut ke
Sarana Pelayanan Kesehatan lain dan Wasor setempat (jejaring eksternal)
untuk melanjutkan pengobatannya. Uraian lebih rinci akan dijelaskan pada
Modul KIE dalam Penanggulangan TB.
Jika seorang pasien pindah berobat dari Sarana Pelayanan Kesehatan lain
ke Sarana Pelayanan Kesehatan anda, jangan lupa untuk melaporkan
kedatangan pasien tersebut (kembalikan potongan TB.09 bagian bawah) dan
kemudian kirimkan hasil akhir pengobatannya ke Sarana Pelayanan
Kesehatan asal dengan menggunakan formulir TB.10.
Bagi pasien TB ekstraparu, tidak mungkin hasil pengobatannya dinyatakan
sebagai Sembuh dan Gagal, karena hasil akhir pengobatan pasien
tersebut tidak didasarkan pada hasil pemeriksaan ulang dahak. Jadi
kemungkinan hasil akhir pengobatan pasien TB ekstraparu ada 4, yaitu:
Pengobatan Lengkap, Meninggal, Default dan Pindah.
Apabila pasien tidak menyelesaikan seluruh pengobatannya, simpanlah sisa
OAT dari pasien tersebut pada kotak cadangan dengan memperhatikan
tanggal kadaluarsanya.
Hasil akhir pengobatan dari setiap pasien merupakan informasi yang sangat
penting untuk memantau keberhasilan Sarana Pelayanan Kesehatan anda
dalam program penanggulangan TB. Disamping itu, Pengelola program TB
kabupaten/kota akan mengunjungi anda untuk menelaah semua kartu

45

pengobatan TB.01 dan mencatat hasil akhir pengobatan setiap pasien yang
tercatat dalam buku register kabupaten/kota (TB.03) serta menganalisis data
dari seluruh Sarana Pelayanan Kesehatan untuk menilai berhasil tidaknya
program TB di wilayahnya.
LATIHAN - 5
Menetapkan Hasil Akhir Pengobatan
Pada latihan ini anda akan menetapkan dan mencatat hasil pengobatan pada
pasien yang telah dibahas pada latihan sebelumnya.
Pasien-1. Abdul Mantab (Kategori-1)
Hasil pemeriksaan dahak sesudah bulan ke 6 pengobatan adalah BTA positif.
Tanggal pemeriksaan ulang dahak adalah 28 Januari 2009.
Tentukan dan catatlah hasil pengobatan pada kartu pengobatannya.
HASIL AKHIR PENGOBATAN:
(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)
Sembuh

Lengkap

Meninggal

Gagal

Default

Pindah

Pasien-2: Markus Jamala. (Kategori-2)


Markus menyelesaikan pengobatan Kategori-2 dalam waktu 8 bulan pada
tanggal 9 Mei. Berikut hasil pemeriksaan dahak ulangnya.

Bulan ke
0 (awal)
2
3
4
5/6
7/8
AP

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium Pembaca
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
2/09/2008
489
2+

BB (kg)
42

2/12/2008

699

neg

44

4/4/2009
7/5/2009

377
401

neg
neg

48
50

* Tulislah
1+, 2+, 3+
atau Neg
sesuai
dengan
hasil
pemeriksaa
n dahak
Tentukan
dan catatlah

tanggal dan hasil pengobatan pada kartu pengobatannya.


HASIL AKHIR PENGOBATAN:
(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)
Sembuh

Lengkap

Meninggal

Gagal

Default

Pindah

46

Pasien-3: Raja Adias. (Kategori-1)


Raja menyelesaikan pengobatan Kategori-1 dalam waktu 6 bulan pada tanggal 5
Maret 2009. Berikut hasil pemeriksaan ulang dahaknya.

Bulan ke

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium Pembaca
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
1/09/2008
506
1+
23/10/2008
531
neg

BB (kg)

0 (awal)
40
2
41
3
4
5/6
?
7/8
AP
?
* Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
Catatlah hasil pengobatan pada kartu pengobatannya.
HASIL AKHIR PENGOBATAN:
(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)
Sembuh

Lengkap

Meninggal

Gagal

Default

Pindah

Pasien-4. Jane Nadira.


Berikut ini hasil pemeriksaan laboratorium atas nama Jane. Tanggal terakhir ia
datang ke Sarana Pelayanan Kesehatan adalah 25 April 2008.
Pada waktu petugas kesehatan datang kerumahnya beberapa minggu
kemudian, ternyata rumah sudah kosong. Menurut pemilik warung diseberang
rumahnya, mereka sudah pindah tetapi tidak tahu kemana pindahnya. Menurut
pemilik warung, Jane mengatakan
bahwa ia sudah menyelesaikan
pengobatannya.

Bulan ke
0 (awal)
2
3
4
5/6
7/8
AP

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium Pembaca
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
23/04/2008
653
1+
16/06/2008
815
Neg
18/09/2008

252

Neg

BB (kg)
38
42
45

47

* Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
Catatlah hasil pengobatan pada kartu pengobatannya.
HASIL AKHIR PENGOBATAN:
(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)
Sembuh

Lengkap

Meninggal

Gagal

Default

Pindah

Jika sudah selesai Saudara diminta mendiskusikan di kelompok dengan fasilitator.

J. Mengisi dan Melengkapi Formulir Pindahan Berobat(TB.09) dan Laporan


Hasil Pengobatan Pindah Berobat.
1. Formulir Rujukan / Pindah Pasien TB.09
Formulir ini digunakan bila ada seorang pasien akan dirujuk atau pindah
berobat ke Sarana Pelayanan Kesehatan diluar wilayah kabupaten / kota.
Formulir ini perlu untuk Sarana Pelayanan Kesehatan yang baru, sehingga
pengobatan dapat dilanjutkan dengan mudah.
Bagian atas dari formulir ini diisi oleh petugas dari unit pengobatan yang
mengirim pasien. Bagian bawah formulir diisi oleh petugas yang menerima
rujukan / pindahan pasien, kemudian dikirim balik ke unit pengirim
sehingga petugas pengirim tahu bahwa pasien tersebut sudah meneruskan
pengobatannya.
Cara pengisian dapat dilihat pada contoh formulir yang telah diisi pada
halaman berikut :

48

PROGRAM TB NASIONAL

TB.09

FORMULIR RUJUKAN / PINDAH PASIEN TB


Nama instansi pengirim

RSUD Kalianda, Lampung Selatan

Telp.

Nama instansi yang


dituju

RSUD Cilegon

Telp.

Nama pasien

Rodjali

Jenis kelamin

Alamat lengkap

Jl. Sudirman No.120 Kalianda, Lampung Selatan

No Reg TB Kab/Kota

256

Tanggal mulai berobat

Umur

thn

Jenis Paduan OAT:

Klasifikasi/Tipe Pasien:

Kategori 1

Kasus baru (BTA positif)

Kategori 2

Kasus Kambuh/Default/Gagal

Kategori Anak

Lain-lain (a.l. Kronik)

Lain-lain, sebutkan:

Kasus baru (BTA negatif / Rontgen pos)


Pindahan

Jumlah dosis (obat) yg sudah


diterima:
Tahap awal

Catatan :

dosis

Tahap lanjutan

Obat dibawa pasien.


4

dosis

Pemeriksaan ulang dahak terakhir:


Tanggal

Kalianda, Lampung

Hasil
, Tgl.

Negatif

6 Oktober 2006

Dr. Djamal

UNTUK DI ISI DAN DIKEMBALIKAN KE UNIT PENGIRIM:

Nama pasien

Rodjali

Jenis kelamin

Tgl. pasien
melapor :

No Reg TB Kab/Kota:
P
-

Umur

256

thn

Nama Unit Pelayanan Kesehatan (tempat berobat baru)


RSUD Cilegon

Telp.
Cilegon

, Tgl.

8 Oktober 2006

Dr. Ella B.

49

50

2. Formulir Hasil Akhir Pengobatan Dari Pasien TB Pindahan TB.10


Formulir ini diisi oleh unit pengobatan yang menerima pasien pindahan.
Formulir ini diisi setelah hasil akhir pengobatan pasien pindahan tersebut
diketahui, misalnya: sembuh, pengobatan lengkap, default, gagal,
meninggal atau pindah ke unit lain lagi. Formulir TB.10 dikirim ke unit
pengobatan dimana penderita tersebut terdaftar pertama kali karena hasil
pengobatan penderita tersebut akan dilaporkan secara cohort (harus
dilaporkan dari unit pengobatan dimana penderita terdaftar pertama kali).
Cara pengisian dapat dilihat pada contoh formulir yang telah diisi pada
halaman berikut :

50

51

PROGRAM TB
NASIONAL

TB.10

FORMULIR HASIL AKHIR PENGOBATAN PASIEN TB PINDAHAN


Nama pasien

Rodjali

(sesuai dgn TB.09)

Jenis kelamin

Alamat lengkap

Jl. Sudirman No.120 Kalianda, Lampung Selatan

Umur

thn
(sesuai dgn TB.09)

No Reg Kab/Kota asal pasien

Tgl. mulai berobat di tempat asal :

256
1

(sesuai dgn TB.09)


2

2 0 0 6
(sesuai dgn TB.09)

Jenis Paduan OAT:

Klasifikasi/Tipe Pasien:

Kategori 1

Sembuh

Kategori 2

Pengobatan lengkap

Kategori
Anak

Default

Lain-lain, sebutkan:

Gagal
Pindah
Meninggal

Keterangan:
Sembuh tgl 8 Februari 2006

Pangkal Pinang

, Tgl.

15 Februari 2007

Dr. Ella B.

Kepada Yth.
RSUD Kalianda
Lampung Selatan
di
KALIANDA

EVALUASI AKHIR MODUL

52

Kerjakan sendiri latihan ini untuk mengetahui sejauh mana saudara dapat
memahami modul ini. Setelah selesai akan dibahas bersama !
1. Jawablah secara singkat dan tepat pertanyaan-pertanyaan berikut!
a. Apabila hasil pemeriksaan dahak SPS ternyata positif, apakah lokasi
penyakitnya pada paru atau ekstraparu?
Jawab:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
b. Bagaimana anda menentukan tipe pasien?
Jawab:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
c. Apabila seorang pasien TB paru BTA positif belum pernah menelan OAT
sebelumnya termasuk tipe apakah pasien tersebut? Kategori pengobatan
yang mana sesuai untuk pasien tersebut?
Jawab:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
d. Mengapa diperlukan paduan pengobatan yang lebih kuat dan lebih lama
untuk pasien yang sebelumnya pernah mendapatkan pengobatan TB?
Jawab:
......................................................................................................................
2. Isilah Kartu Pengobatan TB.01 pada halaman berikut ini yang berobat ke
Sarana Pelayanan Kesehatan Gunung dengan data sebagai berikut:
Jojon 35 tahun laki-laki tinggal di Jalan Benteng Dalam no 22, No. Telp 0218546876, Kabupaten Lembah, datang ke Sarana Pelayanan Kesehatan
Gunung untuk berobat TB. No Register TB Kabupaten belum ada. Orang
yang dapat dihubungi adalah Bapak Jamil pemilik warung di seberang rumah
pasien (No. 21). Hasil pemeriksaan dahak SPS adalah sebagai berikut:
No. Register Lab (Sesuai dengan form di TB.04) : 685..

Tanggal
Pemeriksaan

Spesimen
dahak*

Hasil**
3+

5/03/ 2008

A (Sewaktu)

6/03/ 2008

B (Pagi)

6/03/ 2008

C (Sewaktu)

2+

1+

1 9***

Neg

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

Berat badan Jojon 51 Kg. Ia pernah diobati TB sekitar 2 tahun yang lalu.
Waktu itu ia telah menyelesaikan pengobatannya dan petugas kesehatan
menyatakan telah sembuh.
53

Tentukanlah kategori pengobatan Jojon dan tulislah dosis harian OAT KDT
tahap awal yang diberikan berdasarkan berat badannya.
(pada halaman berikut)

54

PENANGGULANGAN TB NASIONAL

TB.01

KARTU PENGOBATAN PASIEN TB


Nama pasien
Alamat lengkap
Pelayanan Kesehatan
Nama PMO
Alamat lengkap PMO

: No.telp/Hp:
: .
.
: ..........................................................
: No.telp/Hp:
: .

Tahun
No Register TB.03 Sarana

:
.

No Register TB.03 Kab/Kota


:
Nama Sarana Pelayanan Kesehatan:

(Berilah tanda pada kotak pilihan yang sesuai)

Jenis Kelamin: L

Umur

Riwayat pengobatan sebelumnya:

Thn.

Parut BCG: Jelas

Tdk ada

KLASIFIKASI PENYAKIT

Meragukan

Pernah diobati lebih dari 1 bulan

Belum pernah/
kurang 1 bulan

Catatan: (untuk hasil pemeriksaan lain, misalnya: foto toraks, biopsi, kultur, skoring TB Anak, dll)

Paru

Ekstra paru
Lokasi

Dirujuk oleh:

TIPE PASIEN
Inisiatif pasien
Anggota masy
Sarana Pelayanan
Kesehatan
Pemerintah
Sarana Pelayanan
Kesehatan swasta
Lain-lain, sebutkan

Pemeriksaan kontak serumah:


No
1
2
3
4
5
6

Nama

L/P

Umur

Tgl pemeriksaan

Hasil

..
..
..
..
..
..

Jenis OAT:
Kombipak
TAHAP AWAL
Kategori 1
Kategori 2

tablet/hari

4KDT(FDC):

Sisipan

Streptomisin:

mg/hari

Kambuh

Pindahan

Gagal

Pengobatan

Lain-lain

setelah default

sebutkan

..
Bulan ke

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium pembaca
Tanggal
No Reg Lab
BTA *

BB (kg)

0 (awal)
2
3
4
5/6
7/8
AP

KDT (FDC)
Kategori Anak

Baru

*) Tulislah 1+, 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak
Tanggal
Bulan

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jumlah

Jumlah
Berilah tanda jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda garis lurus menyambung jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri dirumah.

54

TAHAP LANJUTAN
(Berilah tanda1 pada
kotak4 pilihan
sesuai)
2
3
5 yang
6
7
8
9
10
Tanggal
Kat 1
Kat 2
Kat Anak
Bulan

2KDT(FDC):

tablet/hari

Etambuthol

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21
22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

Jumlah

tablet/hari

Jumlah
Berilah tanda jika pasien datang mengambil obat atau pengobatan dibawah pengawasan petugas kesehatan.
Berilah tanda garis lurus putus-putus sesuai tanggal minum obat jika obat dibawa pulang dan ditelan sendiri dirumah.
CATATAN:
Layanan Konseling dan Test Sukarela
Tgl. dianjurkan

HASIL AKHIR PENGOBATAN:


(tulis tanggal dalam kotak yang sesuai)
Sembuh

P. Lengkap

Tgl. Pre Test


Konseling

Tempat
Test

Hasil test ditulis dengan kode :


R = REAKTIF
NR = NON REAKTIF

Tgl. Test

IND

Tgl. Post Test


Konseling

Hasil Test

= INDETERMINE

Default
Layanan PDP (Perawatan, Dukungan & Pengobatan)

Gagal

Pindah

Meninggal

Nama Sarana Pelayanan


Kesehatan

No. Reg.
Pra ART

Tgl. Rujukan
PDP

Tgl. Mulai
PPK

Tgl. Mulai
ART

55

3. Jawablah secara ringkas dan tepat pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.


a. Apa yang dimaksud dengan PMO berasal dari anggota masyarakat?
Jawab:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
b. Pasien mana yang membutuhkan PMO berasal dari anggota masyarakat?
Jawab:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
......................................................................................................................
c.
Dimana saja seorang PMO dapat melakukan pengawasan
langsung menelan OAT?
Jawab:
......................................................................................................................
......................................................................................................................
4. Jawablah secara ringkas dan tepat pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.
a. Siapa yang harus diberi INH untuk pengobatan pencegahan TB?
Jawab:
......................................................................................................................
.................................................................................................
5. Aspek mana yang paling penting sehubungan dengan pengawasan langsung
menelan obat? Beri tanda silang pada satu jawaban yang paling benar.
a. Berbicara dengan pasien dan memberi motivasi
b. Menyediakan OAT untuk pasien
c. Mengamati langsung pasien menelan OAT
d. Mencatat pengobatan itu dalam Kartu Pengobatan TB
6. Jika seorang pasien TB dalam pengobatan tahap awal (pengobatan setiap
hari) ternyata tidak datang mengambil OAT kemarin, berapa dosis harian OAT
yang akan diberikan kepada pasien hari ini?
Jawab:
..........................................................................................................................
7. Seorang pasien TB mengeluh sakit kepala pada malam hari dan air seni-nya
berwarna kemerahan. Apa yang harus anda lakukan?
Jawab:
..........................................................................................................................

56

8. Jawablah secara ringkas dan tepat pertanyaan-pertanyaan dibawah ini.


a. Kapan seorang pasien TB Paru baru BTA positif dengan pengobatan
Kategori-1 diperiksa ulang dahaknya untuk pertama kali?
Jawab:
....................................................................................................................
b. Kapan seorang pasien TB paru BTA positif kambuh, dengan pengobatan
Kategori-2 dilakukan pemeriksaan ulang dahak untuk pertama kali?
Jawab:
....................................................................................................................
c. Berapa kali pasien TB dilakukan pemeriksaan ulang dahak?
Jawab:
....................................................................................................................
9. Dibawah ini merupakan lembar (TB.05) hasil pemeriksaan ulang dahak dari
Bapak Ainul pada akhir bulan ke-5 pengobatan dengan Kategori-1. Berat
badannya pada hari ini 47 Kg.
No. Register Lab (sesuai dengan form di TB.04) : 1119
Tanggal
Spesimen
Hasil**
Pemeriksaan
dahak*
+++

++

1 9***

Neg

(Sewaktu)
10/10/ 2008

F (Pagi)

10/10/ 2008

G (Sewaktu)

*) Diisi kode huruf sesuai identitas sediaan


**) Beri tanda rumput pada hasil yang sesuai
***) Isi dengan jumlah BTA yang diketemukan

Catatlah hasil tersebut pada kolom Hasil Laboratorium dalam Kartu


Pengobatan Bapak Ainul berikut ini.
HASIL PEMERIKSAAN DAHAK
Laboratorium Pembaca
Bulan ke
BB (kg)
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
0 (awal)
2
3
4
5/6
7/8
AP

4 / 5 / 2008
12 / 7 / 2008
13 / 8 / 2008

630
801
898

3+
2+
1+

48
48
47

* Tulislah 1+. 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
10. Berdasar hasil pemeriksaan dahak ulang Bapak Ainul tersebut:
57

a) Bapak Ainul harus dinyatakan sebagai pasien apa?


Jawab:
...............................................................................................................
b) Apa yang harus dilakukan petugas sehubungan dengan status Bapak
Ainul tersebut?
Jawab:
...................................................................................................................
11. Tulislah apa hasil akhir pengobatan dari kasus-kasus dibawah ini:
a. Ibu Ellania, pasien TB paru dengan pengobatan Kategori-1 telah
mendapatkan pengobatan TB selama 3 bulan, kemudian tidak datang lagi
untuk mengambil OAT. Pada waktu petugas kunjungan rumah, menurut
tetangganya ia sudah pindah rumah. Setelah dua bulan berlalu, pasien TB
tersebut belum juga berhasil ditemukan.
Apa hasil akhir pengobatan ibu Nia?
Jawab:
...................................................................................................................
b. Bapak Magemud, pasien TB dengan Kategori-1 seperti tersebut dibawah
ini telah menyelesaikan pengobatannya selama 6 bulan. Hasil
pemeriksaan laboratorium adalah sebagai berikut:
HASIL PEMERIKSAAN DAHAK
Laboratorium Pembaca
Bulan ke
BB (kg)
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
0 (awal)
4 / 5 / 2008
520
3+
48
2
6 / 7 / 2008
919
Neg
49
3
4
5/6
8 / 10 /2008
1120
Neg
50
7/8
AP
* Tulislah 1+. 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan
dahak.
Apa hasil akhir pengobatan bapak Magemud?
Jawab:

c. Ibu Manohari adalah pasien TB yang di diagnosa sebagai pasien TB paru


BTA negatif foto toraks mendukung dan mendapat pengobatan dengan

58

Kategori-1 telah menjalani pengobatannya selama 2 bulan. Hasil


Pemeriksaan ulang dahak laboratorium adalah sebagai berikut:

Bulan ke

HASIL PEMERIKSAAN DAHAK


Laboratorium Pembaca
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
10 / 2 / 2008
306
Neg
15 / 4 / 2008
422
2+

BB (kg)

0 (awal)
35
2
35
3
4
5/6
7/8
AP
* Tulislah 1+. 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan
dahak.
Apa hasil pengobatan ibu Manohari?
Jawab:

d. Bapak Gustira, pasien TB yang mendapat pengobatan dengan Kategori-2


telah menyelesaikan pengobatan TB bulan ke-8. Hasil Pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut:
HASIL PEMERIKSAAN DAHAK
Laboratorium Pembaca
Bulan ke
BB (kg)
No.Reg.
Tanggal
BTA*
lab.
0 (awal)
2
3
4
5/6
7/8
AP

22 / 10 / 2006

116

2+

37

26 / 1 / 2007

399

Neg

39

29 / 3 /2007

767

Neg

39

2 / 7 / 2007

1087

Neg

39

* Tulislah 1+. 2+, 3+ atau Neg sesuai dengan hasil pemeriksaan dahak.
Apa hasil akhir pengobatan bapak Gustira?
Jawab:
....................................................................................................................

59

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Cara membaca kode paduan paduan OAT
Paduan pengobatan TB terdiri dari 2 tahap, yaitu tahap awal dan tahap lanjutan.
Paduan pengobatan TB mempunyai kode standar yang menunjukkan :
Tahap pengobatan,
Lama pengobatan,
Jenis OAT,
Cara pemberian (harian atau 3 x seminggu), dan
Paduan OAT, misalnya: Kategori 1 KDT: 2 (HRZE)/4 (HR)3
o Garis miring menunjukkan pemisahan tahapan pengobatan
o Angka 2 dan 4 menunjukkan lama tahap dalam bulan.
o Huruf dalam tanda kurung menunjukkan OAT Kombinasi Dosis Tetap
(KDT)
o Jika tanpa tanda kurung berarti OAT lepas atau kombipak.
o Angka setelah huruf atau tanda kurung menunjukkan jumlah dosis
obat per minggu.
o Jika tidak ada angka setelah huruf atau tanda kurung menunjukkan
pengobatan dilakukan setiap hari.

60

Contoh 1. Paduan pengobatan TB kategori 1 dengan OAT KDT


2(HRZE) / 4(HR)3
Tahap awal adalah 2(HRZE). Lama pengobatan 2 bulan. Pengobatan diberikan
harian. Isoniazid (H), rifampicin (R), pirazinamid (Z) dan etambutol (E) diberikan
dalam bentuk KDT.
Tahap lanjutan adalah 4(HR)3. Lama pengobatan 4 bulan. Pengobatan
diberikan 3 kali seminggu. Isoniazid dan rifampisin, diberikan dalam bentuk KDT.
Contoh 2. Paduan pengobatan TB kategori 2 dengan OAT KDT
2(HRZE)S/ (HRZE) / 5(HR)3E3
Tahap awal adalah 2(HRZE)S/(HRZE)/. Lama pengobatan 3 bulan. Pengobatan
diberikan harian. Isoniazid (H), rifampicin (R), pyrazinamide (Z) dan etambutol
(E) diberikan dalam bentuk kombinasi dosis tetap dan S diberikan selama 2
bulan pertama berupa suntikan setiap hari.
Tahap lanjutan adalah 5(HR)3E3. Lama pengobatan 5 bulan. Pengobatan
diberikan 3 kali seminggu. Isoniazid dan rifampisin, diberikan dalam bentuk KDT
dan etambutol diberikan secara lepas.
Pada paduan OAT bentuk kombipak atau bentuk lepas yang masing-masing obat
tidak dalam bentuk kombinasi, maka penulisan contoh 1 menjadi : 2HRZE/
4H3R3 dan contoh 2 menjadi : 2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3.

61

Anda mungkin juga menyukai