BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial
budaya danperilaku penduduk yang terbiasa buang air besar (BAB) di
sembarang tempat, khususnya ke badan air yang juga digunakan untuk
mencuci, mandi dan kebutuhan higienis lainnya. Buruknya kondisi sanitasi
merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3 tahun yaitu sebesar
19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnya dan
kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik Bruto
(studi World Bank, 2007). Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004, penanganan masalah sanitasi merupakan kewenangan daerah, tetapi
sampai saat ini belum memperlihatkan perkembangan yang memadai. Oleh
sebab itu, pemerintah daerah perlu memperlihatkan dukungannya melalui
kebijakan dan penganggarannya
Kesehatan merupakan salah satu layanan dasar sosial yang harus
dipenuhi oleh pemerintah sebagai kewajibannya untuk menjaga kesejahteraan
masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
dengan berwawasan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan.
Berdasarkan Kepmenkes no. 128 tahun 2004, Puskesmas adalah
penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat
pertama. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan
yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang
melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu.
Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian
dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh
pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas
ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan
mobilitasnya.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten /
kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
1
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS
I.
Gambaran Umum
A. Keadaan Geografi
Puskesmas II Tambak merupakan wilayah timur jauh (tenggara)
dari Kabupaten Banyumas, dengan luas wilayah 1.432 Ha atau sekitar
1,1% dari luas kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas Tambak II
terdiri dari 5 desa yaitu: Pesantren, Karangpucung, Prembun, Purwodadi
dan Buniayu. Desa yang paling luas adalah Purwodadi yaitu 374 ha,
sedangkan desa yang wilayahnya paling sempit adalah Karangpucung
yaitu sekitar 218 ha.
Wilayah Puskesmas II Tambak terletak diperbatasa Kabupaten Banyumas
dengan Kabupaten Kebumen, dan berbatasan dengan :
1.
2.
3.
4.
Disebelah utara
Sebelah timur
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
:
:
:
:
Desa Watuagung
Kabupaten Kebumen
Desa Gebangsari
Desa Kamulyan, Desa Karangpetir.
Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dalam wilayah Puskesmas II Tambak tahun
2013 berdasarkan data yang dari BPS adalah 20.361 jiwa. Terdiri dari
10.010 jiwa (49,16%) laki-laki dan 10.351 jiwa (50,83%) perempuan.
Jumlah keluarga 6.096 KK.
kesehatan
merupakan
tenaga
kunci
dalam
mencapai
tenaga
f. Tenaga Perawat
Tenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas II Tambak lulusan SPK
ada 2 orang dan D-III Keperawatan 3 orang, jumlah seluruhnya ada 5
orang perawat (ratio 31/100.000 jumlah penduduk). Standar IIS tahun
2010, adalah 117,5/100.000 penduduk ( sekitar 19 perawat).
Berarti
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis Tenaga
Dokter Umum
Dokter Spesialis
Dokter Gigi
Farmasi
Bidan
Perawat
Ahli Gizi
Sanitasi
Kesehatan
Jumlah
Ratio
per Target
IIS
Tenaga
100.000
per 100.000
Kesehatan
2
0
0
0
7
5
1
1
2
pddk
10
0
0
0
34,38
24,56
4,91
6
24
pddk
40
6
11
10
100
117,5
22
40
40
Masyarakat
D. Sarana Kesehatan
1. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan Labkes
Puskesmas Tambak II satu-satunya sarana kesehatan yang mempunyai
kemampuan Labkes di wilayah Puskesmas Tambak II.
2. Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Dasar
Rumah Sakit yang menyelenggarakan 4 pelayanan dasar tidak ada.
3. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan gawat darurat di wilayah Puskesmas Tambak II hanya ada
di Puskesmas.
E. Pembiayaan Kesehatan
Penyelenggaraan pembiayaan di Puskesmas Tambak II terdiri dari
operasional umum, Jamkesmas, Jampersal dan dana BOK dengan tujuan
agar semua program kesehatan di Puskesmas Tambak II ini berjalan
dengan lancer dan mencapai target yang telah ditentukan. Anggaran dana
operasional umum di Rencana Kerja Anggaran tahun 2012 adalah
Rp.99.313.000,00 (sembilan puluh sembilan juta tiga ratus tiga belas ribu
rupiah), dan dapat direalisasikan Rp. 95.523.671,00 (96,2%). Rencana
anggaran
untuk
tahun
2013
sama
seperti
tahun
2012
yaitu
Pencapaian
Minimal
2013
2013 (%)
I.
Penyelenggaraan
Pelayanan
A.
Kesehatan Dasar
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
K-4
2.
4.
5.
93,06 %
90%
101,2 %
100%
141,66 %
90%
101,83 %
90%
83,54 %
3.
95%
6.
B.
Pelayanan
Kesehatan
Anak
100%
100 %
95%
100 %
100%
100 %
80%
100 %
80%
100 %
80%
86,4%
100%
100
15%
19,53 %
1,5%
2,44 %
15%
0,40
70%
9,14%
80%
92,59
Pra
3.
4.
C.
D.
Child
Immunization (UCI)
E.
Pelayanan Pengobatan/Perawatan
1. Cakupan Rawat Jalan
2.
F.
G.
H.
2.
II
Penyelenggaraan
Perbaikan
A.
Masyarakat
Pemantauan Pertumbuhan Balita
1. Balita
yang
datang
dan
Pelayanan Gizi
1. Cakupan
Bayi
(6-11
3.
kali
Cakupan
Balita
(12-59
bl)
1,19 %
95%
100%
95%
100%
90%
100%
90%
100%
100%
100%
100%
100 %
80%
43,75%
6.
< 1,5%
5.
60,60 %
kali pertahun
Cakupan Ibu Nifas mendapat
kapsul vitamin A
4.
80%
bl)
73,73 %
B.
80%
3.
38,64
Gizi
ditimbang (D/S)
2.
40%
ASI
pada
bayi
III
Penyelenggaraan
Pelayanan
A.
10
100 %
90%
100 %
80%
100 %
90%
95%
ditangani
3.
4.
Neonatal
resiko
2.
IV.
Penyelenggaraan
A.
Penyakit Menular
Penyelenggaraan
dengan
Pemberantasan
Penyelidikan
mengalami
B.
24 jam
Desa bebas rawan gizi
Pencegahan
dan
80%
(Tidak ada
KLB)
(Tidak ada
kasus)
Pemberantasan
Penyakit Polio
Acute Flacid Paralysis (AFP) per
C.
100%
<1
(Tidak ada
kasus)
Penyakit TB Paru
1. Kesembuhan penderita TB Paru
BTA positif (CR / Cure Rate )
2.
>85%
40%
70%
39,84%
11
D.
Pencegahan
Penyakit ISPA
1. Cakupan
2.
dan
Pemberantasan
Balita
dengan
E.
Pencegahan
dan
Penyakit HIV-AIDS
1. Klien
yang
mendapatkan
2.
penanganan HIV-AIDS
Kasus infeksi menular seksual
3.
Pencegahan
dan
17,86%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
<20
9,8 %
<2
0%
100%
100
<1
Pemberantasan
terhadap HIV-AIDS
F.
100%
pemberantasan
Incident
Rate
DBD
(per
100.000)
3.
G.
Pencegahan
dan
Pemberantasan
Penyakit Diare
1. Balita diare yang ditangani
2. CFR/Angka kematian Diare per
10.000
H.
Pencegahan
dan
pemberantasan
Penyakit Malaria
1. Penderita malaria yang diobati
2.
100%
0
(Tidak ada
kasus)
(Tidak ada
12
kasus)
I.
Pencegahan
dan
pemberantasan
Penyakit Kusta
Penderita Kusta yang selesai berobat
(RFT Rate)
J.
Pencegahan
dan
V.
Penyelenggaraan
A.
3.
4.
>90%
B.
kasus)
80%
90 %
65%
70 %
85%
88%
81 %
85%
72 %
>90%
94,80 %
80%
62%
65%
89,06 %
Pelayanan
Hygiene
Sanitasi
di
Tempat Umum
Tempat umum yang memenuhi syarat
VI.
(Tidak ada
nyamuk aedes
C.
kasus)
Kesehatan
jamban
5.
(Tidak ada
Pemberantasan
2.
>90%
13
2.
Bayi
yang
mendapat
ASI
eksklusif
3.
5.
6.
VII.
69,01%
90%
100%
80%
77,05%
40%
95,83%
>2%
0%
30%
18,46 %
80%
100%
104, 38 %
4.
80%
Pencegahan
Dan
Penanggulangan
Penyalahgunaan
Psikotropika
Narkotika,
Dan
(P3napza)
Penyuluhan
Zat
Adiktif
Pencegahan
Penanggulangan
dan
Penyalahgunaan
NAPZA/Narkoba
Upaya penyuluhan P3 NAPZA / P3
Narkoba oleh petugas kesehatan
VIII
Penyelenggaraan
Pelayanan
.
A.
Kefarmasian (Obat)
Penyelenggaraan dan Pembiayaan
untuk Yankes Perorangan
Cakupan penduduk yang menjadi
peserta JPKM Prabayar
B.
keluarga
mayarakat rentan
miskin
dan
14
BAB III
ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS
A. Analisis Potensi
1. Input
a. Man
Kelebihan :
1) Secara umum, tenaga medis dan non medis yang terdapat pada
Puskesmas Tambak II terdiri dari 2 dokter umum, 7 bidan, 5
perawat, 1 tenaga gizi , 1 tenaga sanitasi, 2 tenaga kesehatan
masayrakat dan 4 tenaga administrasi. Petugas struktural pada
program Promkes terdiri dari 1 orang yang merupakan Sarjana
15
16
Jumlah dana yang telah diajukan dan disediakan untuk
16
yang
khusus
menangani
Penyelenggaraan
17
Kekurangan :
Sasaran masyarakat pada program Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Dan Sanitasi Dasar belum semuanya terjangkau
dikarenaka masih banyaknya kendala dan keterbatasan.
2. Proses
a. Perencanaan
Kelebihan :
1) Survey terhadap kesehatan dan sanitasi lingkungan dilakukan
untuk mencegahnya suatu wabah penyakit yang dapat membawa
dampak yang merugikan bagi masyarakat.
2) Rencana pelaksanaan progam Penyelenggaraan
Kesehatan
khususnya
petugas program
18
19
penting lingkungan
20
BAB IV
PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
A. Pembahasan Isu Strategis
21
22
bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009. Hal ini sejalan dengan
komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium Development Goals
(MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar
secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum
mendapatkan akses.
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi
melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Komunitas
merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan
kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan. Open Defecation
Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap
individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Cuci Tangan
Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air
bersih yang mengalir.
Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut
sebagai PAMRT adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan
pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan
keperluan
oral
lainnya
seperti
berkumur,
sikat
gigi,
persiapan
memutus mata rantai penularan penyakit. Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi
rumah tangga yang meliputi sarana Luang air besar, sarana pengelolaan
sampah dan limbah rumah tangga.
B. Alternatif pemecahan masalah
Pembinaan sanitasi dasar diperlukan upaya yang melibatkan berbagai
sektor, baik dari pemerintah, swasta maupun kelompok organisasi masyarakat,
mengingat beban masalah sanitasi dasar yang tinggi, keterbatasan sektor
pemerintah, potensi melibatkan sektor lain, keberlanjutan program dan
akuntabilitas, mutu serta transparansi.
23
alternatif-alternatif
pemecahan
masalah
yang
mudah
24
lanjut
mengenai
progam
kesehatan
lingkungan
khususnya
reward atau
25
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Sanitasi Dasar
Berbasis Masyarakat. Available at http://www.sanitasi.net/pedomanstbm.html diakses 19 Mei 2014.
Profil
Kesehatan
Jawa
Tangah
Tahun
2008.
Available
at
http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profile2004/bab4.htm
diakses 19 Mei 2014