Anda di halaman 1dari 1

RINGKASAN

Perkembangan industri saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun dari
proses industrialisasi tersebut dihasilkan berbagai macam buangan industri yang
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan seperti limbah cair, padat maupun gas.
Pencemaran lingkungan yang paling sering ditemui yaitu pada limbah cair yang tercemar
oleh logam berat dan zat warna. Proses adsorpsi merupakan salah satu metode yang paling
efektif dan efisien dalam menghilangkan kandungan zat warna.
Adsorpsi terjadi karena adanya driving force berupa konsentrasi, dan surface acidity
dengan menggunakan adsorben yang merupakan suatu zat padat dengan kemampuan untuk
mengadsorpsi suatu komponen dalam fluida gas maupun cair, dimana padatan tersebut
memiliki pori yang mengandung karbon atau bahan organik. Dalam pembuatan adsorben,
digunakan bahan baku dan metode yang murah agar dapat bersaing dengan proses pemisahan
dengan metode lainnya, terutama secara ekonomis.
Karbon aktif sering digunakan karena lebih fleksibel, memiliki luas permukaan yang
besar, mempunyai kapasitas adsorpsi yang besar, dan relatif lebih mudah untuk diregenerasi.
Karbon aktif pada awalnya berasal dari batubara dan merupakan sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui. Saat ini dikembangkan pembuatan karbon aktif dari biomassa,
karena penggunaan biomassa sebagai karbon aktif bertujuan untuk mengurangi biaya sintesis
karbon aktif tersebut karena bahan baku yang digunakan biasanya adalah limbah yang tidak
terpakai. Salah satu dari berbagai macam sumber biomassa adalah kulit salak. Kulit salak
yang masih segar atau yang baru dilepas umumnya mengandung air, karbohidrat, mineral dan
protein sehingga baik dijadikan sebagai biomassa.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh temperatur dalam pembuatan
karbon aktif dengan aktifasi kimia ZnCl2 dari kulit salak. Penggunaan aktifator ZnCl2 ini
bertujuan untuk untuk meningkatkan luas permukaan dan volume pori karbon aktif dari kulit
salak, sehingga dapat dihasilkan karbon aktif dengan karakteristik yang lebih baik.
Metodologi penelitian meliputi proses persiapan bahan baku, aktifasi, pirolisa dan
pengujian. Rasio ZnCl2 yang digunakan adalah 1:1 g/g dengan variasi temperatur aktifasi
400, 450, 500, 550 dan 600 C serta waktu aktifasi 2 jam. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa nilai iodine meningkat dan yield menurun seiring meningkatnya temperatur aktifasi.
Nilai iodine dan yield tertinggi diperoleh pada temperatur aktifasi 600C dan 400C yaitu 694
mg/g dan 30,93%.

Anda mungkin juga menyukai