2
Nama : Erna Septyaningrum
NRP : 2415202201
beberapa faktor yang saling bergantung satu sama lain, seperti ketersedian energi yang
semakin menurun, kondisi ekonomi, pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin
meningkat dan adanya perubahan iklim. Perubahan politik dan masalah sosial dapat
menyebabkan terganggunya keberlanjutan energi di suatu negara. Sebagian masyarakat
menganggap bahwa pengembangan energi terbarukan merupakan cara jitu untuk
mengatasi permasalahan keberlanjutan energi. Namun, pengembangan lebih banyak
energi terbarukan belum mampu mengatasi permasalahan keberlanjutan energi. Untuk
mengembangkan keberlanjutan energi yang baik, diperlukan sistem sosial dan strategi
politik yang baik, konservasi energi, pengembangan energi terbarukan serta pola
penghematan energi. Budaya boros energi yang dilakukan oleh masyarakat akan
membuat memburuknya keberlanjutan energi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi keberlanjutan energi adalah ketersedian
energi dunia. Saat ini dunia telah mengalami krisis energi. Kebutuhan energi fosil yang
terus meningkat menyebabkan cadangan energi fosil di dunia terus menurun. Hal ini
terutama terjadi pada energi yang bersumber dari minyak bumi. Penurunan ketersedian
energi dunia akan mempengaruhi kestabilan politik dan perekonomian suatu negara.
Terutama bagi negara pengimport energi. Ketika harga energi dunia naik, maka jumlah
anggaran negara yang digunakan untuk membeli energi akan meningkat pesat.
Sementara itu, jika menghentikan pembelian energi, maka industri dalam negeri akan
berhenti berproduksi karena tidak adanya sumber energi yang sangat dibutuhkan dalam
kegiatan produksi. Diperlukan strategi ekonomi dan politik yang baik untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut.
Peningkatan ketersedian energi dunia perlu dilakukan untuk mencapai
keberlanjutan energi yang baik. Peningkatan ketersediaan energi ini dapat dilakukan
melalui berbagai cara, seperti penemuan sumber energi baru, pengembangan energi
terbarukan dan pengembangan teknologi. Salah satu energi baru yang saat ini sedangan
di kembangkan oleh Amerika adalah teknologi Shale gas. Shale gas merupakan gas
alam yang diperoleh dari serpihan batuan shale yang merupakan tempat terbentuknya
gas bumi. Adanya shale gas merupakan salah satu solusi untuk mengurangi
ketergantuangan terhadap bahan bakar fosil. Selain itu, Shale gas juga dipandang
sebagai teknologi yang lebih ramah lingkungan karena lebih sedikit mengemisikan
karbon. Penemuan shale gas menyebabkan penurunan harga energi dunia, terutama
enegi fosil. Penurunan ini akan mempermudah masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
energinya. Namun disisi lain, negara-negara pengeksport energi fosil akan mengalami
kerugian yang cukup siknifkan, seperti Arab (minyak bumi) dan Indonesia (batu bara).
Walaupun penemuan shale gas mampu memperbaiki keberlanjutan energi dunia,
namun keberadaan energi terbarukan harus terus dikembangkan. Terdapat berbagai
potensi energi terbarukan di dunia, namun penggunaanya masih belum maksimal.
Indonesia baru memanfaatkan kurang lebih 5% dari potensi energi terbarukan yang
dimilikinya. Pemanfaatan energi terbarukan secara optimal dapat mengurangi
ketergantungan terhadap kebutuhan energi fosil. Harga energi fosil dunia yang fluktuatif
akan mempengaruhi kestabilan perekonomian suatu negara. Negara yang tidak
2
Nama : Erna Septyaningrum
NRP : 2415202201
bergantung terhadap energi fosil dan memanfaatkan energi terbarukan secara optimal
cenderung memiliki perekonomian yang lebih stabil.
Salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan adalah
efisiensi energi terbarukan yang masih kecil. Penelitian yang lebih lanjut perlu
dilakukan untuk terus mengembangkan energi terbarukan sehingga efisiensinya
meningkat. Efisiensi yang kecil dan teknologi yang masih cukup mahal menyebabkan
geliat pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih belum tinggi. Para investor
masih enggan untuk melakukan pengembangan di sektor ini. Oleh karena itu,sangat
diperlukan campur tangan pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan.
Kebijakan pemerintah dan feed-in tarriff harus disesuaikan agar pemanfaatan potensi
energi terbarukan di Indonesia semakin besar.
Pola penggunaan energi oleh masyarakat merupakan faktor lain yang
mempengaruhi keberlanjutan energi. Masyarakat Indonesia yang cenderung
menggunakan energi secara boros akan menghambat berbagai upaya keberlanjutan
energi yang dilakukan oleh pemerintah. Kebiasaan tersebut harus segara dihilangkan.
Partisipasi aktif masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam upaya pengematan
energi ini. Saat ini pemerintah telah mengeluarkan beberapa produk peraturan
perundang-undangan yang berkaiatan dengan energi, diantaranya adalah PP No. 79
Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, PP No 70 Tahun 2009 tentang
Konservasi Energi, PP No 12 Tahun 2012 tentang Management Energi, Permen ESDM
No. 17 Tahun 2014 tentang Feed-in Tariff untuk PLTP, Permen ESDM No 22 Tahun
2014 tentang Feed-in Tariff untuk PLTA dan lain-lain. Selain itu pemerintan Indonesia
juga telah mencanangkan beberapa target nasional mengenai energi, salah satunya yang
tertuang dalam KEN (Kebijakan Ekonomi Nasional) tahun 2014 mengenai penggunaan
energi terbarukan. Tidak hanya di Indonesia, permasalahan keberlanjutan energi ini
telah menjadi perhatian pemerintahan di berbagai negara.
Sumber :
Galarraga, I., Gonzalez-Eguino, M., & Markendya, A. (2011). Handbook of Sustainable
Energy.
Kreith, F. (2014). Principle of Sustainable Energy Systems.
BPPT-Outlook Energi Indonesia 2014
Dewan Energi Nasional
http://www.upliftindonesia.com/media/CEM-seminar/8.Sustainable.pdf
http://www.pertamina.com/news-room/pidato-dan-artikel/indonesia-dan-ketahananenergi/