ABSTRAK
Perilaku merokok kebanyakan terjadi saat individu berusia remaja dan berlanjut sampai ia
memasuki dewasa, bahkan hingga usia lanjut. Peran orang tua dalam pembentukan perilaku
sangatlah dibutuhkan dalam masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Tujuan
dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan peran orang tua dalam mencegah perilaku
merokok dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMA Negeri 3 Kediri. Desain dari
penelitian ini yaitu adalah korelasi. Populasi adalah semua remaja putra di SMA Negeri 3
Kediri. Besar sampel adalah 92 responden pengambilan sampel menggunakan teknik simple
random sampling. Variabel independen penelitian adalah peran orang tua dalam mencegah
perilaku merokok,dan Variabel dependen adalah perilaku merokok Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner di analisis menggunakan uji mann withney dengan < 0,05. Hasil
penelitian menunjukkan sebagian besar responden mempunyai peran orangtua yang baik yaitu
sebanyak 82 responden atau (89,1%). Lebih dari 50% merokok yaitu sebanyak 55 remaja
(59,8%). Setelah dilakukan uji statistik mann-whitney pada peran orang tua dengan perilaku
merokok pada remaja putra di SMAN 3 Kediri dengan taraf signifikasnsi yang ditetapkan <
0,05 maka didapatkan p=0,170. p> maka Ho di terima dan Ha ditolak sehingga tidak ada
hubungan peran orang tua dengan perilaku merokok pada remaja putra di SMAN 3 Kediri .
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan peran orang tua dengan perilaku
merokok pada remaja putra di SMAN 3 Kediri, hal ini disebabkan karena beberapa faktor
eksternal dari lingkungan remaja.
ABSTRACT
Smoking behavior mostly occurs when the individuals in teenage and continues until
they entered adolescence, even more will continue until elderly. The parents role in building
the behavior is mostly needed in adolescence. The objective of this research is to anal yze the
correlation between parents role to prevent smoking behavior and smoking behavior to male
adolescence at SMA Negeri 3 Kediri. The design of this research was correlation. The
population was all of the male adolescence of the SMA Negeri 3 Kediri. The samp les were 92
respondents using simple random sampling. The independent variable was parents role and the
dependent variable was the smoking behavior. The data was collected using the questionnaire,
then analyzed using Mann withney test with < 0,05. The result showed most respondents had
good parents role, they were 82 respondents (89.1%). More than 50% adolescence was
smoking. They were 55 respondents (59.8%). The result statistic test of Mann -Whitney, the
parents role with smoking behavior of male adolescence at SMA Negeri 3 Kediri with
significant level showed p=0,170.p> . it meant Ho was accepted and Ha was rejected, so that
there was no correlation between parents role to prevent smoking behavior and smoking
behavior to male adolescence at SMA Negeri 3 Kediri. The conclusion of this research, there
was no correlation between parents role to prevent smoking behavior and smoking behavior to
male adolescence at SMA Negeri 3 Kediri, because of some external factors from environment
of adolescents.
Keywords: parents role, smoking behavior, male adolescence
Pendahuluan
Hasil Penelitian
Data Umum
Data umum karakteristik responden yang
meliputi umur, tempat tinggal, dan uang saku.
Frekuensi
8
76
7
1
92
%
8,7
82,6
7,6
1,1
100
Frekuensi
5
52
35
0
92
%
5,5
56,5
38,0
0
100
Metodologi Penelitian
Desain
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah korelasi. Populasi
Frekuensi
49
25
9
9
0
92
Peran
orangtua
Baik
Cukup
Kurang
Total
%
53,2
27,2
9,8
9,8
0
100
Frekuensi
82
10
0
92
Tabel 5
89,1
10,9
0
100
Perilaku Merokok
Tidak Merokok
Merokok
Total
Data
khusus
menampilkan
karakteristik responden berdasarkan peran
orang tua dalam mencegah perilaku
merokok, perilaku merokok, dan hubungan
peran orangtua dalam mencegah perilaku
merokok pada remaja putra di SMAN 3
Kediri.
Data Khusus
Tabel 6
Frekuensi
37
55
92
%
40,2
59,8
100
Tabulasi silang antara peran orangtua dalam mencegah perilaku merokok pada remaja
putra di SMAN 3 Kediri pada tanggal 01 Mei 03 Mei 2012.
Peran Orang Tua
Perilaku
Merokok
Tidak
Merokok
Merokok
Total
Baik
Total
Cukup
Kurang
35
94,6
5,4
37
100
47
82
85,5
89,1
8
10
14,5
10,9
0
0
0
0
55
92
100
100
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa sebagian besar resonden mempunyai peran
orang tua yang baik dan mempunyai perlaku merokok yaitu sebanyak 47 responden (85,5%),
responden yang mempunyai peran orang tua baik dan mempunyai perilaku tidak merokok yaitu
sebanyak 35 responden (35%), responden yang mempunyai peran orang tua cukup dan
mempunyai perilaku merokok yaitu sebanyak 8 responden (14,5%), dan responden yang
mempunyai peran orang tua cukup dan mempunyai perilaku tidak merokok yaitu sebanyak 2
responden (5,4%).
924.500
2464.500
-1.374
.170
Setelah dilakukan uji statistik Mannwhitney pada peran orang tua dengan
perilaku merokok pada remaja putra di
SMAN 3 Kediri dengan taraf signifikasi
yang ditetapkan < 0,05 maka didapatkan p=
0,170. Karena p> maka Ho di terima dan
Ha ditolak sehingga tidak ada hubungan
peran orang tua dengan perilaku merokok
pada remaja putra di SMAN 3 Kediri.
Pembahasan
Orang Tua Dalam Mencegah Perilaku
Merokok Dengan Perilaku Merokok Pada
Remaja Putra
Pengaruh
lingkungan
(Iklan),
Faktor
kepribadian.(Triswanto, 2007).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
tidak ada hubungan peran orang tua dengan
perilaku merokok pada remaja putra di
SMAN 3 Kediri. hal ini disebabkan karena
beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain
karena Seseorang mempunyai teman yang
merokok. Kebiasaan merokok merupakan
salah satu pengaruh buruk yang didapat dari
temannya karena untuk dapat diterima dan
bergabung menjadi anggota kelompok
sebaya,
seorang remaja harus
bisa
menjalankan peran dan tingkah laku sesuai
dengan harapan dan tuntunan kelompok
sebaya mungkin juga karena pengaruh
lingkungan yang sebagian besar terdapat
banyak individu yang merokok. Mungkin
juga karena faktor kepribadian, orang
biasanya berkebiasaan merokok karena
alasan ingin tahu, ingin melepaskan
kebosanan, stres dan rasa sakit lain yang
mereka rasakan seperti tidak bisa tidur dan
ingin mendapat kenikmatan. Seorang remaja
yang hidup jauh dari orang tua belum tentu
dia akan memiliki perilaku merokok, ini
bisa disebabkan oleh remaja yang memiliki
pendirian teguh bahwa dia tidak mau
merokok.
Sebaliknya seorang remaja yang
tinggal dengan oang tua tidak menjadi
jaminan bahwa mereka tidak akan merokok.
Jika lingkungan remaja di rumah sebagian
besar merokok, maka remaja akan cenderung
memiliki perilaku merokok juga.
Kesimpulan
Saran
Sarafino. (2004).
Perilaku Merokok di
Kalangan Pria Dewasa Dini.
Soetjiningsih, (2004). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta : CV. Agung Seto
Smet. (2004). Promosi Kesehatan dan Ilmu
Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
Suseno, (2009).Jangan mengancam anak
Merokok . Surabaya : intisari
Triswanto sugeng. D. (2007). Stop merokok.
Yogyakarta : Progresif Book.
Daftar Pustaka