Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Hipertensi Dalam Kehamilan : Pre Eklamsia

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas


Program Profesi Ners Angkatan 33
Disusun Oleh :
Program Profesi Ners Angkatan 33

PPN ANGKATAN XXXIII


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi Dalam Kehamilan Preeklamsia


Sasaran : Keluarga di ruang tunggu VK dan Perinatologi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Hari/Tanggal : Kamis, 06 Juli 2017
Waktu : 30 Menit

a. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan peserta penyuluhan dapat mengerti tentang
masalah hipertensi dala kehamilan terutama preeklamsia sehingga lebih memperhatikan
masalah preeklamsia baik yang terjadi pada keluarga atau warga sekitar lingkungannya.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan 1 x 30 menit, pasien atau keluarga diharapkan mampu :
a. Menyebutkan pengertian preeklamsi
b. Menyebutkan faktor resiko preeklamsi
c. Menyebutkan tanda dan gejala preeklamsi
d. Menyebutkan komplikasi preeklamsi pada ibu dan janin
e. Menyebutkan cara pencegahan preeklamsia
c. Media
Leaflet, PPT
d. Materi
Terlampir
e. Metode
Ceramah dan tanya jawab

f. Kegiatan
Tahap
No Penyuluh Peserta Waktu Media
Kegiatan
1. Menyiapkan
peralatan dan Power point
Pra perlengkapan dengan
1.
kegiatan 2. Set ruangan menggunakan
3. Menyiapkan daftar proyektor
hadir
1. Memberi salam.
2. Memperkenalkan 1. Menjawab salam Power point
2. Mendengarkan
diri dan dengan
2. Pembukaan dan 5 menit
menjelaskan tujuan menggunakan
memperhatikan
penyuluhan. proyektor

1. Menyebutkan
pengertian
preeklamsi
2. Menyebutkan
faktor resiko
preeklamsi
3. Menyebutkan
1. Menjawab
tanda dan gejala pertanyaan
preeklamsi Power point
4. Menyebutkan 2. Mendengarkan
20 dengan
3. Kegiatan dan
komplikasi menit menggunakan
memperhatikan
proyektor
preeklamsi pada
3. Bertanya
ibu dan janin
5. Menyebutkan cara
pencegahan
preeklamsia

4. Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjawab 5 menit Power point


kegiatan dengan pertanyaan dengan
cara memberi menggunakan
pertanyaan proyektor serta
2. Mendengarkan
2. Membuat
kesimpulan materi
dan
yang telah
memperhatikan
disampaikan
leaflet
3. Mengakhiri
penyuluhan dan 3. Menjawab salam
mengucapkan
salam

g. Evaluasi
a. Menyebutkan pengertian preeklamsi
b. Menyebutkan 4 faktor resiko preeklamsi
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala preeklamsi
d. Menyebutkan komplikasi preeklamsi pada ibu dan janin
e. Menyebutkan cara pencegahan preeklamsia
MATERI PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan merupakan suatu masalah kesehatan utama pada wanita yang
bersifat mengancam kehamilan dan berisiko bagi janin. Salah satu klasifikasi hipertensi
dalam kehamilan adalah preeklamsi.
Preeklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari: hipertensi, proteinuria dan oedema, yang kadang-kadang disertai
konvulsi sampai koma. Ibu tersebut kadang tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan
vaskuler atau hipertensi sebelumnya.
Tingginya kejadian preeklamsi di negara-negara berkembang dihubungkan dengan masih
rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan
masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam menentukan tingkat
penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai informasi/masalah kesehatan yang timbul
baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya.
Menurut World Health Organization (WHO), hipertensi dalam kehamilan masih
merupakan salah satu dari lima penyebab utama kematian ibu di dunia, yaitu berkisar 12%.
Prevalensi hipertensi dalam kehamilan bervariasi di berbagai tempat, yakni berkisar 2,6-7,3%
dari seluruh kehamilan.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, angka kejadian preeklampsia pada tahun
1998 sebesar 3,7% dari seluruh persalinan, sedangkan kematian ibu akibat preeklampsia dan
eklampsia sejak tahun 1987 sampai dengan 1990 sekitar 18%. Di Inggris pada tahun 1998
didapatkan kejadian hipertensi dalam kehamilan sekitar 5% dan merupakan penyebab
utama kematian maternal serta menyebabkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas
perinatal.
Di negara-negara berkembang insidensi preeklampsia sekitar 3-10% dan eklampsia 0,3-
0,7% kehamilan. Hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007
menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu di Indonesia adalah 228/100.000
kelahiran hidup, yang disebabkan oleh perdarahan 28%, eklampsia 12%, abortus
13%, sepsis 15%, partus lama 18%, dan penyebab lainnya 2%. Angka ini masih jauh dari
target tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDGs), yakni hanya
102/100.000 kelahiran tahun 2015 (Depkes RI, 2010).
Berdasarkan data dari ruang VK ibu hamil dengan preeklamsi sebanyak 40%, dari data
tersebut terlihat bahwa masih tingginya angka preeklamsi.

B. Pengertian Hipertensi Dalam Kehamilan


Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg
atau tekanan darah diastolik 90 mmHg (Boyce dkk, 2011).

C. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan


Berdasarkan National High Blood Pressure Education Program (Juli 2009), yang digunakan
sebagai acuan klasifikasi di Indonesia, Hipertensi dala kehamilan dapat diklasifikasikan
menjadi :
1. Hipertensi Kronik
Hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama
kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan
2. Preeklamsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.
3. Eklamsia
Preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang atau koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
5. Hipertensia gestasional
Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan atau kehamilan dengan
tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa proteinuria.

D. Pengertian Preeklamsi
Preeklamsia adalah terjadinya hipertensi dan proteinuria setelah usia kehamilan 20
minggu pada ibu yang tadinya memiliki tekanan darah normal, bila ada penyakit tropoblastik,
preeklamsia bisa terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu (Elsevier, 2013).
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam
masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema. Dimana tekanan darah
meningkat selama masa kehamilan. Bila tekanan darah meningkat, tubuh menahan air, dan
protein bisa ditemukan dalam urin. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau
pregnancy induced hypertension (PIH). Preeklampsia cenderung terjadi pada trimester ketiga
kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua (di atas 20 minggu). Setiap ibu hamil
memiliki kemungkinan untuk mengalami preeklampsia, preeklampsia sering tidak diketahui
atau diperhatikan oleh wanita hamil yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu
singkat bisa terjadi preeklamsia berat bahkan dapat menjadi eklamsia yaitu dengan tambahan
gejala kejang kejang atau koma (Sarwono, 2010).

E. Penyebab Preeklamsi dan faktor resiko


Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti,
tetapi pada umum nya disebabkan oleh vasospasme arteriola . Faktor-faktor lain yang
diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklampsia antara lain: primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu
kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Maryunani, dkk, 2012).
Meskipun sampai sekarang belum ada teori yang pasti berkaitan dengan penyebab
terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan sejumlah faktor yang
mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko tersebut meliputi:
1. Usia
Duckitt melaporkan peningkatan risiko preeklampsia hampir 2 kali lipat pada wanita
hamil berusia 40 tahun atau lebih.
2. Nulipara (kehamilan pertama)
Duckitt melaporkan nulipara memiliki risiko hampir 3 kali lipat.

3. Jarak antar kehamilan


Studi yang melibatkan 760.901 wanita di Norwegia, memperlihatkan bahwa wanita
multipara dengan jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau lebih memiliki risiko
preeklampsia hampir sama dengan nulipara
4. Riwayat preeklampsia sebelumnya
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya merupakan faktor risiko utama.
Menurut Duckitt risiko meningkat 7 kali lipat. Kehamilan pada wanita dengan riwayat
preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan tingginya kejadian preeklampsia berat,
preeklampsia onset dan dampak perinatal yang buruk
5. Kehamilan multiple (kehamilan kembar)
Sebuah studi yang melibatkan 53.028 wanita hamil menunjukkan kehamilan kembar
meningkatkan risiko preeklampsia hampir 3 kali lipat.
6. Obesitas (kegemukan)
Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia dan risiko semakin besar dengan semakin
besarnya IMT (Indeks Massa Tubuh). Obesitas sangat berhubungan dengan resistensi
insulin, yang juga merupakan faktor risiko preeklampsia.
7. Hipertensi kronik
Chappell meneliti 861 wanita dengan hipertensi kronik, didapatkan insiden preeklampsia
suprimosed sebesar 22% dan hampir setengahnya adalah preeklampsia onset dini (< 34
minggu) dengan keluaran maternal dan perinatal yang lebih buruk. Chappell juga
menyimpulkan bahwa ada 7 faktor risiko yang dapat dinilai secara dini sebagai prediktor
terjadinya preeklampsia suprimosed pada wanita hamil dengan hipertensi kronik yaitu:
Riwayat preeklampsia sebelumnya
Penyakit ginjal kronis
Merokok
Obesitas
Diastolik > 80 mmHg
Sistolik > 130 mmHg

F. Tanda dan gejala preeklamsi


Gejala utama dari preeklamsi adalah tekanan darah yang terus meningkat. Naiknya tekanan
darah bisa terjadi dengan lambat akibatnya sulit untuk memastikan kondisi ini sehingga
monitor tekanan darah secara rutin dalam kehamilan sangat penting dilakukan, selain dari
hipertensi tanda dan gejala lain adalah :
Sesak napas karean adanya cairan di paru-paru
Sakit kepala
Berkurangnya volume urine /pengeluaran urine kurang dari 400ml/ hari
Terdapat gangguan pengelihatan, pandangan menjadi kabur dan sensitive terhadap
cahaya
Mual dan muntah
Rasa nyeri pada perut bagian atas
Meningkatnya kandungan protein pada urine
Gangguan fungsi hati
Pembengkakan pada tangan, kaki,wajah dan tangan
Berkurangnya jumlah trombosit dalam darah
Menurut Wiknjosastro (2008) preeklamsia dibagi menjadi:
1. Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang, atau dengan kenaikkan diastolic 15mmHg atau lebih,atau kenaikan
sistolik 30mmHg atau lebih. Cara pengukuran sekurangkurangnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1jam, sebaiknya 6jam
Edema umum, kaki, jari tangan dan muka serta kenaikkan berat badan 1 kg atau
lebih setiap minggunya
Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau 2+ pada urin
kateter atau midstream
2. Preeklamsia berat
Tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih
Proteinuria 5gr atau lebih per liter
Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
Adanya gangguan serebal, gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium
Terdapat edema paru atau sianosis
Keluhan subjektif: nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, odema
paru dan sianosis gangguan kesadaran.
Pemeriksaan: kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan pada
retina, tromosit kurang dari 100.000/mm.

G. Komplikasi Preeklamsi
Komplikasi pada preeklamsi dapat dibagi dua yaitu pada ibu dan pada janin
Pada ibu dapat menimbulkan komplikasi:
1. Sindrom HELLP (Haemolysis- Elevated Liver enzyme-Lowplatelate count) yaitu
sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzyme liver dan rendahnya
trombosit dalm darah, hal tersebut mengancam keselamatan ibu dan bayi
2. Eklamsia yaitu kejang-kejang atau kontraksi otot yang dialami ibu sehingga
berbahaya baik pada ibu atau janinnya
3. Penyakit kardiovaskuler. Resiko terkena penyakit yang berhubungan dengan fungsi
jantung dan pembuluh darah
4. Kegagalan organ lain, pada preeklamsi yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan
kegagalan fungsi beberapa organ seperti edema paru, gagal ginjal dan gagal liver.
5. Rusaknya system penggumpalan darah yang dapat menyebabkan perdarahan hal ini
dapat terjadi karena kurangnya protein dalam darh
6. Lepasnya plasenta, kondisi lepasnya plasentadari bagian dalam uterus sebelum
kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan
7. Stroke hemoragik yaitu pecahnya pembuluh darah diotak karena tingginya tekanan
dalam pembuluh darah, sehingga darah akan mengisi rongga di kepala dan sel-sel
otak akan mati karena tidak mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup
menyebabkan kerusakan otak bahkan kematian
Sedangkan komplikasi pada janin
1. Rendahnya pasokan nutrisi pada janin karena adanya penyempitan pembuluh darah
ke plasenta menyebabkan pertumbuhan janin terhambat sehingga beresiko bayi lahir
dengan berat lahir rendah
2. Rendahnya pasokan oksigen bayi dapat terjadi asfiksia ( biru saat dilahirkan), dapat
pula terjadi kematian pada bayidalam kandungan
Menurut Khatteryn & Laura (1995) dalam Anik Maryunani dan Yulianingsih (2012)
komplikasi ibu dengan preeklampsia meliputi : cerebral vascular accident (stroke),
kardiopulmonari edema
Komplikasi yang terjadi pada janin antaralain : retardasi pertumbuhan, kematian janin
intra uterine yang disebabkan oleh hipoksia dan premature.
Komplikasi preeklampsia yang lain adalah : Ablatio retina, gagal ginjal, perdarahan
otak, gagal jantung dan edema paru (Vivian dan Tri Sunarsih, 2010).

H. Pencegahan Preeklamsi
Yang dimaksud dengan pencegahan adalah upaya untuk mencegah terjadinya
preeklampsia pada perempuan hamil yang mempunyai risiko terjadinya preeklampsia.
Preeklampsia adalah suatu sindroma dari proses implantasi sehingga tidak secara
keseluruhan dapat di cegah (Angsar, 2008).
Pencegahan timbulnya preeklampsia dapat dilakukan dengan pemeriksaan
antenatal care secara teratur. Gejala ini ini dapat ditangani secara tepat. Penyuluhan
tentang manfaat isirahat akan banyak berguna dalam pencegahan. Istirahat tidak
selalu berarti tirah baring di tempat tidur, tetapi ibu masih dapat melakukan kegiatan
sehari-hari, hanya dikurangi antara kegiatan tersebut, ibu dianjurkan duduk atau
berbaring. Nutrisi penting untuk diperhatikan selama hamil, terutama protein. Diet
protein yang adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel dan transformasi
lipid (Maryunani, dkk, 2012).
Pada preeklamsi yang berat dan terdapat gawat janin maka harus segera dilakukan
terminasi kehamilan (bayi harus dilahirkan dengan segera)

I. Daftar Pustaka
Abdul, dkk. 2006. Penanganan Preeklampsia. Jakarta : Arcan
Dewi, vivian nanny lia dan Tri sunarsih. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta:
Salemba medika
Lowdermilk, L. D, et, al. 2013. Buku Keperawatan Maternitas. (edisi 8). Jakarta: Salemba
Medika
Maryunani, A, dkk. 2012. Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Jakarta : CV Trans
Info Media
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonata. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-Sarwono Prawirohardjo
Wiknjosastro, Bambang. 2008. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai