Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PRE-EKLAMSIA PADA IBU HAMIL

Oleh Kelompok 11 :
Virda Emilia (20184663044)
Chairil Anam (20184663049)
Siti Rohmah (20184663045)
Rachmat Wihandana Agasi (20184663029)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pre-Eklampsia
Pokok Bahasan : Pencegahan Penyakit pada Komplikasi Kehamilan Pre
Eklampsia
Sub Pokok bahasan :
a. Ibu hamil mengerti tentang definisi pre-eklampsia
b. Ibu hamil mengetahui klasifikasi pre-eklampsia
c. Ibu hamil mengetahui faktor resiko dari pre-
eklampsia
d. ibu hamil mengetahui tanda dan gejala pre-eklampsia
e. Ibu hamil mengetahui dampak dari pre-eklampsia
f. Ibu hamil mengetahui pencegahan pre-eklampsia
Pukul : 08.30 WIB – 09.15 WIB
Sasaran : Ibu Hamil
Tempa : RS Muhammadiyah Surabaya
Hari/Tanggal : Kamis, 08 November 2018
Lama Waktu : 45 menit

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan peserta penyuluhan dapat
mengerti tentang masalah preeklamsia sehingga lebih memperhatikan masalah
preeklamsia baik yang terjadi pada keluarga atau warga sekitar
lingkungannya.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan 1 x 30 menit, pasien atau keluarga diharapkan
mampu :
a. Menyebutkan pengertian preeklamsi
b. Menyebutkan faktor resiko preeklamsi
c. Menyebutkan tanda dan gejala preeklamsi
d. Menyebutkan komplikasi preeklamsi pada ibu dan janin
e. Menyebutkan cara pencegahan preeklamsia
III. Media
Leaflet, PPT

IV. Materi
Terlampir

V. Metode
Ceramah dan tanya jawab
VI. Kegiatan
Tahap
No Penyuluh Peserta Waktu Media
Kegiatan
1. Pra 1. Menyiapkan Power point
kegiatan peralatan dan dengan
perlengkapan menggunakan
2. Set ruangan proyektor
3. Menyiapkan daftar
hadir
2. Pembukaa 1. Memberi salam. 1. Menjawab 5 menit Power point
n 2. Memperkenalkan salam dengan
diri dan menjelaskan 2. Mendengarkan menggunakan
tujuan penyuluhan. dan proyektor
memperhatikan

3. Kegiatan 1. Menyebutkan 1. Menjawab 20 Power point


pengertian pertanyaan menit dengan
preeklamsi menggunakan
2. Menyebutkan faktor 2. Mendengarkan proyektor
resiko preeklamsi dan
3. Menyebutkan tanda memperhatikan
dan gejala
preeklamsi 3. Bertanya
4. Menyebutkan
komplikasi
preeklamsi pada ibu
dan janin
5. Menyebutkan cara
pencegahan
preeklamsia

4. Penutup 1. Mengevaluasi 1. Menjawab 5 menit Power point


kegiatan dengan pertanyaan dengan
cara memberi menggunakan
pertanyaan proyektor serta
2. Membuat 2. Mendengarkan leaflet
kesimpulan materi dan
yang telah memperhatikan
disampaikan 3. Menjawab
3. Mengakhiri salam
penyuluhan dan
mengucapkan salam

VII. Evaluasi
a. Menyebutkan pengertian preeklamsi
b. Menyebutkan 4 faktor resiko preeklamsi
c. Menyebutkan 3 tanda dan gejala preeklamsi
d. Menyebutkan komplikasi preeklamsi pada ibu dan janin
e. Menyebutkan cara pencegahan preeklamsia
MATERI PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Hipertensi dalam kehamilan merupakan suatu masalah kesehatan utama
pada wanita yang bersifat mengancam kehamilan dan berisiko bagi janin.
Salah satu klasifikasi hipertensi dalam kehamilan adalah preeklamsi.
Preeklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari: hipertensi, proteinuria dan
oedema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut
kadang tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi
sebelumnya, (Bagus G. 2003)
Tingginya kejadian preeklamsi di negara-negara berkembang dihubungkan
dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang
dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat
berperan dalam menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap
berbagai informasi/masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun
untuk lingkungan sekitarnya. (Bagus G. 2003)
Menurut World Health Organization (WHO), hipertensi dalam kehamilan
masih merupakan salah satu dari lima penyebab utama kematian ibu di dunia,
yaitu berkisar 12%. Prevalensi hipertensi dalam kehamilan bervariasi di
berbagai tempat, yakni berkisar 2,6-7,3% dari seluruh kehamilan.
Di negara maju seperti Amerika Serikat, angka kejadian preeklampsia
pada tahun 1998 sebesar 3,7% dari seluruh persalinan, sedangkan kematian
ibu akibat preeklampsia dan eklampsia sejak tahun 1987 sampai dengan 1990
sekitar 18%. Di Inggris pada tahun 1998 didapatkan kejadian hipertensi dalam
kehamilan sekitar 5% dan merupakan penyebab utama kematian maternal
serta menyebabkan meningkatnya mortalitas dan morbiditas perinatal.
Di negara-negara berkembang insidensi preeklampsia sekitar 3-10% dan
eklampsia 0,3-0,7% kehamilan. Berdasarkan Laporan Kematian Ibu (LKI)
kabupaten/kota Jawa Timur, penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan
(29,35%), preeklampsia/eklampsia (27,27%), sepsis (6,06%), jantung
(15,47%). Preeklampsia, eklampsia serta infeksi dan perdarahan diperkirakan
mencakup 75%-80% dari seluruh kematian maternal (Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2011), sedangkan penyebab utama kematian bayi usia <
28 hari adalah prematuritas disertai berat lahir rendah (29,2%), afiksia lahir
(27%), tetanus (9,5%) (Dinkes Jawa Timur, 2017).
Berdasarkan data dari ruang VK ibu hamil dengan preeklamsi sebanyak
40%, dari data tersebut terlihat bahwa masih tingginya angka preeklamsi.

B. Pengertian Hipertensi Dalam Kehamilan


Hipertensi dalam kehamilan didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik
≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg (Boyce dkk, 2011).

C. Klasifikasi Hipertensi dalam Kehamilan


Berdasarkan National High Blood Pressure Education Program (Juli 2009),
yang digunakan sebagai acuan klasifikasi di Indonesia, Hipertensi dalam
kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Hipertensi Kronik
Hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau
hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan
2. Preeklamsia
Hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria.
3. Eklamsia
Preeklamsia yang disertai dengan kejang-kejang atau koma
4. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsia
Hipertensi kronik disertai tanda-tanda preeklamsia atau hipertensi kronik
disertai proteinuria.
5. Hipertensia gestasional
Hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan atau kehamilan
atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklamsia tetapi tanpa proteinuria.
D. Pengertian Preeklamsi
Preeklamsia adalah terjadinya hipertensi dan proteinuria setelah usia
kehamilan 20 minggu pada ibu yang tadinya memiliki tekanan darah normal,
bila ada penyakit tropoblastik, preeklamsia bisa terjadi sebelum usia
kehamilan 20 minggu (Elsevier, 2013).
Preeklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin
dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan
edema. Dimana tekanan darah meningkat selama masa kehamilan. Bila
tekanan darah meningkat, tubuh menahan air, dan protein bisa ditemukan
dalam urin. Hal seperti ini juga disebut sebagai toxemia atau pregnancy
induced hypertension (PIH). Preeklampsia cenderung terjadi pada trimester
ketiga kehamilan atau bisa juga muncul pada trimester kedua (di atas 20
minggu). Setiap ibu hamil memiliki kemungkinan untuk mengalami
preeklampsia, preeklampsia sering tidak diketahui atau diperhatikan oleh
wanita hamil yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat
bisa terjadi preeklamsia berat bahkan dapat menjadi eklamsia yaitu dengan
tambahan gejala kejang – kejang atau koma (Sarwono, 2010).

E. Penyebab Preeklamsi dan faktor resiko


Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui
secara pasti, tetapi pada umum nya disebabkan oleh vasospasme arteriola.
Faktor-faktor lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya
preeklampsia antara lain: primigravida, kehamilan ganda, hidramnion,
molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun
atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Maryunani, dkk, 2012).
Meskipun sampai sekarang belum ada teori yang pasti berkaitan dengan
penyebab terjadinya preeklampsia, tetapi beberapa penelitian menyimpulkan
sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya preeklampsia. Faktor risiko
tersebut meliputi:
1. Usia
Duckitt melaporkan peningkatan risiko preeklampsia hampir 2 kali lipat
pada wanita hamil berusia >30 tahun atau <20 tahun.
2. Nulipara (kehamilan pertama)
Duckitt melaporkan nulipara memiliki risiko hampir 3 kali lipat.
3. Jarak antar kehamilan
Studi yang melibatkan 760.901 wanita di Norwegia, memperlihatkan
bahwa wanita multipara dengan jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau
lebih memiliki risiko preeklampsia hampir sama dengan nulipara
4. Riwayat preeklampsia sebelumnya
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya merupakan faktor
risiko utama. Menurut Duckitt risiko meningkat 7 kali lipat. Kehamilan
pada wanita dengan riwayat preeklampsia sebelumnya berkaitan dengan
tingginya kejadian preeklampsia berat, preeklampsia onset dan dampak
perinatal yang buruk
5. Kehamilan multiple (kehamilan kembar)
Sebuah studi yang melibatkan 53.028 wanita hamil menunjukkan
kehamilan kembar meningkatkan risiko preeklampsia hampir 3 kali lipat.
6. Obesitas (kegemukan)
Obesitas merupakan faktor risiko preeklampsia dan risiko semakin besar
dengan semakin besarnya IMT (Indeks Massa Tubuh). Obesitas sangat
berhubungan dengan resistensi insulin, yang juga merupakan faktor risiko
preeklampsia.
7. Hipertensi kronik
Chappell meneliti 861 wanita dengan hipertensi kronik, didapatkan insiden
preeklampsia suprimosed sebesar 22% dan hampir setengahnya adalah
preeklampsia onset dini (< 34 minggu) dengan keluaran maternal dan
perinatal yang lebih buruk. Chappell juga menyimpulkan bahwa ada 7
faktor risiko yang dapat dinilai secara dini sebagai prediktor terjadinya
preeklampsia suprimosed pada wanita hamil dengan hipertensi kronik
yaitu:
 Riwayat preeklampsia sebelumnya
 Penyakit ginjal kronis
 Merokok
 Obesitas
 Diastolik > 80 mmHg
 Sistolik > 130 mmHg

F. Tanda dan gejala preeklamsi


Gejala utama dari preeklamsi adalah tekanan darah yang terus meningkat.
Naiknya tekanan darah bisa terjadi dengan lambat akibatnya sulit untuk
memastikan kondisi ini sehingga monitor tekanan darah secara rutin dalam
kehamilan sangat penting dilakukan, selain dari hipertensi tanda dan gejala
lain adalah :
 Sesak napas karean adanya cairan di paru-paru
 Sakit kepala
 Berkurangnya volume urine /pengeluaran urine kurang dari 400ml/
hari
 Terdapat gangguan pengelihatan, pandangan menjadi kabur dan
sensitive terhadap cahaya
 Mual dan muntah
 Rasa nyeri pada perut bagian atas
 Meningkatnya kandungan protein pada urine
 Gangguan fungsi hati
 Pembengkakan pada tangan, kaki,wajah dan tangan
 Berkurangnya jumlah trombosit dalam darah
Menurut Wiknjosastro (2008) preeklamsia dibagi menjadi:
1. Preeklamsia ringan, bila disertai keadaan sebagai berikut:
 Tekanan darah 140/90mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring terlentang, atau dengan kenaikkan diastolic 15mmHg
atau lebih,atau kenaikan sistolik 30mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurangkurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1jam, sebaiknya 6jam
 Edema umum, kaki, jari tangan dan muka serta kenaikkan berat
badan 1 kg atau lebih setiap minggunya
 Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1 + atau
2+ pada urin kateter atau midstream
2. Preeklamsia berat
 Tekanan darah 160/100 mmHg atau lebih
 Proteinuria 5gr atau lebih per liter
 Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
 Adanya gangguan serebal, gangguan visus dan rasa nyeri pada
epigastrium
 Terdapat edema paru atau sianosis
 Keluhan subjektif: nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri
kepala, odema paru dan sianosis gangguan kesadaran.
 Pemeriksaan: kadar enzim hati meningkat disertai ikterus,
perdarahan pada retina, tromosit kurang dari 100.000/mm.

G. Komplikasi Preeklamsi
Komplikasi pada preeklamsi dapat dibagi dua yaitu pada ibu dan pada janin
Pada ibu dapat menimbulkan komplikasi:
1. Sindrom HELLP (Haemolysis- Elevated Liver enzyme-Lowplatelate
count) yaitu sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzyme
liver dan rendahnya trombosit dalm darah, hal tersebut mengancam
keselamatan ibu dan bayi
2. Eklamsia yaitu kejang-kejang atau kontraksi otot yang dialami ibu
sehingga berbahaya baik pada ibu atau janinnya
3. Penyakit kardiovaskuler. Resiko terkena penyakit yang berhubungan
dengan fungsi jantung dan pembuluh darah
4. Kegagalan organ lain, pada preeklamsi yang tidak terkontrol dapat
mengakibatkan kegagalan fungsi beberapa organ seperti edema paru,
gagal ginjal dan gagal liver.
5. Rusaknya system penggumpalan darah yang dapat menyebabkan
perdarahan hal ini dapat terjadi karena kurangnya protein dalam darh
6. Lepasnya plasenta, kondisi lepasnya plasentadari bagian dalam uterus
sebelum kelahiran dapat mengakibatkan perdarahan
7. Stroke hemoragik yaitu pecahnya pembuluh darah diotak karena
tingginya tekanan dalam pembuluh darah, sehingga darah akan
mengisi rongga di kepala dan sel-sel otak akan mati karena tidak
mendapatkan pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup menyebabkan
kerusakan otak bahkan kematian
Sedangkan komplikasi pada janin
1. Rendahnya pasokan nutrisi pada janin karena adanya penyempitan
pembuluh darah ke plasenta menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat sehingga beresiko bayi lahir dengan berat lahir rendah
2. Rendahnya pasokan oksigen bayi dapat terjadi asfiksia ( biru saat
dilahirkan), dapat pula terjadi kematian pada bayidalam kandungan
Menurut Khatteryn & Laura (1995) dalam Anik Maryunani dan
Yulianingsih (2012) komplikasi ibu dengan preeklampsia meliputi : cerebral
vascular accident (stroke), kardiopulmonari edema
Komplikasi yang terjadi pada janin antaralain : retardasi pertumbuhan,
kematian janin intra uterine yang disebabkan oleh hipoksia dan premature.
Komplikasi preeklampsia yang lain adalah : Ablatio retina, gagal ginjal,
perdarahan otak, gagal jantung dan edema paru (Vivian dan Tri Sunarsih,
2010).

H. Pencegahan Preeklamsi
Yang dimaksud dengan pencegahan adalah upaya untuk mencegah
terjadinya preeklampsia pada perempuan hamil yang mempunyai risiko
terjadinya preeklampsia. Preeklampsia adalah suatu sindroma dari proses
implantasi sehingga tidak secara keseluruhan dapat di cegah (Angsar,
2008).
Pencegahan timbulnya preeklampsia dapat dilakukan dengan
pemeriksaan antenatal care secara teratur. Gejala ini ini dapat ditangani
secara tepat. Penyuluhan tentang manfaat isirahat akan banyak berguna
dalam pencegahan. Istirahat tidak selalu berarti tirah baring di tempat
tidur, tetapi ibu masih dapat melakukan kegiatan sehari-hari, hanya
dikurangi antara kegiatan tersebut, ibu dianjurkan duduk atau berbaring.
Nutrisi penting untuk diperhatikan selama hamil, terutama protein. Diet
protein yang adekuat bermanfaat untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
dan transformasi lipid (Maryunani, dkk, 2012).
Pada preeklamsi yang berat dan terdapat gawat janin maka harus
segera dilakukan terminasi kehamilan (bayi harus dilahirkan dengan
segera)
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, dkk. 2006. Penanganan Preeklampsia. Jakarta : Arcan


Dewi, vivian nanny lia dan Tri sunarsih. 2011. Asuhan kehamilan untuk
kebidanan. Jakarta: Salemba medika
Lowdermilk, L. D, et, al. 2013. Buku Keperawatan Maternitas. (edisi 8). Jakarta:
Salemba Medika
Maryunani, A, dkk. 2012. Asuhan Kegawatdaruratan dalam Kebidanan. Jakarta :
CV Trans Info Media
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Saifudin, Abdul Bari. 2001. Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonata. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka-Sarwono
Prawirohardjo
Wiknjosastro, Bambang. 2008. Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba
Medika
Prof. dr. Bagus Gde M. 2003. Kepanitraan Klinik Obstetri & Ginikologi. Jakarta:
ECG
DINKES. 2015. Profil Kesehatan Ibu Dan Anak Provinsi Jawa Timur.

Anda mungkin juga menyukai