Oleh:
KEL.2
Novia Fergina 2021-01-14901-047
Nurul Khalifah 2021-01-14901-050
Rahmiati 2021-01-14901-054
Riska Febriani 2021-01-14901-059
Ruslianur 2021-01-14901-061
Septya Florensa 2021-01-14901-067
Sasfriyadi 2021-01-14901-065
Yevin Aditya Pratama 2021-01-14901-073
D. Materi
1. Pengertian Preeklampsia
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,
bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuri,
dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu
tersebut tidak menunjukkan tanda tanda kelainan-kelainan vascular atau
hipertensi sebelumnya
2. Penyebab Terjadinya Preeklampsia
Penyebab penyakit ini sampai sekarang belum bisa diketahui secara pasti.
Namun banyak teori yang telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi
dalam kehamilan tetapi tidak ada satupun teori tersebut yang dianggap
benar-benar mutlak. Beberapa faktor resiko ibu terjadinya preeklampsia
yaitu Parietas, usia, riwayat hipertensi, sosial ekonomi,
hiperplasentosis/kelainan tonfoblast, genetik dan obesitas.
3. Klasifikasi Preeklampsia
a. Preklempsia Ringan
Preeklampsi ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan
menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya kejang mendadak
pembuluh darah [CITATION Pra12 \l 1057 ].
Diagnosis preeklampsi ringan menurut Prawirohardjo 2008, ditegakkan
berdasarkan atas munculnya hipertensi disertai proteinuria pada usia
kehamilan lebih dari 20 minggu dengan ketentuan sebagai berikut :
Nyeri epigastrik
Sakit kepala/gangguan penglihatan
b. Preeklamsia Berat
Preeklampsi berat adalah preeklampsi dengan tekanan darah ≥160/110
mmHg, disertai proteinuria ≥5 g/24 jam atau +3 atau lebih (Prawirohardjo,
2013).
Diagnosis preeklampsi berat menurut Prawirohardjo 2013, ditegakkan
bila ditemukan salah satu atau lebih tanda/gejala berikut:
TD ≥ 160/110 mmHg.
Gangguan visus dan serebral, terjadi penurunan kesadaran, nyeri kepala,
skotoma dan pandangan kabur.
Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen.
4. Perubahan Pada Organ Akibat Preeklampsia
a. Perubahan kardiovaskular
Penderita preeklampsi sering mengalami gangguan fungsi kardiovaskular
yang parah, gangguan tersebut pada dasarnya berkaitan dengan pompa jantung
akibat hipertensi [ CITATION Cun13 \l 1057 ].
b. Ginjal
Terjadi perubahan fungsi ginjal disebabkan karena menurunnya aliran
darah ke ginjal akibat hipovolemi, kerusakan sel glomerulus mengakibatkan
meningkatnya permeabilitas membran basalis sehingga terjadi kebocoran dan
mengakibatkan proteinuria. Gagal ginjal akut akibat nekrosis tubulus ginjal.
Kerusakan jaringan ginjal akibat vasospasme pembuluh darah dapat diatasi
dengan pemberian dopamin agar terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah
ginjal [ CITATION Cun13 \l 1057 ].
c. Viskositas darah
Vaskositas darah meningkat pada preeklampsi, hal ini mengakibatkan
meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.
d. Hematokrit
Hematokrit pada penderita preeklampsi meningkat karena hipovolemia
yang menggambarkan beratnya preeklampsi.
e. Edema
Edema terjadi karena kerusakan sel endotel kapilar. Edema yang patologi
bila terjadi pada kaki tangan/seluruh tubuh disertai dengan kenaikan berat
badan yang cepat.
f. Hepar
Terjadi perubahan pada hepar akibat vasospasme, iskemia, dan
perdarahan. Perdarahan pada sel periportal lobus perifer, akan terjadi nekrosis
sel hepar dan peningkatan enzim hepar. Perdarahan ini bisa meluas yang
disebut subkapsular hematoma dan inilah yang menimbulkan nyeri pada
daerah epigastrium dan dapat menimbulkan ruptur hepar.
g. Neurologik
Perubahan neurologik dapat berupa, nyeri kepala di sebabkan hiperfusi
otak. Akibat spasme arteri retina dan edema retina dapat terjadi ganguan visus.
h. Paru
Penderita preeklampsi berat mempunyai resiko terjadinya edema paru.
Edema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel
pada pembuluh darah kapiler paru, dan menurunnya diuresis.
5. Cara Mencegah Preeklampsia
Pencegahan preeklampsi ini dilakukan dalam upaya untuk mencegah
terjadinya preeklampsi pada wanita hamil yang memiliki resiko terjadinya
preeklampsi. Menurut Prawirohardjo 2013 pencegahan dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
Keterangan:
: Peserta
H. Tugas Pengorganisasian
I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode
1 3 Menit Pembukaan: Ceramah
Membuka Kegiatan dengan
mengucap salam
Memperkenalkan diri dan
Tim
Menjelaskan tujuan
2 10 menit Pelaksanaan: Ceramah
Menjelaskan Pengertian
Preeklampsia
Menjelaskan Penyebab
Preeklampsia
Menjelaskan Klasifikasi
Preeklampsia
Menjelaskan Perubahan
Pada Organ Akibat
Preeklamsia
Menjelaskan cara Mencegah
Preeklamsia
3 5 menit Diskusi Ceramah dan
Tanya Jawab tanya jawab
4 2 menit Penutup: Ceramah
Mengucapkan Terima Kasih
dan Salam Penutup
J. RENCANA EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
Tempat dan alat sesuai rencana
Peran dan tugas sesuai rencana
Setting tempat sesuai dengan rencana
Evaluasi Proses
Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan
Selama Kegiatan semua peserta aktif
2. Evaluasi Hasil
Peserta dapat mengerti pengertian preeklampsia
Peserta dapat mengerti penyebab preeklampsia
Peserta dapat mengerti klasifikasi preeklampsia
Peserta dapat mengerti perubahan pada organ akibat preeklampsia
Peserta dapat mengerti cara mencegah preeklampsia