Anamnesa
Kucing bernama King datang ke University Veterinary Hospital (UVH)
pada tanggal 22 September 2015 dengan keluhan pemilik kucing flu tidak sembuh
sejak 2-3 bulan yang lalu, tidak mau makan 2 hari,perut kembung (ascites) sejak
sebulan yang lalu dan hipoksia. Pemilik membawa pasien ke private clinic pada
tanggal 15 September 2015 dan telah diberikan obat laksansia. Pemilik hanya
memelihara satu kucing dan King dilepas berkeliaran di luar rumah pada siang
hari.
: 22 September 2015
: King
: Kucing
: Domestic Short Hair
: Putih Coklat muda
: Jantan
: 3 tahun
: 4.5 kg
:Hasil Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum
Perawatan
Habitus/tingkah laku
Gizi
: Baik
: Kiposis /jinak
: Sedang
Pertumbuhan Badan
Sikap berdiri
Suhu tubuh
Frekuensi nadi
Frekuensi nafas
: Sedang
: Menumpu pada empat kaki
: 38.2C
: 120 x/menit
: 18 x/menit
Adaptasi Lingkungan
: Baik
: Apatis
: Tampak tegas
: Berdiri tegak keduanya
: Kepala lebih tinggi dari tulang punggung
: 3 detik (Dehidrasi)
: Putih
: Bening
: Tidak ada perlekatan
: Rata
: Tidak ada perubahan
: Positif
: Tidak ada
: Putih
: Bening
: Tidak ada perlekatan
Limbus
Pupil
Refleks pupil
Vasa injeksio
Hidung dan sinus-sinus
: Rata
: Tidak ada perubahan
: Positif
: Tidak ada
: Lembab / sinus nyaring
: Simetris
: Tidak ada batuk
: Kosong, tidak ada perluasan
: Simetris
: Costalis
: Teratur
: Dalam
: 18 x/menit
: Tidak ada reaksi sakit, tidak batuk
: Tidak ada reaksi sakit
: Tidak ada perubahan
: Nyaring
: Bronkial inspirasi > vesikular terdengar jelas saat
ekspirasi
: Tidak ada
Sistem Sirkulasi
Inspeksi
Ictus cordis
Perkusi
Lapangan jantung
Auskultasi
Frekuensi
Intensitas
Ritme
Suara sistol dan diastol
Ekstrasistolik
Lapangan jantung
Pulsus dan jantung
Sistem pencernaan
Inspeksi
Besarnya
Bentuk
Suara peristaltik lambung
Palpasi
Epigastrikus
Mesogastrikus
Hypogastrikus
Isi usus halus
Isi usus besar
Auskultasi
Peristaltik usus
Anus
Sekitar anus
Refleks sphincter ani
Pembesaran kolon-kucing
Kebersihan daerah perineal
Sistem Urogenitalis
Mukosa vagina
Sistem Urogenitalis
Preputium
Penis
: Tidak terlihat
: Porposional
: Simetris
: Ada suara cerna
: Tidak ada kelainan
: Tegang (ascites)
: Tegang (ada reaksi sakit)
: Kosong
: Kosong
: Ada (terdengar)
: Bersih
: Ada
: Tidak ada kelainan
: Bersih
Glans penis
Besar
Bentuk
Sensitivitas
Kebersihan
Scrotum
Alat gerak
Inspeksi
Perototan kaki depan
Perototan kaki belakang
Spasmus otot
Tremor
Spasmus otot
Sudut persendian
Cara berjalan/berlari
: Simetris
: Simetris
: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Proposional
: Koordinatif
Palpasi
Struktur pertulangan
Kaki kiri depan
Kaki kanan depan
Kaki kiri belakang
Kaki kanan belakang
Konsistensi tulang
Reaksi saat palpasi
Panjang kaki depan ka/ki
Panjang kaki blkg ka/ki
: Tegas
: Tegas
: Tegas
: Tegas
: Tegas dan keras
: Tidak ada rasa sakit
: Simetris
: Simetris
Diagnosa penunjang
Diagnosa
Diagnosa banding
Prognosa
kerana diduga kucing mengalami konstipasi. Pada saat pemeriksaan, suhu kucing
berada pada kisaran normal yaitu 38.2C. Ditemukuan adanya kutu pada rambut
kucing dan adanya pembesaran pada abdomen kucing. Saat dilakukan palpasi,
terasa adanya undulasi yang mengindikasikan bahwa adanya penimbunan cairan
pada rongga abdomen. Selain itu, turgor kulit kucing lama kembali ke bentuk
semula yaitu lebih 3 detik sehingga dapat dikatakan kucing tersebut mengalami
dehidrasi. Presentasi dehidrasi yang terjadi pada kucing adalah 5%. Parameter
terhadap adanya dehidrasi selain turgor kulit adalah kondisi mukosa yang pucat,
kering, tersembulnya membrana nictitans dan lethargi (Meyer dan Harvey 1998).
Seterusnya dokter hewan yang bertugas mengambil cairan rongga perut pasien
sebanyak 3 ml dan dilakukan Rivalta Test. Dapat dilihat cairan abdomen yang
ditampung berwarna keruh kekuningan. Rivalta test adalah pemeriksaan kimia
untuk membedakan transudat dan eksudat dimana prinsip kerjanya adalah
seromucin yang terdapat di dalam eksudat akan bereaksi dengan asam asetat
glasial menimbulkan kekeruhan yang nyata dan dari hasil Rivalta Test kucing
King positif dimana adanya kabut awan. Dengan itu dokter hewan bertugas
mendiagnosa awal kucing King suspek Feline Infectious Peritonitis (FIP) tipe
basah.
Feline Infectious Peritonitis (FIP) adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh Feline Coronavirus (FcoV) yang termasuk ke dalam golongan
virus RNA dan mudah bermutasi (Addie 2000). Penyebaran atau penularan virus
ini melalui kontak langsung dengan kucing yang terinfeksi, kucing yang terinfeksi
menyebarkan virus melalui feses dan air liurnya. Induk kucing juga sebagai
carrier atau pembawa virus yang dapat menularkan virus ke anaknya. Virus ini
dapat bertahan hidup pada permukaan kering dengan suhu ruangan selama kurang
lebih 2-3 minggu (Pederson 2009). Gejala umum pada kasus FIP adalah lethargy,
anoreksia, berat badan menurun drastis, demam yang naik turun, pertumbuhan
tidak normal dan ikterus. FIP terbagi kepada dua tipe yaitu tipe basah dan tipe
kering. Jenis tipe ditentukan dari bentuk klinis yang terlihat (Kipar et al. 2005).
Apabila menunjukkan bentuk klinis effusive (wet) terjadinya akumulasi cairan di
rongga dada dan rongga perut sehingga akan menyebabkan pembengkakan daerah
perut, manakala non effusive (dry) cairan yang menumpuk pada rongga perut dada
dan perut relatif sedikit dan gejala yang muncul terlihat pada organ yang tenfeksi
virus antaranya gejala radang mata dan gangguan syaraf sperti kejang-kejang, cara
berjalan yang tidak stabil, bahkan boleh menyebabkan kelumpuhan (Pederson
2009).
Terdapat beberapa diagnosa penunjang yang dilakukan untuk kucing King
untuk meneguhan diagnosa diantaranya abdominocentesis, sitologi cairan
abdomen, hematologi dan FcoV immunocomb. Penunjang diagnosa awal yang
dilakukan adalah
abdominocentesis. Abdominocentesis dilakukan untuk
mengurangi ketegangan pada abdomen dan pada kasus ini sebanyak 500ml cairan
Hasil
4.01
73.4
0.21
52
350
7.77
0.08
6.45
0.54
0.62
0.08
0.1
14.9
114
7.5
Referensi
5-10
80-150
0.24-0.45
39-55
300-360
5.5-19.5
< 0.3
2.5-12.5
1.5-7.0
0.2-0.8
0.1-1.5
0.5-1.5
300-700
60-80
< 10
Hasil
6.9
95
111.3
26.2
85.1
0.3
Normal
3.0-10.0
60-193
55-75
25-40
25-45
0.5-1.4
Gambar 3 Komponen utama ImmunoComb (a) plastik, Plate multi kompertemen (b)
Gambar 4 Hasil ImmunoComb tes, (a) warna titik tengah yang harus berada pada posisi S3, (b)
warna titik bawah dengan posisi penggaris kuning yang tidak diubah dari
penyesuaian titik tengah berada diantara S4 dan S5.
Cara pembacaan hasil diperlukan dua komponen utama yaitu comb scale
dan penggaris kuning. Pembacaan hasil melalui dua tahap, pertama adalah
penyesuaian warna pada titik tengah dengan comb scale. Setelah menemukan
warna yang sesuai, angka S3 pada penggaris kuning harus diposisikan di tempat
yang sejajar (Gambar 4a). Tahap selanjutnya, hasil titik bawah disesuaikan dengan
warna pada comb scale dan hasilnya dapat terlihat yaitu berada pada kisaran 4 dan
5 yang berarti hewan tersebut terinfeksi feline coronavirus (Tabel 3).
Tabel 3 Hasil diagnosa FIP menggunakan ImmunoComb test
Hasil
S0
S1
S2
S3
S3
S5
Interpretasi
(disesuaikan dengan gejala klinis pada kucing)
Hasil negatif, Tidak ada reaksi FcoV
Reaksi non spesifik, Negatif
Reaksi positif rendah
Reaksi positif medium FIP
Reaksi positif FIP
Reaksi positif tinggi FIP
Pada kasus FIP, belum ada pengobatan yang dapat dilakukan untuk
mengurangi infeksi virus tersebut. Berbagai pengobatan dengan menggunakan
obat-obatan antiviral, imunomodulasi, dan imunosupresi kurang menunjukkan
hasil. Hampir semua kucing yang didiagnosa terkena FIP pada akhirnya akan
mati. Pada kucing yang terkena FIP jenis basah sering dapat bertahan hidup
sekitar dua bulan dan pada jenis kering dapat bertahan hidup hingga setahun.
Kucing yang menderita FIP dengan kondisi tubuh yang masih bagus dapat
ditolong dengan obat-obatan untuk membuatnya lebih nyaman. Obat0obatan yang
bisa digunakan untuk penderita FIP menurut Eldredge et al. (2008) yaitu
cyclophosphamid atau imunosupresif, suplemen vitamin khususnya vitamin C,
beberapa kucing menjadi lebih baik dengan pemberian aspirin dosis rendah untuk
mengurangi terjadinya inflamasi, beberapa dokter juga sering menggunakan
pentoxifylline (Trental) untuk mengurangi kerusakan pembuluh darah akibat
virus. Pada kucing yang menderita FIP dengan kondisi yang sudah memburuk,
maka tindakan euthanasi merupakan tindakan yang tepat dilakukan. Tindakan
preventif yang dapat dilakukan untuk menghindari FIP yaitu mengurangi tingkat
stress fisik dan lingkungan kucing agar imunitas kucing terjaga dan lebih kuat
terhadap infeksi virus, selain itu penting juga diperhatikan nutrisi yang diberikan,
kontrol parasit, dan grooming secara teratur (Eldredge et al. 2008). Tabel 4
menunjukkan kondisi perawatan kucing King.
Tabel 4 Kondisi harian perawatan kucing King
Tanggal
Kondisi harian
22 September 2015
T = 38.2 C
Tidak nafsu makan
Sedikit minum
Ascites (suspect FIP wet type)
Dehidrasi 5 %
Terapi
Pemeriksaan hematologi
Abdominocentesis (cairan
sebanyak 500ml, warna
kuning terang, viskositas
sedang, cairan jernih)
Analisis cairan abdomen
Frontline spot on
Infus RL 200 ml (IV) +
23 September 2015
T= 38,1
Mulai mau makan
Sedikit minum
Defekasi/Urinasi : +
Respon baik
24 September 2015
T=38,4
Nafsu makan : ++
Sedikit minum
Defekasi/Urinasi : +
Duphalyte
Prednisolone 50 g 1 tab (PO)
Clavamox 1 tab (PO)
Bromhexine tab (PO)
Vit B Complex 1 tab (PO)
Abdominocentesis (cairan
sebanyak 500ml, warna
kuning terang, viskositas
sedang, cairan jernih)
Infus RL 200 ml (IV) +
Duphalyte
Prednisolone 50 g 1 tab (PO)
Clavamox 1 tab (PO)
Bromhexine tab (PO)
Vit B Complex 1 tab (PO)
Tes FcoV ImmunoComb :
positif FIP
Abdominocentesis (cairan
sebanyak 500ml, warna
kuning terang, viskositas
sedang, cairan jernih)
Infus RL 200 ml (IV) +
Duphalyte
Prednisolone 50 g 1 tab (PO)
Clavamox 1 tab (PO)
Bromhexine tab (PO)
Pada hari pertama perawatan (22 September 2015) kucing King dilakukan
pemeriksaan darah, abdominosintesis, analisis cairan abdome dan diberikan
Frontline spot on. Frontline diberikan untuk membunuh Flea dalam waktu 24 jam
dan Tick dalam waktu 48 jam. Frontline juga berfungsi untuk membunuh Flea
selama 5 minggu pada kucing dan pencegahan sampai 15 minggu. Terapi obat
yang diberikan pada hari pertama adalah dengan pemberian Prednisolon dengan
dosis 50g 1 tab secara per oral dan pemasangan infus Ringer Laktat (RL)
sebanyak 200ml secara intra vena (IV) serta ditambahkan dalam cairan infus
Duphalyte sebanyak 0.5ml (IV), Clavamox 62.5g 1 tab per oral, Bromhexidine
tab per oral dan vit B complex 1 tab per oral. Prednisolon merupakan jenis obat
kortikosteroid atau lebih dikenal obat steroid. Obat ini digunakan untuk mengatasi
kondisi autoimun, alergi, gangguan pernafasan dan sebagian jenis kanker.
Clavamox adalah antibiotik kombinasi yang mengandung amoksisilin dan asam
klavulanat. Amoksisilin adalah antibiotik turunan penisilin semisintetik,
mempunyai spektrum luas, efektif terhadap bakteri gram positif dan gram negatif
manakala amoksisilin bekerja dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri
dan bersifat bakterisidal. Asam klavulanat adalah penghambat enzim