Makna Simbolik Pancasila
Makna Simbolik Pancasila
1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakuktas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2011.
Jadi, berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teori mengenai
ideologi ini menimbulkan dua kutub pengertian ideologi.
Tujuan dari suatu negara dapat dilihat dari hakikat negara tersebut yang
artinya bisa dilihat dari sudut pandang terjadinya negara. Terdapat banyak teori
mengenai terjadinya suatu negara yang diungkapkan oleh para ahli seperti teori
kontrak sosial aliran hukum alam yang dipelopori oleh Thomas Hobbes ataupun teori
aliran positivisme yang dipelopori oleh Hans Kelsen. Di dalam teori kontrak sosial
tujuan negara adalah menjamin hak manusia, sedangkan di dalam aliran positivisme
tujuan negara merupakan apa yang sudah tertulis di dalam States Fundamental
Norm negara tersebut. Jadi, bisa dikatakan bahwa tujuan negara ini merupakan suatu
kesepakatan bersama yang ingin dicapai oleh suatu bangsa yang bisa diwujudkan
berdasarkan dari ideologi (cara bernegara) mereka.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan dalam membahas permasalahan di
dalam artikel ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan dan study empiris
berdasarkan yang saya dapatkan dan amati serta analisis. Dari kedua metode ini saya
dapat membahas makna simbolik Garuda Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
C. Pembahasan
Pancasila merupakan ideologi negara yang dalam sejarah pembuatannya
memiliki nilai sejarah yang kuat. Diawali oleh pertanyaan ketua BPUPKI pada sidang
pertama BPUPKI mengenai atas dasar apa Indonesia merdeka dan hingga disahkan
oleh PPKI dalam sidang tanggal 18 agustus 1945 atau sehari setelah proklamasi
kemerdekaan, Pancasila akhirnya menjadi ideologi negara Indonesia.
Sampai sekarang, ideologi negara Indonesia masih tidak berubah yaitu
Pancasila. Akan tetapi, dalam pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila ini warga negara Indonesia masih ada yang bersikap, acuh bahkan ada
warga negara Indonesia yang justru tidak bangga terhadap ideologi negara tersebut.
Hal ini bisa disebabkan karena pada masa orde baru Pancasila dijadikan ideologi
yang tertutup, sehingga sekarang ini Pancasila perlu dikaji dan ditafsirkan kembali
sesuai dengan rumusan definitifnya supaya Pancasila tidak kehilangan esensinya
sebagai ideologi terbuka yang diciptakan oleh warga negaranya.
Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia seperti yang
tercantum di dalam UUD 1945 pasal 36A. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid
II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Garuda
merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila merupakan dasar
filosofi negara Indonesia. Garuda Pancasila yang merupakan lambang negara
Indonesia ini terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan
pita putih.
Komponen pertama dalam lambang negara Indonesia adalah Burung Garuda.
Makna yang terkandung dalam lambang Garuda Pancasila tersebut adalah perisai di
tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol-simbol di dalam perisai
masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila (Bintang melambangkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia, Kepala banteng
melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Warna merah-putih melambangkan warna bendera
nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Garis hitam tebal
yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi
Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia ( jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, jumlah bulu pada
ekor berjumlah 8, jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, dan
jumlah bulu di leher berjumlah 45). Pita putih yang dicengkeram oleh Burung Garuda
bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
berbeda beda, tetapi tetap satu jua.
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu
yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke 6.
Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada
burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Warna merah-putih
melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih
berarti suci. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan
wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.
Selanjutnya, makna simbolik ataupun nilai-nilai filosofis dalam komponen
yang ke dua, yaitu perisai yang di dalamnya terdapat lambang dari Pancasila akan
diterangkan di bawah ini:
Pada bagian tengah perisai, terdapat simbol bintang bersudut lima yang
melambangkan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang
bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi
cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam
melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan
bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada
sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Di bagian kanan bawah terdapat gambar rantai yang melambangkan sila
kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas
mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran
melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan
bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan
perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada
abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan,
bahasa, serta agama.
Satu lagi makna simbolik dari Garuda Pancasila yaitu kepala dari burung
garuda yang menoleh ke kanan. Hal ini karena yang berkaitan dengan otak kanan
yaitu tentang perasaan (cinta). Jadi, kepala garuda dibuat menoleh ke kanan karena
kepala itu harus dituntun oleh Cinta.
Demikian uraian dan analisis kami mengenai makna yang terkandung dalam
Pancasila yang dapat kami jelaskan dalam artikel ini. Untuk selanjutnya, dalam
pandangan kami perlu bagi kita juga untuk membahas makna simbolik lambang
negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila sebagai usaha awal dalam langkah
melakukan kritisi terhadap pengaplikasian nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Jadi,menurut kami tidak baik bagi kita melakukan kritisi terhadap sesuatu
yang tidak kita mengerti. Oleh karena itu, makna simbolik yang terkandung dalam
Garuda Pancasila sangat perlu untuk kita ketahui.
D. Analisis
Tujuan negara merupakan cita-cita yang biasanya tertuang dalam States
Fundamental Norm seperti yang menjadi kepercayaan para aliran positivisme. Dan
dalam rangka mewujudkannya bukan tidak mungkin menemui kendala-kendala. Akan
tetapi, jika suatu pandangan hidup bernegara yang dimiliki bisa diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentunya tujuan negara tersebut pasti bisa
diwujudkan. Oleh karena itu, perlu untuk memahami ideologi negara yang dianut.
Makna simbolik dan nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara
merupakan suatu yang perlu dipahami oleh warga negara. Begitupun dengan warga
negara Indonesia yang perlu untuk memahami lambang negara, yaitu Burung Garuda
Pancasila. Makna simbolik yang terkandung dalam Burung Garuda Pancasila
menggambarkan sejarah perjuangan bangsa dan pandangan hidup bangsa serta bangsa
ini seperti apa. Pancasila yang disimbolkan dalam lima gambar di dada Burung
Garuda Pancasila melambangkan bahwa ideologi negara ini harus menjiwai warga
negara Indonesia. Selain itu, Pancasila yang berada di dada Burung Garuda Pancasila
juga menggambarkan bahwa kita harus bangga akan Pancasila.
Karakteristik penggambaran Burung Garuda Pancasila juga memiliki nilai-nilai
filosofis. Kepala yang menoleh ke arah kanan memiliki pemahaman bahwa hidup ini
harus menuju kebaikan karena arah kanan memiliki pandangan filosofis suatu jalan
kebaikan. Jumlah bulu juga menjelaskan tanggal proklamasi kemerdekaan. Dan kaki
yang mencengkram pita putih bertuliskan pengertian dari keberagaman yang dimiliki
oleh bangsa ini harus menjadi dasar dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Jadi, banyak nilai filosofis dari Burung Garuda Pancasila yang tentunya jika kita
memahami akan menjadikan kita warga negara yang bangga akan lambang negara
yang semoga akan berimplikasi pada penerapan makna simbolik dan nilai yang
terkandung tersebut dalam kehidupan.
Pancasila yang menjadi ideologi negara memiliki makna simbolik dan nilai
filosofis yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Jika kita memahami makna sombolik dari tiap sila dan nilai yang terkandung di
dalamnya, bukan tidak mungkin tujuan negara Indonesia mampu diwujudkan. Oleh
karena itu, pembahasan di atas mengenai makna simbolik dan nilai-nilai yang
terkandung dalam Burung Garuda Pancasila serta Pancasila sangat bermanfaat jika
diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pancasila merupakan ideologi terbuka yang tentunya perlu untuk dilakukan kritisi
atas nilai yang terkandung di dalamnya. Pancasila ini tidk boleh kaku karena dengan
manusia hidup pasti akan mengalami perubahan yang tentunya Pancasila harus
fleksibel. Jadi, kita sebagai warga negara yang memiliki Ideologi Negara Pancasila
harus melakukan kritisi terhadap nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan
realita kehidupan bermasyarakat dan bernegara saat ini.
E. Penutup
Berdasarkan uraian dan pembahasan serta analisis tentang makna simbolik
Burung Garuda Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, saya
berkesimpulan :
1. Sangat penting untuk kita pahami bahwa kelima-lima Sila dalam Pancasila itu
saling berhubungan. Maksudnya, jika muncul pertanyaan dalam masyarakat,
mengapa rakyat belum sejahtera (sila ke-5)? Karena rakyat belum dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan (sila ke-4). Kemudian mengapa Rakyat belum
dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan? Karena belum ada persatuan (sila ke3). Dilanjutkan dengan pertanyaan mengapa belum ada persatuan? Karena
belum ada kemanusiaan yang adil dan beradab (sila ke-2). Dan kemudian
pertanyaan mengapa belum ada kemanusiaan? Karena belum ada Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2. Jika kita ingin menghindari multi tafsir, kita harus melihat keseluruhan secara
komprehensif. Dan dari semua simbol yang ada di Burung Garuda Pancasila
yang ditafsir, jangan sampai kita melupakan nilai di bawah Garuda yang
merupakan seuntai pita bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika". Itu adalah
keseluruhan Roh dari bangsa Indonesia. Apapun penafsiran harus selalu
kembali kepada rohnya yaitu, berbeda tetapi tetap satu.
Referensi
Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra. 2008. Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
Dan Masyarakat Madani, edisi ke tiga. Jakarta: ICCE.
Soehino. 2005. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Syafiie, Inu Kencana. 2004. Birokrasi Pemerintahan Indonesia. Bandung: C.V.
Mandar Maju.