Anda di halaman 1dari 11

MAKNA SIMBOLIK GARUDA PANCASILA DAN

NILAI-NILAI YANG TERKANDUNG DALAM


PANCASILA
Oleh : Muhamad Dadang Nurfalah1
Abstrak : Pancasila merupakan Ideologi Negara Indonesia yang menjadi pedoman
bagi warga negara Indonesia untuk hidup bernegara. Jadi, Pancasila ini berisi
tentang bagaimana caranya bernegara. Selain itu, Pancasila menjadi tujuan dan
cita-cita yang ingin dicapai atau bisa disebut juga sebagai tujuan negara. Oleh
karena itu, diperlukan diskusi konstruktif dalam penafsiran Pancasila sesuai dengan
rumusan definitifnya supaya Pancasila tidak hilang tertinggalkan waktu. Selain itu,
diperlukan juga pembahasan mengenai makna serta nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila terutama makna simbolik yang terkandung di dalam Garuda
Pancasila. Kita tentunya tahu bahwa isi pasal 36A UUD 1945 adalah bahwa
sesungguhnya lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini menurut pendapat saya perlu untuk
dilakukan suatu analisis karena berdasarkan pengamatan saya, makna simbolik yang
terkandung dalam Garuda Pancasila atau lambang negara Indonesia sekarang ini
hampir terlupakan.
Kata kunci : Ideologi Negara, Pancasila, Tujuan Negara, dan Makna Simbolik.
A. Pendahuluan
Pancasila merupakan ideologi negara atau ideologi politik bangsa Indonesia. Jadi,
Pancasila merupakan pedoman hidup bernegara yang perlu dikaji dan dikritisi
pengaplikasiannya sekarang ini supaya pancasila tidak kehilangan esensinya. Salah
satu fungsi dari pancasila adalah membimbing dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya. Tujuan negara Indonesia seperti yang kita ketahui terdapat di dalam
pembukaan UUD 1945, begitupun dengan Pancasila. Jadi, pembukaan UUD 1945

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Jurusan Ilmu Sosial Politik, Fakuktas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Jakarta, 2011.

pantaslah dikatakan States Fundamental Norm karena memang telah memenuhi


syarat sebagai kaidah yang mendasar dari suatu negara.
Tujuan negara Indonesia ini tentunya sangat erat kaitannya dengan aplikasi nilai
yang terkandung dalam Pancasila di dalam kehidupan bernegara. Dan perlu kita
ketahui apakah sudah tercapai sesuai dengan yang tertulis di dalam pembukaan UUD
1945 atau belum. Oleh karena itu, diperlukan studi kritis dan empiris tehadap
pengupayaan serta aplikasi dalam mencapai cita-cita tersebut supaya tidak melenceng
dari pembukaan UUD 1945.
Perlu kita ingat kembali bahwa Pancasila merupakan ideologi yang terbuka
meskipun pada masa orde baru pernah dijadikan ideologi tertutup. Karena pancasila
ini merupakan ideologi terbuka, maka diperlukan penafsiran ulang terhadap pancasila
dalam suatu diskusi kritis-konstruktif supaya Pancasila ini benar-benar merupakan
ideologi politik bangsa Indonesia yang ingin tercapai sekarang dan seterusnya.
Akan tetapi, timbul suatu permasalahan yang cukup mendasar dalam pengkritisan
aplikasi nilai-nilai Pancasila jika yang melakukan pengkritisan tersebut tidak paham
atau bahkan tidak tahu mengenai nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila. Dan
yang cukup mengerikan adalah ketika warga negara tidak mengerti dan tidak tahu
makna simbolik lambang negaranya. Oleh karena itu, di dalam artikel ini kami akan
membahas mengenai makna simbolik yang terkandung di dalam Garuda Pancasila
yang merupakan lambang negara Indonesia beserta nilai-nilai yang terkandung dalam
Pancasila.
B. Landasan Teori
a. Ideologi Negara
Istilah ideologi pertama kali diungkapkan oleh seorang pemikir yang bernama
Antoine Destutt de Tracy. Beliau berpendapat bahwa ideologi merupakan ilmu
mengenai gagasan atau ide. Sedangkan Marx berpendapat bahwa ideologi merupakan
kesadaran palsu yang dibuat oleh pemikir untuk melindungi kepentingannya. Selain
itu, Louis Althusser juga berpendapat bahwa ideologi merupakan pedoman hidup.

Jadi, berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa teori mengenai
ideologi ini menimbulkan dua kutub pengertian ideologi.
Tujuan dari suatu negara dapat dilihat dari hakikat negara tersebut yang
artinya bisa dilihat dari sudut pandang terjadinya negara. Terdapat banyak teori
mengenai terjadinya suatu negara yang diungkapkan oleh para ahli seperti teori
kontrak sosial aliran hukum alam yang dipelopori oleh Thomas Hobbes ataupun teori
aliran positivisme yang dipelopori oleh Hans Kelsen. Di dalam teori kontrak sosial
tujuan negara adalah menjamin hak manusia, sedangkan di dalam aliran positivisme
tujuan negara merupakan apa yang sudah tertulis di dalam States Fundamental
Norm negara tersebut. Jadi, bisa dikatakan bahwa tujuan negara ini merupakan suatu
kesepakatan bersama yang ingin dicapai oleh suatu bangsa yang bisa diwujudkan
berdasarkan dari ideologi (cara bernegara) mereka.
b. Metode Penelitian
Metode penelitian yang saya gunakan dalam membahas permasalahan di
dalam artikel ini adalah dengan menggunakan metode kepustakaan dan study empiris
berdasarkan yang saya dapatkan dan amati serta analisis. Dari kedua metode ini saya
dapat membahas makna simbolik Garuda Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila.
C. Pembahasan
Pancasila merupakan ideologi negara yang dalam sejarah pembuatannya
memiliki nilai sejarah yang kuat. Diawali oleh pertanyaan ketua BPUPKI pada sidang
pertama BPUPKI mengenai atas dasar apa Indonesia merdeka dan hingga disahkan
oleh PPKI dalam sidang tanggal 18 agustus 1945 atau sehari setelah proklamasi
kemerdekaan, Pancasila akhirnya menjadi ideologi negara Indonesia.
Sampai sekarang, ideologi negara Indonesia masih tidak berubah yaitu
Pancasila. Akan tetapi, dalam pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila ini warga negara Indonesia masih ada yang bersikap, acuh bahkan ada

warga negara Indonesia yang justru tidak bangga terhadap ideologi negara tersebut.
Hal ini bisa disebabkan karena pada masa orde baru Pancasila dijadikan ideologi
yang tertutup, sehingga sekarang ini Pancasila perlu dikaji dan ditafsirkan kembali
sesuai dengan rumusan definitifnya supaya Pancasila tidak kehilangan esensinya
sebagai ideologi terbuka yang diciptakan oleh warga negaranya.
Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia seperti yang
tercantum di dalam UUD 1945 pasal 36A. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid
II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Garuda
merupakan burung dalam mitologi Hindu, sedangkan Pancasila merupakan dasar
filosofi negara Indonesia. Garuda Pancasila yang merupakan lambang negara
Indonesia ini terdiri atas tiga komponen utama, yakni Burung Garuda, perisai, dan
pita putih.
Komponen pertama dalam lambang negara Indonesia adalah Burung Garuda.
Makna yang terkandung dalam lambang Garuda Pancasila tersebut adalah perisai di
tengah melambangkan pertahanan bangsa Indonesia. Simbol-simbol di dalam perisai
masing-masing melambangkan sila-sila dalam Pancasila (Bintang melambangkan sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, Rantai melambangkan sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab, Pohon beringin melambangkan sila Persatuan Indonesia, Kepala banteng
melambangkan sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, Padi dan Kapas melambangkan sila Keadilan Sosial
Bagi Seluruh Rakyat Indonesia). Warna merah-putih melambangkan warna bendera
nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Garis hitam tebal
yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang dilintasi
Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan
Indonesia ( jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17, jumlah bulu pada
ekor berjumlah 8, jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19, dan
jumlah bulu di leher berjumlah 45). Pita putih yang dicengkeram oleh Burung Garuda

bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
berbeda beda, tetapi tetap satu jua.
Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari Mitologi Hindu
yang berasal dari India dan berkembang di wilayah Indonesia sejak abad ke 6.
Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada
burung garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Warna merah-putih
melambangkan warna bendera nasional Indonesia. Merah berarti berani dan putih
berarti suci. Garis hitam tebal yang melintang di dalam perisai melambangkan
wilayah Indonesia yang dilintasi Garis Khatulistiwa.
Selanjutnya, makna simbolik ataupun nilai-nilai filosofis dalam komponen
yang ke dua, yaitu perisai yang di dalamnya terdapat lambang dari Pancasila akan
diterangkan di bawah ini:
Pada bagian tengah perisai, terdapat simbol bintang bersudut lima yang
melambangkan sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa. Lambang
bintang dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, seperti layaknya Tuhan yang menjadi
cahaya kerohanian bagi setiap manusia. Sedangkan latar berwarna hitam
melambangkan warna alam atau warna asli, yang menunjukkan bahwa Tuhan
bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada
sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.
Di bagian kanan bawah terdapat gambar rantai yang melambangkan sila
kedua Pancasila, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas
mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkait membentuk
lingkaran. Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran
melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan
bahwa setiap manusia, laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan
perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.

Di bagian kanan atas terdapat gambar pohon beringin yang melambangkan


sila ketiga, Persatuan Indonesia. Pohon beringin mengandung makna simbolik bahwa
pohon beringin merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di
bawahnya, seperti halnya semua rakyat Indonesia bisa "berteduh" di bawah naungan
negara Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar
ke mana-mana, namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya
keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.
Kemudian, di sebelah kiri atas dalam perisai terdapat gambar kepala banteng
yang melambangkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Lambang banteng digunakan
karena banteng merupakan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya
musyawarah di mana orang-orang harus berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu.
Dan di sebelah kiri bawah dalam perisai terdapat padi dan kapas yang melambangkan
sila kelima, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
digunakan karena merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan
sandang sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuan
utama bagi sila kelima ini.
Makna yang terkandung dalam sila-sila Pancasila akan kami uraikan dalam
artikel ini. Sila yang pertama dari pancasila berbunyi, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Makna yang terkandung dalam sila ini adalah bahwa warga negara Indonesia percaya
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Selain itu, warga
negara Indonesia juga hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk
agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup. Kerukunan hidup ini kemudian menumbuhkan sikap saling
menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Sehingga toleransi antar umat beragama tercipta dan tidak ada
memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

Sila ke dua pancasila berbunyi, Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab.


Makna dari sila yang ke dua ini adalah mengakui persamaan derajat, persamaan hak
dan persamaan kewajiban antara sesama manusia; saling mencintai sesama manusia;
mengembangkan sikap tenggang rasa; tidak semena-mena terhadap orang lain;
menjunjung tinggi nilai kemanusiaan; gemar melakukan kegiatan kemanusiaan;
berani membela kebenaran dan keadilan; bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai
bagian dari masyarakat Dunia Internasional dan dengan itu harus mengembangkan
sikap saling hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Sila yang ke tiga berbunyi, Persatuan Indonesia. Makna yang terkandung
dalam dua kata pada sila ke tiga ini adalah menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia; rela berkorban demi bangsa dan negara; cinta akan
Tanah Air; berbangga sebagai bagian dari Indonesia; memajukan pergaulan demi
persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
Sila yang ke empat berbunyi, Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan. Makna yang terkandung
dalam sila ke empat adalah mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat; tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan budaya rembug atau
musyawarah dalam mengambil keputusan bersama; berrembug atau bermusyawarah
sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi dengan semangat
kekeluargaan.
Sila yang terakhir berbunyi, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia. Makna sila yang ke lima ini adalah bersikap adil terhadap sesama;
menghormati hak-hak orang lain; menolong sesama; menghargai orang lain;
melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.
Komponen ke tiga dalam lambang negara Indonesia adalah pita putih yang
bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan semboyan negara Indonesia.
Perkataan Bhinneka Tunggal Ika merupakan kata dalam Bahasa Jawa Kuno yang
berarti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Perkataan itu diambil dari Kakimpoi

Sutasoma karangan Mpu Tantular, seorang pujangga dari Kerajaan Majapahit pada
abad ke-14. Perkataan itu menggambarkan persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa
Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan,
bahasa, serta agama.
Satu lagi makna simbolik dari Garuda Pancasila yaitu kepala dari burung
garuda yang menoleh ke kanan. Hal ini karena yang berkaitan dengan otak kanan
yaitu tentang perasaan (cinta). Jadi, kepala garuda dibuat menoleh ke kanan karena
kepala itu harus dituntun oleh Cinta.
Demikian uraian dan analisis kami mengenai makna yang terkandung dalam
Pancasila yang dapat kami jelaskan dalam artikel ini. Untuk selanjutnya, dalam
pandangan kami perlu bagi kita juga untuk membahas makna simbolik lambang
negara Indonesia yaitu Garuda Pancasila sebagai usaha awal dalam langkah
melakukan kritisi terhadap pengaplikasian nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila. Jadi,menurut kami tidak baik bagi kita melakukan kritisi terhadap sesuatu
yang tidak kita mengerti. Oleh karena itu, makna simbolik yang terkandung dalam
Garuda Pancasila sangat perlu untuk kita ketahui.

D. Analisis
Tujuan negara merupakan cita-cita yang biasanya tertuang dalam States
Fundamental Norm seperti yang menjadi kepercayaan para aliran positivisme. Dan
dalam rangka mewujudkannya bukan tidak mungkin menemui kendala-kendala. Akan
tetapi, jika suatu pandangan hidup bernegara yang dimiliki bisa diterapkan dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara tentunya tujuan negara tersebut pasti bisa
diwujudkan. Oleh karena itu, perlu untuk memahami ideologi negara yang dianut.
Makna simbolik dan nilai-nilai yang terkandung dalam lambang negara
merupakan suatu yang perlu dipahami oleh warga negara. Begitupun dengan warga
negara Indonesia yang perlu untuk memahami lambang negara, yaitu Burung Garuda
Pancasila. Makna simbolik yang terkandung dalam Burung Garuda Pancasila

menggambarkan sejarah perjuangan bangsa dan pandangan hidup bangsa serta bangsa
ini seperti apa. Pancasila yang disimbolkan dalam lima gambar di dada Burung
Garuda Pancasila melambangkan bahwa ideologi negara ini harus menjiwai warga
negara Indonesia. Selain itu, Pancasila yang berada di dada Burung Garuda Pancasila
juga menggambarkan bahwa kita harus bangga akan Pancasila.
Karakteristik penggambaran Burung Garuda Pancasila juga memiliki nilai-nilai
filosofis. Kepala yang menoleh ke arah kanan memiliki pemahaman bahwa hidup ini
harus menuju kebaikan karena arah kanan memiliki pandangan filosofis suatu jalan
kebaikan. Jumlah bulu juga menjelaskan tanggal proklamasi kemerdekaan. Dan kaki
yang mencengkram pita putih bertuliskan pengertian dari keberagaman yang dimiliki
oleh bangsa ini harus menjadi dasar dari kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Jadi, banyak nilai filosofis dari Burung Garuda Pancasila yang tentunya jika kita
memahami akan menjadikan kita warga negara yang bangga akan lambang negara
yang semoga akan berimplikasi pada penerapan makna simbolik dan nilai yang
terkandung tersebut dalam kehidupan.
Pancasila yang menjadi ideologi negara memiliki makna simbolik dan nilai
filosofis yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Jika kita memahami makna sombolik dari tiap sila dan nilai yang terkandung di
dalamnya, bukan tidak mungkin tujuan negara Indonesia mampu diwujudkan. Oleh
karena itu, pembahasan di atas mengenai makna simbolik dan nilai-nilai yang
terkandung dalam Burung Garuda Pancasila serta Pancasila sangat bermanfaat jika
diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Pancasila merupakan ideologi terbuka yang tentunya perlu untuk dilakukan kritisi
atas nilai yang terkandung di dalamnya. Pancasila ini tidk boleh kaku karena dengan
manusia hidup pasti akan mengalami perubahan yang tentunya Pancasila harus
fleksibel. Jadi, kita sebagai warga negara yang memiliki Ideologi Negara Pancasila
harus melakukan kritisi terhadap nilai yang terkandung dalam Pancasila dengan
realita kehidupan bermasyarakat dan bernegara saat ini.

E. Penutup
Berdasarkan uraian dan pembahasan serta analisis tentang makna simbolik
Burung Garuda Pancasila dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, saya
berkesimpulan :
1. Sangat penting untuk kita pahami bahwa kelima-lima Sila dalam Pancasila itu
saling berhubungan. Maksudnya, jika muncul pertanyaan dalam masyarakat,
mengapa rakyat belum sejahtera (sila ke-5)? Karena rakyat belum dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan (sila ke-4). Kemudian mengapa Rakyat belum
dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan? Karena belum ada persatuan (sila ke3). Dilanjutkan dengan pertanyaan mengapa belum ada persatuan? Karena
belum ada kemanusiaan yang adil dan beradab (sila ke-2). Dan kemudian
pertanyaan mengapa belum ada kemanusiaan? Karena belum ada Ketuhanan
Yang Maha Esa.
2. Jika kita ingin menghindari multi tafsir, kita harus melihat keseluruhan secara
komprehensif. Dan dari semua simbol yang ada di Burung Garuda Pancasila
yang ditafsir, jangan sampai kita melupakan nilai di bawah Garuda yang
merupakan seuntai pita bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika". Itu adalah
keseluruhan Roh dari bangsa Indonesia. Apapun penafsiran harus selalu
kembali kepada rohnya yaitu, berbeda tetapi tetap satu.

Referensi
Hidayat, Komaruddin dan Azyumardi Azra. 2008. Demokrasi, Hak Asasi Manusia,
Dan Masyarakat Madani, edisi ke tiga. Jakarta: ICCE.
Soehino. 2005. Ilmu Negara. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Syafiie, Inu Kencana. 2004. Birokrasi Pemerintahan Indonesia. Bandung: C.V.
Mandar Maju.

UUD 45 Amandemen I, II, III, IV Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang


sudah diamandemen serta penjelasannya dan butir-butir nilai pancasila.
Jakarta: Sandro Jaya.

Anda mungkin juga menyukai