Pendahuluan
Menstruasi atau haid atau datang bulan adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita
yang terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam
hal reproduksi. Pada manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Selain manusia, periode ini hanya terjadi pada primata-primata besar, sementara
binatang-binatang menyusui lainnya sering disebut sebagai siklus estrusi.
Pada wanita siklus menstruasi rata-rata terjadi sekitar 28 hari, walaupun hal ini berlaku
umum, tetapi tidak semua wanita memiliki siklus menstruasi yang sama, terkadang siklus terjadi
setiap 21 hari hingga 30 hari. Biasanya, menstruasi rata-rata terjadi 5 hari, terkadang menstruasi
juga dapat terjadi sekitar 2 hari sampai 7 hari. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai
struktur organ genitalia feminine, mekanisme dan siklus menstruasi, gejala menstruasi, dan
hormone yang berperan dalam menstruasi.
3 bagian: fundus, corpus, dan cerviks. Isthmus uteri adalah bagian yang menghubungkan corpus
dan cervix uteri dan penting pada masa kehamilan dan persalinan, karena apabila bagian ini
lemah akan terjadi abortus.
Fundus uteri
Meruoakan bagian uterus yang berada di atas muara tuba
Corpus uteri
Merupakan bagian uterus yang terdapat di bawah muara tuba, merupakan bagian uterus
terbesar dan menciut ke distal
Cervix uteri
Merupakan uterus bagian bawah dan sempit yang menembus dinding ventral vagina, dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu portus supra vaginalis cervicis uteri (bagian cervix yang menonjol
di atas vagina) dan portio vaginalis cervicis uteri (bagian cervix yang menonjol ke dalam
vagina)
Cavum uteri
Pada potongan frontal cavum uteri berbentuk segi tiga terbalik, tetapi pada potongan sagital
membentuk celah. Apda sudut atas terdapat muara kedua tubae. Pada bagian distal cavum
uteri beralih menjadi canalis isthmi dan berakhir pada orificium externum canalis isthmi.
Rongga Cervix
2
Disebut juga canalis cervicis, menghubungkan cavum uteri melalui lubang bagian dalam
cervix (ostium internum) dengan vagina melalui lubang bagian luar cervix (ostium
externum)
Ostium uteri
Interna: di sebelah distal cavum uteri, sedangkan yang eksterna terletak di sebelah distal
cavum cervix. Pada nulli para ostium eksternum berbentuk sirkuler, sedangkan pada
multipara berbentuk lintang (mempunyai bibir depan dan bibir belakang)
Dinding uteri
Terdapat tiga lapisan, yaitu endometrium, miometrium (otot polos, tempat pembuluh darah
dan nidasi), dan perimetrium.
Permukaan uterus sebelah dorsal agak cembung dan berbatasan dengan rectum (fascies
rectalis), sedangkan permukaan ventralnya datar dan berbatasan dengan vesica urinaria (facies
vesicalis). Uterus normal terletak secara anteversio (sumbu antara uterus dan sumbu vagina) 90 0
dan antefleksio (sumbu antara corpus uteri dan sumbu panjang cervix) 1200. Uterus diperdarahi
oleh a.uterina yang merupakan cabang dari a iliaka interna serta oleh a.ovarica kiri dan kanan
yang merupakan cabang dari aorta abdominalis. Sedangkan venanya adalah v uterina yang
bermura di v iliaca interna dan v ovarica (kanan VCI, kiri (v renalis sinistra). Getah bening:
fundus oleh nnll.paraaorta, corpus dan cervix oleh nnll.iliaca interna. Persarafan oleh plexus
hypogastricus inferior.
Alat-alat penahan uterus adalah diafragma pelvis yang terdiri dari m.levator ani dan pars
membranacea diaphragm urogenitale. Sedangkan alat penggantung uterus
Ligamentum cardinale/ mackenrodt (jaringan ikat yang berjalan dari batas antara cervix
dan corpus uteri ke dinding panggul, didalamnya berjalan a uterina),
Lig teres uteri (berjalan di sudut antara tuba dengan uterus, berakhir pada labium major
yang fungsinya menahan uterus dalam keadaan anterfleksi dan anteversi),
Plica recto uterina (merupakan lipatan peritoneum dari uterus ke rectum yang di
dalamnya berjalan serabut otot polos).
Ligamentum latum, lipatan peritoneum kanan kiri uterus meluas sampai dinding
panggul.
Struktur mikroskopis
Selama siklus menstruasi normal, endomentrium mengalami perubahan siklik yang berhubungan
erat dengan fungsi ovarium. Aktivitas daur uterus yang tak hamil dapat dibagi dalam tiga stadia:
stadium proliferasi (folikular), stadium sekretori (luteal) dan stadium menstruasi. Pada
endometrium dapat dibedakan dua zona atau lapisan, lapisan dalam, sempit yaitu stratum basal
atau bsalis dan lapisan luar superficial, lebar, yaitu stratum fungsional.
Dimulai dari fundus uteri sampai fimbrae. Muara pada corpus uteri disebut ostium
internum tuba uterina. Bagian-bagiannya: isthmus (bagian tuba paling sempit), ampulla (gbagian
paling lebar, tempat fertilisasi), infundibulus (bagian berbentuk corong dan mempuyai fimbriae),
dan pars intertitialis (bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus). Vsklularisasi tuba oleh a
uterina dan a ovarica.
Struktur mikroskopis
Tuba uterina dibagi menjadi ampula, isthmus, intranuralis. Pada tuba uterina bagian
ampula terdapat banyak lipatan tinggi, membuat bentuk sangat tidak teratur pada lumen uterina.
Perluasan lumen membentuk alur dalam antara lipatan-lipatan. Epitel selapis kolumnar. Tunika
muskularis 2 lapisan, lapisan dalam sirkular dan lapisan luar longitudinal. Karena jaringan ikat
interstisial banyak sekali, jadi lapisan muscular tidak demikian nyata, terutama pada lapisan luar.
Pada dinding tuba uterine terdapat beberapa macam sel, sel toraks dengan kinosilia (gerak ke
proximal), sel sekretorik, sel basal (untuk menggantikan sel sekretoris).
Ovarium
Struktur makroskopis
Berbentuk oval, 4x2 cm dan melekat pada bagian belakang lig latum uteri,
penggantungnya disebut mesovarium. Terletak dalam fossa ovarii WALDEYER pada dinding
lateral pelvis. batas-batas ovarium : permukaan= fascies medialis oleh cavum douglasii, fascies
lateralis oleh dinding panggul, tepi= margo liber dui belakang dan margo mesovaricus oleh lig
latum, ujung= extermitas tubaria dan uterina. Ovarium diperdarahi oleh a.oavrica yang
merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi L1, sedangkan pembuluh baliknya adalah
v.ovarica dextra dan sinistra. Getah bening ovarium mengikuti AV ovarica menuju nnll.para aorta
setinggi L1, dipersarafi oleh plexus aorticus yang terletak di sekitar a ovarica.
Struktur mikroskopis
Permukaan ovarium diliputi oleh epitel germinativum, modifikasi mesotel dari
peritoneum viseralis. Pada wanita masa reproduksi epitel kubis selapis, diluar masa reproduksi
epitel gepeng. Ovarium berasal dari mesoderm sedangkan oosit dari entoderm. Di bawah epitel
ada tunika albugenia, suatu daerah tipis jaringan ikat kolagen. Terdapat banyak folikel. Yang
paling banyak adalha folikel primer.
gepeng), folikel primer (epitel selapis kubis), folikel sekunder (epitel berlapis, ada zona
5
belum
terbentuk
antrum,
Callexer, diliputi
membrane
vesicalis inferior, dan rm vaginalis a pudenda interna. Getah bening: 1/3 proximal oleh nnll iliaca
externa dan interna, 1/3 tengah oleh nnll iliaca interna, 1/3 distal oleh nnll inguinalis
superficialis. Inervasi oleh plexus hypogastricus inferior.
Genitalia Eksterna
Vulva
Disebut juga rima pudenda, terdapat dua liipatan kecil
labia minora yang kea rah distal membentuk frenulum
labiorum
pudenda.
Di
sebelah
distalnya
terdapat
Vestibulum
Ruang yang dibatasi oleh labia minora, bagian bwahnya
membentuk lekukan yang disebut fossa naviculare/fourchette. Pada vestibulum terdapat
eberapa lubang, yaitu orificium urethrae externum, orificium vagina, ductus gl vestibularis
major Bartholini.
Gejala Menstruasi
Sindrom pramenstruasi (Bahasa Inggris: premenstrual syndrome, PMS) adalah kumpulan
gejala fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita. Sekitar 80
hingga 95 persen perempuan pada usia melahirkan mengalami gejala-gejala pramenstruasi yang
dapat mengganggu beberapa aspek dalam kehidupannya. Gejala tersebut dapat diperkirakan dan
biasanya terjadi secara regular pada dua minggu periode sebelum menstruasi. Hal ini dapat
hilang begitu dimulainya pendarahan, namun dapat pula berlanjut setelahnya. Pada sekitar 14
persen perempuan antara usia 20 hingga 35 tahun, sindrom pramenstruasi dapat sangat hebat
pengaruhnya sehingga mengharuskan mereka beristirahat dari sekolah atau kantornya.
Gangguan kesehatan berupa pusing, depresi, perasaan sensitif berlebihan sekitar dua
minggu sebelum haid biasanya dianggap hal yang lumrah bagi wanita usia produktif. Sekitar
40% wanita berusia 14 - 50 tahun, menurut suatu penelitian, mengalami sindrom pra-menstruasi
atau yang lebih dikenal dengan PMS (pre-menstruation syndrome). Bahkan survai tahun 1982 di
Amerika Serikat menunjukkan, PMS dialami 50% wanita dengan sosio-ekonomi menengah yang
datang ke klinik ginekologi. PMS memang kumpulan gejala akibat perubahan hormonal yang
berhubungan dengan siklus saat ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) dan haid. Sindrom itu
akan menghilang pada saat menstruasi dimulai sampai beberapa hari setelah selesai haid.
Penyebab munculnya sindrom ini memang belum jelas. Beberapa teori menyebutkan
antara lain karena faktor hormonal yakni ketidakseimbangan antara hormon estrogen dan
progesteron. Teori lain bilang, karena hormon estrogen yang berlebihan. Kemungkinan lain, itu
berhubungan dengan gangguan perasaan, faktor kejiwaan, masalah sosial, atau fungsi serotonin
yang dialami penderita. Sindrom ini biasanya lebih mudah terjadi pada wanita yang lebih peka
terhadap perubahan hormonal dalam siklus haid. Akan tetapi ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya PMS. Pertama, wanita yang pernah melahirkan (PMS semakin
berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan
komplikasi seperti toksima). Kedua, status perkawinan (wanita yang sudah menikah lebih
banyak mengalami PMS dibandingkan yang belum). Ketiga, usia (PMS semakin sering dan
mengganggu dengan bertambahnya usia, terutama antara usia 30 - 45 tahun). Keempat, stres
(faktor stres memperberat gangguan PMS). Kelima, diet (faktor kebiasaan makan seperti tinggi
gula, garam, kopi, teh, coklat, minuman bersoda, produk susu, makanan olahan, memperberat
gejala PMS). Keenam, kekurangan zat-zat gizi seperti kurang vitamin B (terutama B6), vitamin
8
E, vitamin C, magnesium, zat besi, seng, mangan, asam lemak linoleat. Kebiasaan merokok dan
minum alkohol juga dapat memperberat gejala PMS. Ketujuh, kegiatan fisik (kurang berolahraga
dan aktivitas fisik menyebabkan semakin beratnya PMS).
Mekanisme Menstruasi
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap
25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik, selang
waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi fase folikular bervariasi lamanya. Siklus yang
diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal perdarahan
menstruasi fase luteal relatif konstan dengan rata-rata 14 2 hari pada kebanyakan
wanita.Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6
hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi
terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang
banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu
besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah
menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam
endometrium.
Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode
menstruasi telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb
normal 14 gr per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29
mg besi dan menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk
setiap hari siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun.
Hormon yang berperan selama proses menstruasi
Mamalia, khususnya manusia, siklus reproduksinya melibatkan berbagai organ, yaitu
uterus, ovarium, vagina, dan mammae yang berlangsung dalam waktu tertentu atau adanya
sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan adanya pengaturan, koordinasi yang disebut hormon.
Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang langsung dialirkan dalam
peredaran darah dan mempengaruhi organ tertentu yang disebut organ target. Hormon-hormon
yang berhubungan dengan siklus menstruasi ialah ;
9
Sekresi konsentrasi estradiol dalam plasma selama siklus menstruasi. Hampir semua estrogen ini
berasal dari ovarium dan ada 2 puncak sekresi, pada suhu tempat sebelum ovulasi dan satu
selama fase medioluteal. Estrogen yang terpenting adalah estron, estriol, dan estradiol. Berguna
untuk mengatur haid, untuk pengobatan menopause dan ada kalanya untuk memulaikan
persalinan misalnya kalau anak mati dalam kandungan.
Efek atas genital wanita, estrogen memfasilitasi pertumbuhan folikel ovarium dan
meningkatkan motilitas tube uterina. Peranannya dalam perubahan siklik pada endometrium
meningkatkan aliran darah uterus dan punya efek penting atas otot polos uterus. Yaitu
progesterone dapat mengurangi kontraktilitas dinding uterus dan dapat pula mengurangi
pengaruh oxytocin. Dapat jua berpengaruh terhadap endometrium, yaitu kelenjarnya menjdi
pangajng dan berkelok-kelok seperti Cork screw sehingga endometrium menjadi tebal dan
oem. Perubahan tersebut mempermudah nidasi.
Efek atas organ endokrin, estrogen menurunkan sekresi FSH. Pada sejumlah keadaab, ia
menghambat sekresi LH (umpan balik negatif) dalam keadaan lain ia juga dapat meningkatkan
sekresi LH (umpan balik positif).
Efek perilaku, estrogen bertanggung jawab bagi perilaku dan meningkatkan libido pada
manusia, jelas menimbulkan kerja dengan efek atas neuron tertentu pada hypothalamus.
Efek atas payudara, estrogen menimbulkan pertumbuhan duktus dalam payudara
terutama pubertas pada anak perempuan. Pembesaran payudara yang timbul bula krim kuliat
yang mengandung estrogen dioleskan lokal terutama disebabkan oleh absorpsi sistemik estrogen,
walaupun efek lokal ringan seperti pigmentasi pada areola.
Sifat seks sekunder wanita, perubahan tubuh yang timbul pada wanita pada saat
pubertas : disamping pembesaran payudara, uterus dan vagina sebagian disebabkan oleh
estrogen, yang merupakan hormon feminisasi. Ada rambut sedikit pada badan dan rambut pubis
mempunyai bentuk permukaan rata yang khas. Pertumbuhan rambut pubis dan axila pada wanita
terutama karena androgen dibanding estrogen.
Fase-fase dalam siklus menstruasi
Hari pertama fase menstruasi menandai permulaan siklus berikutnya. Sekelempok folikel
yang baru telah direkrut dan akan berlanjut menjadi folikel berlapis ytang matang, salah satunya
akan berovulasi dan dinamakan folikel de Graf. Fenomena yang disebut menstruasi sebagian
11
besar merupakan peristiwa endometrial yang dipicu oleh hilangnya dukungan progesterone
terhadap korpus luteum pada siklus nonkonsepsi. Dalam menstruasi ada 2 silus yang terjadi
secara parallel, yaitu siklus menstruasi dan siklus ovarium. Siklus menstruasi terdiri dari fase
deskuamasi, regenerasi, proliferase dan sekresi. Sedangkan pada siklus ovarium terdapat fase
folikular, ovalikuler, luteal.
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus. Fase-fase ini
merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior, ovarium, dan
uterus. Fase-fase tersebut adalah :
a) Fase menstruasi atau deskuamasi
Silus menstruasi secara spesifik mengacu pada perubahan yang terjadi pada uterus. Melalui
kesepakatan, hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari 1 dalam siklus tersebut. Fase
menstruasi, yaitu saat hilangnya sebagian besar lapisan fungsional endometrium dari dinding
uterus dengan disertai pendarahan dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Fase ini
berlangsung selama 3-4 hari.
b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi
Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase
menstruasi terjadi dan berlangsung selama 4 hari.
c) Fase intermenstum atau fase proliferasi
Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada endometrium 3,5 mm. Fase ini berlangsung
dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap:
o Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali
dari epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
o Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang
tinggi.
o Fase proliferasi akhir berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.
d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi
Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan
getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur
12
yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi dalam 2
tahap, yaitu :
Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi lebih
berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan
lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua, terutama yang
ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan terjadinya nidasi. Jika
embrio belum terimplantasi dalam dinding uterus pada akhir fase sekresi maka aliran
menstruasi baru akan dimulai yang menandai hari 1 siklus berikutnya.
13
FASE FOLIKULAR
Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus menstruasi
sampai terjadinya ovulasi. Apda siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama.
Apabila siklus lebih dari 28 hari, perbedaan lamanya waktu tersebut akibat fase folikular. Selama
fase ini, sekelompok folikel ovarium akan mulai matang, walaupun hanya 1 yang akan lebih
dominan dan disebut folikel de graf.
Sejak lahir, ada banyak folikel primordial di bawah capsula ovarium. Pada manusia, satu folikel
dalam satu ovarium mulai tumbuh cepat pada sekitar hari ke enam, sementara lainnya beregresi.
14
Belum diketahui cara terpilihnya folikel selama perkembangan. Hari pertama pendarahan
menstruasi ditetapkan sebagai hari pertama fase folikular. Selama fase folikuler, pituitary
mensekresikan sebagian kecil FSH dan LH sebagai respon terhadap peransangan GnRH oleh
hipotalamus.
Selama 4-5 hari pertama fase ini, perkembangan folikel ovarium awal ditandai oleh
proliferasi dan aktivitas aromatase sel granulose yang diinduksi oleh FSH. Sel teka pada folikel
yang berkembang menghasilkan precursor androgen. Precursor ini dikonversi menjadi estradiol
dalam sel granulose yang berdekatan. Proses ini disebut sebagai hipotesis 2 sel. Kadar estradiol
meningkat, folikel memiliki beberapa lapis sel granulose yang mengelilingi oositnya dan sedikit
akumulasi cairan folikular. FSH menginduksi sintesis reseptor FSH tambahan pada sel granulose
yang memperbesar efeknya masing-masing. FSH juga menstimulasi sintesis reseptor LH yang
baru pada sel granulose yang kemudian memulai respon LH. Pada hari ke-7 siklus menstruasi,
sebuah folikel mendominasi folikel lain dan akan menjadi matang pada hari ke-13 sampai 15.
Jumlah estrogen/estriol bertambah secara lambat selama masa pembentukan folikel.
Peningkatan kecil kadar estrogen tersebut akan menghambat sekresi pituitary sehingga
mempertahankan kadar FSH dan LH tetap rendah. Hubungan antar hormone tersebut berubah
secara radikal dan mendadak ketika sekresi estrogen oleh folikel yang sedang tumbuh mulai
meningkat tajam. Sementara peningkatan lambat estrogen menghambat sekresi gonadotropin,
peningkatan cepat mempunyai pengaruh berlawanan dan merangsang sekresi gonadotropin
dengan cara mempengaruhi hipotalamus untuk meningkatkan produksi GnRH nya sehingga
terjadi peningkatan tajam FSH dan LH. Pengaruh itu lebih besar unutk LH karena konsentrasi
estrogenyang tinggi, selain merangsang sekresi GnRH juga meningkatkan sensitivitas pelepasan
LH di pituitary terhadap sinyal hipotalamus. Pada saat itu folikel telah mempunyai reseptor
terthadap LH dan merespon terhadap peribahan kadar ini.
FASE OVULATOIR
Fase dalam silus menstruasi ini ditandai oleh lonjakan sekresi LH hipofisis yang
memuncaj saat dilepaskannya ovum matang melalui kapsul ovarium. Dua sampai tiga hari
sebelum onset lonjakan LH, estradiol dan inhibin B yang bersirkulasi meningkat secara cepat dan
bersamaan. Sintesis estradiol maksimal dan tidak lagi bergantung pada FSH. Progesterone mulai
meningkat saat lonjakan LH menginduksi sintesis progesterone oleh sel granulose.
15
FASE LUTEUM
Setelah ovulasi pertumbuhan gambaran fisiologis dan morfologis yang dominan adalah
pertumbuhan dan pemeliharaan korpus luteum. Pada manusia, sel luteal membuat estrogen dan
inhibin dalam jumlah besar. Sebenarnya, oknsentrasi estrogen yang bersirkulasi selama fase
luteal berada dalam keadaan praovulatoir dengan umpan balik positif. Progesterone dengan kadar
tinggi disekresi korpus luteum mencegah estrogen untuk menstimulasi lonjakan LH yang lain
dari hipofisis. Almanya fase luteal lebih konsisten dari fase folikuler, biasa 14+ 2 hari. Jika tidak
terjadi kehamilan, korpus luteum secara spontan mengalami represo dan perkembangan folikel
berlanjut ke siklus berikutnya. Selama fase menstruasi, secara bersamaan terjadilah oogenesis.
Yang akan mengisi folikel dan apabila terjadi fertilisasi akan berubah menjadi ovum.
Oogenesis
1. Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus
vitellinus, dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu ke 6
kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel
pregranulosa yang melindungi dan memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama
membentuk folikel primordial.
2. Folikel Primordial
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama
kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun mencapai pemasakan.
Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses pemasakan dan disebut folikel de
Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
3. Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut kromosom XX.
Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom terdiri dari dua kromatin.
Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
4.Pembelahan Meiosis Pertama
16
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan
selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan
terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih besar
dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini disebut oosit sekunder. Sel
yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat
membelah diri dan secara normal akan mengalami degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap
kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu kromatid yang lain
mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada kromosom yang lain (pasangannya).
Dengan demikian kedua sel tersebut mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan
bahan genetik yang polanya berbeda.
5. Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus
zona pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan satu badan
17
polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan satu ovum matur, semua
mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga badan polar tersebut secara normal mengalami
degenerasi. Ovum yang masak yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan
embrional.
18
DAFTAR PUSTAKA
Heffner, L, Schust ,D.J. 2006. At a glance.: sistem reproduksi. Ed.2. Jakarta : Erlangga.
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2004. Biologi. Ed.5. Jl.3. Jakarta :
Erlangga.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC
Sastrawinata, S. 1983. Obstetri fisiologi. Bandung: Bagian Obstetri &Ginekologi FK UNPAD.
Mariano. 1992. Atlas histology manusia. Jakarta : EGC.
Menstruasi. http://id.wikipedia.org/wiki/Sindrom_pramenstruasi. diunduh tanggal 2 Oktober
2009.
19