KAJIAN PUSTAKA
A. Tanaman Obat
Indonesia merupakan negara tropis yang sudah dikenal sebagai penghasil
berbagai macam komoditashasil pertanian, termasuk di antaranya tanaman obat.
Kondisi tanah yang subur, iklim yang baik serta didukung oleh keanekaragaman
flora membuat indonesia menjadi negara penghasil komoditas obat-obatan berasal
dari alam yang cukup potensial. Obat tradisional merupakan warisan turun
temurun dari nenek moyang berakar kuat dalam budaya bangsa, oleh karena itu
baik dalam ramuan maupun dalam penggunaannya sebagai obat tradisional masih
berdasarkan pengalaman yang duturunkan dari generasi ke generasi.
1. Sejarah Penggunaan Tanaman Obat
Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat sebagai obat telah di ketahui
sejak ribuan tahun lalu. Di Indonesia pengenalan tanaman tanaman yang
berkhasiat sebagai obat menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang.
Menurut Anonymus ( 2013) penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah
berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno
pada 2500 tahun sebelum masehi telah menggunakan tanaman obat-obatan.
Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai
penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ehers.
mengandung
zat
dari
golongan
flavonoid,
auron,
kalkon,
10
bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan sebgai pengobatan
berdasarkan pengalaman. Kenyataannya bahan obat tradisional yang berasal dari
tumbuhan komposisinya lebih banyak dibandingkan dari hewan atau mineral,
sehingga sebutan untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tumbuhan
obat Prananingrum (dalam Qomarus, 2009).
Menurut Tjitrosoepomo (dalam Bastian, 2013:21) tanaman berkhasiat obat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1. Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies tumbuhan yang
diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara
ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang
berkahsiat obat dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan secara
medis.
3. Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat
tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai
bahan obat.
Dari pendapat Umar (2005:1) dan Tjitrosoepomo (dalam Bastian, 2013:21)
dapat dianalisis bahwa tanaman atau tumbuhan obat adalah tumbuhan yang
dipercayai masyarakat memiliki senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat
sebagai obat. Bagian-bagian dari tanaman dapat diramu dan disajikan sebagai
bahan obat atau jamu. Bahan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan
komposisinya lebih banyak dibandingkan dari hewan atau mineral, sehingga
sebutan untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tumbuhan obat.
11
12
pemanfaatan tanaman obat tradisional belum terfasilitasi dengan baik, sehingga tidak
ada korelasi antara pengetahuan penggunaan tumbuhan obat dengan ilmu kedokteran.
Kalau di lihat prospek dari tumbuhan obat untuk dijadikan fitofarmaka
memang cukup besar, asalkan potensi ini dikembangkan seperti yang dilakukan di
Cina dan India misalnya. Namun menurut Umar (2005:3) secara umum tumbuhan
obat juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan tumbuhan obat antara lain:
1. Sulitnya mengenali jenis tumbuhan, dan berbedanya penyebutan nama
tumbuhan berdasarkan dare tempat tumbuhnya.
2. Kurangnya sosialisasi tantang manfaat tanaman/tumbuhan obat, terutama
dikalangan profesi dokter.
3. Penampilan tumbuhan obat yang berkhasiat berupa fitoarmaka yang kurang
menarik dan kurang meyakinkan, dibandingkan dengan penampilan obatobat paten.
4. Kurangnya penelitian yang koperhensif dan terintegrasi dari tumbuhan obat
ini dikalangan profesi dokter.
5. Belum adanya upaya pengenalan dini terhadap tumbuhan yang berkhasiat
obat di institusi pendidikan, yang sebaiknya dimulai dari pendidikan dasar.
Adapun upaya untuk menghilangkan/mengurangi kelemahan tersebut yang
mungkin dapat dilakukan adalah:
1. Sosialisasi dini tumbuhan obat di institusi pendidikan.
2. Mengintegrasikan tumbuhan obat di dalam sestim pelayanan kesehatan
formal, seperti puskesmas dan rumah sakit.
3. Mendukung setiap kegiatan penelitian ilmiah bidang tumbuhan
obat/tanaman obat tradisional untuk membuktikan khasiatnya secara
ilmiah, agar kalangan profesi dapat memahami secara positif.
4. Peninjauan dan reformasi sistim pendidikan kedokteran/kesehatan dan
pertanian/biologi, dengan memberikan porsi yang seimbang terhadap
tumbuhan obat.
5. Memulai pelaksanaan kegiatan penelitian sekecil apapun terhadap bahan
tumbuhan berkhasiat terhadap penyakit tertentu, mempublikasikanya serta
melakukan penelitian yang berkesinambungan ke arah yang lebih baik dan
berorientasi kepada industri fitofarmaka.
Dari pendapat Umar (2005:3) dapat dijelaskan bahwa tanaman obat
memiliki berbagai keuntungan tetapi tanaman obat juga memiliki kelemahan.
Kelemahan-kelemahan dapat dukurangi diantaranya dengan cara sosialisasi
13
14
Materi Pokok
: Keanekaragaman Hayati.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman
belajar untuk memahami konsep dan ketrampilan proses sains. Ketrampilan proses
sains ini meliputi ketrampilan proses terpadu seperti mengamati, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan dan tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk
menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (kontekstual)
(Muhfahroyin, 2010:7).
Dari pendapat Muhfahroyin (2010:7) dapat dijelaskan bahwa dalam
memahami konsep dan katrampilan proses sains memerlukan berbagai pengalaman
belajar. Pengalaman belajar tersebut dapat diperoleh dengan mengamati kejadiankejadian atau masalah sehari-hari kemudian di kaji dengan mengembangkan
ketrampilan proses sains.
15
Belajar adalah proses perubahan prilaku yaitu perubahan yang terkait dengan
aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skills) (Karwono,
2010:1). Dengan proses pembelajaran keadaan lingkungan dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar sehingga dapat mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang akan disampaikan oleh pendidik. Teori konsep Biologi akan lebih jelas
memahaminya apabila disertai dengan pengalaman lapangan yang bersifat
pengamatan atau eksperimen langsung. Lingkungan yang dimanfaatkan sebagai
sumber belajar sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang terjadi baik untuk tenaga pendidik
maupun peserta didik. Peserta didik dapat melakukan percobaan sehingga peserta
didik akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh pendidik.
Belajar merupakan proses memasukkan suatu informasi yang kemudian
direkam dan dijadikan suatu tambahan pengetahuan, belajar dapat berlangsung
dimana saja, kapan saja dan sampai kapanpun selama individu tersebut hidup. Belajar
tidak hanya dari sumber buku-buku yang sudah dicetak dan kemudian dibaca, tetapi
suatu peristiwa atau alam sekitar juga dapat dijadikan sumber belajar yang tak kalah
penting. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Khusna, 2012:25)
yang menyatakan bahwa:
Biologi merupakan cabang IPA yang memiliki sasaran studi
tentang isi alam. Pada garis besarnya, isi alam dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
Sehingga dalam kegiatan pembelajarannya juga harus dilakukan proses
penemuan dan bersentuhan dengan konteks siswa, lingkungan, dan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat (Khusna, 2012:25) dapat dikemukakan bahwa
lingkungan dapat berpengaruh terhadap kepribadian yang dibentuk oleh anak, oleh
16
sebab itu perlu kiranya menciptakan kondisi lingkungan secara baik dan mengadakan
studi penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi, khususnya
dalam materi Keanekaragaman Hayati.
Dalam pembuatan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini
diharapkan siswa dapat menciptakan lingkungan yang baik dengan cara memberikan
wawasan dan pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai tanaman obat, selain itu dengan LKS ini nantinya siswa juga dapat
mengetahui adanya berbagai jenis tumbuhan di sekitar yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan sebagai tanaman obat, cara penggunaannya dan khasiat dari tanaman
obat tersebut serta bagian tumbuhan mana saja yang dapat dimanfaatkan. Adanya
informasi dan pengetahuan tersebut harapanya dapat menumbuhkan gairah siswa
untuk menciptakan suatu cara yang baik dalam menjaga serta melestarikanya dan
siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan tanaman obat tersebut dalam kehidupan
sehari-hari dan berbagi informasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga
pengetahuan tentang tanaman obat dapat terus diturunkan dan dibudayakan sebagai
bagian dari sejarah kebudayaan Indonesia.