Anda di halaman 1dari 11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tanaman Obat
Indonesia merupakan negara tropis yang sudah dikenal sebagai penghasil
berbagai macam komoditashasil pertanian, termasuk di antaranya tanaman obat.
Kondisi tanah yang subur, iklim yang baik serta didukung oleh keanekaragaman
flora membuat indonesia menjadi negara penghasil komoditas obat-obatan berasal
dari alam yang cukup potensial. Obat tradisional merupakan warisan turun
temurun dari nenek moyang berakar kuat dalam budaya bangsa, oleh karena itu
baik dalam ramuan maupun dalam penggunaannya sebagai obat tradisional masih
berdasarkan pengalaman yang duturunkan dari generasi ke generasi.
1. Sejarah Penggunaan Tanaman Obat
Pengetahuan tentang tanaman yang berkhasiat sebagai obat telah di ketahui
sejak ribuan tahun lalu. Di Indonesia pengenalan tanaman tanaman yang
berkhasiat sebagai obat menjadi warisan turun temurun dari nenek moyang.
Menurut Anonymus ( 2013) penggunaan tanaman sebagai obat-obatan telah
berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu. Para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno
pada 2500 tahun sebelum masehi telah menggunakan tanaman obat-obatan.
Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai
penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam Papyrus Ehers.

Dari pendapat Sandra dijelaskan bahwa penggunaan tanaman sebagai obat


telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pengetahuan tentang tanaman obat telah
dipahami dan diaplikasikan oleh para ahli kesehatan bangsa Mesir kuno dalam
pembuatan resep obat untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Di Indonesia pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah
berlangsung ribuan tahun yang lalu. Tetapi penggunaan belum terdokumentasi
dengan baik. Menurut Anonymus (2013) pada pertengahan abad ke XVII seorang
botanikus bernama Jacobus Rontius (15921631) mengumumkan khasiat tumbuhtumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun
hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar
dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein
(1637 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 di
Bogor didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari
Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang
terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.
Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan
semakin berkembang.
Dari pendapat Sandra dijelaskan bahwa di Indonesia pemanfaatan tanaman
obat telah berlangsung beribu tahun yang lalu. Penggunaan tersebut belum
terdokumentasi dengan baik. Sejak abad ke XVII seorang ahli botani Jacobus
Rontius megumumkan khasiat tumbuhan-tumbuhan sebagai obat meskipun hanya
60 jenis tumbuhan. Selanjutnya penelitian tentang tanaman sebagai obat semakin
berkembang.

Menurut Sukandar (dalam Hernawati, 2007) penggunaan bahan alam


sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak
berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo
(Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat
Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulan Dalem dan relif candi Borobudur
yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan
sebagai bahan bakunya.
Dari pendapat Sukandar (dalam Hernawati, 2007) dapat diketahui bahwa
penggunaan obat-obatan tradisional oleh masyarakat Indonesia sudah terjadi sejak
berabad-abad yang lalu, diwariskan secara turun temurun oleh nenek moyang
sehingga mengakar kuat di pikiran dan menjadi budaya tradisional yang kuat
sebagai hasil warisan leluhur. Warisan itu secara turun temurun digunakan sampai
saat ini baik dalam ramuan maupun dalam penggunaannya sebagai obat
tradisional.
2. Pengertian Tanaman Obat
Tanaman obat menurut Zulfahmi dan Solfan (2010:31, 37) adalah tanaman
yang bagian akar, batang, daun, bunga atau buahnya mengandung senyawa
bioaktif yang berkhasiat mengobati berbagai jenis penyakit. Pada umumnya,
tanaman obat memiliki bunga yang berwarna-warni disebabkan karena bunganya
(corolla)

mengandung

zat

dari

golongan

flavonoid,

auron,

kalkon,

antosianin/antosianidin, dan bau aromatik (wangi) yang ditimbulkan karena


kandungan minyak astiri/minyak menguap.

Dari pendapat Zulfahmi dan Solfan (2010:31, 37) dijelaskan bahwa


tanaman obat adalah tanaman yang mengandung senyawa bioaktif yang berkhasiat
mengobati penyakit maupun mencegah penyakit. Seluruh bagian tanaman dapat
digunakan sebagai obat baik itu daun, akar, batang, bunga ataupun buahnya.
Tanaman obat atau tanaman yang berkhasiat sebagai obat biasanya tumbuh
secara liar atau secara sengaja di tanam oleh masyarakat untuk mengobati penyakit
atau menjadi pertolongan pertama jika salah satu anggota keluarga terjangkit
penyakit. Pengertian tanaman obat menurut Kartasapoetra (dalam Qomarus,
2009:20) adalah tumbuhan yang dapat dipergunakan sebagai obat, baik yang
sengaja ditanam maupun tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut dimanfaatkan
oleh masyarakat untuk diramu dan disajikan sebagai obat guna penyembuhan
penyakit. Tumbuhan obat adalah satu diantara bahan utama produk-produk jamu.
Bahan tersebut berasal dari tumbuhan yang masih sederhana, murni, belum
tercampur atau belum diolah.
Dari pendapat Kartasapoetra (dalam Qomarus, 2009) dapat disimpulkan
bahwa tumbuhan apapun baik yang secara sengaja di tanam atau yang tumbuh
secara liar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk diramu dan disajikan
sebagai obat atau jamu yang berguna dalam penyembuhan berbagai macam
penyakit.
Umumnya yang dimaksud tanaman obat adalah tanaman yang mengandung
obat dan digunakan sebagai ramuan yang dapat dipakai untuk mengobati suatu
penyakit. Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan (dalam Umar,
2005:1) obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan,

10

bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan sebgai pengobatan
berdasarkan pengalaman. Kenyataannya bahan obat tradisional yang berasal dari
tumbuhan komposisinya lebih banyak dibandingkan dari hewan atau mineral,
sehingga sebutan untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tumbuhan
obat Prananingrum (dalam Qomarus, 2009).
Menurut Tjitrosoepomo (dalam Bastian, 2013:21) tanaman berkhasiat obat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok:
1. Tumbuhan obat tradisional, merupakan spesies tumbuhan yang
diketahui atau dipercayai masyarakat memiliki khasiat obat dan telah
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, merupakan spesies tumbuhan yang secara
ilmiah telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang
berkahsiat obat dan penggunaanya dapat dipertanggung jawabkan secara
medis.
3. Tumbuhan obat potensial, merupakan spesies tumbuhan yang diduga
mengandung atau memiliki senyawa atau bahan bioaktif berkhasiat obat
tetapi belum dibuktikan penggunaannya secara ilmiah-medis sebagai
bahan obat.
Dari pendapat Umar (2005:1) dan Tjitrosoepomo (dalam Bastian, 2013:21)
dapat dianalisis bahwa tanaman atau tumbuhan obat adalah tumbuhan yang
dipercayai masyarakat memiliki senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat
sebagai obat. Bagian-bagian dari tanaman dapat diramu dan disajikan sebagai
bahan obat atau jamu. Bahan obat tradisional yang berasal dari tumbuhan
komposisinya lebih banyak dibandingkan dari hewan atau mineral, sehingga
sebutan untuk obat tradisional hampir selalu identik dengan tumbuhan obat.

11

3. Keunggulan dan Kelemahan Tanaman Obat


Pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat di Indonesia sudah dilakukan
sejak jaman dahulu dan sudah diturunkan dari generasi ke generasi selanjutnya
sampai saat ini, pengetahuan akan manfaat dan keuntungan tanaman obat pun
berkembang seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan pola
fikir masyarakat akan pentingnya kesehatan tubuh mereka. Menurut Tadjudin
(dalam Hernawati, 2007) Keuntungan memanfaatkan bahan asal tanaman (herbal)
antara lain, toksisitasnya rendah, mudah diperoleh, murah dan sedikit
menimbulkan efek samping.
Dari pendapat Tadjudin (dalam Hernawati, 2007) dapat di jelaskan bahwa tanaman
herbal memiliki barbagai keuntungan diantaranya adalah toksisitasnya rendah,
mudah diperoleh, murah, dan sedikit menimbulkan efek samping.
Menurut Supriono (dalam Qomarus, 2009) ada beberapa manfaat
tumbuhan obat, yaitu:
1. Menjaga kesehatan. Fakta keampuhan obat tradisional (herbal) dalam
menunjang kesehatan telah terbukti secara empirik, penggunanyapun terdiri
dari berbagai lapisan, mulai anak-anak, remaja dan orang lanjut usia.
2. Memperbaiki status gizi masyarakat. Banyak tumbuhan apotik hidup yang
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan dan peningkatan gizi, seperti: kacang,
sawo dan belimbing wuluh, sayuran, buah-buahan sehingga kebutuhan
vitamin akan terpenuhi.
3. Menghijaukan lingkungan. Meningkatkan penanaman apotik hidup salah
satu cara untuk penghijauan lingkungan tempat tinggal.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat. Penjualan hasil tumbuhan akan
menambah penghasilan keluarga.
Dari pendapat yang dikemukakan Supriono (dalam Qomarus, 2009) dapat
diketahui bahwa sebenarnya tumbuhan obat sangat bermanfaat bagi kesehatan,
lingkungan dan pelestarian sumber daya alam. Namun di Indonesia sendiri

12

pemanfaatan tanaman obat tradisional belum terfasilitasi dengan baik, sehingga tidak
ada korelasi antara pengetahuan penggunaan tumbuhan obat dengan ilmu kedokteran.
Kalau di lihat prospek dari tumbuhan obat untuk dijadikan fitofarmaka
memang cukup besar, asalkan potensi ini dikembangkan seperti yang dilakukan di
Cina dan India misalnya. Namun menurut Umar (2005:3) secara umum tumbuhan
obat juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan tumbuhan obat antara lain:
1. Sulitnya mengenali jenis tumbuhan, dan berbedanya penyebutan nama
tumbuhan berdasarkan dare tempat tumbuhnya.
2. Kurangnya sosialisasi tantang manfaat tanaman/tumbuhan obat, terutama
dikalangan profesi dokter.
3. Penampilan tumbuhan obat yang berkhasiat berupa fitoarmaka yang kurang
menarik dan kurang meyakinkan, dibandingkan dengan penampilan obatobat paten.
4. Kurangnya penelitian yang koperhensif dan terintegrasi dari tumbuhan obat
ini dikalangan profesi dokter.
5. Belum adanya upaya pengenalan dini terhadap tumbuhan yang berkhasiat
obat di institusi pendidikan, yang sebaiknya dimulai dari pendidikan dasar.
Adapun upaya untuk menghilangkan/mengurangi kelemahan tersebut yang
mungkin dapat dilakukan adalah:
1. Sosialisasi dini tumbuhan obat di institusi pendidikan.
2. Mengintegrasikan tumbuhan obat di dalam sestim pelayanan kesehatan
formal, seperti puskesmas dan rumah sakit.
3. Mendukung setiap kegiatan penelitian ilmiah bidang tumbuhan
obat/tanaman obat tradisional untuk membuktikan khasiatnya secara
ilmiah, agar kalangan profesi dapat memahami secara positif.
4. Peninjauan dan reformasi sistim pendidikan kedokteran/kesehatan dan
pertanian/biologi, dengan memberikan porsi yang seimbang terhadap
tumbuhan obat.
5. Memulai pelaksanaan kegiatan penelitian sekecil apapun terhadap bahan
tumbuhan berkhasiat terhadap penyakit tertentu, mempublikasikanya serta
melakukan penelitian yang berkesinambungan ke arah yang lebih baik dan
berorientasi kepada industri fitofarmaka.
Dari pendapat Umar (2005:3) dapat dijelaskan bahwa tanaman obat
memiliki berbagai keuntungan tetapi tanaman obat juga memiliki kelemahan.
Kelemahan-kelemahan dapat dukurangi diantaranya dengan cara sosialisasi

13

tentang tanaman obat, mengintegrasikan tanaman obat di dalam sistem pelayanan


kesehatan formal, mendukung kegiatan ilmiah dalam bidang tanaman obat.
B. Keadaan Umum
Kecamatan Banjar Baru merupakan salah satu kecamatan yang berada di
Kabupaten Tulang Bawang dan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan
Banjar Agung sejak tahun 2009. Kecamatan Banjar Baru memiliki luas wilayah
132.95 km2. Kecamatan Banjar Baru memiliki topografi datar dengan ketinggian
14 meter dpl, beriklim tropis dengan musim hujan dan kemarau berganti
sepanjang tahun. Secara administratif Kecamatan Banjar Baru terdiri dari 10
kampung/kelurahan, yaitu Jaya Makmur, Kahuripan Jaya, Bawang Sakti Jaya,
Bawang Tirto Mulyo, Mekar Indah Jaya, Mekar Jaya, Balai Murni Jaya, Karya
Murni Jaya, Pancakarsa Purnajaya, dan Panca Mulya. Hasil survei yang telah
dilakukan dapat diketahui bahwa sebagian besar tanaman yang ada di Kecamatan
Banjar Baru dapat dimanfaatkan sebagai obat dalam penyembuhan berbagai
macam penyakit oleh masyarakat sekitar (Anonymus, 2013).
Secara geografis Kecamatan Banjar Baru berbatasan dengan Kecamatan
Banjar Agung dan Kecamatan Pagar Dewa di sebelah utara, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan Menggala Timur, sebelah timur berbatasan dengan
Gedung Aji Baru, dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lambu Kibang
(Anonymus, 2013)

14

C. Sumber Belajar Biologi


Penelitian ini selain berguna bagi umum harapannya juga berguna bagi dunia
pendidikan yang kelak dapat menanamkan motivasi dalam menjaga kelangsungan
dan kelestarian alam sekitar terutama tanaman obat. Selain itu penelitian yang
dilakukan peneliti ini digunakan sebagai sumber belajar Biologi pada:
Standar Kompetensi : Memahami manfaat keanekaragaman hayati.
Kompetensi Dasar

: Mengkomunikasikan keanekaragaman hayati Indonesia,


dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam

Materi Pokok
: Keanekaragaman Hayati.
Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman
belajar untuk memahami konsep dan ketrampilan proses sains. Ketrampilan proses
sains ini meliputi ketrampilan proses terpadu seperti mengamati, mengajukan
hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara baik dan benar dengan selalu
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil temuan secara
lisan dan tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk
menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (kontekstual)
(Muhfahroyin, 2010:7).
Dari pendapat Muhfahroyin (2010:7) dapat dijelaskan bahwa dalam
memahami konsep dan katrampilan proses sains memerlukan berbagai pengalaman
belajar. Pengalaman belajar tersebut dapat diperoleh dengan mengamati kejadiankejadian atau masalah sehari-hari kemudian di kaji dengan mengembangkan
ketrampilan proses sains.

15

Belajar adalah proses perubahan prilaku yaitu perubahan yang terkait dengan
aspek pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan keterampilan (skills) (Karwono,
2010:1). Dengan proses pembelajaran keadaan lingkungan dapat dimanfaatkan
sebagai sumber belajar sehingga dapat mempermudah peserta didik untuk memahami
materi yang akan disampaikan oleh pendidik. Teori konsep Biologi akan lebih jelas
memahaminya apabila disertai dengan pengalaman lapangan yang bersifat
pengamatan atau eksperimen langsung. Lingkungan yang dimanfaatkan sebagai
sumber belajar sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan (kognitif), sikap
(afektif), dan keterampilan (psikomotor) yang terjadi baik untuk tenaga pendidik
maupun peserta didik. Peserta didik dapat melakukan percobaan sehingga peserta
didik akan lebih mudah menerima materi yang disampaikan oleh pendidik.
Belajar merupakan proses memasukkan suatu informasi yang kemudian
direkam dan dijadikan suatu tambahan pengetahuan, belajar dapat berlangsung
dimana saja, kapan saja dan sampai kapanpun selama individu tersebut hidup. Belajar
tidak hanya dari sumber buku-buku yang sudah dicetak dan kemudian dibaca, tetapi
suatu peristiwa atau alam sekitar juga dapat dijadikan sumber belajar yang tak kalah
penting. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh (Khusna, 2012:25)
yang menyatakan bahwa:
Biologi merupakan cabang IPA yang memiliki sasaran studi
tentang isi alam. Pada garis besarnya, isi alam dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
Sehingga dalam kegiatan pembelajarannya juga harus dilakukan proses
penemuan dan bersentuhan dengan konteks siswa, lingkungan, dan
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pendapat (Khusna, 2012:25) dapat dikemukakan bahwa
lingkungan dapat berpengaruh terhadap kepribadian yang dibentuk oleh anak, oleh

16

sebab itu perlu kiranya menciptakan kondisi lingkungan secara baik dan mengadakan
studi penelitian yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi, khususnya
dalam materi Keanekaragaman Hayati.
Dalam pembuatan sumber belajar berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) ini
diharapkan siswa dapat menciptakan lingkungan yang baik dengan cara memberikan
wawasan dan pengetahuan tentang jenis-jenis tumbuhan yang dapat dimanfaatkan
sebagai tanaman obat, selain itu dengan LKS ini nantinya siswa juga dapat
mengetahui adanya berbagai jenis tumbuhan di sekitar yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan sebagai tanaman obat, cara penggunaannya dan khasiat dari tanaman
obat tersebut serta bagian tumbuhan mana saja yang dapat dimanfaatkan. Adanya
informasi dan pengetahuan tersebut harapanya dapat menumbuhkan gairah siswa
untuk menciptakan suatu cara yang baik dalam menjaga serta melestarikanya dan
siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan tanaman obat tersebut dalam kehidupan
sehari-hari dan berbagi informasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga
pengetahuan tentang tanaman obat dapat terus diturunkan dan dibudayakan sebagai
bagian dari sejarah kebudayaan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • Penilaian Harian Dan Mingguan
    Penilaian Harian Dan Mingguan
    Dokumen6 halaman
    Penilaian Harian Dan Mingguan
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Contoh Baner
    Contoh Baner
    Dokumen2 halaman
    Contoh Baner
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • LKS 1 2013
    LKS 1 2013
    Dokumen6 halaman
    LKS 1 2013
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • VALIDITAS
    VALIDITAS
    Dokumen4 halaman
    VALIDITAS
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Eksel Validitas
    Eksel Validitas
    Dokumen9 halaman
    Eksel Validitas
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Kalender Oke
    Kalender Oke
    Dokumen1 halaman
    Kalender Oke
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kegiatan Peserta Didik Protista
    Lembar Kegiatan Peserta Didik Protista
    Dokumen1 halaman
    Lembar Kegiatan Peserta Didik Protista
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • SMP-IPA-SILABUS
    SMP-IPA-SILABUS
    Dokumen105 halaman
    SMP-IPA-SILABUS
    Aty See Mutty
    100% (8)
  • Surat Lamaran
    Surat Lamaran
    Dokumen2 halaman
    Surat Lamaran
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • APKG 2013.docx Deny
    APKG 2013.docx Deny
    Dokumen6 halaman
    APKG 2013.docx Deny
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Neuro Glia
    Neuro Glia
    Dokumen14 halaman
    Neuro Glia
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Stiker TTG
    Stiker TTG
    Dokumen2 halaman
    Stiker TTG
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • KKM Pembelajaran Di SD
    KKM Pembelajaran Di SD
    Dokumen19 halaman
    KKM Pembelajaran Di SD
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Prota Dan Prosem 2
    Prota Dan Prosem 2
    Dokumen2 halaman
    Prota Dan Prosem 2
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • AJIZAH
    AJIZAH
    Dokumen5 halaman
    AJIZAH
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Kangkung Suryo
    Kangkung Suryo
    Dokumen3 halaman
    Kangkung Suryo
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Seminar
    Seminar
    Dokumen12 halaman
    Seminar
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • KKM Ibu
    KKM Ibu
    Dokumen14 halaman
    KKM Ibu
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Silabus Heni
    Silabus Heni
    Dokumen9 halaman
    Silabus Heni
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Silabus Heni
    Silabus Heni
    Dokumen9 halaman
    Silabus Heni
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • RPP Pertemuan 4
    RPP Pertemuan 4
    Dokumen14 halaman
    RPP Pertemuan 4
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Document 1
    Document 1
    Dokumen2 halaman
    Document 1
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • AJIZAH
    AJIZAH
    Dokumen5 halaman
    AJIZAH
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Nanas Karbit
    Nanas Karbit
    Dokumen13 halaman
    Nanas Karbit
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • MBK Ana
    MBK Ana
    Dokumen1 halaman
    MBK Ana
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • RPP Heni
    RPP Heni
    Dokumen5 halaman
    RPP Heni
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Pertumbuhan Colletotrichum Capsici
    Pertumbuhan Colletotrichum Capsici
    Dokumen4 halaman
    Pertumbuhan Colletotrichum Capsici
    Faradisa Yasnita
    Belum ada peringkat
  • Dafatar Pustaka
    Dafatar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Dafatar Pustaka
    Agung Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat