Anda di halaman 1dari 5

Daftar nama binatang endemik Indonesia

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Nama latin
Ailurops ursinus
Axis kuhlii
Babyrousa babyrussa
Barbourula Borneoensis
Bos javanicus
Bubalus depressicornis
Bubalus quarlesi
Buceros bicornis
Callosciurrus adamsi
Capricornis sumatraensis
sumatraensis
Casuarius bennetti
Casuarius
unappendiculatus
Catopuma badia
Cervus timorensis

Familia
Daerah endemisme
Phalangeridae Sulawesi
Cervidae
Jawa Timur
Suidae
Sulawesi
Bombinatoridae Kalimantan
Bovidae
Jawa
Bovidae
Sulawesi
Bovidae
Sulawesi
Bucerotidae
Kalimantan
Sciuridae
Kalimantan

Nama lokal
Kuskus beruang
Rusa bawean
Babirusa
Katak tanpa paru-paru
Banteng jawa
Anoa dataran rendah
Anoa pegunungan
Rangkong papan
Bajing telinga botol
Kambing hutan
Bovidae
Sumatra
sumatra
11
Casuariidae
Papua
Kasuari kerdil
12
Kasuari gelambir
Casuariidae
Papua
tunggal
13
Felidae
Kalimantan
Kucing merah
14
Cervidae
Bali, Jawa and Timor Rusa Timor
15
P. Rote, Nusa
Chelodina mccordi
Chelidae
Kura-kura leher ular
Tenggara Timur
16 Chelonia mydas
Cheloniidae
Jawa
Penyu hijau
17 Dendrolagus
Kanguru pohon
Macropodidae Papua
pulcherrimus
mantel emas
18 Dermochelys coriacea
Cheloniidae
Jawa
Penyu belimbing
19 Dicerorhinus sumatrensis Rhinocerotidae Sumatra
Badak sumatra
20 Eos cyanogenia
Psittacidae
Papua
Nuri Sayap Hitam
21 Eretmochelys imbricata Cheloniidae
Jawa
Penyu sisik
22 Hemiscyllium freycineti Hemiscylliidae Papua
Hiu karpet berbintik
23 Hylobates moloch
Hylobatidae
Jawa
Owa jawa
24 Hylobates muelleri
Hylobatidae
Kalimantan
Owa-owa
25 Hylobates syndactylus
Hylobatidae
Sumatra
Siamang
26 Hystrix javanica
Hystricidae
Jawa
Landak jawa
27 Hystrix sumatrae
Hystricidae
Jawa
Landak sumatra
28
Kadal coklat
Lanthanotus borneensis Scincidae
Kalimantan
kalimantan
29 Lariscus hosei
Sciuridae
Kalimantan
Bajing tanah
30 Lepidochelys olivacea
Cheloniidae
Jawa
Penyu lekang
31 Leptophryne cruentata
Bufonidae
Jawa Barat
Kodok darah
32 Leucopsar rothschildi
Sturnidae
Bali
Jalak Bali
33 Macaca nigra
Cercopithecidae Sulawesi Utara
Kera hitam sulawesi
34 Macaca pagensis
Cercopithecidae Mentawai
Beruk mentawai
35 Macrocephalon maleo
Megapodiidae Sulawesi Tengah
Burung maleo
36 Macrogalidia
Viverridae
Sulawesi
Musang sulawesi
musschenbroekii
37 Nasalis larvatus
Cercopithecidae Kalimantan
Bekantan
38 Neofelis diardi
Felidae
Sumatra dan
Macan dahan

No
39

Nama latin

Familia

Daerah endemisme
Kalimantan

Nesolagus netscheri

Leporidae

Sumatra

40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

Nycticebus javanicus
Orcaella brevirostris
Panthera pardus
Panthera tigris sumatrae
Paradisaea rubra
Phalanger alexandrae
Phalanger matabiru
Phalanger rothschildi
Philautus jacobsoni
Pongo abelli

Lorisidae
Delphinidae
Felidae
Felidae
Paradisaeidae
Phalangeridae
Phalangeridae
Phalangeridae
Phalangeridae
Hominidae

Jawa
Kalimantan Timur
Jawa
Sumatra
Papua
Maluku Utara
Maluku
Maluku
Jawa Tengah
Sumatra

Pongo pygmaeus

Hominidae

Kalimantan

51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Presbytis comata
Presbytis frontata
Presbytis rubicunda
Prionailurus bengalensis
Rhinoceros sondaicus
Scleropages formosus
Simias concolor
Strigocuscus celebensis
Sundasciurus juvencus

Cercopithecidae Jawa
Cercopithecidae Kalimantan
Cercopithecidae Kalimantan
Felidae
Jawa
Rhinocerotidae Jawa Barat
Osteoglossidae Sumatra
Cercopithecidae Mentawai
Phalangeridae Sulawesi
Sciuridae
Sumatra dan Bali

Taphozous achates

Emballonuridae Bali

Tarsius bancanus

Tarsiidae

61
62
63
64
65
66
67
68
69
70

Tarsius pelengensis
Tarsius pumilus
Tarsius sangirensis
Tarsius tarsier
Thecurus crassispinis
Trachypithecus auratus
Tragulus javanicus
Tupaia chrysogaster
Varanus komodoensis

Sumatra dan
Kalimantan
Tarsiidae
Sulawesi
Tarsiidae
Sulawesi
Tarsiidae
Sulawesi Utara
Tarsiidae
Sulawesi Utara
Hystricidae
Kalimantan
Cercopithecidae Jawa
Tragulidae
Jawa
Tupaiidae
Mentawai
Varanidae
Nusa Tenggara

Nama lokal
Kelinci belang
sumatra
Kukang jawa
Pesut
Macan tutul jawa
Harimau sumatra
Burung cendrawasih
Kuskus gebe
Kuskus mata biru
Kuskus obi
Kodok pohon ungaran
Orang utan sumatra
Orang utan
kalimantan
Surili
Lutung dahi putih
Lutung merah
Meong congkok
Badak jawa
Arwana emas
Monyet ekor babi
Kuskus kerdil
Bajing palawan
Kelelawar berjenggot
coklat
Tarsius bangka
Tarsius peleng
Tarsius pygmy
Tarsius sangir
Tarsius sulawesi
Landak Borneo
Lutung
Kancil jawa
Tupai Mentawai
Komodo

BINATANG ENDEMIK INDONESIA


BEKANTAN
(Nasalis Larvatus)

Nama Lokal : Bekantan


Nama Latin : Nasalis larvatus
Nama Inggris : Proboscis Monkey
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum: Chordata
Class: Mammalia
Ordo: Primata
Family : Cercopithecidae
Genus: Nasalis
Species: N. Larvatus

B. Ciri- Ciri
Bekantan terasuk hewan diurnal (beraktifitas di siang hari). Bekantan disebut
sebagai Kera Belanda, karena memiliki hidung yang menonjol agak lebar menggantung
kedepan seperti hidung orang belanda. Selain mempunyai hidung yang panjang. Bekantan
(Nasalis larvatus) merupakan spesies primata yang unik dan dikategorikan dimorfisme
seksual. Hewan jantan berbeda dengan hewan betina. Bekantan jantan berukuran besar,
dengan panjang tubuh sekitar meter dan hidung yang besar sekali sampai suaranya
sengau. Alat kelaminnya terlihat jelas dan berwarna merah, sedangkan otot lengan dan
pahanya berkembang baik. Tetapi lapisan lemak terlihat jelas pada kulit perut dan bagian
belakang, sehingga terkesan bertubuh besar dan gemuk .Sebaliknya, bekantan betina tetap
kecil meskipun sudah dewasa bobot tubuhnya hanya sekitar separuh dari yang jantan dan
memiliki hidung yang tak sebesar bekantan jantan.
Warna tubuh akan berubah, sesuai umur. Ketika masih bayi, tubuh dan muka
bekantan berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Sesudah remaja, tubuh itu bewarna
cream kekuning-kuningan yang kotor, dengan muka kecoklatan. Sesudah dewasa, tubuh
itu berubah menjadi kecoklatan, dengan muka dan bagian atas kepala yang coklat yang
kemerah-merahan. Warna yang mencolok ini terlihat kontras dan memudahkan kita dalam
membedakan bekantan dengan jenis kera lainnya. Bekantan yang berekor itu tenyata
memiliki morfologi yang khas yaitu telapak tangan dan kakinya berselaput diantara jarijarinya dengan warna kehitaman. Selaput telapak ini memudahkan mereka meluncur
dalam air.
C. Persebaran
Satwa ini hidup endemik di Tannan Nasional Gunung Palung dan hutan-hutan di
kepulauan Kalmantan.
D. Habitat
Habitat bekantan sangat terbatas pada tipe hutan rawa gambut,bakau serta sangat
tergantung pada sungai.Walaupun sebagian kecil ada yang hidup di hutan
Dipterocarpaceae dan hutan karangas namun masih berada di sekitar sungai. Hal ini
disebabkan karena bekantan banyak memakan daun- daunan sehingga mereka sangat
tergantung sekali pada air untuk minum. Kebutuhan hutan ditepi sungai bagi bekantan
adalah untuk tempat bermalam dan untuk tempat berkomuikasi. Hutan yang disukai
adalah hutan mangrove (bakau) di dekat muara sungai atau dataran rendah yang dilalui
sungai. Mereka biasa hidup berkelompok dengan anggota sampai 20 ekor. Mereka
memakan pucuk-pucuk daun dan buah tertentu. Yang paling disukai adalah buah pedada
di hutan mangrove.
E. Makanan
Bekantan tergolong hewan pemakan daun dan buah-buahan termasuk bijinya.
Bekantan mememanfaatkan 55 jenis tumbuhan sebagai sumber pakan dan tergolong
pemakan yang selektif, meskipun demikian mereka mampu mengganti pola makan kalau
tumbuhan pakan mereka sedang jarang. Makanan yang dikonsumsi oleh bekantan terdiri
dari buah-buahan, bunga, jenis paku-pakuan, cendawan, larva insecta, dan rayap.
Sedangkan makanan yang paling disukai olehnya dan dijadikan sebagai makanan
utamanya adalah Gauna Motleyana dan Eugenia Spp. Jenis ini banyak tersebar
dipinggiran sungai hingga jauh kedarat. Bekantan memang pemilih dalam pencarian
makanan yang di sukai terutama buah dan daun muda pedada (Sonneratia lanceolata)

yang tumbuh di hutan bakau sepanjang sungai dekat pantai. Selain itu mereka juga
mengkonsunasi pucuk-pucuk dari pohon bakau tempat mereka beristirat dan bermain.

F. Reproduksi
Bekantan betina dapat memproduksi individu baru setiap tahun .Bekantan
melakukan perkawinan dari Februari sampai November .Jumlah individu baru yang
dihaslkan 1 (rata-rata) .Massa kelahiran 490 gram (rata-rata) Umur kemampuan untuk
bereproduksi (betina) 1460 hari (rata-rata) Umur kemampuan untuk bereproduksi (jantan)
7 tahun (rata-rata) .
Setiap kali melahirkan dihasilkan seekor anak dari satu induk. Anak-anak ini dekat
dengan induk sampai menjelang dewasa. Perkembangbiakannya yang rendah dan
perburuan oleh manusia membuat populasi binatang ini terus menurun, ditambah parah
oleh penebangan hutan mangrove untuk dijadikan tambak atau diambil kayunya.
Bekantan merupakan binatang endemik yang dilindungi, dan terancam punah. Masa
kehamilan 166 hari atau 5-6 bulan dan hanya melahirkan 1 (satu) ekor anak. Setelah
berumur 4-5 tahun sudah dianggap dewasa. Bekantan hidup berkelompok/sub kelompok.

Anda mungkin juga menyukai