skenario
Levi, laki-laki umur 8 tahun, berat badan 15kg, dibawa oleh ibunya ke
Puskesmas karena mengalami kaki bengkak, perut buncit, tampak
acuh tak acuh, geraknya kurang stabil dan kulit terkelupas. Seharihari juga Levi kerap mengalami mencret. Ia berasal dari keluarga tidak
mampu dan jarang makan sayuran dan lauk pauk.
Terminologi
Edema Anarsarka
Rumusan Masalah
1. Mekanisme Gejala dari Skenario ?
2. Hubungan status sosial ekonomi dengan kondisi Levi saat ini !
3. Asuoan Gizi Normal anak!
4.. Metabolisme yang terganggu pada skenario!
5. Diagnosis dan Penatalaksanaan!
b. Protein
Lanjutan,
c. Lemak
d. Kalsium
e. Kolin
f. Zat Besi
g. Seng
h. Vitamin D
i. Antioksidan dan Buah
protein
rontok .
Pemeriksaan penunjang
Kadar gula darah, darah tepi lengkap, elektrolit serum,
protein serum
(albumin, globulin), ferritin
Tes mantoux
Radiologi (dada, AP dan lateral)
EKG
Tata Laksana
Tata Laksana
Rawat inap pada penderita gizi buruk
Menurut Depkes
4 faseyang harus dilalui yaitu fase stabilisasi
( Hari 1-7), fase transisi (Hari 8 14), fase rehabilitasi (Minggu ke 3
6), fase tindak lanjut (Minggu ke 7 26). Dimana tindakan
pelayanan terdiri dari 10 tindakan pelayanan sbb:
Tata Laksana
Langkah 1. Atasi/cegah hipoglikemia
Bila anak sadar dan dapat
minum
Bolus 50 ml larutan Glukosa -
sendok
NGT.
maupun
pipa
dengan
Antibiotic
spectrum
luas
(lihat langkah 5)
-
dan
malam
(lihat
Kemudian
mulai
Tata Laksana
Langkah 2. Atasi/cegah hipotermia
Jika suhu aksila < 35oC, lakukan pemeriksaan suhu rektal
menggunakan
termometer air raksa. Jika suhu rektal <35.5oC:
Berikan makanan secara langsung (atau mulai rehidrasi bila
diperlukan)
Hangatkan anak : selain memakaikan pakaian, tutupi dengan
selimut hangat
hingga kepala (kecuali wajah) atau tempatkan di dekat
penghangat atau lampu
(jangan gunakan botol air panas), atau letakkan anak pada dada
ibu (skin to skin,
cara kanguru) lalu tutupi selimut keduanya.
Berikan antibiotic spectrum luas (lihat langkah 5).
Tata Laksana
Langkah 3. Atasi/cegah dehidrasi
Diasumsikan bahwa setiap anak dengan diare cair dapat
mengalami dehidrasi dan diberikan:
ReSoMal 5 ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama, baik per
oral maupun lewat NGT.
Kemudian, 5-10 ml/kg/jam selama 4-10 jam berikutnya: jumlah
yang seharusnya diberikan kepada anak ditentukan oleh berapa
banyak anak mau minum dan jumlah diare dan muntah. Ganti dosis
ReSoMal pada jam ke-4, 6, 8 dan 10 dengan F75 bila rehidrasi
masih dibutuhkan.
Selanjutnya, bila sudah terehidrasi, hentikan pemberian ReSoMal
dan lanjutkan F75 setiap 2 jam. (lihat langkah 7)
Bila masih diare, beri ReSoMal setiap anak diare: anak < 2 tahun:
50-100 ml dan anak > 2 tahun: 100-200 ml
Tata Laksana
Langkah 4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Udem yang muncul bisa disebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
Jangan memberikan diuretic sebagai terapi udem.
Berikan:
Ekstra Kalium 3-4 mmol/kg/hari
Ekstra Magnesium 0.4-0.6 mmol/kg/hari
Saat rehidrai, berikan cairan rendah Natrium (misalnya ReSoMal)
Siapkan makanan tanpa garam
Tata Laksana
Langkah 5. Obati/cegah infeksi
Jika pada anak tidak terdapat komplkasi atau infeksi tidak nyata,
beri:
Kotrimoksasol 5 ml larutan pediatrik per oral dua kali sehari selama
5 hari (2.5 ml jika berat < 6kg)
Jika anak terlihat sangat sakit (apatis, letargis) atau terdapat
komplikasi (hipoglikemi, hipotermi; dermatosis; infeksi traktus
respiratorius atau urinarius), beri:
Ampisilin 50mg/kg IM/IV per 6 jam untuk 2 hari kemudian
dilanjutkan dengan amoksisilin per oral 15mg/kg per 8 jam untuk 5
hari, atau jika amoksisilin tidak tersedia, lanjutkan dengan ampisilin
per oral 50 mg/kg per 6 jam.
Tata Laksana
Langkah 6. Koreksi defisiensi mikronutrien
Pemberian pada hari I:
Vitamin A per oral (dosis untuk > 12 bulan 200.000 SI, untuk 6-12
bulan 100.000 SI, untuk 0-5 bulan 50.000 IU), ditunda bila kondisi
klinis buruk
Asam folat 5 mg, oral
Pemberian harian selama 2 minggu:
Suplemen multivitamin
Asam folat 1 mg/hari
Zinc 2 mg/kg BB/ hari
Copper 0.3 mg/kg BB/hari
Preparat besi 3 mg/kg/hari (pada fase rehabilitasi)
Tata Laksana
Langkah 7. Pemberian makanan
Pemberian makanan dengan porsi kecil dan sering dengan
osmolaritas rendah dan rendah laktosa (F75)
Pemberian makanan secara oral atau lewat pipa NGT (jangan
memebrikan secara perenteral)
Energy : 80-100 kkal/kgBB/hari
Protein : 1-1.5 g/kgBB/hari
Cairan : 130ml/kgBB/hari cairan (100 cc/kgBB/hari bila anak
mengalami edema berat)
Apabila anak minum ASI, lanjutkan pemebrian ASI tetapi setelah
formula dihabiskan.
Pemberian susu formula awal (F75) dan jadwal pemebrian
makanan yang disarankan (lihat di bawah) dibuat untuk memnuhi
target di atas
Tata Laksana
Langkah 8. Mencapai kejar-tumbuh
Ganti formula F75 dengan F100 dalam jumah yang sama selama 48
jam
Kemudian volume dapat ditambah bertahap sebanyak 10-15 ml per
kali (bila sulit pelaksanaannya, kenaikan volume ini dapat dilakukan
per hari) hingga mencapai 150 kkal/kgBB/hari (volume minimum
pada table pemberian F-100).
Energi : 100-150 kkal/kgBB/hari
Protein : 2-3 g/kgBB/hari
Bila anak masih mendapat ASI, tetap berikan diantara pemberian
formula
Tata Laksana
Langkah 9. Memberikan stimuli fisik, sensorik dan
dukungan emosional
Perawatan dengan kasih saying
Kegembiraan dan lingkungan nyaman
Terapi bermain yang terstruktur 15-30 menit/hari
Aktivitas fisik yang sesuai dengan kemampuan psikomotor anak
Keterlibatan ibu (contoh kenyamanan, makan, mandi dan
bermain).
Tata Laksana
Langkah 10. Perisiapan tindak lanjut setelah perawatan
Pemberian makan secara sering dengan kandungan energy dan
nutrient yang memadai
Berikan terapi bermain yang terstruktur
Saran untuk orang tua atau pengasuh:
Membawa anak control secara teratur
Memberikan imunasasi booster
Memberikan vitamin A setiap 6 bulan.
TERIMAKASIH