Anda di halaman 1dari 25

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan


Remaja

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup
hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan
emosional memiliki peran yang penting bagi kesuksesan hidup seseorang.
Goleman
(2009:44) mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang
Setinggi-tingginya 20% bagi kesuksesan hidup seseorang, sisanya 80% lainnya diisi
salah satunya oleh kecerdasan emosional. Jadi untuk menjadi pribadi yang sukses
tidaklah cukup hanya mengandalkan intelektual, kecerdasan emosional juga perlu
dimiliki oleh tiap individu.

1.2 TUJUAN
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang masalah gangguan
perkembangan otak pada anak.

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

BAB III
PEMBAHASAN

2.1 SKENARIO
LBM III
ANAKKU TIDAK MAMPU
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, dibawa konsultasi ke psikolog dengan keluhan
kesulitan untuk melakukan komunikasi, tidak dapat mengikuti percakapan sederhana,hanya
bisa melakukan komunikasi secara sederhana dan seadanya,untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Didapatkan juga anak mengalami kesulitan alam belajar membaca dan menulis.
Anak kurang mampu untuk merawat diri seperti berpakaian, mandi, dan BAB/BAK. Setelah
dilakukan tes IQ, diperoleh intelligence quotient (IQ)47.
Anak berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah sehingga anak tidak
mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup pada usia balita, padahal diusia tersebut
merupakan periode penting bagi pertumbuhan sel-sel otak. Tidak ditemukannya adanya
riwayat penyakit sebelumnya pada anak tersebut.
2.2 PERMASALAHAN
1. Faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan anak?
2. Bagaimana cara menghitung IQ ?
3. Apa saja diagnosis banding pada sekenario ?

2.3 PEMBAHASAN
2

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

1. Faktor yang mepengaruhi tumbuh kembang anak


Istilah tumbuh kembang terdiri atas dua peristiwa yang sifatnya berbeda tetapi
salingberkaitan dan sulit untuk dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan(growth) berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, besar, jumlah atau
dimensi padatingkat sel, organ maupun individu. Pertumbuhan bersifat kuantitatif sehingga
dapat diukurdengan satuan berat (gram, kilogram), satuan panjang (cm, m), umur tulang,
dankeseimbangan

metabolik

(retensi

kalsium

dan

nitrogen

dalam

tubuh).

Perkembangan(development) adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh


yang lebih kompleks. Perkembangan menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel, jaringan,
organ,dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing
dapatmemenuhi fungsinya. (Soetjiningsih, 1998; Tanuwijaya, 2003).
Pertumbuhan

mempunyai

ciri-ciri

khusus,

yaitu

perubahan

ukuran,

perubahanproporsi, hilangnya ciri-ciri lama, serta munculnya ciri-ciri baru. Keunikan


pertumbuhanadalah mempunyai kecepatan yang berbeda-beda di setiap kelompok umur dan
masing-masing organ juga mempunyai pola pertumbuhan yang berbeda. Terdapat 3
periodepertumbuhan cepat, yaitu masa janin, masa bayi 0 1 tahun, dan masa pubertas.
Proses perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan, sehingga
setiappertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perkembangan merupakan hasil
interaksikematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya. Perkembangan
faseawal meliputi beberapa aspek kemampuan fungsional, yaitu kognitif, motorik, emosi,
sosial,dan bahasa. Perkembangan pada fase awal ini akan menentukan perkembangan
faseselanjutnya. Kekurangan pada salah satu aspek perkembangan dapat mempengaruhi
aspeklainnya.
C. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, danberkesinambungan
dimulai sejak pembuahan sampai dewasa. Walaupun terdapat variasi,namun setiap anak akan
melewati suatu pola tertentu. Tanuwijaya (2003) memaparkantentang tahapan tumbuh
kembang anak yang terbagi menjadi dua, yaitu masa pranatal danmasa postnatal. Setiap masa
tersebut memiliki ciri khas dan perbedaan dalam anatomi,fisiologi, biokimia, dan
karakternya.
Masa pranatal adalah masa kehidupan janin di dalam kandungan. Masa ini dibagimenjadi dua
periode, yaitu masa embrio dan masa fetus. Masa embrio adalah masa sejakkonsepsi sampai
umur kehamilan 8 minggu, sedangkan masa fetus adalah sejak umur 9minggu sampai
3

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

kelahiran.Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari lima periode. Periode
pertamaadalah masa neonatal dimana bayi berusia 0 - 28 hari dilanjutkan masa bayi yaitu
sampaiusia 2 tahun. Masa prasekolah adalah masa anak berusia 2 6 tahun. Sampai
denganmasa ini, anak laki-laki dan perempuan belum terdapat perbedaan, namun ketika
masukdalam masa selanjutnya yaitu masa sekolah atau masa pubertas, perempuan berusia 6
10tahun, sedangkan laki-laki berusia 8 - 12 tahun. Anak perempuan memasuki
masaadolensensi atau masa remaja lebih awal dibanding anak laki-laki, yaitu pada usia 10
tahundan berakhir lebih cepat pada usia 18 tahun. Anak laki-laki memulai masa pubertasa
padausia 12 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Secaragaris besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor
dalam(internal)

dan

faktor

luar

(eksternal/lingkungan).

Pertumbuhan

dan

perkembanganmerupakan hasil interaksi dua faktor tersebut.


Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur,
jeniskelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu
rastertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada
rasMongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas
wanitaumumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa
pubertassebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan
kromosomdapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang terlihat
padaanak yang menderita Sindroma Down.
Selain

faktor

pertumbuhandan

internal,

perkembangan

faktor
anak.

eksternal/lingkungan
Contoh

faktor

juga

lingkungan

mempengaruhi
yang

banyak

mempengaruhipertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis, dan


sosial ekonomi.Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembanganak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah ibu.
Setelahlahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran
cerna.Hasil

penelitian

tentang

pertumbuhan

anak

Indonesia

(Sunawang,

2002)

menunjukkanbahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan.
Penyebab gagaltumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang
salah, danpenyakit infeksi.Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan
psikologis.Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan
4

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

alatmainan,

sosialisasi

anak,

keterlibatan

ibu

dan

anggota

keluarga

lain

akan

mempengaruhianak dlam mencapai perkembangan yang optimal. Seorang anak yang


keberadaannya tidakdikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan
mengalami hambatan didalam pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan
anakadalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan
makanan,kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan. (Tanuwijaya,
2003)Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda antara
satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada individu dan
lingkungannya. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di antaranya :
Faktor heriditer/ genetik
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual. Merupakan
faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah
sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras,
rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti
temperamen. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam
pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan
berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat
berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.
Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir sampai
akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah ada
dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara garis
besar dibagi menjadi 2 yaitu :
Lingkungan

pranatal

(faktor

lingkungan

ketika

masihdalam

kandungan)

Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis,
toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio.
Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )Lingkungan postnatal dapat di
golongkan menjadi :
5

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit
kronis, dan fungsi metabolisme.

Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.

Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress,


sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.

Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga,
pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.

Faktor Status Sosial ekonomi


Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan
dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi
kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status
ekonomi yang rendah.
Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh
kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi
maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak dengan
kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun
sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.
2. Bagaimana cara menghitung IQ
Fungsi intelektual dapat diketahui dengan test fungsi kecerdasan dan hasilnya
dinyatakan sebagai suatu taraf kecerdasan atau IQ (intelegence Quotient).

IQ adalah MA / CA x 100 %

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

MA = Mental Age, umur mental yang didapat dari hasil test


CA = Chronological Age, umur berdasarkan perhitungan tanggal lahir
Menurut nilai IQ-nya, maka intelegensi seseorang dapat digolongkan sebagai
berikut (dikutip dari Swaiman 1989):
Nilai IQ :
1. Sangat superior 130 atau lebih
2. Superior 120-129
3. Diatas rata-rata 110-119
4. Rata-rata 90-110
5. Dibawah rata-rata 80-89
6. Retardasi mental borderline 70-79
7. Retardasi mental ringan (mampu didik) 52-69
8. Retardasi mental sedang (mampu latih ) 36-51
9. Retardasi mental berat 20-35
10. Retardasi mental sangat berat dibawah 20
Yang disebut retardasi mental apabila IQ dibawah 70, retardasi mental tipe ringan
masih mampu didik, retardasi mental tipe sedang mampu latih, sedangkan
retardasi mental tipe berat dan sangat berat memerlukan pengawasan dan
bimbingan seumur hidupnya.
3. Diagnosis Banding
a. Retardasi Mental
Definisi
Menurut PPDGJ III, retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan mental
yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh adanya hendaya
keterampilan selama masa perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat
inteligensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.
Epidemiologi
Prevalensi retardasi mental diperkirakan sebanyak 1%-3% dari jumlah populasi.
Prevalensi retardasi mental ringan adalah yang terbanyak, yaitu 85% dari keseluruhan
kasus, retardasi mental sedang sebanyak 10% dari keseluruhan kasus, retardasi mental
berat 4% dari keseluruhan kasus, dan hanya sekitar 1-2% yang mengalami retardasi mental
sangat berat. Anak laki-laki sekitar 1,5 kali lebih sering menderita retardasi mental
dibanding anak perempuan. Insiden tertinggi pada anak usia sekolah, dengan usia puncak
10 hingga 14 tahun. Pada orang dewasa prevalensi retardasi mental lebih rendah, penderita
retardasi mental sangat berat memiliki angka mortalitas yang tinggi akibat dari komplikasi
yang terkait dengan kondisi fisik.

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Patofisiologi
Istilah retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari.
Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada
masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal (IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan berbahasa, keterampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai, dan bekerja.
Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab prenatal, perinatal,
dan pascanatal. Penyabab prenatal termasuk penyakit kromosom (trisomi 21 [Sindrom
Down], Findrom fragile-X) gangguan sindrom (distrbabofi otot Duchenne, neurofibromatosis
[tipe 1]), dan gangguan metabolisme sejak lahir (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat
digolongkan menjadi yang berhubungan dengan masalah intrauterine seperti abrupsio
plasenta, diabetes maternal, dan kelahiran premature serta kondisi neonatal termasuk
meningitis dan perdarahan intracranial. Penyebab pascanatal mencakup kondisi-kondisi yang
terjadi karena cedera kepala, infeksi, dan gangguan degeneratif dan demielinisdasi. Sindrom
Fragile-X, Sindrom Down, dan sindrom alcohol fetal merupakan sepertiga individu-individu
yang menderita retardasi mental. Munculnya masalah-masalah, seperti paralisis serebral,
deficit sensoris, gangguan psikiatrik, dan kejang berhubungan dengan retardasi mental yang
lebih berat.
Etiologi
Penyebab retardasi mental dikelompokkan menjadi retardasi mental primer dan
retardasi mental sekunder. Retardasi mental primer disebabkan faktor keturunan (retardasi
mental genetik) dan faktor yang tidak diketahui. Retardasi mental sekunder disebabkan
faktor-faktor dari luar yang diketahui dan faktor-faktor ini memengaruhi otak pada waktu
prenatal, perinatal atau postnatal.
Adapun keadaan-keadaan yang sering disertai retardasi mental adalah:
a. Kelainan kromosom, ,misalnya: sindrom Down, cats cry syndrome, Prader-Willi
syndrome, dan fragile X syndrome.
b. Infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Contohnya: infeksi toxoplasma,
rubella, sifilis, herpes, cytomegalovirus, dan HIV.

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

c. Intoksikasi, dapat berasal dari obat-obatan, serum, ataupun zat toksik lainnya.
Contohnya: toksemia gravidarum, ensefalopatia bilirubin (kernikterus), fetal alcohol
syndrome, fetal hydantoin syndrome, serta intoksikasi timah hitam dan merkuri.
d. Gangguan metabolisme (misalnya metabolisme zat lipida, karbohidrat, dan protein).
Contoh gangguan defisiensi enzim yang sering mengakibatkan retardasi mental:
-

Lipidosis otak infantile (penyakit Tay-Sach).

Histiositosis lipidum jenis keratin (penyakit Gaucher).

Histiositosis lipidum jenis fostatid (penyakit Niemann-Pick).

Fenilketonuria (tidak ditemukan enzim yang dapat memecahkan fenilallanin


sehingga timbul keracunan neuron-neuron).

e. Rudapaksa dan sebab fisik lain. Rudapaksa sebelum lahir juga trauma lain, seperti
sinar X, bahan kontrasepsi dan usaha abortus dapat mengakibatkan retardasi mental.
Berbagai komplikasi pada perinatal juga dapat menyebabkan asfiksia neonatum yang
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak.
f. Prematuritas. Penelitian membuktikan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lahir
rendah memiliki resiko tinggi mengalami gangguan neurologis dan intelegensi.
g. Trauma kepala. Trauma kepala dapat terjadi pada anak yang mengalami kejang,
kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau pada anak yang mengalami
kekerasan.
h. Penyakit otak yang nyata (neoplasma).
i. Masalah psikososial dan lingkungan. Retardasi mental ringan dapat timbul sebagai
akibat kurangnya nutrisi dan pengasuhan. Ketidakstabilan dalam keluarga, asupan
nutrisi yang kurang selama masa kehamilan dan kurangnya rangsangan dapat
menghambat perkembangan otak anak. Gangguan gizi yang berlangsung lama dan
berlangsung sebelum umur 4 tahun juga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan
dapat mengakibatkan retardasi mental.
Klasifikasi
a. Retardasi mental ringan (IQ 50-70)

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dididik


(educable). Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu menguasainya
untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk wawancara klinik. Umumnya mereka
juga mampu mengurus diri sendiri secara independen, meskipun tingkat
perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran normal. Kesulitan biasanya
dijumpai dalam hal membaca, menulis, dan berhitung, sehingga biasanya retardasi
mental ringan ditemukan saat anak berada di sekolah dasar
b. Retardasi mental sedang (IQ 35-50)
Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai retardasi mental dapat dilatih
(trainable). Pada kelompok ini anak mengalami keterlambatan perkembangan
pemahaman dan penggunaan bahasa, serta pencapaian akhirnya terbatas. Pencapaian
kemampuan mengurus diri sendiri dan keterampilan motorik juga mengalami
keterlambatan, dan beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan sepanjang
hidupnya. Retardasi mental sedang biasanya ditemukan di usia prasekolah.
c. Retardasi mental berat (IQ 20-35)
Gambaran klinis dari retardasi mental berat hampir sama dengan retardasi
mental sedang, perbedaan utamanya yaitu biasanya pada retardasi mental berat
terdapat kerusakan motorik yang bermakna atau defisit neurologis. Penderita retardasi
mental berat mencapai perkembangan dalam kemampuan berkomunikasi selama masa
kanak-kanak dan biasanya mampu belajar berhitung serta mengenali huruf.
d. Retardasi mental sangat berat (IQ <20)
Sebagian besar penderita retardasi mental berat memiliki penyebab yang jelas
untuk kondisinya. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya
mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat elementer.
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari retardasi mental dapat bervariasi,utamanya berdasarkan tingkat
retardasi mental. Pada retardasi mental ringan, gejala biasanya belum nampak hingga anak
memasuki usia sekolah dasar, dimana anak mengalami kesulitan dalam menulis, membaca,
dan berhitung sehingga hanya mampu bersekolah hingga kelas 4,5, atau 6 SD. Anak sulit
berkonsentrasi dan kurang dewasa dalam hal adaptasi sosial dan kemandirian.
Orang dengan retardasi mental berat hingga sangat berat biasanya didiagnosis pada
usia lebih dini, lebih sering dengan kondisi medis tertentu misalnya kelainan dismorfik, dan

10

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

memiliki gangguan mental dan perilaku. Sebaliknya, orang dengan retardasi mental ringan
didiagnosis pada usia yang lebih tua (biasanya saat tuntutan akademik lebih menonjol),
jarang dengan kondisi medis tertentu dan biasanya nampak seperti orang normal. Orang
dengan retardasi mental sedang memiliki gambaran keduanya.
Diagnosis
Diagnosis retardasi mental ditetapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang lainnya.

Anamnesis terhadap orangtua atau pengasuh ditanyakan riwayat selama kehamilan


dan persalinan, adakah riwayat retardasi mental dalam keluarga, bagaimana hubungan

orangtua, dan adanya penyakit herediter.


Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat adanya karakteristik fisik yang biasa
ditemukan pada penderita retardasi mental, misalnya ukuran dan bentuk kepala
(mikrosefali, hidrosefalus, sindrom Down), karakteristik wajah (epicanthal folds,

lidah menonjol, hipertelorisme, flat nasal bridge), ekspresi wajah, dll.


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, yaitu:
Pemeriksaan neurologis.
Kromosomal Kariotipe: terdapat beberapa kelainan fisik yang tidak, anamnesis ibu
tercemar zat-zat teratogen, terdapat beberapa kelainan congenital, genetalia

abnormal.
Analisa urin dan darah.
EEG ( Elektro Ensefalogram) : gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti

bahasa yang berat.


CT ( Cranial Computed Tomography) atau MRI ( Magnetic Resonance Imaging) :
untuk memeriksa ada tidaknya pembesaran kepala yang progresif, tuberous
sklerosis, dicurigai kelainan otak yang luas, kejang local, dicurigai adanya tumor

intracranial
Titer virus untuk infeksi congenital : kelainan pendengaran tipe sensorineural,
neonatal hepatosplenomegali, petechie pada periode neonatal, chorioretinitis,

mikroptalmia, kalsifikasi intracranial, mikrosefali.


Evaluasi pendengaran dan berbicara
Pemeriksaan psikologis.

Kriteria diagnosis retardasi mental (intellectual developmental disorder) menurut DSM-V


TR adalah:
1. Ditemukannya defisit dalam fungsi intelektual, seperti memberi alasan, pemecahan
masalah, perencanaan, berpikir abstrak, menilai, pembelajaran akademik, dan

11

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

pembelajaran dari pengalaman, yang dipastikan melalui pemeriksaan klinis dan tes
intelegensia terstandar.
2. Adanya defisit dalam fungsi adaptif yang berakibat pada kegagalan dalam mencapai
perkembangan dan standar sosiokultural untuk kemandirian pribadi dan tanggung
jawab sosial. Tanpa dukungan terus-menerus, defisit adaptasi akan membatasi satu
atau lebih fungsi dalam aktivitas hidup sehari-hari, seperti komunikasi, partisipasi
sosial, dan kemandirian, di beberapa tempat, misalnya rumah, sekolah, kantor, dan
masyarakat.
3. Onset dari defisit intelektual dan adaptasi timbul selama masa perkembangan.
317 (F70)

: Mild

318.0 (F71)

: Moderate

318.1 (F72)

: Severe

318.2 (F73)

: Profound

315.8 (F88)

: Global Developmental Delay

319 (F79)

: Unspecified Intelectual Disability

Diagnosis Banding
Gangguan perkembangan tertentu, seperti disfasia, dapat menghambat kemampuan
akademik, tetapi disini tidak ditemukan adanya defisit secara umum seperti pada retardasi
mental. Autisme berat, terutama yang disertai mutisme, mungkin menyerupai retardasi mental
dan biasanya autisme disertai dengan retardasi mental. Down Sindrom menyerupai retardasi
mental. Deprivasi psikososial, misalnya pada anak yatim piatu dan korban kekerasan,
mungkin menyebabkan anak nampak seperti penderita retardasi mental.
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Obat-obatan yang sering digunakan dalam terapi retardasi mental adalah
terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (Ritalin) dapat
memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin,
klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak.
Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril),
metilfenidat, amfetamin, asam glutamate, gamma aminobutyric acid (GABA).
b. Latihan dan pendidikan.

12

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Latihan dan pendidikan meliputi latihan di rumah, latihan di sekolah, latihan


teknis, dan latihan moral. Latihan anak dengan retardasi mental secara umum ialah:
-

Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.

Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau antisosial.

Mengajarkan suatu keahlian agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.

c. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan kepada anak dan orang tua. Konseling pada orang tua
antara lain bertujuan untuk membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan retardasi mental, mereka perlu diberi dukungan bahwa
bukan salah mereka jika anak mereka mengalami hal seperti itu, tetapi mereka perlu
berusaha untuk mengatasi keadaan tersebut. Psikoterapi tidak dapat menyembuhkan
retardasi mental, tetapi diharapkan dapat terjadi perubahan sikap, tingkah laku, dan
adaptasi sosial.
Pencegahan
Pencegahan retardasi mental dapat dilakukan secara primer (mencegah timbulnya
retardasi mental) atau secara sekunder ( mengurangi manifestasi klinis retardasi mental).
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat,
perbaikan sosio-ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (misalnya perawatan
prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, mengurangi kehamilan diatas usia 40
tahun, dan pencegahan keradangan otak pada anak-anak). Pencegahan sekunder meliputi
diagnosis dan pengobatan dini. Pencegahan tersier meliputi pendidikan penderita atau latihan
khusus yang sebaiknya dilakukan di sekolah luar biasa. Penyebab retardasi mental yang dapat
dicegah antara lain: infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan
metabolisme, kelainan genetik.
Prognosis
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi
pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental
ringan dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur
harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknyan pada retardasi mental
yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi sering meninggal pada usia muda.
b. Autisme
13

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Definisi
Autisme

bukanlah

penyakit

menular,

namun

suatu

gangguanperkembangan yang luas yang ada pada anak. Seorang


ahli

mengatakanautisme

adalah

dasar

dari

manusia

yang

berkepribadian ganda (Sizhophren).Autis pada anak berbeda-beda


tarafnya dari yang ringan sampai yang berat.Dengan perbandingan
4:1 pada anak laki-laki. IQpada anak autis bisa dari yang rendah
sampai IQ yang tinggi.
Ciri-ciri Autisme
Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IV-TR,
2004), kriteria diagnostik untuk dari gangguan autistik adalah sebagai berikut:
A. Jumlah dari 6 (atau lebih) item dari (1), (2) dan (3), dengan setidaknya dua dari
(1), dan satu dari masing-masing (2) dan (3):
1) Kerusakan kualitatif dalam interaksi sosial, yang dimanifestasikan dengan
setidak-tidaknya dua dari hal berikut:
a) Kerusakan yang dapat ditandai dari penggunaan beberapa perilaku non
verbal seperti tatapan langsung, ekspresi wajah, postur tubuh dan gestur
untuk mengatur interaksi sosial.
b) Kegagalan untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang tepat
menurut tahap perkembangan.
c) Kekurangan dalam mencoba secara spontanitas untuk berbagi kesenangan,
ketertarikan atau pencapaian dengan orang lain (seperti dengan kurangnya
menunjukkan atau membawa objek ketertarikan).
d) Kekurangan dalam timbal balik sosial atau emosional.

2) Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan pada setidaktidaknya satu dari hal berikut:
a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa
(tidak disertai dengan usaha untuk menggantinya melalui beragam
alternatif dari komunikasi, seperti gestur atau mimik).

14

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

b) Pada individu dengan bicara yang cukup, kerusakan ditandai dengan


kemampuan untuk memulai atau mempertahankan percakapan dengan
orang lain.
c) Penggunaan bahasa yang berulang-ulang dan berbentuk tetap atau bahasa
yang aneh.
d) Kekurangan divariasikan, dengan permainan berpura-pura yang spontan
atau permainan imitasi sosial yang sesuai dengan tahap perkembangan.
3) Dibatasinya pola-pola perilaku yang berulang-ulang dan berbentuk tetap,
ketertarikan dan aktivitas, yang dimanifestasikan pada setidak-tidaknya satu
dari hal berikut:
a) Meliputi preokupasi dengan satu atau lebih pola ketertarikan yang
berbentuk tetap dan terhalang, yang intensitas atau fokusnya abnormal.
b) Ketidakfleksibilitasan pada rutinitas non fungsional atau ritual yang
spesifik.
c) Sikap motorik yang berbentuk tetap dan berulang (tepukan atau
mengepakkan tangan dan jari, atau pergerakan yang kompleks dari
keseluruhan tubuh).
d) Preokupasi yang tetap dengan bagian dari objek

B. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut,
dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun:
1) Interaksi sosial
2) Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial atau
3) Permainan simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Retts Disorder atau Childhood
Disintegrative Disorder.
Faktor penyebab autisme
Penyebab utama belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan
oleh gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat:
Faktor psikososial dlaam keluarga
Faktor biologis
Faktor imunologis
Faktor perinatal
Faktor neuroanatomis

15

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Faktor biokimia
c. Sindrom Down
Definisi
Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan
mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan
diri saat terjadi pembelahan.
Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21
yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek,
kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang mongolid maka sering juga dikenal
dengan mongolisme.
Anak down syndrome pada umumnya mempunyai kekhasan yang bisa dilihat
secara fisik selain dengan pemeriksaan jumlah kromosomnya. Tanda-tanda fisik ini
bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai dengan
terlihat dengan jelas.
Penyebab sindrom down
Anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang berlebih
( 3 kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21.
Adanya kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses normal
yang mengatur embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian
lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya
menghasilkan

suatu

perubahan

homeostasis

yang

memungkinkan

terjadinya

penyimpangan perkembangan fisik ( kelainan tulang ), SSP ( penglihatan, pendengaran )


dan kecerdasan yang terbatas.
Pada kebanyakan kasus karena kelebihan kromosom (47 kromosom, normal
46, dan kadang-kadang kelebihan kromosom tersebut berada ditempat yang tidak normal)
Faktor kelainan kromosom
Faktor-faktor yang berperan dalam terjadinya kelainan kromosom
1. Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya peningkatan resiko
berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrom down.
2. Radiasi
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan ank dengan
syndrom down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi.

16

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

3. Infeksi Dan Kelainan Kehamilan


4. Autoimun dan Kelainan Endokrin Pada ibu
Terutama autoimun tiroid atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.
5. Umur Ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang
dapat menyebabkan non dijunction pada kromosom. Perubahan endokrin seperti
meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron, menurunnya
konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon danpeningkatan
kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selam menopause. Selain itu kelainan
kehamilan juga berpengaruh.
6. Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nukleolus, bahan
kimia dan frekuensi koitus.
Ibu hamil setelah lewat umur (lebih dari 40 th) kemungkinan melahirkan bayi
dengan Down syndrome.Infeksi virus atau keadaan yang mempengaruhi susteim daya
tahan tubuh selama ibu hamil.44 % syndrom down hidup sampai 60 tahun dan hanya 14
% hidup sampai 68 tahun. Tingginya angka kejadian penyakit jantung bawaan pada
penderita ini yang mengakibatkan 80 % kematian. Meningkatnya resiko terkena leukimia
pada syndrom down adalah 15 kali dari populasi normal. Penyakit Alzheimer yang lebih
dini akan menurunkan harapan hidup setelah umur 44 tahun.
Anak syndrom down akan mengalami beberapa hal berikut :
1. Gangguan tiroid
2. Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga berulang dan otitis serosa
3. Gangguan penglihatan karena adanya perubahan pada lensa dan kornea
4. Usia 30 tahun menderita demensia (hilang ingatan, penurunan kecerdasan
danperubahan kepribadian)

Gejala dan ciri-ciri anak down syndrom

17

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Gejala yang biasanya merupakan keluhan utama dari orang tua adalah
retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga tunagrahita), dengan IQ antara
50-70, tetapi kadang-kadang IQ bias sampai 90 terutama pada kasus-kasus yang diberi
latihan. Pada bayi baru ahir, dokter akan menduga adanya Sindrom Down karena
gambaran wajah yang khas, tubuhnya yang sangat lentur, biasanya otot-ototnya sangat
lemas, sehingga menghambat perkembangan gerak bayi. Pada saat masih bayi tersebut
sulit bagi seorang dokter untuk menentukan diagnosisnya, apalagi orang tuanya juga
mempunyai mata yang sipit atau kecil. Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan
pemeriksaan kromosom dari sel darah putih.4
Anak dengan sindrom down sangat mirip satu dengan satu dengan yang
lainnya,seakan akan kakak beradik. Retardasi mental sangat menonjol disamping juga
terdapat retardasi jasmani. Kemampuan berfikir dapat digolongkan pada idiot dan
imbesil, serta tidak akan mampu melebihi seorang anak yang berumur tujuh tahun.
Mereka berbicara dengan kalimat-kalimat yang sederhana, biasanya sangat tertarik pada
musik dan kelihatan sangat gembira. Wajah anak sangat khas. Kepala agak kecil dengan
daerah oksipital yang mendatar. Mukanya lebar, tulang pipi tinggi, hidung pesek, mata
letaknya berjauhan, serta sipit miring ke atas dan samping (seperti mongol). Iris mata
menunjukkan bercak-bercak ( bronsfield spots ). Lipatan epikantus jelas sekali. Telinga
agak aneh, bibir tebal, dan lidah besar, kasar dan bercelah-celah (scrotal tongue).
Pertumbuhan gigi geligi sangat terganggu
Ciri-ciri fisik anak down syndrome adalah sebagai berikut :
a) Bentuk kepala yang relatif kecil dengan bagian belakang yang tampak mendatar
(peyang)
Hidung kecil dan datar (pesek), hal ini mengakibatkan mereka sulit bernapas
Mulut yang kecil dengan lidah yang tebal dan pangkal mulut yang cenderung
dangkal yang mengakibatkan lidah sering menjulur keluar
b) Bentuk mata yang miring dan tidak punya lipatan di kelopak matanya

Letak telinga lebih rendah dengan ukuran telinga yang kecil, hal ini
mengakibatkan mudah terserang infeksi telinga

Rambut lurus, halus dan jarangMengenal

Kulit yang kering


18

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Tangan dan jari-jari yang pendek dan pada ruas kedua jari kada sama sekali,
sedangkan pada orang normal memiliki tiga ruas tulang

Pada telapak tangan terdapat garis melintang yang disebut Simian Crease. Garis
tersebut juga terdapat di kaki mereka yaitu di antara telunjuk dan ibu jari yang
jaraknya cenderung lebih jauh dari pada kaki orang normal. Keadaan telunjuk dan
ibu jari yang berjauhan itu disebut juga sandal foot

Otot yang lemah (hypotomus) ; mengakibatkan pertumbuhan terganggu (terlambat


dalam proses berguling, merangkak, berjalan, berlari dan berbicara)

Pertumbuhan gigi geligi yang lambat dan tumbuh tak beraturan sehingga
menyulitkan pertumbuhan gigi permanen.

Gejala-Gejala :
1. Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari anak yang
umurnya sebaya.
2. Kepandaiannya lebih rendah dari normal.
3. Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana lidah
kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek.
4. Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung bawaan.
Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia esofagus
(penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, jugaa memiliki resiko tinggi
menderita leukimia limfositik akut. Dengan gejala seperti itu anak dapat mengalami
komplikasi retardasi mental, kerusakan hati, bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi
saluran nafas berulang, kelainan GI.
Patofisiologi
Semua individu dengan sindrom down memiliki tiga salinan kromosom 21.
sekitar 95% memiliki salinan kromosom 21 saja. Sekitar 1 % individu bersifat mosaic
dengan beberapa sel normal. Sekitar 4 % penderita sindrom dowm mengalami translokasi
pada kromosom 21. Kebanyakan translokasi yang mengakibatkan sindrom down
merupakan gabungan pada sentromer antara kromosom 13, 14, 15. jika suatu translokasi

19

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

berhasil

diidentifikasi,

pemeriksaan

pada

orang

tua

harus

dilakukan

untuk

mengidentifikasi individu normal dengan resiko tinggi mendapatkan anak abnormal


Pencegahan sindrom down
Konseling Genetik maupun amniosentesis pada kehamilan yang dicurigai akan
sangat membantu mengurangi angka kejadian Sindrom Down.
Dengan Biologi Molekuler, misalnya dengan gene targeting atau yang
dikenal juga sebagai homologous recombination sebuah gen dapat dinonaktifkan.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kromosom
melalui amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan.
Terlebih lagi ibu hamil yang pernah mempunyai anak dengan sindrom down atau mereka
yang hamil di atas usia 40 tahun harus dengan hati-hati memantau perkembangan
janinnya karena mereka memiliki risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih
tinggi. Sindrom down tidak bisa dicegah, karena DS merupakan kelainan yang
disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom. Jumlah kromosm 21 yang harusnya cuma 2
menjadi 3. Penyebabnya masih tidak diketahui pasti, yang dapat disimpulkan sampai saat
ini adalah makin tua usia ibu makin tinggi risiko untuk terjadinya DS.Diagnosis dalam
kandungan bisa dilakukan, diagnosis pasti dengan analisis kromosom dengan cara
pengambilan CVS (mengambil sedikit bagianjanin pd plasenta) pada kehamilan 10-12
minggu) atau amniosentesis (pengambilan air ketuban) pada kehamilan 14-16 minggu.
Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan yang
dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:
Pemeriksaan fisik penderita
Pemeriksaan kromosom
Ultrasonografi (USG)
Ekokardiogram (ECG)
Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling
Diagnosa
1. Hipotiroidisme
Kadang-kadang sulit dibedakan. Secara kasar dapat dilihat dari aktifitasnya, karena

20

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

anak-anak denganhipotiroidisme sangat lambat dan malas, sedangkan anak dengan


sindrom down sangat aktif
2. Akondroplasia
3. Rakitis
4. Sindrom Turner
5. Penyakit trisomi

Penyakit

angka

kejadian

kelainan

Keterangan

Prognosis

trisomi 21(sindroma down 1 dari 700 bayi baru lahir kelebihan kromosom 21
perkembangan fisik & mental terganggu, ditemukan berbagai kelainan fisik biasanya
bertahan sampai usia 30-40 tahuntrisomi 18(sindroma edwards) 1 dari 3.000 bayi baru
lahir kelebihan kromosom 18 kepala kecil, telinga terletak lebih rendah, celah bibir/celah
langit-langit, tidak memiliki ibu jari tangan, clubfeet, diantara jari tangan terdapat selaput,
kelainan jantung & kelainan saluran kemih-kelamin jarang bertahan sampai lebih dari
beberapa

bulan;

keterbelakangan

mental

yg

terjadi

sangat

berat

trisomi 13(sindroma patau) 1 dari 5.000 bayi baru lahir kelebihan kromosom 13 kelainan
otak & mata yg berat, celah bibir/celah langit-langit, kelainan jantung,kelainan saluran
kemih-kelamin & kelainan bentuk telinga yg bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun,
kurang dari 20%; keterbelakangan mental yg terjadi sangat berat
Penanganan
1.9 Penanganan Secara Medis
Cara medik tidak ada pengobatan pada penderita ini karena cacatnya pada sel benih
yang dibawa dari dalam kandungan. Pada saat bayi baru lahir, bila diketahui adanya
kelemahan otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan membantu mempercepat
kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penderita ini bisa dilatih dan dididik
menjadi manusia yang mandiri untuk bisa melakukan semua keperluan pribadinya
sehari-hari seperti berpakaian dan buang air, walaupun kemajuannya lebih lambat dari
anak biasa
a) Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat gangguan
pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini.

21

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

b) Penyakit jantung bawaan


c) Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.
d) Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi / prasekolah.
e) Kelainan tulang : dislokasi patela, subluksasio pangkal paha / ketidakstabilan
atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai menimbulkan medula spinalis atau
bila anak memegang kepalanya dalam posisi seperti tortikolit, maka perlu
pemeriksaan radiologis untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan
konsultasi neurolugis.
Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk memberi
lingkunga yang memeadai bagi anak dengan syndrom down, bertujuan untuk latihan
motorik kasar dan halus serta petunjuk agar anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak
mampu mandiri sperti berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi
anak kesempatan.
a. Taman Bermain
Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus melalui bermain
dengan temannya, karena anak dapat melakukan interaksi sosial dengan
temannya.
b. Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri dan
kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis dan dan
kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali hubungan baik.
a. Penyuluhan Pada Orang Tua
1. Berikan nutrisi yang memadai
a. Lihat kemampuan anak untuk menelan
b. Beri informasi pada orang tua cara yang tepat / benar dalam memberi makanan
yang baik
c. Berikan nutrisi yang baik pada anak dengan gizi yang baik

22

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

2. Anjurkan orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan secara rutin
3. Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down
a. Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
b. Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan syndrom down
4. Motivasi orang tua agar :
a. Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak mudah
bersosialisasi
b. Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak unutk berekspresi
5. Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkunga yang memadai pada anak
a. Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta
pentunjuk agar anak mampu berbahasa
b. Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas
sehari-hari.
Biasanya bertahan sampai usia 30-40 tahun. Perkembangan fisik & mental
terganggu, ditemukan berbagai kelainan fisik. 5Kemampuan berfikir dapat digolongkan
pada idiot dan biasanya ditemukan kelainan jantung bawaan, seperti defek septum
ventrikel yang memperburuk prognosis Kelainan bisa menyebabkan penderitanya
mengalami kelainan fisik seperti kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah
(hypotonia), dan retardasi mental akibat hambatan perkembangan kecerdasan dan
psikomotor.

BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN

23

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Pada sekenario si anak memiliki beberapa gejala seperti kesulitan berkomunikasi


secara sederhana dan seadanya, kesulitan dalam belajar membaca dan menulis, kurang
mampu untuk merawat diri, hasil pemeriksaan yang di dapat pada tes IQ menunjukan nalai
Intellegence Quotient (IQ)47 yang masih di bawah rata-rata tingkat intelegensi seorang pada
umumnya yaitu berkisar 90 110. Selain itu ,pasien juga berasal dari keluarga dengan tingkat
sosial ekonomi rendah sehingga tidak mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup pada usia
balita dimana dapat mempengaruhi tingkat intelegensinya, dari gejala diatas kami
mendiagnosa anak tersebut memiliki kelainan yaitu retardasi mental.

DAFTAR PUSTAKA

Sadock, B dan Sadock, VA. 2010. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2.
Jalarta: EGC

24

Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar


Tahun Ajaran 2015/2016 Modul Masalah Anak dan
Remaja

Maslim Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5.
Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
Maramis WF, Maramis AA. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, Alih bahasa: Kartono Kartini, 1999, Jakarta:Raja Grafindo
Persada
Semiun,Yustinus.Drs. OFM, Kesehatan Mental 2, 2006, Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)Teori
Baru Penyebab Down Syndrome

25

Anda mungkin juga menyukai