BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Kecerdasan emosional akhir-akhir ini menjadi perbincangan yang cukup
hangat dikalangan masyarakat, karena dari beberapa penelitian kecerdasan
emosional memiliki peran yang penting bagi kesuksesan hidup seseorang.
Goleman
(2009:44) mengungkapkan bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang
Setinggi-tingginya 20% bagi kesuksesan hidup seseorang, sisanya 80% lainnya diisi
salah satunya oleh kecerdasan emosional. Jadi untuk menjadi pribadi yang sukses
tidaklah cukup hanya mengandalkan intelektual, kecerdasan emosional juga perlu
dimiliki oleh tiap individu.
1.2 TUJUAN
Agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang masalah gangguan
perkembangan otak pada anak.
BAB III
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
LBM III
ANAKKU TIDAK MAMPU
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, dibawa konsultasi ke psikolog dengan keluhan
kesulitan untuk melakukan komunikasi, tidak dapat mengikuti percakapan sederhana,hanya
bisa melakukan komunikasi secara sederhana dan seadanya,untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya. Didapatkan juga anak mengalami kesulitan alam belajar membaca dan menulis.
Anak kurang mampu untuk merawat diri seperti berpakaian, mandi, dan BAB/BAK. Setelah
dilakukan tes IQ, diperoleh intelligence quotient (IQ)47.
Anak berasal dari keluarga dengan tingkat sosial ekonomi rendah sehingga anak tidak
mendapatkan kebutuhan nutrisi yang cukup pada usia balita, padahal diusia tersebut
merupakan periode penting bagi pertumbuhan sel-sel otak. Tidak ditemukannya adanya
riwayat penyakit sebelumnya pada anak tersebut.
2.2 PERMASALAHAN
1. Faktor yang mempengaruhi gangguan perkembangan anak?
2. Bagaimana cara menghitung IQ ?
3. Apa saja diagnosis banding pada sekenario ?
2.3 PEMBAHASAN
2
metabolik
(retensi
kalsium
dan
nitrogen
dalam
tubuh).
mempunyai
ciri-ciri
khusus,
yaitu
perubahan
ukuran,
kelahiran.Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari lima periode. Periode
pertamaadalah masa neonatal dimana bayi berusia 0 - 28 hari dilanjutkan masa bayi yaitu
sampaiusia 2 tahun. Masa prasekolah adalah masa anak berusia 2 6 tahun. Sampai
denganmasa ini, anak laki-laki dan perempuan belum terdapat perbedaan, namun ketika
masukdalam masa selanjutnya yaitu masa sekolah atau masa pubertas, perempuan berusia 6
10tahun, sedangkan laki-laki berusia 8 - 12 tahun. Anak perempuan memasuki
masaadolensensi atau masa remaja lebih awal dibanding anak laki-laki, yaitu pada usia 10
tahundan berakhir lebih cepat pada usia 18 tahun. Anak laki-laki memulai masa pubertasa
padausia 12 tahun dan berakhir pada usia 20 tahun.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Secaragaris besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor
dalam(internal)
dan
faktor
luar
(eksternal/lingkungan).
Pertumbuhan
dan
faktor
pertumbuhandan
internal,
perkembangan
faktor
anak.
eksternal/lingkungan
Contoh
faktor
juga
lingkungan
mempengaruhi
yang
banyak
penelitian
tentang
pertumbuhan
anak
Indonesia
(Sunawang,
2002)
menunjukkanbahwa kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan.
Penyebab gagaltumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang
salah, danpenyakit infeksi.Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh stimulasi dan
psikologis.Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan
4
alatmainan,
sosialisasi
anak,
keterlibatan
ibu
dan
anggota
keluarga
lain
akan
pranatal
(faktor
lingkungan
ketika
masihdalam
kandungan)
Faktor pranatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis,
toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio.
Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )Lingkungan postnatal dapat di
golongkan menjadi :
5
Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan, penyakit
kronis, dan fungsi metabolisme.
Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga,
pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.
IQ adalah MA / CA x 100 %
Patofisiologi
Istilah retardasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari.
Retardasi mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada
masa kanak-kanak (sebelum usia 18 tahun) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal (IQ 70 sampai 75 atau kurang) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area fungsi adaptif: berbicara dan berbahasa, keterampilan merawat diri,
kerumahtanggaan, keterampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas, pengarahan
diri, kesehatan dan keamanan, akademik fungsional, bersantai, dan bekerja.
Penyebab retardasi mental dapat digolongkan menjadi penyebab prenatal, perinatal,
dan pascanatal. Penyabab prenatal termasuk penyakit kromosom (trisomi 21 [Sindrom
Down], Findrom fragile-X) gangguan sindrom (distrbabofi otot Duchenne, neurofibromatosis
[tipe 1]), dan gangguan metabolisme sejak lahir (fenilketonuria). Penyebab perinatal dapat
digolongkan menjadi yang berhubungan dengan masalah intrauterine seperti abrupsio
plasenta, diabetes maternal, dan kelahiran premature serta kondisi neonatal termasuk
meningitis dan perdarahan intracranial. Penyebab pascanatal mencakup kondisi-kondisi yang
terjadi karena cedera kepala, infeksi, dan gangguan degeneratif dan demielinisdasi. Sindrom
Fragile-X, Sindrom Down, dan sindrom alcohol fetal merupakan sepertiga individu-individu
yang menderita retardasi mental. Munculnya masalah-masalah, seperti paralisis serebral,
deficit sensoris, gangguan psikiatrik, dan kejang berhubungan dengan retardasi mental yang
lebih berat.
Etiologi
Penyebab retardasi mental dikelompokkan menjadi retardasi mental primer dan
retardasi mental sekunder. Retardasi mental primer disebabkan faktor keturunan (retardasi
mental genetik) dan faktor yang tidak diketahui. Retardasi mental sekunder disebabkan
faktor-faktor dari luar yang diketahui dan faktor-faktor ini memengaruhi otak pada waktu
prenatal, perinatal atau postnatal.
Adapun keadaan-keadaan yang sering disertai retardasi mental adalah:
a. Kelainan kromosom, ,misalnya: sindrom Down, cats cry syndrome, Prader-Willi
syndrome, dan fragile X syndrome.
b. Infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan otak. Contohnya: infeksi toxoplasma,
rubella, sifilis, herpes, cytomegalovirus, dan HIV.
c. Intoksikasi, dapat berasal dari obat-obatan, serum, ataupun zat toksik lainnya.
Contohnya: toksemia gravidarum, ensefalopatia bilirubin (kernikterus), fetal alcohol
syndrome, fetal hydantoin syndrome, serta intoksikasi timah hitam dan merkuri.
d. Gangguan metabolisme (misalnya metabolisme zat lipida, karbohidrat, dan protein).
Contoh gangguan defisiensi enzim yang sering mengakibatkan retardasi mental:
-
e. Rudapaksa dan sebab fisik lain. Rudapaksa sebelum lahir juga trauma lain, seperti
sinar X, bahan kontrasepsi dan usaha abortus dapat mengakibatkan retardasi mental.
Berbagai komplikasi pada perinatal juga dapat menyebabkan asfiksia neonatum yang
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan otak.
f. Prematuritas. Penelitian membuktikan bahwa bayi yang lahir dengan berat badan lahir
rendah memiliki resiko tinggi mengalami gangguan neurologis dan intelegensi.
g. Trauma kepala. Trauma kepala dapat terjadi pada anak yang mengalami kejang,
kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian, atau pada anak yang mengalami
kekerasan.
h. Penyakit otak yang nyata (neoplasma).
i. Masalah psikososial dan lingkungan. Retardasi mental ringan dapat timbul sebagai
akibat kurangnya nutrisi dan pengasuhan. Ketidakstabilan dalam keluarga, asupan
nutrisi yang kurang selama masa kehamilan dan kurangnya rangsangan dapat
menghambat perkembangan otak anak. Gangguan gizi yang berlangsung lama dan
berlangsung sebelum umur 4 tahun juga dapat mempengaruhi perkembangan otak dan
dapat mengakibatkan retardasi mental.
Klasifikasi
a. Retardasi mental ringan (IQ 50-70)
10
memiliki gangguan mental dan perilaku. Sebaliknya, orang dengan retardasi mental ringan
didiagnosis pada usia yang lebih tua (biasanya saat tuntutan akademik lebih menonjol),
jarang dengan kondisi medis tertentu dan biasanya nampak seperti orang normal. Orang
dengan retardasi mental sedang memiliki gambaran keduanya.
Diagnosis
Diagnosis retardasi mental ditetapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang lainnya.
abnormal.
Analisa urin dan darah.
EEG ( Elektro Ensefalogram) : gejala kejang yang dicurigai, kesulitan mengerti
intracranial
Titer virus untuk infeksi congenital : kelainan pendengaran tipe sensorineural,
neonatal hepatosplenomegali, petechie pada periode neonatal, chorioretinitis,
11
pembelajaran dari pengalaman, yang dipastikan melalui pemeriksaan klinis dan tes
intelegensia terstandar.
2. Adanya defisit dalam fungsi adaptif yang berakibat pada kegagalan dalam mencapai
perkembangan dan standar sosiokultural untuk kemandirian pribadi dan tanggung
jawab sosial. Tanpa dukungan terus-menerus, defisit adaptasi akan membatasi satu
atau lebih fungsi dalam aktivitas hidup sehari-hari, seperti komunikasi, partisipasi
sosial, dan kemandirian, di beberapa tempat, misalnya rumah, sekolah, kantor, dan
masyarakat.
3. Onset dari defisit intelektual dan adaptasi timbul selama masa perkembangan.
317 (F70)
: Mild
318.0 (F71)
: Moderate
318.1 (F72)
: Severe
318.2 (F73)
: Profound
315.8 (F88)
319 (F79)
Diagnosis Banding
Gangguan perkembangan tertentu, seperti disfasia, dapat menghambat kemampuan
akademik, tetapi disini tidak ditemukan adanya defisit secara umum seperti pada retardasi
mental. Autisme berat, terutama yang disertai mutisme, mungkin menyerupai retardasi mental
dan biasanya autisme disertai dengan retardasi mental. Down Sindrom menyerupai retardasi
mental. Deprivasi psikososial, misalnya pada anak yatim piatu dan korban kekerasan,
mungkin menyebabkan anak nampak seperti penderita retardasi mental.
Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Obat-obatan yang sering digunakan dalam terapi retardasi mental adalah
terutama untuk menekan gejala-gejala hiperkinetik. Metilfenidat (Ritalin) dapat
memperbaiki keseimbangan emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin,
klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang dipergunakan oleh psikiatri anak.
Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya diberikan tioridazin (melleril),
metilfenidat, amfetamin, asam glutamate, gamma aminobutyric acid (GABA).
b. Latihan dan pendidikan.
12
Mengajarkan suatu keahlian agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
c. Psikoterapi
Psikoterapi diberikan kepada anak dan orang tua. Konseling pada orang tua
antara lain bertujuan untuk membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena
mempunyai anak dengan retardasi mental, mereka perlu diberi dukungan bahwa
bukan salah mereka jika anak mereka mengalami hal seperti itu, tetapi mereka perlu
berusaha untuk mengatasi keadaan tersebut. Psikoterapi tidak dapat menyembuhkan
retardasi mental, tetapi diharapkan dapat terjadi perubahan sikap, tingkah laku, dan
adaptasi sosial.
Pencegahan
Pencegahan retardasi mental dapat dilakukan secara primer (mencegah timbulnya
retardasi mental) atau secara sekunder ( mengurangi manifestasi klinis retardasi mental).
Pencegahan primer dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat,
perbaikan sosio-ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (misalnya perawatan
prenatal yang baik, pertolongan persalinan yang baik, mengurangi kehamilan diatas usia 40
tahun, dan pencegahan keradangan otak pada anak-anak). Pencegahan sekunder meliputi
diagnosis dan pengobatan dini. Pencegahan tersier meliputi pendidikan penderita atau latihan
khusus yang sebaiknya dilakukan di sekolah luar biasa. Penyebab retardasi mental yang dapat
dicegah antara lain: infeksi, trauma, intoksikasi, komplikasi kehamilan, gangguan
metabolisme, kelainan genetik.
Prognosis
Retardasi mental yang diketahui penyakit dasarnya, biasanya prognosisnya lebih baik. Tetapi
pada umumnya sukar untuk menemukan penyakit dasarnya. Anak dengan retardasi mental
ringan dengan kesehatan yang baik, tanpa penyakit kardiorespirasi, pada umumnya umur
harapan hidupnya sama dengan orang yang normal. Tetapi sebaliknyan pada retardasi mental
yang berat dengan masalah kesehatan dan gizi sering meninggal pada usia muda.
b. Autisme
13
Definisi
Autisme
bukanlah
penyakit
menular,
namun
suatu
mengatakanautisme
adalah
dasar
dari
manusia
yang
2) Kerusakan kualitatif dalam komunikasi yang dimanifestasikan pada setidaktidaknya satu dari hal berikut:
a) Penundaan dalam atau kekurangan penuh pada perkembangan bahasa
(tidak disertai dengan usaha untuk menggantinya melalui beragam
alternatif dari komunikasi, seperti gestur atau mimik).
14
B. Fungsi yang tertunda atau abnormal setidak-tidaknya dalam 1 dari area berikut,
dengan permulaan terjadi pada usia 3 tahun:
1) Interaksi sosial
2) Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial atau
3) Permainan simbolik atau imajinatif.
C. Gangguan tidak lebih baik bila dimasukkan dalam Retts Disorder atau Childhood
Disintegrative Disorder.
Faktor penyebab autisme
Penyebab utama belum diketahui dengan pasti. Autisme diduga disebabkan
oleh gangguan neurobiologis pada susunan syaraf pusat:
Faktor psikososial dlaam keluarga
Faktor biologis
Faktor imunologis
Faktor perinatal
Faktor neuroanatomis
15
Faktor biokimia
c. Sindrom Down
Definisi
Sindrom down adalah suatu kondisi keterbelakangan perkembangan fisik dan
mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas perkembangan kromosom.
Kromosom ini terbentuk akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling memisahkan
diri saat terjadi pembelahan.
Sindrom Down merupakan kelainan genetik yang terjadi pada kromosom 21
yang dapat dikenal dengan melihat manifestasi klinis yang cukup khas.
Karena ciri-ciri yang tampak aneh seperti tinggi badan yang relative pendek,
kepala mengecil, hidung yang datar menyerupai orang mongolid maka sering juga dikenal
dengan mongolisme.
Anak down syndrome pada umumnya mempunyai kekhasan yang bisa dilihat
secara fisik selain dengan pemeriksaan jumlah kromosomnya. Tanda-tanda fisik ini
bervariasi mulai dari yang tidak tampak sama sekali, tampak minimal sampai dengan
terlihat dengan jelas.
Penyebab sindrom down
Anak dengan Sindrom Down mempunyai jumlah kromosom 21 yang berlebih
( 3 kromosom ) di dalam tubuhnya yang kemudian disebut trisomi 21.
Adanya kelebihan kromosom menyebabkan perubahan dalam proses normal
yang mengatur embriogenesis. Materi genetik yang berlebih tersebut terletak pada bagian
lengan bawah dari kromosom 21 dan interaksinya dengan fungsi gen lainnya
menghasilkan
suatu
perubahan
homeostasis
yang
memungkinkan
terjadinya
16
17
Gejala yang biasanya merupakan keluhan utama dari orang tua adalah
retardasi mental atau keterbelakangan mental (disebut juga tunagrahita), dengan IQ antara
50-70, tetapi kadang-kadang IQ bias sampai 90 terutama pada kasus-kasus yang diberi
latihan. Pada bayi baru ahir, dokter akan menduga adanya Sindrom Down karena
gambaran wajah yang khas, tubuhnya yang sangat lentur, biasanya otot-ototnya sangat
lemas, sehingga menghambat perkembangan gerak bayi. Pada saat masih bayi tersebut
sulit bagi seorang dokter untuk menentukan diagnosisnya, apalagi orang tuanya juga
mempunyai mata yang sipit atau kecil. Untuk memastikan diagnosis perlu dilakukan
pemeriksaan kromosom dari sel darah putih.4
Anak dengan sindrom down sangat mirip satu dengan satu dengan yang
lainnya,seakan akan kakak beradik. Retardasi mental sangat menonjol disamping juga
terdapat retardasi jasmani. Kemampuan berfikir dapat digolongkan pada idiot dan
imbesil, serta tidak akan mampu melebihi seorang anak yang berumur tujuh tahun.
Mereka berbicara dengan kalimat-kalimat yang sederhana, biasanya sangat tertarik pada
musik dan kelihatan sangat gembira. Wajah anak sangat khas. Kepala agak kecil dengan
daerah oksipital yang mendatar. Mukanya lebar, tulang pipi tinggi, hidung pesek, mata
letaknya berjauhan, serta sipit miring ke atas dan samping (seperti mongol). Iris mata
menunjukkan bercak-bercak ( bronsfield spots ). Lipatan epikantus jelas sekali. Telinga
agak aneh, bibir tebal, dan lidah besar, kasar dan bercelah-celah (scrotal tongue).
Pertumbuhan gigi geligi sangat terganggu
Ciri-ciri fisik anak down syndrome adalah sebagai berikut :
a) Bentuk kepala yang relatif kecil dengan bagian belakang yang tampak mendatar
(peyang)
Hidung kecil dan datar (pesek), hal ini mengakibatkan mereka sulit bernapas
Mulut yang kecil dengan lidah yang tebal dan pangkal mulut yang cenderung
dangkal yang mengakibatkan lidah sering menjulur keluar
b) Bentuk mata yang miring dan tidak punya lipatan di kelopak matanya
Letak telinga lebih rendah dengan ukuran telinga yang kecil, hal ini
mengakibatkan mudah terserang infeksi telinga
Tangan dan jari-jari yang pendek dan pada ruas kedua jari kada sama sekali,
sedangkan pada orang normal memiliki tiga ruas tulang
Pada telapak tangan terdapat garis melintang yang disebut Simian Crease. Garis
tersebut juga terdapat di kaki mereka yaitu di antara telunjuk dan ibu jari yang
jaraknya cenderung lebih jauh dari pada kaki orang normal. Keadaan telunjuk dan
ibu jari yang berjauhan itu disebut juga sandal foot
Pertumbuhan gigi geligi yang lambat dan tumbuh tak beraturan sehingga
menyulitkan pertumbuhan gigi permanen.
Gejala-Gejala :
1. Anak-anak yang menderita kelainan ini umumnya lebih pendek dari anak yang
umurnya sebaya.
2. Kepandaiannya lebih rendah dari normal.
3. Lebar tengkorak kepala pendek, mata sipit dan turun, dagu kecil yang mana lidah
kelihatan menonjol keluar dan tangan lebar dengan jari-jari pendek.
4. Pada beberapa orang, mempunyai kelaianan jantung bawaan.
Juga sering ditemukan kelainan saluran pencernaan seperti atresia esofagus
(penyumbatan kerongkongan) dan atresia duodenum, jugaa memiliki resiko tinggi
menderita leukimia limfositik akut. Dengan gejala seperti itu anak dapat mengalami
komplikasi retardasi mental, kerusakan hati, bawaan, kelemahan neurosensori, infeksi
saluran nafas berulang, kelainan GI.
Patofisiologi
Semua individu dengan sindrom down memiliki tiga salinan kromosom 21.
sekitar 95% memiliki salinan kromosom 21 saja. Sekitar 1 % individu bersifat mosaic
dengan beberapa sel normal. Sekitar 4 % penderita sindrom dowm mengalami translokasi
pada kromosom 21. Kebanyakan translokasi yang mengakibatkan sindrom down
merupakan gabungan pada sentromer antara kromosom 13, 14, 15. jika suatu translokasi
19
berhasil
diidentifikasi,
pemeriksaan
pada
orang
tua
harus
dilakukan
untuk
20
Penyakit
angka
kejadian
kelainan
Keterangan
Prognosis
trisomi 21(sindroma down 1 dari 700 bayi baru lahir kelebihan kromosom 21
perkembangan fisik & mental terganggu, ditemukan berbagai kelainan fisik biasanya
bertahan sampai usia 30-40 tahuntrisomi 18(sindroma edwards) 1 dari 3.000 bayi baru
lahir kelebihan kromosom 18 kepala kecil, telinga terletak lebih rendah, celah bibir/celah
langit-langit, tidak memiliki ibu jari tangan, clubfeet, diantara jari tangan terdapat selaput,
kelainan jantung & kelainan saluran kemih-kelamin jarang bertahan sampai lebih dari
beberapa
bulan;
keterbelakangan
mental
yg
terjadi
sangat
berat
trisomi 13(sindroma patau) 1 dari 5.000 bayi baru lahir kelebihan kromosom 13 kelainan
otak & mata yg berat, celah bibir/celah langit-langit, kelainan jantung,kelainan saluran
kemih-kelamin & kelainan bentuk telinga yg bertahan hidup sampai lebih dari 1 tahun,
kurang dari 20%; keterbelakangan mental yg terjadi sangat berat
Penanganan
1.9 Penanganan Secara Medis
Cara medik tidak ada pengobatan pada penderita ini karena cacatnya pada sel benih
yang dibawa dari dalam kandungan. Pada saat bayi baru lahir, bila diketahui adanya
kelemahan otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan membantu mempercepat
kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penderita ini bisa dilatih dan dididik
menjadi manusia yang mandiri untuk bisa melakukan semua keperluan pribadinya
sehari-hari seperti berpakaian dan buang air, walaupun kemajuannya lebih lambat dari
anak biasa
a) Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat gangguan
pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak dini.
21
22
2. Anjurkan orang tua untuk memeriksakan pendengaran dan penglihatan secara rutin
3. Gali pengertian orang tua mengenai syndrom down
a. Beri penjelasan pada orang tua tentang keadaan anaknya
b. Beri informasi pada orang tua tentang perawatan anak dengan syndrom down
4. Motivasi orang tua agar :
a. Memberi kesempatan anak untuk bermain dengan teman sebaya agar anak mudah
bersosialisasi
b. Memberi keleluasaan / kebebasan pada anak unutk berekspresi
5. Berikan motivasi pada orang tua agar memberi lingkunga yang memadai pada anak
a. Dorong partisipasi orang tua dalam memberi latihan motorik kasar dan halus serta
pentunjuk agar anak mampu berbahasa
b. Beri motivasi pada orang tua dalam memberi latihan pada anak dalam aktivitas
sehari-hari.
Biasanya bertahan sampai usia 30-40 tahun. Perkembangan fisik & mental
terganggu, ditemukan berbagai kelainan fisik. 5Kemampuan berfikir dapat digolongkan
pada idiot dan biasanya ditemukan kelainan jantung bawaan, seperti defek septum
ventrikel yang memperburuk prognosis Kelainan bisa menyebabkan penderitanya
mengalami kelainan fisik seperti kelainan jantung bawaan, otot-otot melemah
(hypotonia), dan retardasi mental akibat hambatan perkembangan kecerdasan dan
psikomotor.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
23
DAFTAR PUSTAKA
Sadock, B dan Sadock, VA. 2010. Kaplan & Sadock buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2.
Jalarta: EGC
24
Maslim Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5.
Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya.
Maramis WF, Maramis AA. 2009. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press.
Chaplin, J.P., Kamus Lengkap Psikologi, Alih bahasa: Kartono Kartini, 1999, Jakarta:Raja Grafindo
Persada
Semiun,Yustinus.Drs. OFM, Kesehatan Mental 2, 2006, Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)Teori
Baru Penyebab Down Syndrome
25